• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PEMBAHASAN,

C. Analisis Hasil Penelitian

5. Korelasi Antara Hasil Belajar dan Motivasi Belajar

Sebelum dilakukan uji korelasi antara motivasi belajar dan hasil belajar, keduanya diuji normalitas terlebih dahulu. Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan perhitungan uji normalitas Kolmogorov – Smirnov. Setelah dilakukan perhitungan uji normalitas Kolmogorov – Smirnov (detail perhitungan terdapat pada lampiran), data hasil belajar dan data motivasi belajar dinyatakan berdistribusi normal.

Setelah kedua data dinyatakan berdistribusi normal, pengujian korelasi dilanjutkan dengan melihat kriteria pencapaian siswa pada nilai THB dan skor angket motivasi. Pada pengujian ini, peneliti kembali hanya menganalisis nilai THB dan skor angket 29 siswa yang memiliki nilai lengkap pada semua proses pengambilan data. Melihat kriteria hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas VIII C yang dihitung dengan aturan Likert 3, masing – masing kriteria diberi skor sendiri – sendiri. Untuk kriteria tinggi diberi skor 3, untuk kriteria sedang diberi skor 2, dan untuk kriteria rendah diberi skor 1. Pengujian korelasi antara hasil belajar dan motivasi

belajar siswa dapat dicari dengan menggunakan korelasi jenjang yang disajikan pada tabel 4. 15 berikut ini :

Tabel 4.15 : Korelasi Hasil Belajar siswa dengan Motivasi Belajar

Nomor Urut Siswa Skor Kriteria Angket Skor Kriteria THB

1 2 2 2 2 3 4 1 2 5 1 3 6 1 3 7 3 1 8 2 1 10 1 1 11 2 3 14 3 2 15 2 1 16 2 3 17 1 3 19 1 2 20 2 2 21 2 2 23 1 1 24 1 3 25 3 2 26 2 2 27 2 3 28 1 2 29 2 3 31 3 2 32 2 2 33 3 2 36 2 3 38 2 2 39 2 3

Setelah masing – masing kriteria diubah dalam bentuk skor 1 hingga 3, maka dapat dilakukan uji statistik untuk menentukan korelasi

antara hasil belajar dan motivasi belajar siswa. Perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan rrank dan uji statistik t untuk rrank. Rrank digunakan karena data hasil belajar dan motivasi belajar adalah data yang berupa data berjenjang.

rrank = 1− 6 .(36) 29 . 28 = 1−216 812 = 149 203 = 0,734

dengan � (derajat kebebasan / degree of freedom) = n – 2 = 29 – 2 = 27

Hasil dari rrank digunakan untuk menghitung statistik uji t untuk rrank. Perhitungan statistik uji t untuk rrank untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara hasil belajar dan motivasi belajar. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :

t = (0,734) . (27) �1−(0,734)2 = 19,818 √1−0,539 = 19,818 √0,461 = 19,818 0,679 = 29,18

Setelah didapatkan hasil uji korelasi t untuk rrank, kemudian bandingkan hasil tersebut dengan nilai statistik uji t untuk rrank yang terdapat pada tabel korelasi t. Dengan � = 27 dan α = 0,05 didapatkan harga statistik uji t pada tabel = 2,052. Karena nilai hitung statistik uji t untuk rrank (29,18) ≥ nilai statistik uji t untuk rrank pada tabel (2,052), maka dapat disimpulkan bahwa antara hasil belajar dan motivasi belajar berkorelasi positif secara signifikan.

6. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi yang mendalam mengenai hasil belajar dan motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa yang hasil belajar dan motivasi belajarnya tergolong diskonkordan atau tidak berkorelasi positif. Penggolongan diskonkordan didasarkan atas pencapaian siswa dalam hasil belajar maupun motivasi belajarnya. Terdapat 3 golongan atau kriteria yang diniliai sebagai hubungan yang diskonkordan, yaitu siswa yang memiliki hasil belajar rendah tetapi motivasi belajarnya sedang, siswa yang hasil belajarnya sedang tetapi motivasi belajarnya tinggi, dan siswa yang memiliki hasil belajar tinggi tetapi motivasi belajarnya tergolong sedang. Masing-masing kategori akan diambil 2 sampel untuk diwawancarai, namun untuk kategori pertama yakni kategori siswa yang hasil belajarnya rendah namun motivasi belajarnya sedang hanya didapatkan satu orang saja.

