• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRAK PERJANJIAN (SALES CONTRACT)

ranah perdagangan internasional. Sales contract memuat kesepakatan atau perjanjian antara penjual dan pembeli dalam bentuk dokumen yang pada prinsipnya menyatakan hak dan kewajiban mereka. Sales contract adalah kesepakatan antara eksportir dan importir untuk melakukan perdagangan barang sesuai dengan persyaratan yang disepakati bersama dan masing-masing pihak mengikat diri untuk melaksanakan semua kewajibannya, dan pihak yang ingkar janji akan dikenai sanksi dengan membayar ganti rugi kepada pihak yang dirugikan. Sales contract merupakan kesepakatan antara penjual dan pembeli mengenai hak dan kewajiban eksportir dan importir. Sales contract biasa disebut juga contract of sale, agreement to sale, sales confirmation, dan lain-lain. Sales contract merupakan dokumen induk yang akan diikuti oleh kontrak-kontrak lainnya, seperti a freighment contract, dan lain-lain. Sales contract didasarkan pada international contract law.

Sales contract adalah awal dari transaksi ekspor-impor dengan L/C, namun bank tidaklah terikat atau berhubungan dengan sales contract di mana dalam transaksi L/C berlaku prinsip pemisahan kontrak atau disebut juga prinsip independensi L/C. Hal ini ditegaskan dalam UCP 600 Pasal 4 yang menyatakan bahwa kredit (L/C) menurut sifatnya merupakan transaksi yang terpisah dari kontrak penjualan atau kontrak lainnya yang menjadi dasar L/C. Dan janji bank untuk penjualan atau kontrak lainnya yang menjadi dasar L/C dan janji bank untuk membayar menegosiasi, atau memenuhi setiap kewajiban lainnya berdasarkan L/C tidak tunduk pada tuntutan-tuntutan atau pembelaan-pembelaan applicant yang berasal dari hubungan dengan issuing bank atau beneficiary.

Sales contract wajib dibuat oleh keduanya karena fungsi dari sales contract itu sendiri adalah untuk memecahkan segala perbedaan yang mungkin terjadi selama proses perdagangan luar negeri agar transaksi tersebut tidak keluar dari jalur yang seharusnya, yang nantinya akan menjadi landasan hukum utama bagi transaksi kedua belah pihak.

Karena sales contract secara hukum merupakan landasan utama atas terjadinya suatu transaksi yang mengikat bagi kedua belah pihak dan akan menjadi pedoman pokok dalam pelaksanaan transaksi selanjutnya.

Importir Proses Kontrak Dagang

Eksportir

Sales Confirmation Sales Contract

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Sales Contract

Sumber: http://zaenalmuttaqin-enal.blogspot.com/2013/08/sales-contract.html

Keterangan:

1. Eksportir mempromosikan produk ekspornya melalui pameran atau men-display di internet, kadang kala eksportir langsung mengirimkan penawaran untuk memancing minat importir potensialnya.

2. Importir yang tertarik akan mengirimkan surat permintaan penawaran/harga (letter of inquiry) melalui faksimile (fax)/email ke eksportir.

3. Eksportir menjawab dengan mengirimkan surat penawaran (offer sheet) lengkap, termasuk di dalamnya harga uraian produk, kondisi harga (price condition/FOB, CRF/CIF), detail kemasan (packaging), syarat pembayaran, waktu pengapalan, minimum order, dan hal-hal penting lain yang perlu diketahui oleh importir.

4. Importir yang berminat akan mengirimkan pesanan (order sheet) kepada eksportir dengan mencantumkannya, selain itu harus dilengkapi pula dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah dalam bidang impor. Serta menjelaskan “shipping mark” yang sudah menjadi kebiasaan (usage) dalam pengiriman barang-barang dalam perdagangan internasional.

5. Eksportir akan mengirimkan konfirmasi penjualan (sales confirmation) yang harus ditandatangani oleh importir sebagai ikatan penguat sebelum importir membuka L/C dan sebelum produk disiapkan atau diproduksi oleh eksportir.

6. Eksportir atau importir mengeluarkan kontrak penjualan yang harus ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Sales contract sebagai suatu perikatan antara pihak-pihak yang terkait harus memenuhi tiga landasan utama perjanjian, yaitu:

1. Asas konsensus adalah adanya kesepakatan antara kedua belah pihak secara sukarela.

2. Asas obligator adalah kedua belah pihak untuk menjalankan semua hak dan kewajiban masing-masing.

3. Asas penalti adalah bersedia memberikan ganti rugi kepada pihak lain jika tidak dapat memenuhi janji dalam menjalankan kewajibannya.

Dalam praktiknya bentuk sales contract ada berbagai macam. Mulai dari kontrak yang bersifat notariil, di bawah tangan, sampai cuma sekadar pesanan berupa faksimile. Atau bahkan pembicaraan per telepon pun dapat dianggap sebagai suatu sales contract. Akan tetapi, untuk baiknya dan supaya terhindar dari perselisihan di kemudian hari, sebaiknya sales contract dibuat secara tertulis. Mengenai isi, secara umum, sales contract memuat klausul-klausul kesepakatan yang relatif sama. Itu terlepas dari metode jual-beli yang mereka pilih, apakah L/C atau non-L/C. Dan klausul-klausul yang dicantumkan umumnya mencakup hal-hal berikut:

1. Syarat tentang Barang (Terms of Goods) a. Rincian barang, meliputi:

1) Jenis barang (kind of goods).

