METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan observasional, dimana penelitian mengamati langsung kelapangan
untuk menggambarkan variabel penelitian yakni penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar
Kecamatan Medan Johor tahun 2016.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 2 (dua) SD yang terdapat di Kecamatan Medan
Johor. Alasan pemilihan lokasi :
1. SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan di Kecamatan
Medan Johor Memiliki jumlah siswa/i terbanyak.
2. SD Swasta Model Al-Azhar pernah mendapatkan penghargaan Adiwiyata,
yaitu penghargaan bagi sekolah yang menerapkan sistem pembelajaran
pendidikan berbasis lingkungan.
3. Sekolah Dasar di Kecamatan Medan Johor terdapat 2 kriteria yaitu SD
Negeri dan SD Swasta, sehingga kita bisa melihat penyelenggaraan
kesehatan lingkungan yang ada di kedua sekolah tersebut.
3.2.2 Waktu Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh sekolah dasar baik negeri
maupun swasta yang berada di Kecamatan Medan Johor kota Medan, yang
berdasarkan data yang didapatkan berjumlah 51 sekolah dasar baik negeri maupun
swasta. Untuk menilai pengetahuan, sikap, dan tindakan siswa/i terhadap
penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan maka peneliti memilih populasi
dalam penelitian ini ialah seluruh siswa/i SD Negeri 060934 dan SD Swasta
Model Al-Azhar Kecamatan Medan Johor kelas V yang dinilai sudah dapat
berkomunikasi dengan baik untuk mwenjadi responden penelitian, sedangkan
kelas I – IV dinilai belum representatif untuk menjadi responden penelitian,
sedanhgkan siswa/i kelas VI tidak bisa dijadikan responden dalam penelitian
karena tidak diijinkan oleh pihak sekolah dengan alasan sedang fokus untuk
persiapan ujian nasional.
Sehingga diketahui jumlah sisw/i yang dijadikan sampel dalam penelitian
ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No. Nama Sekolah Jumlah Siswa/i
Kelas V
1 SD Negeri 060934 50
2 SD Swasta Model Al-Azhar 28
Dari tabel 3.1 tersebut diketahui bahwa jumlah populasi dalam penelitian
ini ialah sebanyak 75 orang siswa/i.
3.3.2 Sampel
Sampel sekolah dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Pengambilan sampel secara purposif merupakan
teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan
tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif.
Sehingga ditentukan sampel sekolah yang dipilih dalam penelitian ini ialah SD
Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang berada di Kecamatan
Medan Johor kota Medan dengan jumlah siswa terbanyak dan dinilai representatif
untuk dilakukan penelitian untuk mewakili populasi penelitian dari sekoah dasar
negeri dan swasta yang berada di Kecamatan Medan Johor kota Medan.
Pengambilan sampel siswa/i dalam penelitian ini dengan menggunakan
rumus Slovin dengan derajat kepercayaan 95% dan derajat kesalahan 5%. Besaran
sampel tersebut adalah sebagai berikut (Riduwan,2005) :
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang dibutuhkan :
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan teknik Stratified Proportional Sampling¸ yang mana
sampel dalam penelitian ini dibagi rata dalam setiap pembagian kelas yakni kelas
V di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Kecamatan Medan
Johor.
Penentuan jumlah sampel siswa/i disetiap sekolah ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
= Jumlah siswa kelas V di masing-masing sekolah
= Jumlah sampel keseluruhan populasi
N = Jumlah populasi
Berdasarkan rumus tersebut maka dapat dihitung sampel siswa/i yang terpilih
Tabel 3.2 Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian
Nama
Sekolah Populasi Penarikan Sampel Jumlah Sampel
SD Negeri
060934 50
42
SD Swasta Model
Al-Azhar
28
25
Total 78 Jumlah Total Sampel 67
Berdasarkan tabel 3.2 ditas diketahui bahwa jumlah siswa/i yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini ialah dari SD Negeri 060934 sebanyak 42 orang
siswa/i dan dari SD Swasta Model Al-Azhar sebanyak 21 orang siswa/i.
Kemudian teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik simple random sampling dengan cara undian yaitu
menggunakan urutan dari nomer absen kelas siswa/i, yang mana setiap siswa/i
memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dalam penelitian.
3.4 Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian terkait pelaksanaan kesehatan lingkungan
sekolah di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar di Kecamatan
Medan Johor adalah semua fasilitas pendukung kesehatan lingkungan sekolah
1. Lokasi sekolah
2. Ruang kelas
3. Kualitas udara
4. Pencahayaan
5. Ventilasi
6. Kebisingan
7. Fasilitas sanitasi sekolah
8. Sarana olahraga dan ibadah
9. Halaman
10.Bebas jentik
3.5 Metode Pengumpulan Data 3.5.1 Data Primer
Data primer diperoleh melalui pengumpulan data yang didapatkan dengan
melaksanakan observasi langsung ke lokasi penelitian yakni SD Negeri 060934
dan SD Swasta Model Al-Azhar di Kecamatan Medan Johor dengan berpedoman
pada form pedoman pelaksanaan observasi, untuk melihat penyelenggaraan
fasilitas kesehatan lingkungan sekolah memenuhi syarat atau tidak, sesuai dengan
peraturan yng tertera pada Kepmenkes RI No. 1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang
Pedoman Penyelenggara Kesehatan Lingkungan Sekolah. Data primer juga
didapatkan dari jawaban responden pada kuesioner penelitian yang digunkan
untuk menilai pengetahuan, siskap, dan tindakan siswai terhadap penyelenggaraan
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Medan Johor, data yang didapatkan dari SD Negeri 060934 dan
SD Swasta Model Al-Azhar di Kecamatan Medan Johor, Kepmenkes RI No.
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggara Kesehatan
Lingkungan Sekolah serta dan literatur-literatur yang berhubungan dan
mendukung penelitian yang sedang dilakukan.
3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Sesuai dengan kerangka penelitian, maka definisi operasional dari variabel
adalah :
1. Sekolah dasar, merupakan satuan tingkat pelaksanaan pendidikan
mendasar yang melaksanakan program wajib belajar dengan mas belajar
selama 6 tahun.
2. Kesehatan lingkungan sekolah, merupakan upaya yang dilakukan untuk
mewujudkan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat yang menunjng
kegiatan proses belajar mengajar yang baik di sekolah dan mengupayakan
derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi masyarakat di sekolah.
3. Fasilitas pendukung kesehatan lingkungan sekolah, yaitu sarana dan
prasarana yang mendukungSiswa/i untuk melakukan kegiatan kesehatan
lingkungan yang dilsekolah seperti lokasi, kontruksi bangunan, ruang
banguan, kualitas udara, pencahayaan, ventilasi, kebisingan, sanitasi dasar,
tempat olahraga, halaman, dan bebas jentik nyamuk.
