• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koordinasi yang dilakukan antara Kepala Sekolah dengan Guru Pendidikan Agama Islam serta orangtua peserta didik dalam

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Temuan Penelitian

2. Koordinasi yang dilakukan antara Kepala Sekolah dengan Guru Pendidikan Agama Islam serta orangtua peserta didik dalam

meningkatkan kualitas shalat berjamaah peserta didik di SDN 106162 Medan Estate Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Kegiatan apapun yang diakukan dalam sebuah organisasi, tidak akan berjalan dengan baik sebagaimana tujuan yang diharapkan jika tidak diikuti dengan proses koordinasi melalui jalur komunikasi, baik komunikasi vertikal maupun horizontal. Komunikasi vertikal terjadi antara pimpinan atau Kepala Sekolah dengan bawahan atau guru termasuk guru Pendidikan Agama Islam, sedangkan komunikasi horizontal terjadi antar sesama bawahan atau antar sesama guru, baik sesama guru Pendidikan Agama Islam maupun antar guru Pendidikan Agama Islam dengan guru mata pelajaran lainnya. Begitu juga dengan kegiatan shalat berjamaah ini, karena dengan adanya koordinasi yang baik antar seluruh personil sekolah, lebih khusus lagi antar personil yang terlibat dalam kegiatan shalat berjamaah, maka akan dapat tercapai kegiatan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

Temuan penelitian menunjukkkan bahwa telah adanya kerjasama yang baik dalam mendukung kegiatan shalat berjamaah di sekolah ini. Dukungan berasal dari Kepala Sekolah, Guru Pendidikan Agama Islam, Orang tua Peserta didik dan peserta didik itu sendiri. Bentuk dukungan yang diberikan disesuaikan dengan kapasitas kemampuan dan kewajiban personil yang memberikan dukungan tersebut. Hal ini dapat dilihat antara lain misalnya dukungan yang diberikan orang tua peserta didik adalah memberikan motivasi kepada peserta didik untuk selalu mengikuti shalat berjamaah di sekolah. Pemberian motivasi ini dibarengi dengan adanya partisipasi dan kepedulian orang tua untuk mengingatkan peserta didik agar senantiasa membawa perlengkapan shalatnya, seperti mukena, sarung dan peci.

Selanjutnya dukungan yang diberikan oleh Kepala Sekolah adalah berupa penyediaan fasilitas untuk menunjang kegiatan shalat berjamaah, antara lain memberikan kepercayaan kepada guru Pendidikan Agama Islam untuk menggunakan fasilitas bekas ruangan perpustakaan untuk ruangan shalat

105

berjamaah. Selain itu pula membuat tempat untuk berwhudu dengan semua peralatannya. Dukungan yang paling berarti dan penting yang diberikan oleh Kepala Sekolah adalah senantiasa memberikan motivasi dan pennghargaan kepada seluruh peserta didik untuk melaksanakan shalat berjamaah dengan baik.

Adapun dukungan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam adalah berupa pelaksanaan tugasnya sebagai guru yakni menjadi : Pertama, sebagai Pengajar, dalam hal kegiatan shalat berjamaah, guru Pendidikan Agama Islam memberikan penjelasan materi dalam setiap kesempatan pembelajaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan shalat berjamaah. Selain itu pua diberikan kegiatan praktek tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam shalat berjamaah baik secara perorangan maupun kelompok. Kedua, sebagai Pendidik, guru Pendidikan Agama Islam berupaya untuk merubah perilaku peserta didik dari perilaku yang tidak baik menjadi baik, misalnya sebelum melaksanakan shalat berjamaah di sekolah terdapat peserta didik yang cenderung kurang mampu bersosialisasi dengan sesama temannya, setelah melaksanakan shalat berjamaah mereka mampu membina silaturrahim dengan sesama temannya, saling membantu, saling menghargai, saling menyayangi dan mengasihi dan sifat-sifat baik lainnya. Semakin banyak didikan yang diberikan guru Pendidikan Agama Islam dalam kegiatan shalat berjamaah, maka semakin tampak perubahan perilaku para peserta didik. Karena itu, di sekolah ini guru Pendidikan Agama Islam tidak ada bosan-bosannya memberikan bimbingan, pengerahan dan penjelasan tentang shalat berjamaah sehingga peserta didik perlahan akan nampak perubahan dalam perilakunya dalam kesehariannya di sekolah dalam bergaul dengan guru dan teman-temannya. Ketiga, dalam tugasnya sebagai pembimbing, maka guru Pendidikan Agama Islam selalu memberikan bimbingan dan arah tentang pentingnya shalat berjamaah serta pahala yang akan diperoleh bagi orang yang selalu mengamalkannya. Bimbingan dan arahan yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam tersebut dilaksanakan pada saat jam belajar berlangsung maupun di saat sebelum dan sesudah dilaksanakannya shalat berjamaah. Keempat, guru Pendidikan Agama Islam sebagai seorang pelatih yang selalu melatih para peserta didik untuk benar-benar mampu mengerjakan shalat berjamaah.

