• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II INSTRUMEN YANG DIPERJUALBELIKAN

2.5. Konvertibel

2.5.1. Definisi Konvertibel

Sekuritas konvertibel adalah obligasi atau saham preferen yang dapat ditukarkan/konversi menjadi saham biasa berdasarkan hak pilih pemegangnya menurut persyaratan dan kondisi tertentu. Ciri khusus yang paling penting adalah berapa lembar saham yang akan diterima seorang pemegang hak konvertibel pada saat yang bersangkutan melaksanakan haknya. Ciri ini dikenal dengan rasio konversi (conversion ratio) yang menggambarkan berapa jumlah saham biasa yang diterima seorang pemegang hak konvertibel pada waktu penyerahan sekuritasnya. Berkaitan dengan ratio konversi adalah harga konversi (conversion price) yaitu harga efektif yang dibayarkan untuk saham biasa pada saat dilakukan konversi. Hakikatnya konvertibel sama dengan obligasi yang memiliki hak waran (Brigham & Weston, 1991: 604).

Obligasi konversi atau yang dikenal juga dengan nama convertible bonds , adalah suatu jenis obligasi yang dapat dikonversikan menjadi saham dari

perusahaan penerbit obligasi dan biasanya pada rasio pertukaran yang sudah ditentukan terlebih dahulu pada penerbitan obligasi tersebut. Ini merupakan sekuriti hibrida yaitu suatu sekuriti yang terdiri dari dua unsur yaitu utang dan ekuitas ( Husnan & Pudjiastuti, 2012:379).

Hubungan antara ratio konversi dan harga konversi bisa dilihat misalnya pada obligasi mandat konvertibel dari Adams Electric Company yang emisinya dilakukan dalam tahun 1984 dengan nilai nominal $1.000. Kapan saja sebelum jatuh temponya tanggal 1 juli 2004, pemegang obligasi mandat tersebut boleh menyerahkan obligasinya dan mandat ganti 20 lembar saham biasa (Brigham & Weston, 1991: 604). Dengan demikian rasio konversinya dalah 20 saham untuk 1 obligasi. Karena harga nominal obligasi mandat tersebut $1000 maka harga konversi per lembar saham adalah $50 yaitu:

Harga Konversi (Pc) = Nilai nominal obligasi/saham yang diterima Harga Konversi (Pc) = $1.000/20 = $50

2.5.2. Keuntungan Konvertibel

Hak konvertibel menguntungkan bagi perusahaan maupun investor. Keuntungan yang paling penting adalah:

1. Sebagai daya penarik pada saat penjualan sekuritas hutang

Perusahaan bisa menjual sekuritas hutang dengan suku bunga yang lebih rendah dan persyaratan perjanjian pinjaman yang tidak terlalu ketat dengan cara memberikan kesempatan kepada investor untuk berbagi laba aktiva potensial (Brigham & Weston, 1991: 605).

2. Penjualan saham biasa dengan harga diatas harga yang berlaku

Banyak perusahaan yang sebenarnya ingin menjual saham biasa dan bukannya sekuritas hutang tetapi merasa bahwa harga sahamnya sementara ini sedang tertekan. Manajemen mungkin tahu bahwa pendapatan sedang menurun karena adanya pemogokan buruh dan akan pulih kembali tahun depan dimana harga sahamnya juga akan ikut naik lagi. Kalau menjual saham saat ini berarti harus memberikan lebih banyak saham dari semestinya. Hanya saja penetapan harga konversi 10 sampai 30 persen di atas harga pasar saham berarti 10 sampai 30

persen lebih sedikit saham yang diterima dibanding dengan misalnya saham dijual langsung. Sebenarnya manajemen mengharapkan harga saham akan naik diatas harga konversi agar saham ini jadi menarik waktu konversi. Kalau harga saham tidak naik dan konversi tidak terjadi maka perusahaan jadinya dibebani hutang (Brigham & Weston, 1991: 605).

Bagaimanapun perusahaan bisa meyakinkan bahwa konversi terjadi ketika harga saham sedang di atas harga konversi. Umumnya sekuritas konvertibel mempunyai persyaratan yang memberikan kesempatan pada perusahaan yang mengeluarkannya hak penebusan kembali pada tingkat harga yang ditentukan. Misalkan harga koversi $50, ratio konversi 20, harga pasar saham naik jadi $60 dan harga penebusan obligasi konvertibel adalah $1.050. Saat perusahaan menebus kembali obligasi tersebut, pemegang obligasi bisa mengkonversi obligasinya ke saham biasa dengan nilai pasar $1.200 atau membiarkan perusahaan menebus kembali dengan harga $1.050. Tentunya pemegang obligasi memilih $1.200 sehingga disini terjadi konversi. Jadi persyaratan penebusan kembali itu

memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk “memaksakan” konversi,

dengan syarat harga pasar saham adalah lebih besar dari pada harga konversi (Brigham & Weston, 1991: 605).

Misalkan: PT.Rahma menerbitkan Convertible boonds dengan tingkat Bungan 12% per tahun, dan bisa di konversikan menjadi saham nanti pada tahun ke 5. Untuk satu lembar obligasi , misalnya bisa di tukar dengan satu lembar saham biasa. Dengan kata lain rasio konversinya adalah satu banding satu, Saat ini harga saham PT.Rahma adalah Rp.8.000 dan convertible boonds di tawarkan dengan harga Rp.10.000 ( Sjahrial, 2014:475).

2.5.3. Kerugian Konvertibel

Dari sudut pandang perusahaan yang mengeluarkannya, sekuritas konvertibel mempunyai suatu kerugian, yaitu:

1. Walaupun obligasi konvertibel memberikan kesempatan pada perusahaan untuk menjual saham biasa dengan harga 10 sampai 30 persen diatas harga pasar,

dalam hal harga saham naik tinggi sekali, perusahaan mungkin akan menunggu dan menjual saham secara biasa (Brigham & Weston, 1991: 605).

2. Bila perusahaan memang benar ingin menghimpun modal ekuitas sedangkan harga saham tidak cukup tinggi kenaikannya, maka perusahaan terpaksa harus puas dengan hutang yang ada, hanya saja bunga hutang ini relatif rendah (Brigham & Weston, 1991: 606).

2.5.4. Penilaian Convertible Bonds

Pemilik CB sebenarnya memiliki obligasi dan opsi call terhadap saham perusahaan. Untuk meng-exerci kan opsi tersebut pemilik CB harus melepaskan obligasi yang akan dimilikinya. Hal ini berbeda dengan kepemilikan waran yang memungkinkan meng-exercise-kan waran untuk uang tunai tanpa harus melepaskan obligasi dimana waran melekat ( Sjahrial, 2014:476).

Misalnya PT.Utama menerbitkan CB sebanyak 1.000.000 lembar dengan nilai nominal Rp.1.000 juta, yang bisa dikonversikan menjadi saham biasa sebanyak 1.000.000 lembar saham. Misalkan, perusahaan telah menerbitkan 2.000.000 lembar. Berapa nilai CB tersebut ? NIlai CB akan tergantung pada nilai obligasi dan konversinya.Nilai obligasi merupakan nilai seandainya obligasi tersebut tidak di konversikan. Nilai konversi menunjukkan nilai sewaktu obligasi tersebut dikonversikan. Pada saat jatuh tempo. Misalkan, saat konversi CB tersebut di batasi pada tahun ke 5. Pada saat itu nilai obligasi akan ditunjukkan pada nilai suatu perusahaan diatas Rp.1000 juta, maka obligasi tersebut akan di penuh. Tetapi , apabila perusahaan jatuh di bawah Rp.1000 juta, maka nilai obligasi akan turun sesuai dengan nilai perusahaan ( kita asumsikan tidak ada hutang selain CB ) nilai konversi pada saat jatuh tempo. Misalkan nilai perusahaan adalah Rp. 6000 juta , berarti bahwa 1juta lembar saham yang di peroleh dari konversi CB akan bernilai Rp.2.000 per lembar. Karena , setiap lembar CB bisa ditukar dengan satu lembar saham biasa , maka nilai konversi per lembar adalah juga 2.000 ( Sjahrial, 2014:476).

2.5.5. Sertifikat Bukti Rights

Penerbitan rights akan di lakukan dengan cara sebagai berikut. Misalkan suatu perusahaan saat ini memiliki jumlah lembar saham sebanyak 10 juta dengan harga pasar saat ini Rp.15.000 per lembar. Perusahaan memerlukan tambahan dana sebesar Rp.50 miliar untuk ekspansi. Perusahaan dapat saja menerbitkan saham baru dan menawarkan kepada public mum. Apabila cara ini ditempuh , umumnya perusahaan harus menggunakan jasa lembaga penjamin ( yang akan menjamin bahwa penerbitan akan laku terjual semua ) atau menawarkan saham baru dengan harga yang lebih rendah dari harga saham saat ini. Keduanya akan mengakibatkan perusaaan menanggung biaya. Pilihan pertama mengakibatkan perusahaan harus membayar fee Kepada pihak penjamin ( underwriter ) dan yang kedua berarti didistribusi kemakmuran kepada pemegang saham baru.Untuk itu alternative lain adalah menawarkan kepada para pemegang saham lama untuk membeli saham baru. Agar pemegang saham lama berminat untuk membeli saham baru tersebut, perusahaan akan menawarkan saham baru dengan harga jauh lebih murah ( Sjahrial, 2014:478).

2.6. Hak Pilihan (Option)

Dokumen terkait