• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat terhadap Pendidikan Agama Islam Pendidikan Anak pada saat initerhadap Pendidikan Agama Islam Pendidikan Anak pada saat ini

Rangkaian materi- materi pendidikan Agama Islam pada anak yang telah dijelaskan Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat, pada umumnya masih relevan untuk diterapkan dalam dunia pendidikan anak dewasa ini. Di Indonesia misalnya. Rangkaian materi pendidikan keimanan, akhlak,dan sosial tersebut dapat dijumpai dalam kurikulum pendidikan anak di Indonesia yang pada

umumnya disebut pendidikan agama islam. Pendidikan agama diberikan didasarkan pada pandangan bahwa agama mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, yakni sebagai tata nilai, pedoman, pembimbing, dan pendorong manusia untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik dan sempurna. Oleh karena itu, agama wajib diketahui, dipahami, diyakini dan diamalkan. Selain itu ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan tujuan pendidikan nasional dalam rangka pengembangan bangsa dan budaya bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka pendidikan agama diberikan kepada semua jenis, jenjang, dan jalur sekolah, baik negeri maupun swasta.

Dari sini dapat dipahami bahwa pendidikan agama adalah bagian kurikulum pendidikan anak baik usia Taman Kanak-Kanak sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Pendidikan agama merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh semua anak didik. Hal-hal yang berkaitan dengan upaya pendidikan agama tersebut dikemas menjadi satu paket mata pelajaran, yakni bidang studi pendidikan agama bagi sekolah umum dan ada pula yang diperinci menjadi beberapa bidang studi bagi sekolah agama (madrasah). Misalnya untuk Sekolah Dasar pendidikan agama merupakan satu paket khusus, sedangkan untuk Madrasah Ibtidaiyah pendidikan agama diperinci menjadi pelajaran akidah, akhlak, dan lain-lain.

Dengan demikian dapat ditarik pengertian bahwa pendidikan keimanan, Akhlak, Sosial seperti yang dikemukakan oleh Abdullah Nashih Ulwan dan Zakaih Darajat sebagian besar mempunyai nilai relevansi yang cukup tinggi dengan pendidikan anak dewasa ini, terutama di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya pendidikan keimanan, Akhlak dan sosial yang diistilahkan pendidikan agama islam dalam lingkup pendidikan anak di Indonesia. Pendidikan agama menjadi bagian mata pelajaran yang harus diikuti oleh semua peserta didik. Dengan demikian, apa yang ditawarkan Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat masih relevan dijadikan pijakan dalam penyusunan kurikulum, hanya saja perlu diadakan perincian menjadi mata pelajaran yang jelas.

Tabel 5.1

Matrik Komparasi Konsep Pendidikan Agama Islam pada Anak Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat

No Aspek Konsep pendidikan agama Abdullah Nashih Ulwan

Konsep pendidikan Agama Zakiah Darajat 1 Materi pendidikan agama islam pada anak

Materi pendidikan dalam pandangan Abdullah Nashih Ulwan dikaitkan dengan berbagai tanggung jawab orang tua atau pendidik terhadap pendidikan agama islam terhadap anak. Secara rinci materi tersebut

meliputi:pendidikan keimanan, pendidikan fisik,

pendidikan moral, pendidikan akal, pendidik psikis, pendidikan sosial, dan pendidikan seksual.

Materi dalam pendidikan agama islam terhadap anak menurut Zakiah Darajat adalah:

Pembinaan Iman dan Tauhid. Pembinaan Akhlak,

Pembinaan Ibadah dan Agama, Pembinaan

Kepribadian dan Sosial Anak

2

Metode pendidikan agama islam

pada anak

Diantara metode pendidikan menurut Abdullah Nashih Ulwan yang efektif terhadap pendidikan agama anak adalah: 1. Keteladanan

2. Pembiasaan

3. Pemberian Nasehat 4. Pemberian Perhatian 5. Pemberian Hukuman

metode pendidikan agama islam pada anak menurut Zakiah Darajat adalah dengan keteladanan, kebiasaan, latihan-latihan dan cerita

3 Lingkungan pendidikan agama Islam

pada anak

1. Keluarga dipandang Ulwan sebagai tempat pendidikan awal dan utama bagi anak, sebab anak secara otomatis menyaksikan segala gerak-gerik orang tua dan seluruh anggota keluarga lainnya. 2. Lingkungan sekolah.