5. Konstruksi bangunan, yaitu suatu kegiatan membangun saranadan
prasarana yang memenuhi dengan syarat kesehatan lingkungan sekolah.
6. Ruang bangunan, yaitu ruangan yang ada di dalam sekolah yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan sekolah, seperti ruang kelas,
UKS, laboratorium, dan kantin.
7. Kualitas udara, yaitu kadar udara bersih yang ada di dalam dan luar
ruangan untuk menjamin kesehatan siswa/i, guru, petugas kebersihan serta
staf lainnya.
8. Pencahayaan, yaitu intensitas penyinaran alami atau buatan di dalam
bangunan sekolah yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan sekolah.
9. Ventilasi, yaitu sarana penghawaan pada bangunan sekolah yang
memungkinkan terjadinya aliran udara segar yang memadai di dalam
ruang belajar.
10.Kebisingan, yaitu intensitas bunyi yang menggangu kegiatan di sekolah, tidak
boleh > 45 dB (A).
11.Sanitasi dasar, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan pemeliharaan dan
pembinaan kebersihan, meliputi air bersih, toilet, SPAL, sarana
pembuangan sampah yang ada di sekolah.
12.Tempat olahraga, yaitu sarana yang ada di sekolah, yang digunakan
siswa/i untuk melakukan aktivitas olahraga untuk meningkatkan hidup
sehat.
13.Halaman, yaitu lapangan yang digunakan untuk melakukan kegiatan
14.Bebas jentik nyamuk, yaitu lingkungan sekolah yang bebas jentik nyamuk.
15.Memenuhi persyaratan, apabila pelaksanaan kesehatan lingkungan sekolah
sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI No.
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggara Kesehatan
Lingkungan Sekolah.
16.Tidak memenuhi persyaratan apabila pelaksanaan kesehatan lingkungan
sekolah tidak sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI No.
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggara Kesehatan
Lingkungan Sekolah.
17.Pengetahuan, ialah sesuatu yang diketahui responden mengenai penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah.
18.Sikap, ialah respon responden terhadap penyelenggaraan fasilitas
kesehatan lingkungan sekolah.
19.Tindakan, ialah gerakan atau perbuatan yang dilakukan responden yng
berkaitan dengan penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah.
3.7 Aspek Pengukuran
3.7.1 Penyelengaraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah
Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang
disusun peneliti berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka konsep (Effendi,
2012). Lembar observasi diguakan untuk menilai fasilitas pendukung kesehatan
lingkungan sekolah yang meliputi lokasi, kontruksi bangunan, ruang banguan,
kualitas udara, pencahayaan, ventilasi, kebisingan, sanitasi dasar, tempat olahraga,
Menggunakan metode pengamatan/observasi dengan cara menceklis pada
lembar observasi. Jumlah komponen observasi sebanyak 11 indikator yang terdiri
83 komponen penilaiannya dengan 2 katagori memenuhi syarat dan tidak
memenuhi syarat yang mengacu kepada 1429/Menkes/SK XII/2006 tentang
pedoman penyelenggara kesehatan lingkungan sekolah. Penilaian dalam
penelitian ini dibagi dalam 2 katagori yaitu: (Sudjana, 2005).
1) Memenuhi syarat, apabila total skor yang diperoleh memenuhi seluruh
indikator fasilitas kesehatan lingkungan sekolah yang diteliti
2) Tidak memenuhi syarat, apabila total skor yang diperoleh tidak
memenuhi seluruh indikator fasilitas kesehatan lingkungan sekolah
yang diteliti
3.7.2 Pengetahuan
Pengukuran variabel pengetahuan responden dihitung berdasarkan 10
(sepuluh) pertanyaan pilihan berganda pada kuesioner penelitian dengan alternatif
jawaban “Benar” (bobot nilai 1) , dan “Salah/Tidak Tahu” (bobot nilai 0).
Semakin tinggi skor maka semakin baik pengetahuan responden mengenai
penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah. Nilai maksimal dari
keseluruhan skor yaitu 10x1=10.
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka nilai variabel pengetahuan
responden mengenai penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah
dapat dibagi menjadi 2 (dua) kategori sebagai berikut : : (Arikunto, 2006)
1) Baik : Jika skor yang diperoleh responden ≥ 60% atau 6 – 10.
3.7.3 Sikap
Sikap responden dinilai berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh dari
jawaban pada kuesioner mengenai sikap responden dengan jumlah 5 (lima)
pertanyaan yang didasarkan pada 4 (empat) pilihan jawaban dari skala Likert ,
yaitu :
SS (Sangat Setuju) dengan bobot nilai 3;
S (Setuju) dengan bobot nilai 2;
TS (Tidak Setuju) dengan bobot nilai 1; dan
STS (Sangat Tidak Setuju) dengan bobot nilai 0.
Semakin tinggi skor maka semakin baik sikap responden terhadap
penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah. Sehingga didapatkan
jumlah nilai maksimal yang dapat diperoleh dari penilaian sikap responden ialah
sebanyak 5x3=15.
Berdasarkan jawaban tersebut, sikap responden kemudian dikategorikan
dalam 2 (dua) kategori, yaitu sebagai berikut: (Arikunto, 2006)
1) Baik : Jika skor yang diperoleh responden ≥ 60% atau 9 – 15.
2) Kurang Baik : Jika skor yang diperoleh responden < 60% atau 0 – 8.
3.7.4 Tindakan
Pengukuran variabel tindakan responden dihitung berdasarkan 6 (enam)
pertanyaan pada kuesioner yang diberikan dengan alternatif jawaban “YA” (bobot
nilai 1) dan “TIDAK” (bobot nilai 0). Semakin tinggi skor maka semakin baik
tindakan responden terhadap penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan
Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka nilai variabel tindakan
responden terhadap penyelenggaraan fasilitas kesehatan lingkungan sekolah dapat
dikategorikan sebagai berikut : : (Arikunto, 2006)
1) Baik : Jika skor yang diperoleh responden ≥ 60% atau 4 – 6.
2) Kurang Baik : Jika skor yang diperoleh responden < 60% atau 0 – 3.
3.8 Metode Pengolahan dan Analisis Data
3.8.1 Metode Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan melalui lembar observasi selanjutnya diolah
dengan tahapan sebagai berikut :
1. Editing (Pemeriksaan Data)
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan
jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Apabila terdapat jawaban yang belum
lengkap atau terdapat keluhan maka data harus dilengkapi dengan cara
wawancara atau menanyakan kembali jawaban pengisian kuisioner kepada
responden.
2. Coding (Pemberian Kode)
Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan
kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual.
3. Entry (Memasukkan Data)
Data yang akan dimasukkan yakni jawaban-jawaban dari
masing-masing pertanyaan yang diajukan pada responden dalam bentuk “kode”
komputer. Dalam penelitian ini program statisitik komputer yang dipakai ialah
program SPSS (Statistical Product Service Solution).
4. Cleaning (Pembersihan Data)
Cleaning atau pembersihan data yang artinya semua data dari setiap
sumber data atau respon yang telah selesai dimasukkan, perlu diperiksa
kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau
koreksi kembali.
5. Scoring (Pemberian Skors)
Scoring atau pemberian skors ialah pemberian nilai yang dilakukan
oleh peneliti terhadap isian kuisinoner yang diisi oleh responden, pemberian
skors terhadap isian kuisioner dilakukan untuk menyesuiakan dengan statistik
uji yang akan dipakai dalam penelitian.
6. Tabulating (Tabulasi Data),
Tabulating atau tabulasi data dilakukan dengan mengelompokkan
data sesuai dengan masing-masing variabel dankemudia disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi.
3.8.2 Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan yang diperoleh secara manual dengan
menggunakan lembar observasi dan kuesioner penelitian, kemudian data tersebut
dianalisa secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan narasi yang dipergunakan sebagai dasar pembahasan dan penarikan
1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggara Kesehatan
Lingkungan apakah memenuhi persyaratan atau tidak memenuhi persyaratan,
untuk menggambarkan secara deskriptif mengenai penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar di
BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 SD Negeri 060934 Medan Johor
SD Negeri 060934 terletak di Jalan Luku II, Kwala Bekalam Kecamatan
Medan Johor kota Medan dengan NPSN060934. Adapun batas-batas wilayah SD
Negeri 060934 adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan komplek pemukiman masyarakat
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Jalan Luku I Kecamatan Medan Johor
Sebelah Timur : Berbatasan dengan lapangan sepak bola
Sebelah Barat : Berbatasan dengan komplek pemukiman masyarakat
Adapun jumlah siswa/i di SD Negeri 060934 Medan Johor berdasarkan
jenis kelamin diketahui bahw jumlah siswa yang berjenis kelamin laki-laki yakni
sebanyak 158 orang (53,4%), dan yang berjenis kelamin perempuan yakni
sebanyak 138 orang (46,6%).
4.1.2 SD Swasta Model Al-Azhar Medan
SD Swasta Model Al-Azhar Medan merupakan sekolah dasar swasta yang
terletak di jalan Pintu Air IV No.214, Kelurahan Kwala Bekala, Kecamatan
Medan Johor kota Medan dengan NPSN 10260363. Adapun batas-batas wilayah
Sebelah Utara : Berbatasan dengan komplek pemukiman masyarakat
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Gedung SMA Swasta Al-Azhar
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Jalan Pintu Air IV Medan
Johor
Sebelah Barat : Berbatasan dengan komplek pemukiman Masyarakat
Adapun jumlah siswa/i di SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan
jenis kelamin yaitu jumlah siswa berjenis kelamin laki-laki yakni sebanyak 101
orang (50,5%), dan yang berjenis kelamin perempuan yakni sebanyak 99 orang
(49,5%).
4.2 Penilaian Variabel Penyelenggraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah
Variabel atau indikator yang akan dinilai dalam penyelenggaraan
kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta
Model Al-Azhar Medan berdasarkan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/
2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah ialah
meliputi lokasi, konstruksi bangunan, ruang bangunan, kualitas udara,
pencahayaan, ventilasi, kebisingan, sanitasi dasar, tempat olahraga, halaman, dan
bebas jentik nyamuk.
4.2.1 Lokasi
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan lokasi dapat
Tabel 4.1 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan listrik tegangan tinggi, dengan radius minimal 0,5 km
1 0 1 0
Total nilai 2 1 3 0
Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan lokasi diketahui bahwa yang tidak memenuhi
persyaratan di SD Negeri 060934 Medan Johor ialah lokasi bangunan sekolah
harus berada di dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
Sedangkan penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan lokasi
diketahui bahwa SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi persyaratan
sesuai dengan ketetapan yang ditetapkan yang diatur dalam Kepmenkes RI
No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hanya SD Swasta Model
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI
No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah, sedangkan SD Negeri belum bisa dinilai memenuhi
persyaratan lokasi bangunan sekolah sesuai dengan kriteria penilaian yang
ditentukan karena lokasi bangunan sekolah tidak berada di dalam Rencana Umum
Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Hal ini sesuai dengan rencana strategis
pengembangan pembangunan yang tercantum dalam program pengembangan
wilayah kota Medan dari bidang tata ruang dan pengembangan wilayah Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) kota Medan dibawah pimpinan
Pemkot Medan.
4.2.2 Konstruksi Bangunan
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan konstruksi
bangunan dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan Konstruksi Bangunan tidak menjadi tempat perindukan tikus
2 Kemiringan atap harus cukup,
1 Langit-langit harus kuat, berwarna
terang dan mudah dibersihkan 1 0 1 0
2 Kerangka langit-langit yang terbuat
dari kayu harus anti rayap 1 0 1 0
C. Dinding
1 Permukaan dinding harus bersih,
tidak lembab, dan berwarna terang 1 0 1 0
2 Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air (transram) air harus mempunyai kemiringan yang cukup kearah saluran pembuangan air limbah
4 Warna lantai harus berwarna terang 0 1 1 0
E. Tangga
1 Setiap bangunan bertingkat, harus mempunyai tangga yang juga
1 Terdiri dari dua daun pintu dengan arah buka keluar dan mempunyai ukuran sesuai ketentuan yang berlaku
Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan kontruksi bangunan sekolah di SD Negeri
060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang sudah memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ialah hanya dalam hal kontruksi
langit-langit dan pembungan air hujan, sedangkan kontruksi bangunan sekolah di
SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang tidak memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku ialah kontruksi bangunan
dalam hal atap dan talang, dinding, lantai, tangga, dan pintu.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa baik SD Negeri 060934
konstruksi bangunan sekolah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan
sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/ 2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.3 Ruang Bangunan
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan ruangbangunan
dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan Ruang Bangunan
4 Tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih yang mengalir didepan ruang kelas, minimal 1 tempat cuci tangan untuk 2 (dua) kelas
0 1 0 1
5 Tingkat kebisingan tidak melebihi
laboratorium yang dilengkapi dengan air yang mengalir
2 Kepadatan ruang laboratorium
minimal 4m2/murid - - 1 0
D. Kantin/Warung Sekolah
1 Tersedia tempat cuci peralatan makan dan minum dengan air yang mengalir.
6 Lokasi kantin/warung sekolah minimal berjarak 20 m dengan TPS (Tempat pengumpulan sampah
9 Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih yang mengalir makanan jajanan harus sesuai dengan peruntukannya
- - 0 1
Total nilai 1 6 12 6
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan ruang bangunan diketahui bahwa tidak ada ruang
bangunan, baik itu ruang kelas, ruang UKS, ruang laboratorium, maupun
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa baik SD Negeri 060934
maupun SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi persyaratan ruang
bangunan sekolah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah
sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.4 Kualitas Udara
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan kualitas udara
dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan Kualitas Udara
1 Penetapan sekolah sebagai kawasan
bebas rokok 0 1 1 0
Total nilai 0 1 1 0
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan kualitas udara diketahui bahwa SD Swasta Model
Al-Azhar telah memenuhi persyaratan yang ditentukan. Sedangkan SD Negeri
060934 belum memenuhi persyaratan kualitas udara dalam hal penyelenggaraan
kesehatan lingkungan sekolah karena belum menetapkan sekolah sebagai kawasan
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hanya SD Swasta Model
Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan kualitas udara dalam hal
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI
No.1429/Menkes/SK/XII/ 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah.
4.2.5 Pencahayaan
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan pencahayaan
dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan Pencahayaan
1 Pencahayaan disetiap ruang
disesuaikan dengan peruntukannya 0 1 1 0 2 Pencahayaan disetiap ruang tidak
silau 1 0 1 0
Total nilai 1 1 2 0
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan pencahayaan diketahui bahwa hanya SD Swasta
Model Al-Azhar yang telah memenuhi semua persyaratan yang ditentukan.
Sedangkan SD Negeri 060934 belum memenuhi persyaratan pencahayaan
ditentukan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah karena
pencahayaan disetiap ruang tidak disesuaikan dengan peruntukannya.
Hal tersebut diketahui dari hasil pengukuran tingkat pencahayaan dengan
menggunakan lux meter sesuai dengan luas ruangan dengan ketinggian 1 meter
dari lantai dengan hasil pengukuran pencahayaan di SD Negeri 060934 Medan
Johor di ruang kelas intensitas cahaya sebesar 150 NTU, ruang guru sebesar 200
NTU, ruang perpstakaan sebesar 150 NTU, dan toilet sebesar 100 NTU.
Sedangkan hasil pengukuran intensitas cahaya di SD Swasta Model Al-Azhar
Medan diketahui bahwa intensitas chaya di ruang kelas 250 NTU, ruang guru
sebesar 250 NTU, ruang UKS sebesr 200 NTU, sekitar tangga sebesar 100 NTU,
ruang laboratorium 275 NTU, kantin/warung sekolah sebesar NTU, kemudian
toilet sebesr 100 NTU, dan ruang ibadah sebesar 100 NTU.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hanya SD Swasta Model
Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan pencahayaan dalam hal
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI
No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah.
4.2.6 Ventilasi
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan ventilasi dapat
Tabel 4.6 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan menjamin aliran udara segar didalam ruang sekolah dengan baik
1 0 1 0
2 Bila ventilasi alamiah tidak dapat dijamin adanya penggantian udara dengan baik, ruang sekolah harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis
0 1 1 0
3 Ventilasi pada ruang sekolah sesuai
peruntukannya 1 0 1 0
Total nilai 2 1 3 0
Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan ventilasi menunjukkan bahwa hanya SD Swasta
Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi semua persyaratan ventilasi yang
ditentukan. Sedangkan SD Negeri 060934 belum memenuhi persyaratan ventilasi
yang ditentukan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah karena
ruang sekolah tidak dilengkapi dengan ventilasi mekanis, meskipun ventilasi
alamiah sudahs dapat menjamin aliran udara segar didalam ruang sekolah dengan
baik dan ventilasi pada ruang sekolah sudah sesuai dengan peruntukannya.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hanya SD Swasta Model
Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ventilasi dalam hal
No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah.
4.2.7 Kebisingan
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan kebisingan
dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan Kebisingan
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan kebisingan menunjukkan bahwa SD Negeri
060934 Medan Johor maupun SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah
memenuhi semua persyaratan kebisingan yang ditentukan yaitu kebisingan di
sekolah tidak boleh lebih dari 45 dB(A). Berdasarkan hasil pengukuran dengan
menggunakan Sound Level Meter diketahui bahwa tingkat kebisingan ruang kelas
di SD Negeri 060934 Medan Johor ialah sebesar 38 dB, sedangkan di SD Swasta
Model Al-Azhar Medan sebesar 40 dB, hal ini sesuai dengan nilai ambang batas
No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa SD Negeri 060934 Medan
Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi persyaratan
kebisingan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai
dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.8 Fasilitas Sanitasi Sekolah
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan fasilitas
sanitasi sekolah dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :
antara laki-laki dan perempuan 3 Proporsi jumlah wc/urinior adalah
1wc/urinior untuk 40 siswa dan 1
C. Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL)
1 Tersedianya saluran pembuangan air limbah yang terpisah dengan limbah yang memenuhi syarat kesehatan kedap air, tertutup dan airnya dapat mengalir dengan lancar
0 1 1 0
5 Air limbah dibuang melalui tangki septic dan kemudian diresapkan kedalam tanah
0 1 1 0
6 Pembuangan air limbah dari laboratorium, dapur, dan wc harus memenuhi syarat kesehatan kedap air, tertutup, dan diberi bak control pada jarak tertentu supaya mudah dibersihkan bila terjadi penumbatan sehingga dapat mengalir dengan lancar
- - 1 0
Total nilai 3 11 13 1
Berdasarkan tabel 4.10 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah dalam hal fasilitas sanitasi sekolah di SD Negeri 060934
hal penyediaan air bersih, toilet (kamar mandi, WC, urinior), dan sarana
pembuangan air limbah (SPAL). Sedangkan penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah dalam hal fasilitas sanitasi sekolah di SD Swasta Model
Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ialah dalam hal penyediaan air
bersih, dan toilet (kamar mandi, WC, urinior), sedangkan sarana pembuangan air
limbah (SPAL) tidak memenuhi persyaratan karena saluran pembuangan air
limbah tidak terbuat dari bahan kedap air dan tertutup.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan dewan guru
diketahui bahwa tidak pernah terjadi kekurangan ketersediaan air bersih bagi
masyarakat di sekolah, baik itu guru, siswa, maupun tamu yang berkunjung
sekolah. Ketersediaan air selalu tercukupi untuk kebutuhan air bersih bagi
masyarakat sekolah.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa SD Negeri 060934 Medan
Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi persyaratan
fasilitas sanitasi sekolah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan
sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.9 Sarana Olahraga dan Tempat Ibadah
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan ketersediaan
Tabel 4.9 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan Sarana Olahraga dan Tempat Ibadah
No. Sarana Olahraga dan Tempat Ibadah
Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan ketersediaan sarana olahraga dan tempat ibadah
menunjukkan bahwa hanya SD Swasta Model Al-Azhar yang telah memenuhi
semua persyaratan yang ditentukan yaitu tersedia akses dengan tempat olah raga,
dan tersedia akses dengan tempat ibadah. Sedangkan SD Negeri 060934 belum
memenuhi persyaratan ketersediaan sarana olahraga dan tempat ibadah yang
ditentukan dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah karena tidak
tersedia akses dengan tempat ibadah, meskipun telah tersedia akses dengan tempat
olah raga.
Hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa sarana olahraga yang
dimiliki SD Swasta Model Al-Azhar Medan dinilai lebih lengkap dibandingkan
dengan SD Negeri 060934 Medan, yang mana SD Swasta Model Al-Azhar Medan
memiliki sarana olahraga yang berupa lapangan sepak bola, bola voli, bola basket,
tenis meja, bola kasti, dan kolam renang, sedangkan SD Negeri 060934 Medan
hanya memiliki sarana olahraga yang hanya berupa lapangan sepak bola, dan alat
berupa mushola sedangkan SD Negeri 060934 Medan Johor tidak memiliki
tempat ibadah didalam lingkungan sekolah.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hanya SD Swasta Model
Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ketersediaan sarana olahraga
dan tempat ibadah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah
sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.10 Halaman
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan ketersediaan
halaman dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungn Sekolah Berdasarkan Ketersediaan Halaman dan berkembang biaknya serangga, binatang pengerat dan binatang pengganggu lainnya 6 Tersedianya saluran penuntasan air
tanah atau dialirkan kesaluran umum
Total nilai 4 2 3 0
Berdasarkan tabel 4.10 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan ketersediaan halaman menunjukkan bahwa
persyaratan yang sudah terpenuhi dari SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model
Al-Azhar Medan ialah ada tempat untuk upacara, kemudian tersedia lahan untuk
apotik hidup, dan tersedianya saluran penuntasan air hujan yang diresapkan
kedalam tanah atau dialirkan kesaluran umum. Sedangkan ketersediaan halaman
di SD Negeri 060934 Medan Johor yang tidak sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan ialah lahan sekolah tidak mempunyai batas yang jelas, serta tidak
dilengkapi dengan pagar yang kuat dan aman, dan halaman sekolah tidak selalu
dalam keadaan bersih, tidak becek dan terkadang menjadi tempat bersarang dan
berkembang biaknya serangga, binatang pengerat dan binatang pengganggu
lainnya. Kemudian ketersediaan halaman di SD Swasta Model Al-Azhar Medan
yang tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan ialah tidak tersedianya
akses tempat parkir kendaraan.
Hasil pengamatan peneliti menunjukkan bahwa apotek hidup yang dimiliki
SD Swasta Model Al-Azhar Medan dan SD Negeri 060934 Medan Johor adalah
tanaman obat keluarga yang berupa jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma
longa) , lidah buaya (Aloe vera), temulawak (Curcuma zanthorrhiza) , dan kumis
kucing (Orthosiphon aristatus), dengan luas halaman untuk apotek hidup tersebut
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa baik SD Negeri 060934
Medan Johor maupun SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi
persyaratan ketersediaan halaman dalam hal penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.2.11 Bebas Jentik Nyamuk
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan berdasarkan kriteria bebas
jentik nyamuk dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut :
Tabel 4.11 Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah Berdasarkan Bebas Jentik Nyamuk
Berdasarkan tabel 4.11 diatas diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan kriteria bebas jentik nyamuk menunjukkan
bahwa baik SD Negeri 060934 Medan Johor maupun SD Swasta Model Al-Azhar
Medan telah memenuhi semua persyaratan bebas jentik nyamuk yang ditentukan
yaitu lingkungan sekolah sudah harus bebas dari jentik nyamuk.
Hasil pengamatan peneliti dengan memeriksa tempat penampungan air
nyamuk, tidak ditemukan adanya jentik nyamuk yag terdapat pada bak mandi dan
pot bunga tersebut.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa SD Negeri 060934 Medan
Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi persyaratan bebas
jentik nyamuk dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai
dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
Berdasarkan hasil seluruh pengamatan dapat diketahui bahwa baik SD
Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak
memenuhi persyaratan penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai
dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
4.3 Gambaran Pengetahuan Siswa/i terhadap Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa gambaran pengetahuan
siswa/i di SD Negeri 060934 Medan Johor yang dinilai sudah baik yaitu sebanyak
36 orang (85,7%) sudah mengetahui bahwa pembersihan ruangan menggunakan
sapu dan kain pel, kemudian sebanyak 34 orang siswa/i (81%) sudah mengetahui
bahwa sampah organik merupakan sampah yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan/hewan yang dapat diolah menjadi pupuk, serta sudah mengetahui
bahwa contoh dari sampah anorganik ialah plastik jajanan, dan sebanyak 33
siswa/i (78,6%0 sudah mengetahui bahwa pembuangan sampah yang telah
Sedangkan pengetahuan siswa/i di SD Negeri 060934 Medan Johor yang
dinilai masih kurang baik dan perlu ditingkatkan yaitu hanya ada 28 orang siswa/i
(66,7%) yang sudah mengetahui bahwa tidak boleh membuang sampah
sembarangan agar lingkungan sekolah bersih dan tidak menjadi sarang nyamuk,
kemudian hanya sebanyak 19 orang siswa/i (45,2%) yang sudah mengetahui
bahwa salah satu persyaratan lokasi sekolah yang baik ialah tidak terletak pada
daerah rawan bencana dan jauh dari gangguan jaringan listrik, dan hanya ada
sebanyak 18 orang siswa/i (42,9%) yang sudah mengetahui bahwa salah satu
syarat kelas yang memenuhi syarat kesehatan dintaranya ialah tingkat kebisingan
tidak melebihi 35 - 45 dB.
Gambaran pengetahuan siswa/i di SD Swasta Model Al-Azhar Medan
yang dinilai sudah baik yaitu sebanyak 20 orang (80%) sudah mengetahui bahwa
contoh dari sampah anorganik ialah plastik jajanan, kemudian sebanyak 19 orang
siswa/i (76%) sudah mengetahui bahwa pembuangan sampah yang telah
dikumpulkan paling lama satu kali dalam sehari, serta sampah organik merupakan
sampah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan/hewan yang dapat diolah menjadi
pupuk, dan sebanyak 17 siswa/i (68%) sudah mengetahui bahwa pembersihan
ruangan menggunakan sapu dan kain pel.
