• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

A. KOPERASI

1. Pertumbuhan Koperasi

Pertumbuhan koperasi di Indonesia di pelopori oleh R. Aria Wiriatmadja patih di Purwokerto (1896), mendirikan koperasi yang bergerak dibidang simpan-pinjam. Untuk memodali koperasi tersebut disamping banyak menggunakan uangnya sendiri, beliau juga menggunakan kas mesjid yang dipegangnya (Djojohadikoesoemo, 1940). Setelah beliau mngetahui bahwa hal tersebut tidak boleh, maka uang kas masjid dikembalikan secara utuh pada posisi yang sebenarnya. Selanjutnya Boedi Utomo yang didirikan pada tahun 1908 menganjurkan berdirinya koperasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Serikat Islam kemudian didirikan pada tahun 1911 juga mengembangkan koperasi dengan cara membentuk toko koperasi. Pesatanya perkembangan koperasi diwaktu itu memunculkan kecurigaan pemerintah Hindia-Belanda. Oleh karena itu pemerintah Hindia-Belanda membuat peraturan tetapi cenderung menghambat perkembangan koperasi. Tahun 1920 dibentuk suatu ‘Komisi Koperasi’ yang dipimpin oleh DR. J.H. Boeke. Setelah itu

commit to user

10 bermunculan koperasi-koperasi di seluruh Pulau Jawa. Pada akhir tahun 1930 didirikan Jawatan Koperasi.

Pada tahun 1933 diterbitkanlah Peraturan Perkoperasian dalam bentuk Gouvermentsbesluit no 21 yang termuat dalam Staatsblad no 108/1933 yang menggantikan Koinklijke Beskuit no 431 tahun 1915 bagi orang Eropa dan Timur Asing. Di Indonesia berlaku Peraturan Perkoperasian tahun 1927. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, dengan tegas dalam Undang-Undang Dasar 1945 suatu rumusan perkopersian didalam ‘konstitusi’. Di balik itu DR. H. Moh Hatta sebagai salah seorang “Founding Father” yang berjuang untuk memasukan rumusan tersebut. Sejak itu koperasi di Indonesia mengalami suatu pekembangan yang lebih baik. Pasal 33 UUD 1945 ayat 1 beserta penjelasaanya menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.

2. Pengertian Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang- seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. ( UU No. 25/1992 ).

Menurut Hatta (Bapak Koperasi Indonesia), koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong. Semangat tolong-menolong tersebut

commit to user

11 didorong oleh keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat seorang (Aryanto).

3. Landasan dan Asas Koperasi

Landasan dan Asas Koperasi di dalam UU RI No. 25/1992 tentang Perkoperasian pasal 2 dikatakan bahwa “ Koperasi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasar atas asas kekeluargaan”, dari bunyi pasal 2 itu jelas bahwa koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Koperasi sebagai usaha bersama harus mencerminkan ketentuan-ketentuan sebagaimana dalam kehidupan keluarga. Dalam suatu keluarga, segala sesuatu yang dikerjakan secara bersama-sama ditujukan untuk kepentingan bersama sekuruh anggota keluarga. Usaha dengan asas semacam ini biasanya disebut gotong royong.

4. Unsur Koperasi

Unsur yang ada dalam organisasi koperasi pada umumnya adalah menyangkut Keanggotaan, Rapat Anggota, Pengawas dan Pengelola (Ariyanto).

a. Keanggotaan Koperasi

Keanggotaan koperasi merupakan unsur yang sangat penting dalam organisasi koperasi. Kedudukan anggota dalam koperasi secara hukum adalah suatu keharusan dan sebagai

commit to user

12 konsekuensinya anggota tersebut memiliki hak serta kewajiban umum

b. Rapat Anggota Koperasi

Rapat Anggota secara tegas dijelaskan dalam Pasal 22 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, yang menyebutkan bahwa : 1) Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi.

2) Rapat Anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam anggaran dasar.

c. Pengurus Koperasi

Pengurus koperasi adalah satu perangkat organisasi koperasi yang merupakan suatu lembaga/badan struktural organisasi koperasi. Pengurus mengemban amanat dan keputusan rapat anggota untuk mengelola dan usaha koperasi. Tugas dan wewenang yang dilakukan pengurus merupakan pelaksanaan kegiatan sebagai lembaga eksekutif dan mempunyai suatu identitas tersendiri.

d. Pengawasan Koperasi

Pengawas pada organisasi koperasi merupakan suatu perangkat organisasi koperasi dan karenanya merupakan suatu lembaga/badan struktural organisasi koperasi. Fungsi utama dari pengawas adalah mengamankan keputusan rapat anggota, ketentuan anggaran dasar/anggaran rumah tangga koperasi

commit to user

13 kedudukan pengawas sebaga lembaga kontrol dengan tugas wewenang dan tanggung jawab khusus menunjukkan identitas tersendiri. Pengawas juga mempunyai kewajiban hukum dan karenanya dapat terkena sanksi hukum sebagaimana diatur dalam perundang-undangan.

5. Tujuan Koperasi

Tujuan Koperasi dalam Bab II pasal 3 UU RI No.25/1992 dikatakan bahwa “Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.” Dari bunyi pasal 3 itu dijelaskan bahwa tujuan koperasi hendak memajukan kesejahteraan anggota terlebih dahulu. Kemudian apabila koperasi tersebut mempunyai kemampuan, maka usaha tersebut diperluas ke masyarakat sekitarnya. Karena anggota juga merupakan bagian dari masyarakat, maka dengan ini koperasi juga berperan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

6. Bentuk Koperasi

Bentuk Koperasi dalam pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian disebutkan bahwa koperasi dapat

commit to user

14 berbentuk koperasi primer dan sekunder. Dibawah ini akan dijelaskan secara singkat mengenai bentuk koperasi.

a. Koperasi Primer merupakan koperasi yang anggota-anggotanya terdiri dari orang-orang

b. Koperasi Sekunder merupakan koperasi yang anggota-anggotanya adalah organisasi koperasi. Koperasi sekunder tidak hanya oleh koperasi-koperasi yang sejenis tapi juga dapat juga koperasi yang berlainan jenis, karena terdapat kepentingan aktifitas atau kebutuhan ekonomi yang sama.

7. Jenis-Jenis Koperasi

Dalam pasal 16 Undang-undang No.25 tahun 1992 disebutkan bahwa jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan ekonomi anggotanya. Berdasarkan kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan akan ditetapkan fungsi-fungsi koperasi secara tepat sesuai dengan keinginan anggota. Untuk itu jenis koperasi ditetapkan menurut 2 kategori:

a. Menurut Status Keanggotaannya

1.) Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen barang/jasa dan memiliki rumah tangga usaha. 2.) Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para

konsumen akhir atau pemakai barang/jasa yang ditawarkan oleh para pemasok dipasar.

commit to user

15 b. Menurut Fungsi Koperasi

1.) Koperasi pembelian adalah koperasi yang menjalankan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa umtuk memenuhi kebutuhan anggota secara khususnya dsn masyarakat pada umumnya.

2.) Koperasi pemasaran/penjualan adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang dan jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai ke tangan konsumen di pasar.

3.) Koperasi produksi adalah koperasi yang menyelenggarakan perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa, dimana anggotanya bekerja dalam koperasi sebagai pegawai/karyawan

4.) Koperasi jasa adalah koperasi yang meyelenggarakan pelayanan jasa-jasa yang dibutuhkan oleh anggotanya, misalnya jasa simpan pinjam, asuransi dan sebagainya.

8. Fungsi dan Peran Koperasi

Fungsi dan Peran Koperasi di Indonesia sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992 seperti berikut ini: a. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan

commit to user

16 sosial. Potensi dan kemampuan ekonomi para anggota koperasi pada umumnya relatif kecil. Melalui koperasi, potensi dan kemampuan ekonomi yang kecil itu dihimpun sebagai satu kesatuan, sehingga dapat membentuk kekuatan yang lebih besar. Dengan demikian koperasi akan memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat pada umumnya dan anggota koperasi pada khususnya.

b. Turut serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. Selain diharapkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya, koperasi juga diharapkan dapat memenuhi fungsinya sebagai wadah kerja sama ekonomi yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat pada umumnya. Peningkatan kualitas kehidupan hanya bisa dicapai koperasi jika koperasi dapat mengembangkan kemampuannya dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota-anggotanya serta masyarakat disekitarnya.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional Koperasi adalah satu-satunya bentuk perusahaan yang dikelola secara demokratis. Berdasarkan sifat seperti itu maka koperasi diharapkan dapat memainkan peranannya dalam menggalang dan memperkokoh

commit to user

17 perekonomian rakyat. Oleh karena itu koperasi harus berusaha sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien. Sebab hanya dengan cara itulah koperasi dapat menjadikan perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi Sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia, koperasi mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan perekonomian nasional bersama-sama dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Namun koperasi mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda dari sifat bentuk perusahaan lainnya, maka koperasi menempati kedudukan yang sangat penting dalam sistem perekonomian Indonesia. Dengan demikian koperasi harus mempunyai kesungguhan untuk memiliki usaha yang sehat dan tangguh, sehingga dengan cara tersebut koperasi dapat mengemban amanat dengan baik.

9. Prinsip Koperasi.

Prinsip Koperasi menurut Undang - Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 5 ayat 1 dan 2, yaitu:

commit to user

18 b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. e. Kemandirian.

f. Pendidikan perkoperasian. g. Kerjasama antar koperasi.

Dalam dokumen CHINDY CHITASARI F3609018 (Halaman 24-33)

Dokumen terkait