Ulwân terlihat begitu hati-hati dalam memilih lembaga pendidikan dimana anak

1. Keluarga menurut Zakiah Darajat tempat pendidikan pertama anak

2. Sekolah adalah tempat anak-anak berlatih dan menumbuhkan

kepribadiannya.

3. Masyarakat mempunyai pengaruh yang besar dalam memberi arah terhadap pendidikan anak,

akan belajar.

3. Lingkungan yang ketiga adalah lingkungan

masyarakat. Dalam kaitan ini ulwan memberikan sorotan bahwa melalui lingkungan masyarakat inilah anak akan

mendapatkan kebebasan bergaul, bermain dan lain-lainnya tanpa memandang perbedaan usia.

terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang ada di dalamnya.

Tabel 5.2

Matrik Persamaan dan Perbedaan Konsep Pendidikan Agama Islam pada Anak

Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat

No Aspek Pembahasan

1 Persamaan Dalam konsep yang dikemukakan Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah darajat ada beberapa kesamaan:

1. Materi: pendidikan keimanan, moral, Intelektual, dan sosial

2. Metode : pendidikan dengan keteladanan, pendidikan dengan kebiasaan.

3. Lingkungan pendidikan: keluarga, sekolah dan masyarakat.

a. Membuka kehidupan anak dengan tauhid b. Orang tua dan guru menjadi tauladan oleh anak

karena itu pendidik mengamalkan perintah Allah swt dan Rasul-nya

c. Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak

2 Perbedaan Adapun bentuk perbedaan antara Abdullah Nashih ulwan dan Zakiah darajat dalam memandang pemberi hukuman terhadap anak, Ulwan memberikan hukum sebagi metode terakhir untuk merubah akhlak dan kebiasaan buruk anak agar dapat berubah kepada yang lebih baik, sedangkan Zakiah tidak membenarkan hal itu dalam pendidikan dengan beranggapan bahwasanya hukuman dapat menghilangkan kepercayaan anak didik dan membenci lingkungannya.

8

Dari uraian dan analisis hasil penelitian sebagaimana dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pemikiran pendidikan agama Islam terhadap anak menurut Abdullah Nashih Ulwan ditinjau dari segi materi terdiri dari beberapa bagian, diantarnya yaitu: Pendidikan iman, pendidikan moral, pendidikan fisik, pendidikan rasio (akal), pendidikan sosial, dan pendidikan seksual. Kemudian ditinjau dari segi lingkungan pendidikan, Nashih Ulwan mengklasifikasikannya menjadi tiga lingkungan pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Pendidikan dalam keluarga merupakan pedidikan yang paling awal dan utama, dan yang paling berperan penting adalah orang tua. Kemudian setelah memasuki umur 5 tahun anak mulai diperkenalkan pada lingkungan sekolah yang merupakan tanggung jawab seorang guru untuk mendidik muridnya. Setelah itu, ketika anak sudah mulai bermain di lingkungan luar rumah atau masyarakat, maka orang tua harus memantau lebih dalam lagi terhadap gerak-gerik anak, karena lingkungan

dalam bergaul di masyarakat sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Kemudian pendidikan anak menurut Nashih Ulwan ditinjau dari segi metode pendidikan, terdiri dari lima macam metode, di antaranya yaitu: 1) metode pendidikan dengan keteladanan; 2) metode pendidikan dengan adat kebiasaan; 3) metode pendidikan dengan nasehat; 4) metode pendidikan dengan perhatian dan pengawasan; 5) pendidikan dengan hukuman.

2. Pemikiran pendidikan agama Islam terhadap anak menurut Zakiah Darajat ditinjau dari segi materi pendidikan terdiri dari empat, yaiyu: 1) Pembinaan iman dan tauhid; 2) pembinaan akhlak; 3) pembinaan ibadah dan agama; 4) pembinaan kepribadian dan sosial anak. Kemudian ditinjau dari segi lingkungan pendidikan, tidak berbeda jauh dengan Nashih Ulwan, beliau mengkalisifikasikannya menjadi tiga bagian juga, yaitu dalam lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Kemudian untuk metode pendidikan agama pada anak, Zakiah mengemukakan tiga bentuk metode pendidikan, yaitu: 1) metode pendidikan dengan keteladanan, sama dengan pendapat Nashih Ulwan; 2) metode pendidikan dengan adat kebiasaan; dan 3) metode dengan bercerita.

3. Beberapa persamaan dari pemikiran Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat di antaranya pada materi pendidikan, mereka mengaitkan materi pendidikan dengan berbagai tanggung jawab orang tua atau pendidik lainnya seperti guru terhadap anak. Secara rinci materi yang sama antar kedua tokoh ini, adalah: pendidikan keimanan, moral, intelektual, dan sosial. Kemudian untuk metode pendidikan agama Islam yang memiliki kesamaan antara kedua tokoh tersebut yaitu metode penerapan keteladanan yang dianggap sangat penting, dan metode dengan adat kebiasaan. Untuk pendapat mengenai lingkungan pendidikan antara Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat tidak memiliki banyak perbedaan, mereka berpendapat bahwa pantauan atau pengawasan, kemudian perhatian yang dilakukan oleh pendidik baik orang tua maupun guru sangatlah penting dan berpengaruh dalam menyaring mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk perkembangan anak didik.

Kemudian untuk perbedaan pemikiran antara Abdullah Nashih Ulwan dan Zakaih Darajat terdapat dalam penerapan metode pendidikan dengan memberikan hukuman, di mana Nashih Ulwan melegalkan hukuman dalam pendidikan agama, sedangankan Zakiah tidak menerapakan pendidikan hukuman dalam mendidik anak.

B. Saran-Saran

1. Menurut peneliti kajian Abddullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat ini relevan dan dapat dijadikan acuan untuk memperbaiki pendidikan agama pada zaman sekarang, karena pemikiran pendidikan akhlak kedua tokoh ini tidak hanya memiliki nuansa dinamis tetapi juga fleksibel. Oleh karena itu, doktrin tersebut dapat terus menerus berlaku sesuai dengan tantangan zamannya tanpa menghilangkan nilai-nilai esensial dari pokok keutamaan agama Islam.

2. Dalam proses pembelajaran PAI guru perlu menerapkan konsep pendidikan Agama Islam pada Anak dari Abdullah Nashih Ulwan dan Zakiah Darajat karena dengan Materi, metode dan lingkungan pendidikan yang ditawarkan masih relevan diterapkan pada saat ini.

3. Studi pemikiran mengenai konsep pendidikan agama pada anak pada khususnya dan sarjana-sarjana muslim pada umumnya masih perlu dilanjutkan, mengingat masih banyak problema pendidikan seperti merosotnya agama dan akhlak para pemuda dan pemudi. Dalam literatur ke-Islam-an ternyata banyak sekali konsep pendidikan Agama yang dimajukan para filosof Islam dan para ulama yang hingga saat ini belum digali sepenuhnya. Untuk itu perlu adanya kajian lebih lanjut tentang konsep pendidikan Agama dari para pemikir Islam lainnya.

7

Al-Qur’an dan Terjemahnya.Jakarta: PT. Syamil Cipta Media. 2005

Al Qardhawi, Yusuf.Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al Banna. Terj. Bustami A.Gani. Jakarta: Bulan Bintang, 1980.

