• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

B. Perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi

2. Korelasi Pearson Product Moment (PPM)

Teknik korelasi Pearson Product Moment termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Kegunaan terknik ini bertujuan untuk mengetahui

derajat hubungan antara variable bebas (Independent) dengan Variabel terikat (Dependent).

Rumus yang digunakan korelasi PPM : ∑XY(∑X).(∑Y)

(∑X

2

(∑X)2

)

.

(∑Y

2

(∑Y)2

)

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 ≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsumsikan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.2

Inte rpretasi Koefesien Korelasi Nilai r Inte rval Koefisien Korelasi (+/-) Keeratan Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono, (2009:250) 3. Koefisien Determinasi

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefesien determinan sebagai berikut :

Dimana :

KD = Nilai Koefisien Determinasi r = Nilai Koefisien Korelasi

KD = r

2

X 100

r

= n

4. Analisis Regresi Linie r Sederhana

Regresi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dengan bentuk hubungan atau fungsi. Untuk menentukan bentuk hubungan (regresi) diperlukan pemisahan yang tegas antara variabel bebas yang sering diberi simbul X dan variabel tak bebas dengan simbul Y.

Pada regresi harus ada variabel yang ditentukan dan variabel yang menentukan atau dengan kata lain adanya ketergantungan variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dan sebaliknya. Kedua variabel biasanya bersifat kausal atau mempunyai hubungan sebab akibat, yaitu saling berpengaruh. Sehingga dengan demikian, regresi merupakan bentuk fungsi tertentu antara variabel tak bebas Y dengan variabel bebas X atau dapat dinyatakan bahwa regresi adalah sebagai suatu fungsi Y = t(X). Bentuk regresi tergantung pada fungsi yang menunjangnya atau tergantung pada persamaannya.

Regresi linier ialah bentuk hubungan di mana variabel bebas X maupun variabel tergantung Y sebagai faktor yang berpangkat satu. Regresi linier ini dibedakan menjadi:

1. Regresi linier sederhana dengan bentuk fungsi: Y = a + bX + e, 2. Regresi linier berganda dengan bentuk fungsi: Y = b0 + b1X1 + .

. .bpXp + e

Dari kedua fungsi di atas 1 dan 2, masing- masing berbentuk garis lurus (linier sederhana) dan bidang data (linier berganda).

Rumus manual yang digunakan yaitu n . ( Σ xy ) – ( Σ x ) . ( Σ y ) n . Σ x² - ( Σ x )² ( Σ y ) . (∑x2) – ( Σ x ) . (∑xy) n∑x2 – (∑x)2

Persamaan regresi linier sederhana yang akan dibentuk adalah sebagai berikut:

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Nilai prediksi untuk SHU

a = Konstanta, yang menunjukan besar nilai Y ketika X = 0 (Nol) b = Arah koefisien regresi

X = Variabel modal sendiri

3.6 Uji Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol, hipotesis alternatif, penelitian uji statistik, perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan hipotesis alternatif (Ha) menunjukan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

a

=

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent (X) yaitu Modal Sendiri dan variabel dependent (Y) yaitu sisa hasil usaha.

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikan yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y.

1. Ho : μ1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha.

2. Ha : μ1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh modal sendiri terhadap sisa hasil usaha. r

n-2

1-r2

t

hitung = Dimana : thitung : Nilai t

r : Nilai Koefesien Korelasi

56

BAB IV

PENGARUH MODAL SENDIRI TERHADAP SISA HASIL

USAHA (SHU) PADA KOPERASI INTI BANDUNG

PERIODE 2008-2012

4.1 Sejarah Singkat Koperasi INTI Bandung

Koperasi INTI didirikan dengan Akta Pendirian tanggal 8 September 1979, terdaftar dengan Nomor Badan Hukum : 7066/BH/DK-10/I tanggal 13 Juni 1980, telah beberapa kali diubah, terakhir dalam Akta Perubahan Anggaran Dasar dan terdaftar di Kantor Wilayah Departemen Koperasi Propinsi Jawa Barat dengan memperoleh hak Badan Hukum dari kantor Dinas Koperasi Kota Bandung dengan nomor :

003/PAD/XIII.23/III/KUKM&PERINDAG/2011, tanggal 11 Maret 2011. Koperasi INTI Bandung menjalankan usahanya dalam berbasiskan melayani anggota serta pelayanan kebutuhan PT.INTI PERSERO yang diantaranya pengadaan material, jasa angkut, serta alat olah data. Dengan berbekal pengalaman dan kemampuan yang memadai Koperasi INTI sudah siap dan mampu untuk menjalankan strategi pertumbuhan sesuai dengan yang telah dipersiapkan, yang akan dilaksanakan pada periode 2014 ini, namun untuk mengetahui perkembangan Koperasi INTI pada 5 (lima) tahun ke belakang dapat dilihat dari perkembangan laba usaha.