a. Siswa 1 (siswa dengan hasil belajar rendah, motivasi belajar sedang) Berdasarkan analisis wawancara yang dilakukan dengan siswa pertama, dapat disimpulkan bahwa siswa 1 senang dalam mengikuti pelajaran di kelas meskipun tidak secara maksimal. Namun siswa 1 cenderung malas dalam belajar, misalkan mengerjakan soal, mengerjakan tugas, dan mengulangi kembali materi pelajaran yang telah diiajarkan oleh guru. Siswa 1 yang lebih senang bekerja dalam kelompok agaknya kurang dapat memprioritaskan kegiatan belajarnya sewaktu berada dalam kelompok dan lebih senang untuk mengandalkan teman lain.

b. Siswa 2 (siswa dengan hasil belajar sedang, motivasi belajar tinggi) Siswa 2 yang memiliki hasil belajar sedang dan motivasi belajar yang tinggi lebih senang bekerja dalam kelompok karena menurutnya di dalam kelompok dapat saling membantu satu sama lain. Akan tetapi, karena kurangnya fasilitas dan kurangnya usaha yang dilakukan oleh siswa 2 menyebabkan siswa 2 mengalami kesulitan dalam belajar sehingga siswa 2 memperoleh hasil yang tidak maksimal.

c. Siswa 3 (siswa dengan hasil belajar sedang, motivasi belajar tinggi) Siswa 3 mengalami kasus yang sama dengan siswa 2 yakni memiliki hasil belajar yang sedang namun motivasi belajarnya tinggi. Siswa 3 memiliki keinginan kuat untuk belajar dan motivasi untuk mempelajari materi pelajaran, namun keinginan tersebut tidak datang setiap waktu. Siswa 3 yang lebih senang bekerja dalam kelompok

bersama teman-teman cenederung malu, lebih senang menunggu dan diperintah sehingga siswa 3 tidak mengeksplor sendiri kemampuan yang dimilikinya.

d. Siswa 4 (siswa dengan hasil belajar tinggi, motivasi belajar sedang) Siswa 4 lebih senang bekerja atau belajar sendiri karena cara belajar yang telah dibiasakan. Dengan cara belajar yang telah diatur sendiri, siswa 5 dapat belajar dengan baik dan menghasilkan hasil belajar yang maksimal. Namun, kebiasaan belajar yang baik ini berbanding terbalik dengan tingkat motivasi belajar yang dimiliki siswa 5 karena siswa kurang berani salah satunya dalam hal mengerjakan soal di depan kelas. Siswa 4 merasa takut dimarahi oleh guru ketika salah dalam mengerjakan soal.

e. Siswa 5 (siswa dengan hasil belajar tinggi, motivasi belajar sedang) Siswa 5 lebih senang bekerja dalam bimbingan orang lain seperti guru les, guru kelas, dan teman sebaya. Dalam belajar pun siswa 5 senang bekerja dalam kelompok sehingga dapat berbagi pengetahuan yang dimiliki. Dalam mengelola waktu belajar, siswa 5 memiliki sistem / cara belajar yang tersttruktur sehingga mendukung untuk pencapaian hasil belajarnya. Di balik baiknya hasil belajar siswa 5, siswa 5 cenderung takut salah untuk melakukan sesuatu yang baru seperti misalnya saat siswa 5 diminta maju mengerjakan soal di depan kelas. Ketakutan ini membuat motivasi belajar siswa 5 menurun.

Berdasarkan jawaban kelima siswa yang menjadi sampel dalam wawancara di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, antara lain : ketaatan dalam mengelola waktu belajar, keberanian dalam mengeksplor sesuatu yang baru, dan kurangnya fasilitas pendukung belajar yang dimiliki siswa. Sedangkan bebrapa faktor yang mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar antara lain : ketidaksenangan terhadap sesuatu dalam hal belajar dan perasaan takut yang timbul saat belajar.

96

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pada bab IV dapat ditarik kesimpulan yang dapat menjawab tujuan penelitian. Kesimpulan tersebut adalah :

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) yang diterapkan pada pembelajaran matematika di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012 / 2013 telah berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan pada tingkat ketercapaian pelaksanaan RPP yang telah lebih dari 80%.

2. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan fungsi, hasil belajar siswa telah cukup baik bila dilihat dari banyaknya siswa yang memiliki nilai Tes Hasil Belajar (THB) yang tergolong sedang dan tinggi mencapai 24 siswa. Rata-rata nilai THB dalam satu kelas yang mencapai 74,86 dapat menjadi acuan pula bahwa siswa kelas VIII C memiliki hasil belajar yang cukup baik.

