• Tidak ada hasil yang ditemukan

on sent ra si C O D Konsentrasi Klorida (Cl-)

Koreksi Klorida

y = (8,3071 x 10 -3)x - 7,088 R = 0,9964

Pada tabel 10 (metode EPA 410.3) nilai t yang didapat pada COD konsentrasi 100 mg/L dengan gangguan klorida 5.000 mg/L Cl-, COD konsentrasi 100 mg/L dengan gangguan klorida 15.000 mg/L Cl-, COD konsentrasi 500 mg/L dengan gangguan klorida 5.000 mg/L Cl- dan COD konsentrasi 500 mg/L dengan gangguan klorida 15.000 mg/L Cl- berturut-turut adalah sebesar -0.1112, 0,8282, 0,2802, dan 1,8434. Nilai t perhitungan yang diperoleh pada seluruh percobaan lebih kecil dari nilai uji t (t tabel derajat kebebasan 4,303).

Maka disimpulkan bahwa nilai rata-rata percobaan metode ASTM D-1252 (A), Photometri SQ 118, dan EPA 410.3 tidak berbeda nyata dengan harga sesungguhnya pada sampel.

1) Pembahasan Metode ASTM D-1252 (A) dan EPA 410.3

i. Pada penentuan COD metode ASTM D-1252 (A) selama reaksi yang berlangsung ± 2 jam uap direfluks dengan alat kondensor agar zat organis volatil tidak lenyap keluar.

ii. Perak sulfat (Ag2SO4) ditambahkan sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi.

iii. Penambahan merkuri sulfat (Hg2SO4) ditambahkan untuk menghilangkan ganggua klorida yang pada umumnya ada di dalam air buangan, namun pada analisa ini digunakan larutan standar Kalium Hidrogen Ftalat yang kemungkinan gangguan kloridanya kecil. Kadar klorida (Cl-) sampai 2000 mg/L di dalam sampel dapat menggangu bekerjanya katalisator Ag2SO4, dan pada keadaan tertentu turut teroksidasi oleh dikromat, sesuai reaksi dibawah ini : 6 Cl- + Cr2O72- + 14 H+ 3 Cl2 + 2 Cr3+ + 7 H2O iv. Gangguan ini dapat dihilangkan dengan penambahan merkuri sulfat

(Hg2SO4) pada sampel, sebelum penambahan pereaksi lainnya. Ion merkuri bergabung dengan ion klorida membentuk merkuri klorida, sesuai reaksi di bawah ini :

33

v. Dengan adanya ion Hg2+ ini, konsentrasi ion Cl- menjadi sangat kecil dan tidak mengganggu oksidasi zat organik dalam tes COD. vi. Nitrit (NO2-) juga teroksidasi menjadi nitrat (NO3-). 1 mg NO2 – N*

~ 1.1 mg COD. Jika konsentrasi NO2 – N > 2 mg/L, maka harus ada penambahan 10 mg asam sulfamat per mg NO2 – N baik dalam sampel maupun dalam blanko.

vii. Pada saat pembuatan reagen sulfat, Ag2SO4 tidak mudah larut, untuk larut membutuhkan waktu ± 1 hari, sehingga penghimpitan dilakukan setelah Ag2SO4 sudah larut sempurna.

viii. Pada penambahan pengoksidasi K2Cr2O7 harus berlebih untuk memastikan seluruh zat organis habis teroksidasi sempurna, karena K2Cr2O7 yang tersisa di dalam larutan tersebut digunakan untuk menentukan berapa oksigen yang telah terpakai. Sisa K2Cr2O7 tersebut ditentukan melalui titrasi dengan fero ammonium sulfat (FAS), dimana reaksi yang terjadi sebagai berikut :

7 Fe2+ + Cr2O72- + 14 H+ 6 Fe3+ + 2 Cr3+ + 7 H2O

2) Pembahasan Metode Photometri SQ 118

i. Setelah penambahan pereaksi dan sampel, tutup test tube serapat mungkin untuk menghindari zat organis volatile menguap.

ii. Setelah dilakukan pemanasan, test tube didinginkan dahulu hingga suhu kamar agar tidak terlalu panas untuk menghindari kerusakan pada dinding alat.

iii. Penggunaan test tube pada saat proses pengukuran harus diperhatikan karena baret pada dinding kaca akan mengakibatkan terdispersinya cahaya yang berasal dari fotometer.

iv. Diutamakan mengecek konsentrasi Cl- pada sampel secara fotometri sebelum melakukan analisis COD. Konsentrasi Cl- yang lebih dari 800 mg/L akan mengakibatkan nilai COD menjadi lebih besar dari sebenarnya.

34

B. Hasil Penentuan Salinitas Berdasarkan Standard Method 16th Edition dan Horiba U-10

Tabel 11. Data analisis salinitas berdasarkan Standard Method 16th Edition

Ulangan Analisa pada (g/kg)

1 30,06 2 30,06 3 30,03 4 30,13 5 30,09 6 30,06 7 30,13 8 30,03 9 30,06 10 30,06 Rata-rata = 30,07

Tabel 12. Data analisis salinitas berdasarkan metode Horiba

Ulangan Nilai Salinitas

(x) 1 30.80 2 30.70 3 30.80 4 30.70 5 30.80 6 30.70 7 30.85 8 30.70 9 30.70 10 30.80 Rata-rata = 30,75

Tabel 13. Uji Kecermatan (Uji F) antara metode standard methods ASTM dan Horiba dari analisis Salinitas

