• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Untuk Teologi Kristen

Dalam dokumen | Bio-Kristi (Halaman 102-105)

Kontribusi utama Clement bagi perkembangan doktrin gereja adalah usahanya untuk merekonsiliasi ajaran-ajaran Kristen dengan para filsuf Yunani kuno. Dia sendiri adalah sosok yang kompleks. Hal ini dapat dilihat saat ia menoleransi dan bahkan merangkul filosofi non-Kristen. Ini adalah sifat khas yang dimilikinya, bahwa dia hanya melihat permukaan dan ketidaksetujuan yang sifatnya sementara saja saat orang lain

menemukan pertentangan yang mendasar. Clement bisa merekonsiliasi, dan bahkan menyatukan, pandangan-pandangan yang berbeda sampai kepada batas yang

membuat upaya untuk menghubungkannya dengan sistem individual tertentu menjadi tidak mungkin dilakukan. Dia mengganti metode apologetik dengan metode konstruktif

103

atau sistematik, mengubah tradisi gereja yang sederhana menjadi teologi dogmatik yang ilmiah.

Pada masa Clement, banyak orang menganggap bahwa filosofi adalah ciptaan Iblis. yang lain memandang para filsuf sebagai orang yang tidak normal, dan Clement sendiri mengatakan bahwa para filsuf berutang banyak pengetahuan terhadap tulisan-tulisan dalam Perjanjian Lama. Namun, dia mengatakan, "bahwa filosofi pada dasarnya adalah tuntunan Allah" (Stromateis i, I). Clement melihat filosofi Yunani bukan sebagai sesuatu yang tidak relevan atau bertentangan dengan kekristenan, tetapi sebagai suatu tahap awal pewahyuan kebenaran Tuhan untuk umat manusia melalui Logos yang terus berlangsung. Seperti hukum Musa yang merupakan "paidagogos" bagi orang-orang Yahudi yang menyiapkan mereka untuk menerima Mesias, Clement percaya bahwa Tuhan juga menggunakan filosofi untuk menginformasikan orang-orang Yunani dan akhirnya memimpin mereka kepada kepenuhan kebenaran di dalam Kristus.

Pewahyuan yang diberikan melalui hukum dan nabi-nabi pada masa Perjanjian Lama, apalagi pewahyuan langsung dari inkarnasi Logos dalam Kristus Yesus, jauh melebihi pengetahuan Yunani kuno.

Namun, Clement tidak menerima semua sekolah filosofi Yunani; dia mencela kaum Sophist dan Hedonist dari sekolah sekolah Epicurus. Meski umumnya sikapnya

menunjukkan ketidaksetujuannya dengan segala hal yang berkaitan dengan Stoicisme, dia dengan jelas menaruh hormat pada perpaduan Stoicisme dan Platonisme yang mengarakterisasi pemikiran religius dan etis para golongan terpelajar pada masanya. Dalam ekspresi etisnya, dia sangat dipengaruhi oleh Plato dan Stoic (sebuah sekolah filosofi) dan banyak menggunakan terminologi mereka. Clement memuji Plato karena menegaskan tujuan utama manusia dalam hidup adalah menjadi serupa dengan Tuhan. Dia melihat deskripsi Plato tentang Tuhan yang transenden dan tidak berwujud adalah akurat dan sesuai dengan Alkitab. Pengajarannya juga melibatkan etika bersikap Stoic, penekanan keinginan, dan pemenuhan kewajiban moral, dan deskripsinya tentang Gnostic yang sempurna sangat mirip dengan definisi Stoic tentang manusia yang bijaksana. Clement menasihati murid-muridnya untuk membuang rantai kedagingan sejauh mungkin, agar hidup seolah-olah di luar tubuh, dan dengan demikian, semakin meninggalkan hal-hal duniawi. Dia adalah orang Yunani sejati dalam bersikap, namun sikap idealnya yang tertinggi adalah pembekuan segala kasih yang mungkin saja menganggu jiwa dalam kariernya. Clement merangkul cita-cita etis-religius yang tinggi ini sebagai keberhasilan dari kesempurnaan manusia dalam kesatuannya dengan Tuhan -- yang filosofi Yunani, sejak zaman Plato, sudah upayakan -- dan

menghubungkannya dengan kekristenan dan tradisi gereja. Baginya, masuk akal bila kesimpulan filosofis orang-orang Yunani sangat mirip dengan keyahudian mereka. Dia percaya, semua manusia diberkati oleh Tuhan dengan "pikiran untuk berbagi" -- suatu intuisi alami yang mencari kebenaran dan kebajikan. Tuhan juga menyatakan

kebenaran-Nya kepada semua orang dari segala zaman melalui pewahyuan ilahi. Clement juga menekankan kepentingan permanen filosofi bagi kepenuhan pengetahuan Kristen. Dengan sukacita, dia menjelaskan hubungan antara pengetahuan dan iman, dan dia dengan tajam mengkritik mereka yang tidak mau memanfaatkan filosofi. Dia menjelaskan pentingnya pemahaman rohani yang lebih tinggi, atau "gnosis", yang