Al-Syaibani, Omar Mohammad al-Taoumy.Falsafah Pendidikan Islam. Terj. Hasan Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Al-Ghulayani, Musthafa.Idhah al-Nashiin. Pekalongan: Rajamurah, 1953.

Ahmadi.Islam sebagai Paradigma Ilmu pendidikan.Yogyakarta: Aditya Media, 1992.

An-Nahlawi, Abdurrahman.Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam. Bandung: CV. Diponegoro, 1992.

An-Nahlawi, Abdurrahman.Pendidikan islam di rumah sekolah dan masyarakat, Jakarta: Gema insani press, 1995.

Arifin, H.M.Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis Beradasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

Ashraf, Ali.Horison Baru Pendidikan Islam. Jakarta : Pustaka Firdaus,1989.

Ali, Mohammad Daud. Pendidikan Agama Islam.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000.

Barmawi, Bakir Yusuf.Pembinaan Kehidupan Beragama Islam pada Anak.

Semarang: Dimas, 1993.

Burhanudin, Jajat.Ulama Perempuan Indonesia.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Darajat, Zakiah.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.

---. Kepribadian Guru,Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2005

---.Islam dan Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung. 1986.

Haya Binti Mubarok al-Bank,Ensiklopedi Wanita Muslimah.Jakarta: Darul Falah.

Hourlock, Elizabeth B.Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 1996.

H.M. Arifin,Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis Beradasarkan Pendekatan Interdisipliner.Jakarta: Bumi Aksara, 1991.

Jalaluddin,Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Langgulung, Hasan. 1980.Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam.

Bandung: al Ma’arif, 2000

Madjid, Nurcholis.Masyarakat Religius. Jakarta: Paramadina, 2000.

Marimba, Ahmad D.Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: al-Ma’arif, 1989.

Moleong, Lexy J.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Karya, 2004.

Muchtar, Heri Jauhari.Fikih Pendidikan. Bandung: Rosdakarya, 2005.

Mujib, Abdul Muhaimin.Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya. Trigenda Karya. Bandung, 1993.

Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006

Mursi, Muhammad Said.Seni mendidik anak.Jakarta:Pustaka Al-Kautsar, 2003

Nashih Ulwan, Abdullah.Pendidikan Anak menurut Islam: Kaidah-kaidah

Dasar Pendidikan. Terjm. Ahmas Masjkur Hakim. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992.

Nashih Ulwan, Abdullah. 2007.Tarbiyatul Aulad Fil Islam. Jilid 1 dan II. Terjm. Jamaluddin Miri. Jakarta: Pustaka Amani

Nata, Abuddin.Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

Nizar, Samsul.Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis. Jakarta: Ciputat Pres, 2002.

Noor Syam, Mohammad.Falsafah Pendidikan Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional, 1986.

Quthb, Muhammad.Sistem Pendidikan Islam terj. Salman Harun. Bandung: al Ma’arif, 1984

Rusn, Abidin Ibn.Pemikiran al-Ghazali tentang Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998

Siregar, Marasudin Pengelolaan Pengajaran (Suatu Dinamika Profesi Keguruan. dalam M. Chabib hohadan Abdul Mu’thi. PBM-PAI di Sekolah Eksistensidan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.

Tafsir, Ahmad.Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam.Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.

Tim Penerbitan Buku 70 Tahun Prof. Dr. Zakiah Daradjat.Perkembangan

Psikologi Agama dan Pendidikan Islam di Indonesia 70 tahun Prof.Dr. Zakiah Daradjat,Ciputat: PT Logos Wacana Ilmu dengan Pusat penelitian IAIN Syarif Hidayatullah, 1999

Zuhaili, Muhammad.Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini.Jakarta : A.H. Ba’dillah Press, 1999

Zuhairini, Dkk. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Malang : Biro Ilmiah Tarbiyah IAIN, 1981.