• Tidak ada hasil yang ditemukan

Koperasi Simpan Jasa Pekalongan

Dalam dokumen MAKALAH KOPERASI DI NEGARA BARAT SOSIALI (Halaman 28-34)

2.7 Koperasi di Negara Berkembang

2.7.4 Koperasi Simpan Jasa Pekalongan

Koperasi Simpan Pinjam Jasa dididirikan oleh para pengusaha kecil dan menengah pada dekade 1970-an yang memberi solusi dalam mengatasi kesulitan untuk

mendapatkan bantuan permodalan, karena pada umumnya mereka mengelola usahanya secara tradisional.

Untuk menanggulangi kesulitan tersebut pada tanggal 13 Desember 1973 di kediaman Bapak H.A.Djunaid (Alm) seorang Tokoh Koperasi Nasional, diadakan pertemuan yang terdiri dari tokoh masyarakat dari ketiga etnis : pribumi, keturunan china dan keturunan arab. Mereka sepakat membentuk koperasi yang usahanya dalam bidang simpan pinjam. Dan atas dasar kesepakatan, koperasi tersebut diberi nama “JASA” dengan harapan agar dapat memberikan jasa dan manfaat bagi anggota,gerakan koperasi, masyarakat, lingkungan dan pemerintah.

Sejak berdiri sampai sekarang mengikutsertakan secara aktif semua pihak dan golongan tanpa membedakan suku,ras,golongan dan agama semata-mata hanya untuk bersatu padu dalam hidup berdampingan untuk memecahkan masalah di bidang ekonomi secara bersama-sama dalam satu wadah koperasi. Untuk itulah Koperasi Simpan Pinjam Jasa mendapat predikat “Koperasi Kesatuan Bangsa”. Jumlah anggota penuh sampai agustus 2012 sebanyak 2.680 orang. Sampai dengan Agustus 2012 jumlah penyimpan 172000 orang dan peminjam 17017 orang. Jumlah anggota luar biasa sampai dengan Agustus 2012 adalah 5424 orang.

`

Profil Kospin Jasa

Jenis Koperasi KSP, primer nasional

Karakteristik Anggota Anggota adalah pedagang dan pengusaha, umumnya yang terkait dengan produksi dan usaha jual beli batik

Cakupan Wilayah Provinsi Lampun, Bali, serta tersebar di seluruh Pulau Jawa

Aset (2011) +_ Rp. 2,3 Triliun

Prestasi dan penghargaan Penghargaan utam Micro Finance Award 2011, Koperasi multikultural yang berbasi komunitas terbesar di Indonesia. (Rekor Bisnis)

Kospin Jasa sekarang ini telah beroperasi di 94 kantor tersebar di Pulau Jawa, Bali dan Lampung yang terdiri atas kantor cabang, cabang pembantu, dan kantor kas. Pembukaan kantor cabang biasanya mengikuti alur sebagai berikut:

Permintaan Pembukaan cabang umumnya datang dari anggota karena besarnya transaksi di suatu daerah tertentu. -> Studi kelaya kan dari sisi potensi ekono mi dan prospe k pasar -> Pengajuan ke Kementeria n Koperasi, dan UKM, serta Dinas setempat untuk perizinan -> Kospin Jasa akan mencermati syarat lainnya sesuai dengan peraturan setempat. -> Pembukaan cabang-cabang memilki sistem on-line dengan aturan-aturan yang sama dari kantor pusat.

Selain perluasan usaha melalui pembukaan kantor cabang, perluasan usaha Kospin Jasa juga dilakukan melalui penganekaragaman jenis usaha. Jenis usaha lain yang telah dikembangkan adalah Kospin Syariah, Gadai Syariah, Jasa Investindo, Jasa Utama Kapital Griya Jasa Syariah, serta Asuransi Kesehatan dan Dana Pensiun yang dikembangkan untuk kepentingan Internal Kospin Jasa.

Kospin Jasa Syariah berdiri sejak Agustus 2004 di Pekalongan. Unita syariah ini dibentuk karena semakin meningkatnya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan pendanaan maupun pembiayaan berasa Syariah.

Untuk mendirikan unit bisnia yang baru, kospin Jasa mengadakan rapat pleno yang melibatkan pengurus dan pengelola. Keputusan pendirian dilakukan di tingkat pengurus, RAT lalu mengesahkannya. Keuntunganyang diperoleh dari unit-unti bisnis tersebut masuk ke Kospin Jasa, dicatatkan dalam masuk ke Kospin Jasa, dicatatkan dalam pendapatan lainnya, dan diperhitugkan ke dalam pembagian SHU.