104

dengan jelas dia bedakan dari "gnosis" yang ditegaskan oleh Gnostic. Dia mengajarkan bahwa iman adalah dasar dari segala pengetahuan dan keduanya itu diberikan kepada manusia oleh Kristus. Seperti Plato, Clement memandang dunia sebagai suatu

organisme utuh yang kemudian dapat dilihat oleh manusia. Pengetahuan yang lebih besar akan Tuhan dan dunia memungkinkan orang-orang percaya untuk benar-benar memahami apa yang dia percayai, dan inilah kesempurnaan iman. Untuk mencapai "pengetahuan iman" ini, yang jauh lebih tinggi dari filosofi "iman perkiraan", benar-benar diperlukan. Bahkan, Clement menganggap kekristenan sebagai filosofi yang benar dan Kristen yang sempurna adalah "Gnostic" yang sejati. Termasuk dalam filosofi yang benar ini adalah kebebasan dari dosa dan pencapaian kebajikan. Karena semua dosa berakar dari ketidaktaatan, maka pengetahuan akan Tuhan dan kebaikan diikuti oleh tindakan yang baik. Dia menolak konsep Gnostic tentang predestinasi mutlak dan perbedaan antara orang "psychic" (mental) dan "pneumatic" (jiwa). Dia percaya pada kebebasan untuk melakukan hal-hal baik -- bahwa semua orang ditakdirkan untuk sempurna bila mereka mau melakukannya.

Clement memahami gnosis Kristen ini sebagai karya Logos, yang melaluinya hubungan Tuhan dengan dunia dan pewahyuan-Nya dipelihara. Dia memandang Tuhan secara transenden sebagai suatu Makhluk yang utuh. Meski kebaikan-Nya beroperasi dalam penciptaan bumi, esensi keilahian-Nya kekal, cukup, dan mampu menanggung

penderitaan. Logos adalah yang paling dekat dengan Bapa, yang kekuatan-Nya berasal dari Diri-Nya sendiri, tetapi baik Anak maupun Roh Kudus adalah "kuasa yang pertama diciptakan". Mereka adalah tahap-tahap yang tertinggi dalam skala makhluk cerdas, dan Clement membedakan Logos-Anak dari Logos yang keberadaannya di dalam Tuhan adalah kekal, dan ini menjadi dasar tindakan Photius yang "menurunkan Anak dalam deretan mahkluk ciptaan". Logos terpisah dari dunia sebagai prinsip penciptaan dan penuntun. Jadi, hidup yang alami adalah hidup seturut kehendak Logos. Deskripsi Clement tentang inkarnasi agak bersifat Docetic meski ia menolak Gnostic Docetism. Dia mengatakan bahwa Tubuh Kristus bukanlah subjek bagi kebutuhan manusia. Kristus adalah Dokter yang baik, dan obat yang Dia berikan adalah menyampaikan gnosis yang menyelamatkan, yang membawa manusia dari penyembahan berhala menuju kepada iman dan dari iman ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi.

Bagi Clement, cara untuk bersatu dengan Allah hanyalah melalui gereja. Penyampaian gnosis diikat oleh ordo kudus, yang memberikan cahaya dan kehidupan yang ilahi, dan iman sederhana dari orang Kristen yang sudah dibaptis berisi seluruh inti pengetahuan tertinggi. Melalui Ekaristi, orang-orang percaya disatukan dengan Logos dan Roh Kudus dan mencetak orang-orang yang jujur. Meskipun Clement pada awalnya memberikan konsep rohani yang masih murni tentang gereja, urgensi kontroversinya dengan Gnostic memaksanya untuk lebih menekankan gereja sebagai institusi resmi.

Suatu kutipan dari "Mar Saba letter", yang dipertalikan dengann Clement dari

Alexandria, adalah satu-satunya bukti kemungkinan adanya "Secret Gospel of Mark" (Injil Rahasia Markus).

105

Beberapa teolog dan pengurus gereja pada masa selanjutnya menentang pandangan- pandangan Clement. Meski hari peringatannya secara tradisional diperingati pada 4 Desember, Paus Clement VIII menghapus nama Clement dari martirologi Roma karena tulisan-tulisannya yang tidak ortodoks. (t/Ratri)

Diterjemahkan dari:

Nama situs = New World Encyclopedia Judul asli artikel = Clement of Alexandria Penulis = Tidak dicantumkan

Alamat URL = http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Clement_of_Alexandria

Tahukah Anda: Latar Belakang Penamaan Alkitab

Dalam dokumen | Bio-Kristi (Halaman 102-105)