• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2. Kontrasepsi Hormonal

2.2.3. Kontrasepsi Pil

Terdapat begitu banyak jenis pil kontrasepsi yang beredar di pasaran seluruh dunia, tetapi pada dasarnya hanya dua jenis pil KB, yakni pil kombinasi (COCs, Combined Oral Contraseptives) dan pil yang hanya berisi progestin atau sering disebut minipill. Dulu dikenal pil sekuensial, tetapi karena efek sampingnya yang banyak, sekarang telah ditarik dari peredaran. Dua steroid utama dalam pil KB adalah estrogen dan progestin. Sejak peluncurannya di tahun 60-an, dosis kedua jenis

hormon ini mengalami penurunan yaitu kurang lebih 150 g estrogen dan 10 mg progestin, menjadi 30 g dan 150 g.10

a. Pil Kombinasi

Pil oral kombinasi (POK) merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon sintesis estrogen dan progesteron. Estrogen bekerja primer untuk membantu pengaturan hormon releasing factors di hipotalamus, membantu pertumbuhan dan pematangan dari ovum di dalam ovarium dan merangsang perkembangan endometrium. Progesteron bekerja primer menekan dan melawan isyarat-isyarat dari hipotalamus dan mencegah pelepasan ovum yang terlalu dini/prematur dari ovarium, serta juga merangsang perkembangan dari endometrium.11

a.1. Jenis Pil Kombinasi5, 9, 10 1. Pil Monofasik

Pil kombinasi yang paling banyak digunakan adalah pil monofasik yang berarti pil tersebut berisi estrogen dan progesteron dalam jumlah sama selama 21 hari waktu penggunaan pil, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif, mis: Brevinor, Eugynon 30, Femodane, Leostrin 30, Mervelon, Mercilon, Minulet, Ovranette, Ovysmen, Ovran, Ovran 30, Norinyl-1, Yasmin.

2. Pil Bifasik

Pil ini adalah pil 21 hari yang berisi estrogen dalam jumlah sama selama penggunaan paket tetapi ada pil yang memiliki dua kadar progestogen berbeda di dalamnya. Biasanya pil ini diberi kode dengan warna berbeda, mis: Bi Nouvum. Pada bifasik hanya estrogen dulu yang bekerja menekan sekresi gonadotropin, sedangkan

pada monofasik estrogen dan progesteron bekerja bersama-sama. Sehingga pada sekuensial ini pengentalan lendir serviks kurang begitu baik sehinga tetep saja terjadi penetrasi sperma. Jenis ini biasanya digunakan dalam pengobatan karena efek samping penggunaan hormonal baik amenorea, metroaragi dan menoragi.

3. Pil Trifasik

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

a.2. Mekanisme Kerja

Titik tangkap utama kontrasepsi oral kombinasi adalah pada hipotalamus dengan menekan gonadotropin realising hormon. Pengaruhnya pada hiposfisis terutama adalah penurunan sekresi luteinizing hormon (LH), dan sedikit follicle stimulating hormon (FSH). Dengan tidak adanya puncak LH, maka ovulasi tidak terjadi. Disamping itu ovarium menjadi tidak aktif, dan pemasakan folikel terhenti. Lendir serviks juga mengalami perubahan, menjadi lebih kental, sehingga penetrasi sperma menurun. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula..5, 14

a.3. Efektivitas

Bila pil digunakan dengan tepat dan benar keefektifan (theoretical effectiveness) mencapai 99,9%, atau hampir menyemai strerilisasi. Dalam praktek (use effectiveness), kegagalan pada pemakaian pil masih cukup tinggi, yakni 2,5%. Ketidakpatuhan meminum pil merupakan salah satu penyebab kegagalan.5

a.4. Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi penggunaan pil kombinasi adalah wanita yang menginginkan kontrasepsi oral dengan keefektifan yang sangat tinggi, anemia karena perdarahan haid yang banyak, siklus haid tidak teratur, dismenorea yang berat atau keluhan haid lain seperti nyeri tengah siklus dan sindrom pramenstruasi, kista ovarium yang tidak ganas, riwayat hamil ektopik dan riwayat keluarga yang menderita kanker ovarium. Kontraindikasi yang absolut adalah kehamilan, penyakit kardio dan serebrovaskular, diabetes melitus dengan komplikasi, penyakit hati, tumor ganas dari saluran kelamin dan payudara. Secara relatif pil kombinasi juga dapat diberikan pada keadaan sebagai berikut: sakit kepala yang berat, umur lebih dari 40 tahun, perokok berat (> 15 batang perhari) yang berumur lebih dari 35 tahun, hipertensi (> 160/90 mmHg), diabetes melitus, perdarahan vagina yang tidak diketahui sebabnya, menyusui, anemia, sel sabit dan lain-lain.9,10

a.5. Keuntungan

Keuntungan utama pil adalah keefektifannya yang tinggi apabila digunakan dengan tepat dan benar. Menyerupai efektifitas tubektomi, bila digunakan setiap hari. Resiko kesehatan yang ditimbulkan sangat kecil. Penelitian tentang pil sudah cukup banyak sehingga pil diyakini melindungi dari penyakit radang pinggul. Hal ini disebabkan oleh beberapa mekanisme antara lain pil mengurangi jumlah darah menstruasi sehingga mengurangi medium kultur untuk beberapa jenis kuman. Pil menyebabkan lendir serviks menjadi lebih tebal dan kanalis servikalis menjadi kurang lebar sehingga sulit ditembus kuman yang akan masuk ke dalam kavum uteri. Selain itu siklus menstruasi menjadi teratur, banyaknya darah menstruasi berkurang

(mencegah anemia), tidak terjadi dismenorea. Pil dapat digunakan jangka panjang selama akseptor ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan dan dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause. Penggunaan pil juga mudah dihentikan setiap saat (reversibel) karena kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil tersebut dan dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.5, 9, 14 a.6. Kerugian

Di samping keuntungan yang ada, pil mempunyai beberapa kerugian antara lain harus diminum setiap hari, sehingga ketidakdisiplinan pemakai menyebabkan kegagalan tinggi. Harga pil relatif lebih mahal dibanding cara kontrasepsi lainnya dan pil tidak bisa dipakai pada wanita yang sedang menyusui. Efek samping pil masih cukup banyak seperti perdarahan bercak (break-through bleeding) terutama pada 3 bulan pertama, amenorea, nausea, nyeri payudara, sakit kepala, kenaikan berat badan, akne, perubahan emosi, retensi cairan sampai hipertensi, dan memperberat resiko penyakit kardiovaskular terutama bagi perokok berat. Pada ibu PUS yang mempunyai riwayat sudah pernah mengalami gangguan menstruasi, pada penggunaan pil kontrasepsi akan mudah mengalami gangguan menstruasi.5, 9

Ketidakpraktisan pil ditambah dengan efek samping yang masih relatif banyak, menyebabkan kelangsungan pemakaian rendah. Angka kelangsungan pemakaian sampai akhir tahun pertama kadang-kadang kurang dari 50%. Pil kombinasi juga berinteraksi dengan obat lain seperti rifampisin, fenitoin, berbiturat dan griseovulvin. Pemakaian obat tersebut mengurangi keefektifan pil karena menurunkan absorbsi dan mengganggu mekanisme kerjanya. Hubungan antara pil kombinasi dengan Kanker leher rahim (Ca servix) masih menjadi kontroversi.

Banyak studi mengatakan bahwa ada hubungan antara pemakian pil dengan resiko munculnya Kanker servix, bahkan setelah faktor seksual diperhitungkan.13, 14

b. Pil Progestin (Progestin-Only Pill) b.1. Sejarah Pil Progestin (POP)

Dalam bahasa aslinya disebut Progestin-Only Pills atau disingkat POP atau Minipil atau Breastfeeding Pill. Dalam bahasa Indonesia disebut Pil Hanya Progestin atau Pil Progestin Saja (PHP atau PPS), atau pil mini atau pil menyusui. Dibuat dipertengahan tahun 1960-an, sebagai alternatif terhasap pil kombinasi dan mengandung dosis progestin yang lebih rendah dibandingkan dengan progestin yang ada dalam pil kombinasi dan sama sekali tidak berisi estrogen. Di Indonesia mini pil dipasarkan dengan nama dagang Exulton (buatan Organon), yang mengandung 0,5 mg linestrenol. Pil ini diminum terus menerus setiap hari, meskipun sedang dalam keadaan menstruasi.14

b.2. Jenis Minipil

Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau 350 µ g nerettindron dan kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg desogestrel. 5

Tabel.2.1. Jenis Mini Pil10

JENIS PREPARAT KADAR

Desogestrel Cerazette 0,0075 Levonorgestrel Microval 0,003 Norgeston 0,03 Noristeron Femulen 0,5 Micronor 0,35 Noriday 0,35 Norgestrel Neogest 0,075

b.3. Cara Kerja

Cara kerja mini pil yaitu dengan menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi menjadi lebih sulit. Lendir serviks mengental sehingga menghambat penetrasi sperma. Pada penggunaan jangka panjang minipil dapat mempengaruhi motilitas tuba, fertilisasi, serta transportasi sperma. Motilitasi tuba beresiko terjadinya kehamilan ektopik menjadi lebih besar.5, 15

b.4. Efektivitas

Bagi ibu yang masih menyusui, sampai sembilan bulan pertama post partum keefektifan pil ini mencapai 98,5%. Bagi ibu yang tidak menyusui, atau ibu dalam masa interval, keefektifannya turun menjadi 96%. Apabila digunakan secara konsisten dan benar, efektivitasnya akan lebih tinggi.10, 14

b.5. Keuntungan

Minipil sangat efektif bila digunakan secara benar. Tidak mengganggu hubungan seksual dan tidak mempengaruhi ASI. Apabila pemakaian dihentikan kesuburan cepat kembali. Efek samping yang disebabkan sedikit sehingga nyaman dan mudah digunakan.5

b.6. Kerugian5, 10

Hampir 30-60 % mengalami gangguan menstruasi (perdarahan sela, spotting, amenorea). Terjadinya peningkatan berat badan. Harus digunakan setiap hari pada waktu yang sama. Bila lupa satu pil saja kegagalan menjadi lebih besar. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis dan timbul jerawat. Resiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi resiko ini lebih rendah jika

dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakan minipil. Efektifitas minipil menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat tuberkulosis atau obat epilepsi.

Dokumen terkait