Langkah-langkah pendirian unit bisnis: Rapat Pleno: Pembahasan pendirian Unit Bisnis  RAT:

Pengajuan untuk persetujuan program kerja 

Pendirian Unit Bisnis

Mengutip dari pakar yang telah mengadakan penelitian di Koperasi Simpan Pinjam Jasa baik oleh bapak Dr. H. Masmudi, bapak Dr. H. Mardjani maupun lembaga peneliti lainnya menyimpulkan keberhasilan Koperasi Simpan Pinjam Jasa disebabkan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Figur dan kharisma para pendiri.

2. Perekrutan figur tokoh masyarakat yang berpengaruh dalam lingkungan bisnis dalam menentukan formasi kepengurusan (manajemen).

3. Penerapan manajemen yang terbuka dan rasional.

4. Seleksi yang ketat dalam penerimaan anggota sehingga mewujudkan anggota yang berpartisipasi aktif dalam segala bentuk kegiatan Koperasi Simpan Pinjam Jasa. 5. Mendekatkan lokasi layanan pada sentra-sentra perdagangan para anggota.

6. Mengikutsertakan semua pihak dan golongan tanpa membedakan suku, ras, golongan dan agama sehingga dengan kesadarannya tercipta sense of belonging atau rasa untuk memiliki. Baik dari tingkat anggota dan para pengelolanya.

7. Performance / strip / perkantoran yang cukup memadai yang menumbuhkan kepercayaan dengan dukungan sarana dan prasarana yang dapat mempercepat

8. Berjalannya pengkaderan dari kalangan tua yang memberikan kepercayaan / kesempatan yang muda.

9. Sense of bussiness diantara pengelola, sehingga dapat mengutamakan ketepatan dan kecepatan layanan.

10. Dukungan yang penuh dari masyarakat, lingkungan dan pemerintah

Kospin Jasa saat ini telah memiliki 75 cabang kantor konvensional dan 17 cabang kantor syariah. Koperasi ini terus berkembang untuk bisa mengejar masuk peringkat 300 Global Cooperative, atau koperasi 300 besar dunia.

Aset koperasi yang didirikan atas kolaborasi tiga etnis ini, China, Arab, dan Jawa, diperkirakan lebih dari Rp2,4 triliun sehingga menjadi salah satu koperasi paling diandalkan masuk 300 besar dunia di luar induk koperasi lain Indonesia.

Aset Kospin Jasa yang bisa dicapai saat ini karena telah menerapkan nilai-nilai dan prinsip koperasi. Dan hal ini diakui Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan ketika membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) koperasi itu pada Maret 2012.

Adapun pertumbuhan aset Kospin Jasa terus meningkat signifikan, yakni dari Rp1,778 triliun pada 2010 menjadi Rp2,408 triliun pada 2011, dan terhitung 28 Maret 2012 sudah mencapai Rp2,471 triliun. Untuk simpanan keseluruhan tercatat Rp1,637 triliun pada Desember 2010, dan meningkat jadi Rp2,66 triliun pada Desember 2011. Kemudian mencapai Rp2,194 triliun hingga Maret 2012. Dari sisi pinjaman bagi anggota, Kospin Jasa telah menyalurkan Rp1,267 triliun pada Desember 2010, dan meningkat jadi Rp1,521 triliun hingga Desember 2011. Terakhir mencapai angka Rp1,654 triliun pada Maret 2012. Kospin Jasa bahkan hampir menyamai reputasi perbankan, karena akses kredit dari pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bisa dicairkan dengan nominal Rp10 miliar. Tergantung proposal pengajuan kredit, karena bisa juga lebih dari nominal tersebut tergantung hasil analisa yang diperoleh. Berkembang berdasarkan kepercayaan anggota dan nasabah serta dukungan kinerja karyawannya, Kospin Jasa bahkan sudah meyediakan berbagai sarana dan fasilitas.

Kospin Jasa pernah berkeinginan menjadi penyalur dana kredit usaha rakyat (KUR), karena segmen layanan mereka benar-benar mengarah pada usaha rakyat. Namun sampai saat ini belum bisa direalisasi, meski potensinya menjadi penyalur sangat besar. Kebijakan pemerintah yang memberikan jaminan bagi dana KUR, belum bisa mengakses

dana untuk melakukan layanan langsung kepada debiturnya. Koperasi bisa menjadi penyalur, jika dilaksanakan melalui linkage. Kospin Jasa menilai tanpa mengandalkan akses dana dari perbankan, sudah bisa mandiri melayani debitor KUR. Adapun modal penyaluran berasal dari anggaran sendiri sehingga tidak perlu demean linkage.

BAB 3

Dalam dokumen MAKALAH KOPERASI DI NEGARA BARAT SOSIALI (Halaman 28-34)

Dokumen terkait