Sedangkan pengetahuan siswa/i di SD Swasta Model Al-Azhar Medan
yang dinilai masih kurang baik dan perlu ditingkatkan yaitu hanya ada 15 orang
siswa/i (60%) yang sudah mengetahui bahwa penting untuk menjaga kebersihan
lingkungan sekolah agar terhindar dari penyakit, kemudian hanya sebanyak 13
sampah, dan hanya ada sebanyak 9 orang siswa/i (36%) yang sudah mengetahui
bahwa salah satu persyaratan lokasi sekolah yang baik ialah tidak terletak pada
daerah rawan bencana dan jauh dari gangguan jaringan listrik bahwa salah satu
syarat kelas yang memenuhi syarat kesehatan dintaranya ialah tingkat kebisingan
tidak melebihi 35 - 45 dB.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka pengetahuan siswa/i
terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan dikategorikn menjadi 2
(dua) kategori yaitu “Baik” dan Kurang Baik” yang dapat dilihat pada tabel 4.12
berikut :
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Siswa/i terhadap Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah
Berdasarkan tabel 4.12 diatas diketahui bahwa kategori pengetahuan
siswa/i terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri
060934 Medan Johor menunjukkan bahwa sebanyak 33 orang siswa/i (78,6%)
memiliki pengetahuan terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah
dalam kategori yang baik, dan hanya sebanyak 9 orang siswa/i (21,4%) yang
memiliki kategori pengetahuan rhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan
Sedangkan kategori pengetahuan siswa/i terhadap penyelenggaraan
kesehatan lingkungan sekolah di SD Swasta Model Al-Azhar Medan
menunjukkan bahwa sebanyak 15 orang siswa/i (60%) memiliki pengetahuan
terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dalam kategori yang
kurang baik, dan hanya sebanyak 10 orang siswa/i (40%) yang memiliki kategori
pengetahuan terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dalam
kategori yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa bahwa siswa/i
SD negeri 090634 memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik terhadap
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dibandingkan dengan tingkat
pengetahuan siswa/i SD Swasta Model Al-Azhar Medan.
4.4 Gambaran Sikap Siswa/i terhadap Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa gambaran sikap siswa/i di
SD Negeri 060934 Medan Johor secara umum dinilai sudah baik yaitu sebanyak
20 orang (47,6%) menyatakan sangat setuju bahwa kondisi sekolah yang buruk
dapat menyebabkan terjadinya penyakit, kemudian sebanyak 19 orang siswa/i
(45,2%) menyatakan sangat setuju bahwatersedia tempat cuci tangan dengan air
bersih yang mengalir untuk hidup bersih dan sehat yang dilakukan, dan sebanyak
18 siswa/i (42,9%) menyatakan sangat setuju bahwa Membuang sampah pada
tempatnya adalah hal penting untuk menjaga lingkungan.
Sedangkan sikap siswa/i di SD Swasta Model Al-Azhar Medan secara
umum dinilai masih kurang baik dan perlu ditingkatkan yaitu hanya ada 8 orang
bersih dapat menyebabkan terganggunya proses belajar dan kesehatan siswa/i,
kemudian hanya ada sebanyak 7 siswa/i (28%) yang menyatkan sangat setuju
bahwa lingkungan sekolah harus selalu dibersihkan untuk terhidar dari penyakit,
dan hanya ada 6 orang siswa/i (24%) yang menyatakan sangat setuju bahwa
Kondisi sekolah yang buruk dapat menyebabkan terjadinya penyakit.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka sikap siswa/i terhadap
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 Medan
Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan dikategorikn menjadi 2 (dua)
kategori yaitu “Baik” dan Kurang Baik” yang dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut
:
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Siswa/i terhadap Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah
Berdasarkan tabel 4.13 diatas diketahui bahwa kategori sikap siswa/i
terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor menunjukkan bahwa sebanyak 31 orang siswa/i (73,8%) memiliki
sikap terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dalam kategori
yang baik, dan hanya sebanyak 11 orang siswa/i (26,2%) yang memiliki kategori
sikap terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dalam kategori
Sedangkan kategori sikap siswa/i terhadap penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah di SD Swasta Model Al-Azhar Medan menunjukkan bahwa
sebanyak 18 orang siswa/i (72%) memiliki sikap terhadap penyelenggaraan
kesehatan lingkungan sekolah dalam kategori yang kurang baik, dan hanya
sebanyak 7 orang siswa/i (28%) yang memiliki kategori sikap terhadap
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dalam kategori yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa siswa/i SD
negeri 090634 memiliki tingkat sikap yang lebih baik terhadap penyelenggaraan
kesehatan lingkungan sekolah dibandingkan dengan tingkat sikap siswa/i SD
Swasta Model Al-Azhar Medan.
4.5 Gambaran Tindakan Siswa/i terhadap Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa gambaran tindakan siswa/i
di SD Negeri 060934 Medan Johor secara umum dinilai sudah baik yaitu
sebanyak 34 orang (81%) sudah membuang sampah pada tempatnya, kemudian
sebanyak 33 orang siswa/i (78,6%) sudah membersihkan ruang kelas dengan
menggunakan pembersih lantai, dan sebanyak 32 siswa/i (76,2%) sudah
menjalankan piket sesuai dengan jadwalnya.
Sedangkan tindakan siswa/i di SD Swasta Model Al-Azhar Medan secara
umum dinilai masih kurang baik dan perlu ditingkatkan yaitu hanya ada 5 orang
siswa/i (20%) yang sudah membersihkan WC setelah digunakan, kemudian hanya
ada sebanyak 4 siswa/i (16%) yang sudah tempat sampah selalu di kosongkan dan
dibersihkan setiap harinya, dan tidak satupun siswa/i (0%) yang menjalankan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka tindakan siswa/i
terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan dikategorikn menjadi 2
(dua) kategori yaitu “Baik” dan Kurang Baik” yang dapat dilihat pada tabel 4.14
berikut :
Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Kategori Tindakan Siswa/i terhadap Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah
No. Kategori Tindakan Siswa/i
SD Negeri 060934 Medan Johor
SD Swasta Model Al-Azhar Medan
n % n %
1 Baik 32 76,2 5 20
2 Kurang Baik 10 23,8 20 80
Total 42 100 25 100
Berdasarkan tabel 4.17 diatas diketahui bahwa kategori tindakan siswa/i
terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934
Medan Johor menunjukkan bahwa sebanyak 32 orang siswa/i (76,2%) memiliki
tindakan terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dalam kategori
yang baik, dan hanya sebanyak 10 orang siswa/i (23,8%) yang memiliki kategori
tindakan terhadap penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dalam kategori
yang kurang baik.