106

Disamping itu pula, kepercayaan berupa tugas menjadi imam, dan iqamah yang diberikan oleh guru Pendidikan Agama Islam merupakan bukti dari adanya latihan yang diberikan oleh guru PAI sebagai bentuk manifestasi tugasnya sebagai Pelatih. Latihan yang diberikan dilaksanakan pada saat jam pelajaran Pendidikan Agama Islam atau juga khusus ketika sebelum melaksanakan shalat berjamaah.

Selanjutnnya, dukungan yang tidak kalah pentingnya dalam kegiatan shalat berjamaah adalah adanya kemauan dari peserta didik yang beragama Islam untuk ikut melaksanakan shalat berjamaah. Hal inilah yang membuat para guru PAI dan Kepala Sekolah khususnya merasa bersemangat untuk selalu membimbing, mengarahkan dan melatih mereka sehingga mampu melaksanakan shalat berjamaah dan akan meningkatkan kualitas shalat berjamaah mereka.

Selain koordinasi dalam bentuk dukungan tersebut, terjadi juga komunikasi efektif dalam membahas hal-hal yang berkaitan dengan shalat berjamaah. Komunikasi dilakukan antara Kepala Sekolah dengan guru Pendidikan Agama Islam berupa rapat, baik secara terjadwal maupun secara tidak terjadwal. Hal-hal yang dibicarakan dalam rapat menyangkut masalah sarana dan pra sarana yang digunakan dalam shalat berjamaah, kehadiran peserta didik dalam shalat berjamaah, pemberian reward (penghargaan) maupun punishment (hukuman), serta masalah-masalah lainnya yang berkembang sesuai dengan berjalannya kegiatan shalat berjamaah.

Selanjutnya, koordinasi antara Kepala Sekolah, guru Pendidikan Agama Islam dan orang tua peserta didik juga dilakukan dalam setiap ada pertemuan dengan orang tua yang biasanya dilakukan secara formal dalam bentuk rapat awal tahun ajaran dan menjelang akhir tahun ajaran. Selain rapat yang dilaksanakan secara formal tersebut, terdapat juga kegiatan dalam bentuk perkumpulan antar orangtua dengan pihak sekolah yang bernama paguyuban. Paguyuban dilaksanakan selama sebulan sekali dengan mengumpukan seluruh orangtua peserta didik untuk membicarakan seluruh permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan anak-anak mereka di sekolah, termasuk di dalamnya kegiatan shalat berjamaah. Kegiatan paguyuban lebih intens dilakukkan dibandingkan

107

kegiatan komite sekolah, karena kegiatan ini lebih bersifat kekeluargaan dan persaudaraan.

Kegiatan rapat dalam bentuk formal dan pertemuan-pertemuan lainnya yang mengikuserakan orangtua peserta didik dimanfaatkan oleh Kepala Sekolah dalam rangka meminta adanya partisipasi dan dukungan para orangtua peserta didik untuk bersama-sama dengan pihak sekolah meningkatkan kualitas shalat berjamaah. Adanya motivasi dari orangtua untuk berpartsipasi dalam meningkatkan kualitas shalat berjamaah sangat diperlukan, sehingga peserta didik akan selalu mau mengikuti kegiatan shalat berjamaah. Tidak ada alasan dari peserta didik untuk tidak mengikuti shalat berjamaah. Bahkan, Kepala Sekolah juga menegaskan kepada para orangtua tentang adanya penghargaan dalam bentuk nilai jika anak-anak mereka mengikuti kegiatan sahalat berjamaah dengan baik, dan sebaliknya juga jika ada anak-anak mereka tidak melaksanakan shalat berjamaah, maka akan ada pemanggilan kepada orang tua. Hal ini dilakukan dalam rangka self control (kontrol diri) dalam mengawasi jalannya kegiatan shalat berjamaah. Adanya pengawasan seperti ini dikarenakan kegiatan shalat berjamaah sudah merupakan salah satu kegiatan yang diprogramkan di sekolah dan merupakan bagian dari kegiatan sekolah yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

3. Pendekatan yang digunakan oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI)