• Tidak ada hasil yang ditemukan

Timur.

Ide dasar munculnya program PAKEM di SDN Kalirejo 02 karena kondisi pembelajaran sebelum tahun 2011 masih cukup stagnan dan pasif. Hal ini terlihat dari model pembelajaran masih bersifat klasik dan seadanya, guru menyampaikan materi secara konvensional dan rendah kreativitasnya. Rendahnya kreativitas guru dalam pembelajaran menyebabkan siswa pasif dan kurang tertarik, sehingga pembelajaran kurang menyenangkan bagi siswa. Sebagai dampak negatif dari proses pembelajaran yang cukup memprihatinkan di SDN Kalirejo 02 berupa rendahnya kualitas hasil belajar siswa saat itu.

Rendahnya hasil belajar dapat terlihat dari kualitas hasil belajar harian siswa yang masih minim, Hal ini juga karena rendahnya daya serap siswa pada proses pembelajaran. Selain rendahnya hasil belajar harian siswa, kualitas hasil belajar siswa juga ditinjau secara periodik oleh pihak sekolah, yaitu nampak pada

minimnya hasil belajar siswa pada saat hasil ujian sekolah.

Meskipun memperoleh peningkatan hasil ujian sekolah pada setiap tahunnya, namun masih berada pada peringkat bawah jika dibandingkan dengan sekolah lain. Sehingga memperkuat rencana penerapan pembelajaran PAKEM di SDN Kalirejo 02 untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Masyarakat sangat membutuhkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa, sehingga penerapan PAKEM mendapat respon yang cukup positif dari masyarakat dan juga komite sekolah. Apalagi pihak kepala sekolah dan guru sebagai stakeholder internal lebih membutuhkan dalam rangka perbaikan mutu sekolah sehingga merespon penerapan model PAKEM. Hal ini senada dengan ungkapan Mulyasa (2009), bahwa penerapan PAKEM sebagai salah satu pilar MBS mampu memperbaiki proses pembelajaran, yang diyakini akan berdampak pada meningkatnya mutu pembelajaran di sekolah.

Pada prinsipnya mutu pembelajaran sangat diharapkan oleh semua pihak, hal ini terlihat dari harapan masyarakat pada output siswa dengan hasil akademik yang tinggi, termasuk prestasi belajar yang bersifat non akademik juga diharapkan. Oleh karenanya, penerapan PAKEM cukup diapresiasi oleh banyak pihak, baik pihak internal sekolah maupun masyarakat. Hal ini cukup layak dan wajar karena konsep model PAKEM belum pernah diterapkan di

SDN Kalirejo 02. Hal ini juga bisa diinterpretasikan bahwa penerapan model PAKEM di SDN Kalirejo 02 mengandung maksud untuk memenuhi kebutuhan stakeholder dalam upaya perbaikan mutu sekolah. 4.3.2 Input Manajemen Berbasis Sekolah dalam

PAKEM di SDN Kalirejo 02 Kecamatan Ungaran Timur.

Salah satu faktor yang mendorong pelaksanaan PAKEM di SDN Kalirejo 02 kec. Ungaran Timur berupa input baik internal maupun eksternal sekolah. Pihak internal yang memberikan dukungan adalah kepala sekolah dan guru melalui rapat bersama yang menghasilkan adanya keputusan kepala sekolah tentang penerapan PAKEM pada tahun ajaran 2011/2012. Keputusan kepala sekolah tentang penerapan PAKEM meliputi: 1) penyiapan guru berupa pembinaan dan diklat PAKEM, 2) penyiapan siswa berupa penkondisian siswa dalam pembelajaran, dan 3) penyiapan penyediaan sarana prasarana berupa penyediaan komputer, printer, alat peraga, 4) penyediaan biaya untuk anggaran PAKEM.

Dalam hal ini SDM terutama kepala sekolah dan guru sudah mempersiapkan diri untuk menerapkan PAKEM secara maksimal dalam rangka memperoleh hasil belajar yang bermutu. Karakteristik guru dalam pengelolaan PAKEM di SDN Kalirejo 02 berupa

responsibility guru secara positif pada konsep

penerapan PAKEM di SDN Kalirejo 02, tanggung jawab guru pada keberhasilan pembelajaran PAKEM. Dalam rangka memperoleh hasil belajar yang bermutu, sehingga diperlukan guru profesional yang sarat dengan kualifikasi tenaga pendidik. Kualifikasi guru dalam pengelolaan PAKEM di SDN Kalirejo 02 sebagaimana layaknya kualifikasi guru profesional pada umumnya. Hal ini sesuai dengan kondisi pendidik dan tenaga kependidikan SDN Kalirejo 02 yang terdiri dari guru kelas berjumlah 6 orang berstatus PNS dengan lulusan D-II dan S-1, guru Mapel Penjasorkes 1 orang berstatus PNS lulusan D-II, 1 orang guru Mapel PAI berstatus sebagai guru honorer lulusan S-1, 1 orang guru Bahasa Inggris berstatus guru honorer lulusan S-1, 1 orang pustakawati berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT) Lulusan S.1.