Sedangkan kategori tindakan siswa/i terhadap penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah di SD Swasta Model Al-Azhar Medan menunjukkan bahwa
sebanyak 20 orang siswa/i (80%) memiliki tindakan terhadap penyelenggaraan
sebanyak 5 orang siswa/i (20%) yang memiliki kategori tindakan terhadap
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dalam kategori yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa siswa/i SD
Negeri 090634 Medn Johor memiliki tingkat tindakan yang lebih baik terhadap
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah dibandingkan dengan tingkat
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Penyelenggraan Fasilitas Kesehatan Lingkungan Sekolah
Fasilitas kesehatan lingkungan sekolah merupakan salah satu faktor
penting dalam penyelenggaraan program kesehatan lingkungan sekolah. Guna
mencapai kondisi maupun fungsi fasilitas kesehatan lingkungan yang baik serta
dapat mendukung pelayanan kesehatan lingkungan maka perlu adanya
pengelolaan dan penyelenggaraan fasiltas yang terpadu.Tujuan umum Kesehatan
Lingkungan sekolah adalah meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal
dalam upaya pembentukan manusia Indonesia yang berkualitas.
Variabel atau indikator yang akan dinilai dalam penyelenggaraan
kesehatan lingkungan sekolah di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta
Model Al-Azhar Medan berdasarkan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/
2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah ialah
meliputi lokasi, konstruksi bangunan, ruang bangunan, kualitas udara,
pencahayaan, ventilasi, kebisingan, sanitasi dasar, tempat olahraga, halaman, dan
bebas jentik nyamuk.
5.1.1 Lokasi
Kriteria lokasi bangunan sekolah yaitu, lokasi bangunan sekolah harus
berada di dalam Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, tidak
sampah dan bekas lokasi pertambangan dan jauh dari gangguan atau jaringan
listrik tegangan tinggi, dengan radius minimal 0,5 km.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan lokasi diketahui bahwa SD Negeri 060934
Medan Johor memiliki lokasi yang tidak terletak pada daerah rawan bencana,
bekas tempat pembuangan akhir (TPA) sampah dan bekas lokasi pertambangan
serta auh dari gangguan atau jaringan listrik tegangan tinggi, dengan radius
minimal 0,5 km, namun lokasi bangunan sekolah tidak berada di dalam Rencana
Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
Sedangkan penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan
lokasi diketahui bahwa SD Swasta Model Al-Azhar Medan, selain memiliki
lokasi yang tidak terletak pada daerah rawan bencana, bekas tempat pembuangan
akhir (TPA) sampah dan bekas lokasi pertambangan serta jauh dari gangguan atau
jaringan listrik tegangan tinggi, dengan radius minimal 0,5 km, lokasi bangunan
sekolah SD Swasta Model Al-Azhar Medan sudah berada di dalam Rencana
Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hanya SD Swasta
Model Al-Azhar Medan sudah memenuhi persyaratan lokasi bangunan sekolah
dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah sesuai dengan
Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/ 2006 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah, sedangkan SD Negeri belum
bisa dinilai memenuhi persyaratan lokasi bangunan sekolah sesuai dengan kriteria
Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Hal ini sesuai dengan
rencana strategis pengembangan pembangunan yang tercantum dalam program
pengembangan wilayah kota Medan dari bidang tata ruang dan pengembangan
wilayah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) kota Medan
dibawah pimpinan Pemkot Medan.
5.1.2 Konstruksi Bangunan
Bangunan adalah semua ruangan yang ada dalam lingkungan sekolah pada
batas pagar sekolah yang digunakan untuk berbagai keperluan dan kegiatan
sekolah. Setiap sekolah harus memiliki beberapa ruang kelas, ruang UKS, ruang
ibadah, kantin/warung sekolah, toilet, dan sebagainya.
Adapun pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut
keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 untuk
konstruksi atap dan talang yaitu atap harus kuat, tidak bocor dan tidak menjadi
tempat perindukan tikus, kemiringan atap harus cukup, sehingga tidak mudah
bocor dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air pada atap dan
langit-langit, kemudian atap yang mempunyai ketinggian lebih dari 10 m harus
dilengkapi dengan penangkal petir, serta talang tidak bocor dan tidak menjadi
tempat perindukan nyamuk
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi atap dan talang bangunan
menunjukkan bahwa SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model
Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan ialah atap dan talang kuat, tidak
kemiringan atap harus cukup, sehingga tidak mudah bocor dan tidak
memungkinkan terjadinya genangan air, serta talang tidak bocor dan tidak
menjadi tempat perindukan nyamuk. Sedangkan penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi atap dan talang bangunan di SD
Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang tidak
memenuhi persyaratan ialah atap yang mempunyai ketinggian lebih dari 10 m
tidak dilengkapi dengan penangkal petir.
Pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut keputusan
Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 untuk konstruksi
langit-langit ialah langit-langit harus kuat, berwarna terang dan mudah
dibersihkan, kerangka langit yang terbuar dari kayu harus anti rayap,
langit-langit yang terbuat dari anyaman bamboo tidak boleh dicat dengan larutan kapur
tohor, serta langit angit-langit tingginya minimal 3m dari permukaan lantai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi langit-langit diketahui bahwa SD
Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah
memenuhi persyaratan yaitu langit-langit harus kuat, berwarna terang dan mudah
dibersihkan, kemudian kerangka langit-langit yang terbuat dari kayu harus anti
rayap.
Pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut keputusan
Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 untuk konstruski
dinding ialah harus memenuhi persyaratan permukaan dinding harus bersih, tidak
harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air (transram), dinding yang terbuat
dari tembok tidak mudah retak, kemudian dinding yang terbuat dari kayu atau
anyaman bambo harus rapat dan tidak boleh dicat dengan larutan kapur, serta
warna dinding ruang belajar berwarna lembut dan terang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi dinding di SD Negeri 060934 Medan
Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan
ialah permukaan dinding sudah bersih, tidak lembab, dan berwarna terang,
kemudian dinding yang terbuat dari tembok tidak mudah retak, serta warna
dinding ruang belajar berwarna lembut dan terang. Sedangkan penyelenggaraan
kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi dinding di SD Negeri
060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang tidak
memenuhi persyaratan ialah permukaan dinding yang selalu terkena percikan air
tidak terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air (transram).
Pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut keputusan
Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 untuk konstruksi
lantai ialah harus memenuhi persyaratan lantai harus terbuat dari bahan yang kuat,
kedap air, permukaan rata, tidak retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan,
pertemuan dinding dengan lantai harus berbentuk konus/lengkung agar mudah
dibersihkan, kemudian lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai
kemiringan yang cukup kearah saluran pembuangan air limbah, dan warna lantai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi lantai di SD Negeri 060934 Medan
Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah memenuhi persyaratan
ialah lantai sudah terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak
retak, tidak licin, dan mudah dibersihkan, kemudian pertemuan dinding dengan
lantai harus berbentuk konus/lengkung agar mudah dibersihkan, serta lantai yang
selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup kearah saluran
pembuangan air limbah. SD Swasta Model Al-Azhar Medan memiliki kontruksi
lantai sesuai persyartan yang ditentukan yakni warna lantai harus terang,
sedangkan SD Negeri 060934 memiliki kontruksi lantai tidak sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan, karena lantai berwarna gelap.
Pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut keputusan
Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 untuk konstruksi
tangga ialah harus memenuhi persyaratan yaitu setiap bangunan bertingkat, harus
mempunyai tangga yang juga berfungsi sebagai tangga penyelamat, lebar anak
tangga minimal 30 cm, tinggi anak tangga maksimal 20 cm, kemudian pegangan
tangga ditangga harus ada untuk keamanan, dan lebar tangga/luas tangga > 150
cm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penilaian kontruksi tangga hanya
dilakukan di SD Swasta Model Al-Azhar Medan dikarenakan SD Negeri 060934
bukan merupakan bangunan bertingkat. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan
sekolah berdasarkan konstruksi tangga di SD Swasta Model Al-Azhar Medan
sebagai tangga penyelamat, tinggi anak tangga maksimal 20 cm, kemudian sudah
memiliki pegangan tangga untuk keselamatan, dan lebar tangga/luas tangga > 150
cm. Sedangkan penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan
konstruksi tangga di SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang tidak memenuhi
persyaratan yang ditentukan ialah lebar anak tangga tidak mencapai 30 cm.
Pedoman peyelenggaraan kesehtan lingkungan sekolah menurut keputusan
Menteri Kesehatan Indonesia No.1429/Menkes/SK/XII/2006 untuk pintu ialah
terdiri dari dua daun pintu dengan arah bukaan keluar dan mempunyai ukuran
sesuai ketentuan yang berlaku. Antara dua kelas harus ada pintu yang berdekatan
dengan pintu kelar, untuk memungkinkan cepat keluarnya siswa yang duduk
paling belakang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi pintu di SD Negeri 060934 Medan
Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi persyaratan yang
ditentukan karena tidak terdiri dari dua daun pintu dengan arah buka keluar dan
tidak mempunyai ukuran sesuai ketentuan yang berlaku, konstruksi pintu di SD
Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan hanya
memiliki satu daun pintu.
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan konstruksi
pembuangan air hujan di SD Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model
Al-Azhar Medan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan karena pembungan
air hujan dilakukan dengan diresapkan ke dalam tanah atau disalurkan ke saluran
Kontruksi bangunan sekolah di SD Negeri 060934 dan SD Swasta Model
Al-Azhar Medan yang sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku ialah hanya dalam hal kontruksi langit-langit dan pembungan air
hujan, sedangkan kontruksi bangunan sekolah di SD Negeri 060934 dan SD
Swasta Model Al-Azhar Medan yang tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku ialah kontruksi bangunan dalam hal atap dan talang,
dinding, lantai, tangga, dan pintu.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa baik SD Negeri
060934 maupun SD Swasta Model Al-Azhar Medan tidak memenuhi persyaratan
konstruksi bangunan sekolah dalam hal penyelenggaraan kesehatan lingkungan
sekolah sesuai dengan Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/ 2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah.
5.1.3 Ruang Bangunan
Setiap sekolah harus memiliki beberapa Ruang Kelas, Ruang Bimbingan
& Konseling, Ruang UKS, Ruang Laboratorium, Kantin/Warung Sekolah, Toilet,
Ruang Ibadah dan Gudang.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah berdasarkan ruang kelas diketahui bahwa ruang kelas SD
Negeri 060934 Medan Johor dan SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah
memenuhi persyaratan ialah tingkat kebisingan tidak melebihi 35-45dB (A), yang
mana berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan Sound Level Meter
diketahui bahwa tingkat kebisingan ruang kelas di SD Negeri 060934 Medan
sebesar 40 dB, hal ini sesuai dengan nilai ambang batas kebisingan sebesar
35-45dB (A) yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI No.1429/Menkes/SK/XII/2006
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah, kemudian
penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan ruang kelas yang
tidak memenuhi persyaratan ialah lantai didepan papan tulis tidak ditinggikan 40
cm dari lantai sekitarnya, dan tidak tersedia tempat cuci tangan dengan air bersih
yang mengalir didepan ruang kelas, minimal 1 tempat cuci tangan untuk 2 (dua)
kelas
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan ruang kelas
diketahui bahwa ruang UKS di SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah
memenuhi persyaratan ialah memiliki luas minimal 27 m2, dan yang tidak
memenuhi persyaratan ialah ruang UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan
dengan air bersih yang mengalir. Sedangkan SD Negeri 060934 tidak memenuhi
semua persyaratan ruang UKS karena tidak i dilengkapi dengan tempat cuci
tangan dengan air bersih yang mengalir dan luas ruangan kurang dari 27m2.
Salah satu ruang yang menjadi pusat kesehatan siswa adalah ruang UKS.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya pelayanan kesehatan yang terdapat
di sekolah yang bertujuan menangani kecelakaan ringan (upaya pertolongan
pertama pada kecelakaan/P3K), melayani kesehatan dasar bagi anak didik selama
sekolah, memantau pertumbuhan dan status gizi anak didik.
Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan ruang kelas
diketahui bahwa ruang UKS di SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang telah
memenuhi persyaratan ialah ruang UKS dilengkapi dengan tempat cuci tangan
dengan air bersih yang mengalir. Sedangkan SD Negeri 060934 tidak memenuhi
semua persyaratan ruang UKS karena tidak i dilengkapi dengan tempat cuci
tangan dengan air bersih yang mengalir dan luas ruangan kurang dari 27m2.
Penilaian persyaratan ruang laboratorium hanya dilakukan di SD Swasta
Model Al-Azhar Medan dikarenakan SD Negeri 060934 tidak memiliki ruang
laboratorium. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah berdasarkan ruang
laboratorium di SD Swasta Model Al-Azhar Medan telah memenuhi persyaratan
yang ditentukan yaitu tersedia tempat cuci peralatan laboratorium yang dilengkapi
dengan air yang mengalir dan kepadatan ruang laboratorium minimal 4m2/murid.
Ruang di sekolah yang perlu diperhatikan kebersihannya ialah kantin
sekolah yang merupakan salah satu fungsi dari kantin adalah sebagai tempat
memasak atau membuat makanan dan selanjutnya dihidangkan kepada konsumen,
maka kantin dapat menjadi tempat menyebarnya segala penyakit yang medianya
melalui makanan dan minuman. Dengan demikian makanan dan minuman yang
dijual di kantin berpotensi menyebabkan penyakit bawaan makanan bila tidak
dikelola dan ditangani dengan baik.
Penilaian persyaratan kantin/warung sekolah juga hanya dilakukan di SD
Swasta Model Al-Azhar Medan dikarenakan SD Negeri 060934 tidak memiliki
kantin/warung sekolah. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah
berdasarkan kantin/warung sekolah di SD Swasta Model Al-Azhar Medan yang
telah memenuhi persyaratan ialah tersedia tempat untuk penyimpanan bahan