Namun demikian, hasil belajar ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan rata-rata nilai TKA. Hal tersebut mungkin disebabkan karena pada saat siswa mengerjakan soal TKA, siswa sangat memahami materi TKA (materi kelas VII) sehingga mereka mendapatkan nilai rata-rata yang cukup

tinggi di TKA yakni 89,52. Pada saat mengerjakan THB, karena materi yang diberikan benar-benar baru, siswa kelas VIII C belum seluruhnya memahami materi sehingga rata-rata nilai THB yang diperoleh pun lebih rendah daripada rata-rata nilai TKA.

3. Siswa kelas VIII C secara rata-rata telah memiliki motivasi belajar yang cukup tinggi. Dilihat dari pencapaian skor motivasi, siswa yang memiliki motivasi sedang dan tinggi mencapai 20 orang (68,96 %). Dengan adanya games dalam kelompok yang menyenangkan membuat siswa lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran matematika.

Di samping beberapa kesimpulan di atas, berdasarkan pengamatan penelitian ini juga memiliki kelebihan, antara lain :

1. Dengan bekerja sama dalam kelompok, siswa cenderung lebih aktif dalam mengikuti pelajaran karena mereka belajar bersama teman-teman yang sebaya.

2. Penggunaan games dan turnamen yang menyenangkan dalam pembelajaran membuat siswa makin bersemangat dan termotivasi.

Selain memiliki kelebihan, penelitian ini juga tidak lepas dari kekurangan dan masalah yang muncul, diantaranya :

1. Tidak mudah berkreasi dalam menyusun perencanaan / skenario pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournaments (TGT).

2. Pengawasan pada kelompok agak sulit dilaksanakan secara maksimal karena banyaknya kelompok.

B.Saran

Saran yang dapat peneliti berikan agar penelitian mendatang dapat berlangsung lebih baik adalah :

1. Perlunya persiapan yang matang dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) agar dalam pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif terlebih dalam pengaturan / manajemen waktu saat pembelajaran.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih kreatif dalam menyusun perencanaan pembelajaran termasuk dalam kemungkinan-kemunginan cara games dan turnamen yang dilakukan.

3. Dalam mempresentasikan materi, lebih baik gunakan alat peraga atau media pengajaran agar siswa tidak cepat bosan walau presentasi yang diberikan cukup singkat.

4. Peneliti selanjutnya dapat mengkombinasikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) dengan model atau cara mengajar yang lain agar didapatkan cara-cara baru yang lebih efektif dan efisien.

99

DAFTAR PUSTAKA

Adinawan M.Cholik dan Sugijono. 2005. Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Depdikbud Dikti Irianto, Agus. 2004. Statistik : Konsep dan Aplikasinya. Jakarta : Prenada Media

Group

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning – Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang – ruang Kelas. Jakarta : Grasindo

Marsigit. 2009. Matematika 2 SMP Kelas VIII. Jakarta : Yudhistira

Mustafa, EQ. Zainal. 2009. Mengurai Variabel Hingga Instrumentasi. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sardiman, AM. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. Bina Aksara

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Terjemahan Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice, oleh Narulita Yusron. Bandung : Nusa Media

Sugiyanto, M. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Yuma Pustaka dan FKIP UNS

Suherman, Erman, dkk. 2001. Common Text Books : Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta ; Pustaka Pelajar

Surya, Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung : Pustaka Bani Quarisy

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Taniredja, Tukiran, dkk. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung : Alfabeta

Tim Penyusun YPL. 2012. Buku Kerja Siswa Matematika SMP Kelas 8. Semarang : Yayasan Pangudi Luhur

____________ . 2012. Modul Matematika SMP Kelas VIII. Semarang. Yayasan Pangudi Luhur

Tim Reality. 2008. Kamus Terbaru Bahasa Indonesia. Surabaya : Reality Publisher

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta. Prenada Media Group

Winatapura, Udin S, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka

Winkel, WS. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia

Woolfolk, Anita. 2009. Educational Pshycology. Terjemahan Educational Pshycology, oleh Helly Prajitno dkk. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Lampiran A :

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2. LKS / Modul 1

3. LKS / Modul 2

4. Kisi-kisi Angket Motivasi 5. Lembar Angket Motivasi

6. Kisi-kisi Tes Kemampuan Awal 7. Soal Tes Kemampuan Awal

8. Kunci Jawaban Tes Kemampuan Awal 9. Soal Games 1

10. Soal Games 2

11. Soal Turnamen Kelompok 1 12. Soal Turnamen Kelompok 2 13. Soal Turnamen Kelompok 3 14. Soal Turnamen Kelompok 4 15. Soal Turnamen Kelompok 5 16. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 17. Soal Tes Hasil Belajar

Nama Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VIII / Gasal

Tahun Ajaran : 2012 /2013

Standar Kompetensi : Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Kompetensi Dasar : Memahami relasi dan fungsi

Indikator :

1. Mengetahui pengertian dan cara menyatakan suatu relasi. 2. Mengetahui pengertian fungsi dan korespondensi satu-satu.

Alokasi Waktu : 9 jam pelajaran (6 pertemuan)

A.Tujuan Pembelajaran

1. Peserta didik mengerti bentuk dan cara menyatakan suatu relasi.

2. Peserta didik mengerti bentuk fungsi dan bentuk korespondensi satu-satu.

B.Materi Ajar

1. Relasi

2. Fungsi dan Korespondensi satu-satu

C.Metode Pembelajaran

Diskusi kelompok dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT)

D.Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan Pertama

PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU

AWAL 1. Peneliti memberikan salam pada para siswa dan memperkenalkan diri secara singkat.

2. Peneliti mengungkapkan tujuan pembelajaran.

5 menit

INTI 1. Peneliti membagikan lembar Tes Kemampuan Awal

(TKA) dan lembar angket motivasi pada para siswa. 2. Peneliti memberikan petunjuk pengerjaan TKA dan

petunjuk pengisian angket motivasi pada para siswa. 3. Para siswa diminta untuk mengerjakan TKA dan mengisi

motivasi, para siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaan mereka pada peneliti.

PENUTUP 1. Peneliti mengucapkan terima kasih pada para siswa. 2. Peneliti mengucapkan salam pada para siswa.

3 menit

Pertemuan Kedua

PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU

AWAL 1. Peneliti memberikan salam pada para siswa. 2. Peneliti mengungkapkan tujuan pembelajaran.

5 menit

INTI 1. Peneliti mengingatkan siswa untuk bergabung dalam kelompok masing-masing yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Peneliti membagikan LKS / modul pada para siswa. 3. Setelah siswa bergabung dalam kelompok dan menerima

LKS, peneliti mulai memberikan materi tentang

pengertian relasi sampai dengan cara menyatakan relasi dengan menggunakan diagram cartesius. Dengan

menggunakan alat peraga berupa gambar, peneliti mulai menjelaskan materi secara ringkas.

4. Setelah selesai dalam menyampaikan materi, peneliti memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang baru saja dipelajari.

5. Setelah dirasa siswa memahami materi tentang

pengertian relasi sampai dengan cara menyatakan relasi dengan menggunakan diagram cartesius, peneliti melanjutkan dengan memberikan latihan soal dalam bentuk games atau permainan.

6. Pada pertemuan kedua ini para peneliti mempersiapkan latihan soal dalam amplop. Model games atau permainan pada pertemuan kedua ini peneliti beri nama ‘Berbaris Dalam Relasi’.

a. Siswa diminta untuk membuat barisan sesuai dengan kelompok diskusi dan setiap barisan berdiri di depan sebuah meja.

b. Di depan meja tersebut peneliti memberikan soal beserta lembar jawab dalam amplop tertutup. c. Setiap siswa dimulai dari siswa yang paling depan

mengerjakan soal. Setiap siswa mengerjakan soal dengan porsi yang sama. Saat siswa pertama mengerjakan soal, siswa lain yang berdiri di

belakangnya membelakangi siswa pertama demikian selanjutnya hingga semua siswa menjawab seluruh pertanyaan yang terdapat dalam amplop.

7. Setelah selesai mengerjakan latihan soal dalam games / permainan tadi, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan kelompoknya masing-masing pada peneliti.

PENUTUP 1. Peneliti mengingatkan siswa untuk mempelajari materi selanjutnya yang akan dibahas pada pertemuan

selanjutnya. Materi dapat dipelajari dari Modul dan Buku Kerja Siswa Yayasan Pangudi Luhur.

2. Peneliti mengucapkan terima kasih dan salam pada para siswa.

7 menit

Pertemuan Ketiga

PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU

AWAL 1. Peneliti memberikan salam pada para siswa.

2. Peneliti mengungkapkan tujuan pembelajaran bahwa akan melanjutkan pembelajaran yang lalu.

3. Peneliti secara ringkas mengingatkan pada para siswa materi relasi sampai dengan pemetaan yang telah

dipelajari (peneliti dapat mengingatkan materi pada siswa dengan membahas latihan – games yang telah dikerjakan pada pertemuan yang lalu).

INTI 1. Setelah mengulas materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, peneliti meminta siswa untuk menyimak LKS dan peneliti melanjutkan materi selanjutnya yakni tentang pengertian fungsi sampai dengan banyak korespondensi satu-satu.

2. Peneliti melanjutkan materi secara ringkas.

3. Setelah selesai dalam menyampaikan materi, peneliti memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang baru saja dipelajari.

4. Setelah dirasa siswa memahami materi tentang

pengertian fungsi sampai dengan banyak korespondensi satu-satu, peneliti melanjutkan dengan memberikan contoh soal.

45 menit

PENUTUP 1. Peneliti mengingatkan siswa untuk mempelajari kembali materi pengertian fungsi sampai dengan banyak

korespondensi satu-satu.

2. Peneliti memberikan pengumuman bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan games untuk menguji kemampuan para siswa, maka siswa diminta untuk mempelajari materi dengan sungguh-sungguh. 3. Peneliti mengucapkan terima kasih dan salam pada para

siswa.

5 menit

Pertemuan Keempat

PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU

AWAL 1. Peneliti memberikan salam pada para siswa. 2. Peneliti mengungkapkan tujuan pembelajaran. 3. Peneliti mengingatkan pada para siswa bahwa pada

pertemuan kali ini ada games untuk menguji kemampuan siswa.

4. Peneliti meminta siswa untuk masuk dalam kelompok diskusi.

games yang bernama ‘Tebak Korespondensi’. Adapun aturan main dalam permainan ‘Tebak Korespondensi adalah :

a. Peneliti membagikan lembar jawab pada masing- masing siswa di tiap kelompok.

b. Kemudian peneliti meminta para siswa untuk memperhatikan slide Power Point yang diputarkan peneliti. Slide tersebut berisi soal yang harus dikerjakan oleh para siswa.

c. Peneliti memutarkan slide demi slide soal hingga semua pertanyaan telah dijawab oleh masing-masing siswa.

2. Setelah siswa selesai mengerjakan soal dalam permainan yang kedua, siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya pada peneliti.

3. Kemudian peneliti bersama para siswa membahas hasil pekerjaan siswa pada permainan kedua.

PENUTUP 1. Setelah selesai membahas latihan soal, peneliti

mengingatkan pada para siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan ada sebuah tournament yang akan menguji kemampuan siswa. Peneliti mengingatkan bahwa tournament ini bersifat saling mengalahkan dan mempertaruhkan nilai kelompok diskusi.

2. Peneliti mengingatkan agar siswa mempelajari materi yang telah peneliti ajarkan mulai dari relasi sampai dengan banyak korespondensi satu-satu.

3. Peneliti memberikan daftar nama kelompok turnamen pada siswa.

4. Peneliti mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salam pada para siswa.

AWAL 1. Peneliti memberikan salam pada para siswa. 2. Peneliti mengungkapkan tujuan pembelajaran.

3. Peneliti mengingatkan bahwa pada pertemuan kali ini ada sebuah turnamen yang akan mengadu tiap-tiap anggota kelompok diskusi.

4. Peneliti meminta siswa untuk masuk dalam kelompok turnamen yang telah diberitahukan sebelumnya.

4 menit

INTI 1. Peneliti memberitahukan aturan main dalam turnamen kali ini.

2. Setelah siswa berkumpul dalam kelompok turnamen, mereka diberikan soal beserta lembar jawab untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan turnamen.

3. Setiap kelompok turnamen mendapatkan satu set soal yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat kemampuan akademis mereka.

a. Kelompok turnamen 1 diisi oleh siswa yang memiliki kemampuan akademis tinggi diberi soal dengan tingkat kesulitan yang tinggi.

b. Kelompok turnamen 2 diisi oleh siswa yang memiliki kemampuan akademis sedang diberi soal dengan tingkat kesulitan sedang.

c. Kelompok turnamen 3 diisi oleh siswa yang memiliki kemampuan akademis rendah diberi soal dengan tingkat kesulitan rendah. Dan demikian seterusnya. Jumlah kelompok turnamen mengikuti jumlah siswa dalam setiap diskusi dengan menyesuaikan tingkat akademisnya.

4. Setelah seluruh pertanyaan turnamen diberikan dan telah dijawab oleh para siswa, hasil jawaban diberikan pada peneliti.

materi mulai relasi sampai dengan banyak korespondensi satu-satu. Peneliti meminta siswa untuk mempelajari materi dengan sungguh-sungguh.

2. Peneliti mengucapkan terima kasih mengucapkan salam pada para siswa.

Pertemuan Keenam

PERTEMUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN WAKTU

AWAL 1. Peneliti memberikan salam pada para siswa. 2. Peneliti mengungkapkan tujuan pembelajaran.

3. Peneliti menyampaikan bahwa pada pertemuan terakhir akan diberikan Tes Hasil Belajar.

5 menit

INTI 1. Peneliti membagikan lembar Tes Hasil Belajar (THB) beserta angket motivasi pada para siswa.

2. Peneliti memberikan petunjuk pengerjaan THB dan angket motivasi pada para siswa.

3. Para siswa diminta untuk mengerjakan THB dan mengisi angket motivasi secara individu.

4. Setelah selesai mengerjakan THB dan mengisi angket motivasi, para siswa diminta untuk mengumpulkan hasil pekerjaan mereka pada peneliti.

25 menit

PENUTUP 1. Peneliti memberikan penghargaan kelompok pada

kelompok diskusi yang memiliki poin tertinggi. 2. Peneliti mengucapkan terima kasih pada para siswa. 3. Peneliti mengucapkan salam pada para siswa.

10 menit

E.Alat dan Sumber Belajar Alat :

1. Viewer 2. Laptop

2. Buku Matematika 2A untuk SMP Kelas VIII karangan M. Cholik Adinawan dan Sugijono, penerbit Erlangga

3. Modul Matematika SMP Kelas VIII Tim Penyusun YPL, penerbit Yayasan Pangudi Luhur Pusat

4. Buku Kerja Siswa (BKS) Matematika SMP Kelas VIII Tim Penyusun YPL, penerbit Yayasan Pangudi Luhur Pusat

5. LKS / Modul buatan peneliti

F. Penilaian

Teknik : Tes Kemampuan Awal (TKA), tugas kelompok, tugas individu, Tes Hasil Belajar (THB)

Bentuk Instrumen : uraian singkat dan uraian obyektif Contoh Instrumen :

1. Diketahui himpunan A = {2, 3, 4, 5} dan B = {4, 5}.Bentuklah relasi satu kurangnya

dari himpunan A ke himpunan B !

2. Relasi dari himpunan P ke himpunan Q dinyatakan dalam bentuk himpunan pasangan berurutan {(1, 1), (4, 2), (9, 3), (16, 4), (25, 5), (36, 6)}. Tentukanlah anggota-anggota himpunan P dan himpunan Q. Kemudian, tentukan pula relasi dari himpunan P ke himpunan Q tersebut !

3. Diketahui A = {2, 6, 10, 14, 18} dan B = {1, 2, 3, 5, 7, 8, 9}. Fungsi dari A ke B ditentukan oleh relasi dua kalinya dari.

a. Tentukan fungsi tersebut dalam bentuk diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram cartesius.

b. Tentukan domain, kodomain, dan range dari fungsi teresebut.

4. Tuliskan dua contoh korespondensi satu-satu dalam kehidupan sehari-hari.

Yogyakarta, 17 Agustus 2012 Mengetahui

Guru Mata Pelajaran Matematika Peneliti

Modul_1 / Matematika VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta ---

Materi :

1. Pengertian Relasi

RELASI

Perhatikan gambar di atas kemudian lengkapilah kalimat di bawah ini. Toni adalah _________ dari Jono Lia adalah _________ dari Dewi Bagus adalah _________dari Sari Sinta adalah __________ dari Andi Dimas adalah _________ dari Indah Budi adalah __________ dari Toni Kelima kalimat di atas menyatakan suatu hubungan _________ dan _________ Hubungan tersebut dapat dikatakan sebagai relasi

Jadi, dapat disimpulkan bahwa

.

relasi adalah ... .

Dapatkah kalian menyebutkan contoh relasi lainnya ? a.

b. c.

Relasi dalam matematika dinyatakan sebagai ... .

2. Cara Menyatakan Relasi

Relasi dalam matematika dapat dinyatakan dalam : a. Diagram Panah

Misalkan dalam suatu kelas terdapat lima orang siswa yang mesing-masing memiliki hobi. Anes hobi melukis dan renang, Hardani hobi renang, Bravo hobi memasak, Dito

Dokumen terkait