Selain kesiapan SDM, pihak sekolah juga sudah menunjukkan kesiapan sarpras sebagai pendukung penerapan PAKEM. Kesiapan sarpras terlihat dari penyediaan komputer, printer dan alat peraga. Selain sudah tersedianya sarana prasarana pembelajaran inti berupa ruang kelas. Demikian juga penyediaan biaya untuk anggaran PAKEM sudah mendapat jalan keluar dengan adanya anggaran BOS dan dukungan dari masyarakat melalui komite sekolah.

Sebagai upaya dukungan dalam penerapan PAKEM di SDN Kalirejo 02 kepala sekolah memberikan pembinaan dan diklat guru guna meningkatkan

potensi kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas. kepala sekolah memberikan diklat pembekalan secara intensif pada guru secara bersama-sama, sehingga potensi guru meningkat. Pembinaan diberikan minimal 1 minggu sekali setiap hari Sabtu. Kepala sekolah juga memberikan dukungan dalam bentuk alokasi anggaran dana

sekolah dengan tujuan memprioritaskan

keterlaksanaan program PAKEM sebagai program unggulan di SDN Kalirejo 02. Selaku kepala sekolah juga memberikan dukungan positif pada pengelolaan PAKEM di SDN Kalirejo 02 dalam bentuk pemberian pantauan, pembinaan, konsultasi, serta penyediaan sarana prasarana PAKEM.

Pihak eksternal pendukung MBS dalam PAKEM adalah keikutsertaan partisipasi orang tua siswa dan komite sekolah. Orang tua siswa dan komite sekolah cukup andil dalam memberikan dukungan baik moril maupun spirituil penerapan PAKEM. Hal ini ditunjukkan dengan kesediaannya dalam memberikan kelengkapan fasilitas belajar anaknya secara bersama-sama. Selain itu nampak pada pemberian dukungan motivasi belajar siswa di rumah. Orang tua siswa dan komite memberikan apresiasi yang cukup positif terhadap pengelolaan PAKEM di SDN Kalirejo 02. Dukungan orang tua siswa dan komite berupa kesediaan orang tua menambah iuran untuk kelengkapan fasilitas pembelajaran, pemberian support pada siswa, persetujuan orang tua siswa dan

komite yang berorientasi pada mutu pembelajaran. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Fullan dan Watson (dalam Nurkolis, 2003) yang menyimpulkan bahwa terdapat bukti yang nyata keterlibatan orang tua dan masyarakat berpengaruh terhadap pembelajaran siswa yang bernuansa PAKEM di kelas, meskipun diakui pada sekolah-sekolah yang belum maju pengaruhnya masih terbatas.

Kemampuan siswa dalam PAKEM di SDN Kalirejo 02 juga menjadi prioritas perhatian dan pertimbangan oleh pihak sekolah dan komite sekolah. Hal ini karena siswa sebagai obyek utama pembelajaran PAKEM di SDN Kalirejo 02. Kemampuan siswa dalam PAKEM di SDN Kalirejo 02 pada awalnya masih minim dan pasif. Belum terlihat aktivitas siswa yang bernuansa aktif dan kreatif. Bulan kedua mulai terlihat kemampuan siswa dalam bentuk keberanian bertanya, keberanian maju ke depan kelas, dan ketertarikan siswa pada pembelajaran sudah mulai nampak.

Kondisi siswa yang minim dan pasif, menjadi hambatan dalam pembelajaran PAKEM. Oleh karenanya, sangat perlu mendapat motivasi dari pihak sekolah baik oleh kepala sekolah, guru maupun orang tua siswa sendiri. Motivasi bisa berupa materil maupun spirituil secara kontinue dan berkala sesuai dengan kapasitas dan kebutuhan siswa. Motivasi belajar siswa dalam PAKEM dari kepala sekolah dan guru antara lain berupa penyediaan fasilitas pembelajaran dan pemberian reward bagi siswa yang

berprestasi. Sementara orang tua siswa memberikan motivasi belajar anak dalam mendukung pembelajaran PAKEM berupa pantauan belajar secara rutin di rumah dan mengecek hasil belajar harian.

Hasil penelitian pembelajaran aspek input ini sejalan dengan pendapat dari Indra Djati Sidi (2001:19-20) yang mengatakan bahwa pelaksanaan manajemen pendidikan harus lebih terbuka,

accountable, mengoptimalkan partisipasi orang tua

dan masyarakat, serta dapat mengelola semua sumber daya yang tersedia di sekolah dan lingkungannya untuk digunakan seluas-luasnya bagi peningkatan prestasi siswa dan mutu pendidikan pada umumnya.

4.3.3 Proses manajemen berbasis sekolah dalam

Dokumen terkait