2) Tipe barang (type of goods).

3) Spesifikasi barang (spesification of goods).

4) Keaslian barang (originality of goods).

5) Asal barang (origin of goods).

b. Jumlah dan kualitas barang (quantity and quality of goods).

c. Harga barang (price of goods).

2. Syarat Pengiriman Barang Meliputi:

a. Pelabuhan muat dan pelabuhan tujuan (port of loading and port of destination).

b. Pengiriman sebagian (partial shipment) diperbolehkan atau tidak.

3. Syarat Penyerahan Barang (Terms of Delivery)

International Commercial Terms (Incoterms) adalah kumpulan istilah yang dibuat untuk menyamakan pengertian antara penjual dan pembeli dalam perdagangan internasional. Penentuan syarat penyerahan barang dalam kegiatan ekspor dan impor (terms of delivery) dari penjual kepada pembeli sangat penting dilakukan. Semua itu bertujuan agar tidak ada kesalahpahaman dalam proses pengiriman barang. Semua ini dianggap penting karena berkaitan dengan masalah biaya dan risiko dalam setiap prosesnya. Dengan adanya ketentuan terms of delivery, maka akan terlihat jelas pembagian biaya dan risiko dari masing-masing pihak. Kemudian terms of delivery yang telah disepakati oleh penjual dan pembeli harus dimasukkan ke dalam sales contract. Dan setelah disepakati lalu diaplikasikan pada pengiriman barang dan disahkan pada dokumen transpornya.

Misalnya, surat jalan (delivery note) digunakan pada transportasi darat, Bill of Landing (B/L) jika menggunakan transportasi laut dan Airway Bill (AWB) jika menggunakan transportasi udara.

Dalam perdagangan internasional, syarat penyerahan barang dalam kegiatan ekspor dan impor mengenai pasal-pasal sales contract dalam terms of delivery mengacu pada International Commercial Terms (Incoterms) versi tahun 2000 (Incoterms 2000). Semua itu bertujuan kepada penyeragaman penafsiran terhadap pelaksanaan syarat penyerahan barang, pengurangan risiko dan biaya yang telah dikeluarkan berdasarkan sarana transportasi yang digunakan. Dalam International Commercial Terms (Incoterms) 2000, ada 13 macam terms of delivery yang dikelompokkan ke dalam 4 kategori, masing-masing kategori itu dikelompokkan berdasarkan inisial mereka:

a. Syarat “C” untuk CFR, CIF, CPT, dan CIP

Yaitu penjual harus menanggung biaya pengangkutan barang. Untuk itu penjual harus membuat kontrak pengangkutan (carriage contract). Akan tetapi, dalam hal ini tidak ada tanggung jawab dalam risiko kehilangan, kerusakan, dan tidak juga menanggung biaya tambahan yang mungkin timbul setelah pengapalan dan pelepasan barang (dispatch).

b. Syarat “D” untuk DAF, DES, DEQ, DDU, dan DDP

Yaitu penjual berkewajiban menanggung semua biaya dan risiko atas pengiriman barang sampai ke pelabuhan tujuan.

c. Syarat “E” untuk EXW

Yaitu penjual menyediakan barangnya di tempatnya sendiri (misalkan di gudang atau pabriknya). Kemudian pembeli harus mengurus sendiri pengangkutan barang dari negara penjual.

d. Syarat “F” untuk FCA, FAS, dan FOB

Yaitu penjual hanya berkewajiban menyerahkan atau mengantarkan barangnya ke sarana pengangkutan yang ditunjuk oleh pembeli.

International Commercial Terms (Incoterms) dikeluarkan oleh Kamar Dagang Internasional atau International Chamber of Commerce (ICC), versi terakhir yang dikeluarkan pada tanggal 1 Januari 2011 disebut sebagai Incoterms 2010. Incoterms 2010 dikeluarkan dalam bahasa Inggris sebagai bahasa resmi dan 31 bahasa lain sebagai terjemahan resmi. Dalam Incoterms 2010 hanya ada 11 istilah yang disederhanakan dari 13 istilah Incoterms 2000, yaitu dengan menambahkan 2 istilah baru dan menggantikan 4 istilah lama. Istilah baru dalam Incoterms 2010, yaitu Delivered at Terminal (DAT) dan Delivered at Place (DAP). Sedangkan 4 istilah lama yang digantikan, yaitu: Delivered at Frontier (DAF), Delivered Ex Ship (DES), Delivered Ex Quay (DEQ), dan Delivered Duty Unpaid (DDU).

1. Syarat Penyerahan Barang

Seperti yang telah dijelaskan di atas tentang kategori dalam Inter-national Commercial Terms (Incoterms), kini kita telah mengetahui 4 kategori terms of delivery. Untuk mengenal lebih rinci masing-masing syarat penyerahan barang sesuai Incoterms 2000 di atas mengenai siapa saja yang menanggung biaya pengangkutan, pembagian risiko, dan izin kepabeanan (clearance).

2. Cara Penyerahan Barang

Berikut ini adalah macam-macam cara penyerahan barang dan akibat yang ditimbulkan bagi kegiatan ekspor dan impor: