• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS MENGENAI POLA PEREKRUTAN

C. Koperasi Syariah

1. Pengertian Koperasi Syariah

Di dalam operasionalnya Koperasi Syariah sama saja seperti Bank Syariah lainnya. Koperasi syariah harus mengikuti atau berpedoman

14

Dakwah, Jurnalis kajian Dakwah dan Komunikasi (Jakarta:FDK UIN Syarif

kepada praktek-praktek usaha yang dilakukan Rusulullah, bentuk-bentuk usaha yang telah ada sebelunya tetapi tidak dilarang oleh Rasullah atau bentuk-bentuk usaha baru sebagai hasil ijtihad para ulama yang tidak menyimpang dari Al- Qur’an dan Al Hadis.15

Membentuk koperasi memang diperlukan keberanian dan kesamaan visi dan misi di dalam intern pendiri. mendirikan koperasi syariah akan memerlukan perencanaan yang cukup bagus agar tidak berhenti di tengah jalan.

Mendirikan koperasi syariah harus memiliki modal awal, modal awal ini dikumpulkan dari anggota koperasi. koperasi syariah agar diakui keabsahannya hendaklah disahkan oleh notaris, biaya pengesahan relatif tidak begitu mahal berkisar 300 ribu rupiah.

Modal Awal koperasi bersumber dari dana usaha,dana-dana ini dapat bersumber dari dan diusahakan oleh koperasi syariah, misalkan dari Modal Sendiri, Modal Penyertaan dan Dana Amanah.

Modal Sendiri didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan, Hibah, dan Donasi, sedangkan Modal Penyerta di dapat dari Anggota, koperasi lain, bank, penerbitan obligasi dan surat utang serta sumber lainnya yang sah. Adapun Dana Amanah dapat berupa simpanan sukarela anggota, dana amanah perorangan atau lembaga.

Tujuan dibentuknya Koperasi Syariah adalah:16

15

Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, (Jakarta: Cahaya islam, 2003), h. 6 16

27

a. Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di kalangan Usaha mikro, kecil menengah dan Koperasi melalui sistem syariah.

b. Mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan usaha mikro, kecil dan menengah khususnya dan ekonomi Indonesia pada umumnya.

c. Meningkatkan semangat dan peran serta anggota masyarakat dalam kegiatan Koperasi Syariah.

Koperasi Syariah sebagai koperasi yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah menurut ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadist, memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan koperasi-koperasi yang ada (Koperasi Konvensional).17 Dan ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:

a. Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian yang diwujudkan dalam bentuk jamah nominal.

b. Penggunaan presentase dalam hal kewajiban untuk melakukan penbayaran selalu dihindar, karena presentase bersifat melekat pada sisa utang meskipun batas perjanjiannya sudah berakhir.

c. Koperasi Syariah tidak menerapkan jual-beli atau sewa menyewa uang dari mata uang yang sama, yang dari transaksi itu mendapatkan keuntungan.

d. Ciri lain dari syariah adalah adanya dewan pengawas syaiah untuk mengawasi operasionalisasi dari sudut syariah.

e. Adanya produk khusus yang tidak terdapat di koperasi konvensional.

17

Sunarto Zulkifli, Panduan Transaksi Perbankan Syariah,(Jakarta: Zikrul hakim, 2003), h. 11

f. Fungsi syariah selain menjebatani antara pihak pemilik modal, juga memiliki fungsi khusus yaitu amanah.

Adapun Usaha Koperasi Syariah adalah:18

a. Usaha koperasi syariah meliputi semua kegiatan usaha yang halal, baik dan bermanfaat (thayyib) serta menguntungkan dengan sistem bagi hasil, dan tidak riba, perjudian (masyir) serta ketidak jelasan (ghoro).

b. Untuk menjalankan fungsi perannya, koperasi syariah menjalankan usaha sebagaimana tersebut dalam sertifikasi usaha koperasi.

c. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dinyatakan sah berdasarkan fatwa dan ketentuan Dewan Syariah Nasional(BSN) Majelis Ulama Indonesia.

d. Usaha-usaha yang diselenggarakan koperasi syariah harus dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Gambaran Tentang Koperasi Syariah

Koperasi Syariah merupakan sebuah koperasi koversi dari koperasi konvensional melalui pendekatan yang sesuai dengan syariat islam dan peneladan ekonomi yang dilakukan Rasulullah dam para sahabatnya.19

Konsep pendirian koperasi syariah menggunakan konsep Syirkah Mufawadhoh yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, masing-masing memberikan kontribusi dana dalam porsi yang sama besar dan berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama pula. Masing-masing patner saling menaggung satu sama lain dalam hak dan

18

Blooger Cikarang, Koperasi Syariah, Di akses pada 15 Maret 2010 dari

http://www.koperasisyariah.com/2009/1108.html. 19

29

kewajiban. Dan tidak diperkenankan salah seorang memasukan modal yang lebih besar dan memperoleh keuntungan yang besar pula dibanding dengan patner lainnya. Azas usaha Kopeasi Syariah berdasarkan konsep gotong royong dan tidak dimonopoli oleh salah seorang pemilik modal. Begitu pula dalam hal keuntungan yang diperoleh dan kerugian yang diderita harus dibagi secara sama dan proposonal.

Penekanan manajemen usaha dilakukan secara musyarwarah sesama anggota dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dengan melibatkan seluruhnya potensi anggota yang dimilikinya.

3. Landasan Dasar Sistem Koperasi Syariah

Yang menjadi landasan dasar Koperasi Syariah sebagaimana lembaga ekonomi Islam lainnya yakni mengacu pada sistem ekonomi Islam semesta dan juga dalam Al Qur’an serta Al Hadist lain:20

a. Koperasi Melalui Pendekatan Sistem Syariah

1) Merupakan sistem ekonomi Islam yang integral dan merupakan suatu kumpulan dari barang-barang atau bagian-bagian yang bekerja secara bersama-sama sebagai suatu keseluruhan.

2) Merupakan bagian dari nilai-nilai dan ajaran-ajaran Islam yang mengatur bidang perekonomian umat yan tidak terpisahkan dari aspek-aspek lain dari keseluruhan ajaran Islam yang komprehensif dan integral.

20

b. Tujuan Sistem Koperasi Syariah

1) Mensejahterakan ekonomi anggotanya sesuai norma dan moral Islam 2) Menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota

3) Pendistribusian pendapatan dan kekayaan yang merata sesama anggota berdasarkan kontribusinya. Agama Islam mentolerir kesenjangan kekayaan dan penghasilan karena manusia tidak sama dalam hal karakter, kemampuan, kesungguhan dan bakat. Perbedaan di atas tersebut merupakan penyebab perbedaan dalam pendapatan dan kekayaan.

4) Kebebasan pribadi dalam kemaslahatan sosial yang didasarkan pada pengertian bahwa manusia diciptakan hanya untuk tunduk kepada Allah.

c. Karakteristik Koperasi Syariah

1) Mengakui hak milik anggota terhadap modal usaha

2) Tidak melakukan transaksi dengan menetapkan bunga (riba) 3) Berfungsinya institusi zaiswaf

4) Mengakui mekanisme pasar yang ada 5) Mengakui motif mencari keuntungan 6) Mengakui kebebasan berusaha 7) Mengakui adanya hak bersama. 4. Peran dan Fungsi Koperasi Syariah

Dalam koperasi lebih mengutamakan mencari keuntungan untuk kesejahteraan anggota, baik dengan cara tunai atau membungakan uang yang

31

ada pada anggota. Ironisnya sebagai anggota yang meminjam biasanya anggota yang mengalami defisit keuangan kebutuhan sehari-hari dan pihak koperasi memberlakukannya sama dengan pinjaman lainnya dengan mematok bunga sebagai jasa koperasi yang sama besar.21

Pada Koperasi Syariah hal ini tidak di benarkan, setiap transaksi pembayaran diperlukan secara berbeda jenis kebutuhan anggotanya dengan imbalan yang diterima seperti : fee (Untuk pelayanan jasa-jasa), Magin (untuk jual beli) dan bagi hasil (untuk kerja sama usaha). Oleh karnanya Koperasi Syariah memiliki peran dan fungsi antara lain :

a. Sebagai Manajer Investasi

Koperasi Syariah merupakan Manajer Investari dari pemilik dana yang dihimpunnya. Besar kecilnya hasil usaha koperasi tergantung dari keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme koperasi. Penyaluran dana yang dilakukan Koperasi Syariah memiliki implikasi langsung kepada berkembang sebuah Koperasi Syariah.

Koperasi Syariah melakukan fungsi ini sebagai lembaga yang menginvestasikan dana-dana anggotanya pada usaha-usaha yang menguntungkan. Jika terjadi kerugian karna faktor Force major maka Koperasi Syariah tidak boleh meminta imbalan sedikit pun karena kerugian dibebankan pada pemilik dana.

21

b. Sebagai Investor

Koperasi Syariah menginvestasikan dana yang dihimpun dari anggota maupun pihak lain dengan pola investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang sesuai meliputi akad jual beli secara tunai (Al Musawamah) seperti pendirian waserda dan jual beli tidak tunai (Al Muabahah), sewa- menyewa (Ijaroh), kerjasama penyertaan sebagai modal seluruhnya (Mudharabah). Keuntungan yang diperoleh dibagi secara proposional ( sesuai kesepakatan nisab) pda pihak yang memberikan dana seperti tabungan sukarela atau investasi pihak lain sisanya dimasukan pada pendapatan operasi koperasi syariah.

c. Fungsi Sosial

Konsep Koperasi Syariah mengharuskan memberikan pelayanan sosial baik kepada anggota yang membutuhkan maupun kepada masyarakat dhu’afa. Kepada anggota yang membutuhkan pinjaman darurat dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan pengembalian pokok (Al Qard) yang sumber dananya berasal dari modal maupun laba yang dihimpun. Dimana anggota tidak dibebankan bunga dan sebagainya seperti di koperasi konvensional. Sementara bagi anggota masyarakat dhuafa dapat diberikan pinjaman kebijakan dengan atau tampak pengembalian pokok (Qardhul hasan) yang sumber dananya dari dana ZIS(zakat, infak, shodaqoh).

33

5. Prinsip Operasional Koperasi Syariah

Pada prinsipnya, operasional Koperasi Syariah tidak berbeda dengan BMT (Baitul Maal Wattamwil), Bank Umum Syariah (BUS) atau Unit Usaha Syariah (UUS), dan BPR Syariah, hanya skalanya saja yang berbeda. Si Koperasi Syariah ini justru dpat lebih luas lagi pengembangannya terutama dalam mempraktekan akad-akad muamalat yang sulit dipraktekan di perbankan Syariah karena adanya keterbatasan PBI (Peraturan Bank Indonesia).22

Perbedaaan Koperasi Syariah dengan Koperasi Konvensioanal adalah: Table 1.2

Koperasi Syariah Koperasi Konvensional 1. Melakukan Investasi yang halal saja Investasi yang halal dan haram. 2. Profit dan mencari kemakmuran di

dunia dan kebahagiaan di akhirat.

3. Hubungan dengan para anggota dalam bentuk hubungan kemitraan. 4. Perhimpunan dan penyaluran dana

harus dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah.

Profit orientid..

Hubungan dengan anggota dalam bentuk debitor-debitor.

Tidak terdapat dewan sejenis.

Perbedaan koperasi syariah dengan koperasi konvensional yang pertama koperasi syariah hanya melakukan investasi yang di halalkan oleh

22

agama islam,sedangkan koperasi konvensional melakukan investasi dengan halal dan haram, lalu apabila koperasi syariah mencari keuntungan di dunia maupun di akhirat sedangkan koperasi konvensional hanya mencari di dunia saja. Di koperasi syariah anggotanya disebut dengan hubungan kemitraan, sedangkan konvensional dalam bentuk debitor-debitor. Dan yang terakhir adalah koperasi syariah mempunyai dewan pengawas syariah sedangkan koperasi konvensional tidak mempunyai dewan sejenis itu.

Dokumen terkait