S2 Standard Method S2 Horiba Nilai F

0.0015 0.0036 2,40

Pembahasan :

i. Uji kecermatan (Uji F) yang dilakukan untuk menunjukan apakah ada perbedaan yang signifikan antara metode standard methods dan Horiba U-10 berdasarkan perhitungan simpangan baku masing-masing metode,

35

diperoleh bahwa harga F hitung sebesar 2,40 lebih kecil dari F tabel, maka disimpulkan bahwa kedua metode tidak berbeda nyata.

ii. Larutan AgNO3 dan larutan air laut pada awalnya masing-masing merupakan larutan yang jernih tidak berwarna. Larutan kemudian berubah menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang bertindak sebagai indikator.

iii. Setelah dititrasi dengan AgNO3, awalnya terbentuk endapan berwarna putih yang merupakan AgCl. Ketika ion Cl- sudah habis bereaksi dengan AgNO3, sementara jumlah AgNO3 masih ada, maka AgNO3 kemudian bereaksi dengan indikator K2CrO4 membentuk endapan Ag2CrO4 yang berwarna merah bata.

iv. Titrasi secara Argentometri ini dapat berlangsung dengan baik jika pH larutan diatur antara 6,5 – 9,0. Dalam larutan asam dapat terjadi perubahan kromat menjadi dikromat. Hal ini terjadi karena adanya reaksi :

2 CrO42- + 2H+ 2 HCrO4- 2 Cr2O7 + H2O

Sedangkan dalam larutan terlalu basa, dapat terjadi pengendapan menjadi perak (I) oksida. Hal ini terjadi karena adanya reaksi :

2 Ag+ + OH- 2 AgOH AgO2 (coklat) + H2O

v. Dalam titrasi ini, perlu dilakukan secara cepat dan pengocokan harus juga dilakukan secara kuat agar Ag+ tidak teroksidasi menjadi AgO yang menyebabkan titik akhir titrasi menjadi sulit tercapai.

36

C. Hasil Penentuan Oksigen Terlarut Berdasarkan Metode SNI 06-6989.14-2004

Tabel 14. Data analisis oksigen terlarut

Ulangan Analisa pada suhu 27oC (mg/L)

1 7.62 2 7.76 3 7.59 4 7.59 5 7.66 6 7.73 7 7.59 8 7.63 9 7.59 10 7.66 Rata-rata = 7.64

Keterangan : Pembanding nilai oksigen terlarut pada suhu 27 oC adalah 7,96 menurut Standard Method 16th Edition.

Tabel 15. Nilai t perhitungan pada analisis DO berdasarkan metode SNI 06-6989.14-2004 n Nilai DO teoritis (x) (x-X) = d d2 1 7.62 -0,02 0.0004 2 7.76 0.12 0.0144 3 7.59 -0.05 0.0025 4 7.59 -0.05 0.0025 5 7.66 0.02 0.0004 6 7.73 0.09 0.0081 7 7.59 -0.05 0.0025 8 7.63 -0.01 0.0001 9 7.59 -0.05 0.0025 10 7.66 0.02 0.0004 X x = 7,64 (d2) = 0.0338 S2 = Σd2 = 0,0338/9 = 0,00376 n-1 S = √ S2 = 0,0613 t = ( X – μ ) √N = (7,64 – 7,96) x √10/0,0613 = -16,5078

37

Untuk melihat tingkat ketepatan masing-masing metode maka dilakukan uji ketepatan. Pengujian tingkat ketepatan harus ditentukan terlebih dahulu nilai t dalam tabel dengan derajat kepercayaan yang dipilih. Ternyata nilai t tabel untuk 10 buah data dengan derajat kepercayaan 95% adalah 2,262. Pada tabel 15 nilai t hitung adalah -16,5078. Nilai t perhitungan yang diperoleh lebih kecil dari nilai t tabel derajat kebebasan.

Pada saat penambahan MnSO4 kemudian alkali iodida azida, terjadi pembentukan endapan coklat untuk DO tinggi, dan putih untuk DO rendah. Hal ini dikarenakan oleh jumlah oksigen yang berada dalam sampel tersebut, dengan reaksi :

MnSO4 + 2 KOH Mn(OH)2(putih) + K2SO4

Mn(OH)2 + ½ O2 MnO2 (coklat) + H2O

Apabila jumlah oksigen dalam sampel banyak, maka warna larutan ketika ditambahkan MnSO4 dan alkali iodida azida akan terbentuk endapan coklat (MnO2).

Jika oksigen terlarut memiliki konsentrasi yang sangat kecil dalam sampel, maka sulit dideteksi kandungannya karena warna endapan coklat hasil reaksi Mangan (II) hidroksida dengan oksigen tidak terbentuk. Hal ini dikarenakan jumlah oksigen dalam sampel tidak cukup banyak untuk mengoksidasi Mangan (II) Hidroksida membentuk Mangan (IV) Oksida.

Karena proses pengamatan pada saat penambahan MnSO4 dan alkali iodida azida yang menghasilkan warna endapan coklat atau putih. Ketika penambahan H2SO4 pekat ke dalam larutan, maka endapan tersebut akan larut. Apabila terbentuk endapan coklat, maka larutan akan berwarna coklat dan apabila terbentuk endapan putih maka larutan akan tidak berwarna, sehingga proses pengamatan pada saat titrasi akan menjadi sulit. Hal ini bisa diatasi dengan penambahan kanji langsung ketika hendak melakukan proses titrasi, karena masih mungkin terbentuk endapan MnO2 yang berwarna coklat walaupun sangat sedikit konsentrasinya sehingga tidak begitu terlihat warna coklatnya.

38

Dokumen terkait