4.2 Visi dan Misi Koperasi INTI Bandung A. Visi Koperasi INTI Bandung

“Menjadikan koperasi INTI Bandung sebuah unit usaha koperasi

profesional dan mandiri, sehingga menjadi model (Benchmark) bagi pengembangan usaha perkoperasian di Indonesia ”.

B. Misi Koperasi INTI Bandung

“Koperasi INTI Bandung sebagai wahana bagi peningkatan rasa

kekeluargaan dan kesejahteraan para anggota melalui berbagai penyediaan produk dan layanan yang bermanfaat bagi anggota serta dapat mendukung PT. INTI Bandung dan masyarakat sekitar“.

4.3 Unit-Unit Kerja Koperasi INTI Bandung

Demi tercapainya tingkat efisien dan efektivitas yang optimal untuk kepuasan pelanggan, peningkatan perolehan laba, perluasan usaha, peningkatan kesejahteraan dan tangung jawab sosial sehingga berada dalam posisi yang cukup kuat dalam menghadapi persaingan, manajemen perlu di dukung dengan melalui struktur yang adaptif, fleksibel dan terkonsentrasi pada fungsi- fungsi yang secara langsung menunjang usaha koperasi inti, yaitu, sebagai berikut :

a. Simpan Pinjam

Pada bagian ini koperasi akan lebih fokus pada prioritas pelayanan anggota, yang meliputi :

Memberikan pinjaman dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan, baik konsumtif, pendidikan, property, dan lain- lain.

1. Memberikan pinjaman agar dapat dipergunakan untuk mengembangkan usaha anggota

2. Membantu anggota untuk dapat menabung guna mencapai masa depan yang lebih baik

b. Unit Jasa

Fokus usaha unit jasa adalah pengadaan berbagai produk sewa, diantaranya adalah pengadaan sewa kendaraan Ka. Div PT. INTI Bandung, sewa kendaraan tools, seta mengelola manajemen asset koperasi, dan lain- lain.

c. Unit Niaga

Unit niaga menyediakan berbagai kebutuhan ATK, serta pengadaan barang kebutuhan lainya untuk PT INTI dan perusahaan di lingkungan maupun di luar lingkungan PT INTI.

d. SDM & Umum

Fokus Unit SDM & umum diantaranya adlah :

1. Menyamakan strategi dan praktek SDM dengan tujuan bisnis koperasi.

2. Sebagai penanggungjawab infrastruktur perusahaan, menerapkan proses-proses dalam organisasi berjalan sesuai dengan desain dan berjalan dengan efektif, seperti staffing, training, hadiah, penghargaan, promosi, maupun hal lain yang berhubungan dengan karyawan dalam organisasi.

3. Melakukan perubahan yang mengarah pada kemampuan perusahaan untuk mendesain dan menerapkan ide- ide atau inisiatif dan mengurangi perputaran waktu dalam semua aktivitas organisasi, profesional SDM membantu mengidentifikas dan menerapkan proses-proses perubahan.

e. Intimart

Fokus unit intimart adalah sebagai sarana berbelanja semua kebutuhan karyawan atau warga yang berada di dalam maupun di luar lingkungan PT INTI.

4.4 Struktur Organisasi Dan Job Description Koperasi INTI Bandung A. Struktur Organisasi Koperasi INTI Bandung

Struktur organisasi merupakan bagian dari manajemen perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi, menggambarkan hubungan wewenang dan tanggungjawab bagi setiap jenjang yang berada pada ruang lingkupnya.

Koperasi merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang ekonomi. Untuk mencapai tujuannya diperlukan struktur organisasi agar terjadi keterpaduan atau koordinasi yang dapat dilaksanakan dengan baik, dan memberikan kejelasan dalam memberikan tugas yang telah ditetapkan dengan baik.

Secara umum struktur organisasi koperasi INTI Bandung terdiri dari : 1. Rapat Anggota Tahunan (RAT)

2. Pengawas 3. Pengurus

4. Manajer Operasional I, membawahi : 4.1 Unit perdagangan

4.2 Unit jasa

5. Manajer Operasional II, membawahi : 5.1 Unit photocopy

5.2 Unit apotik 5.3 Unit intimart

6. Manajer Administrasi Dan Keuangan, membawahi : 6.1 Urusan pajak dan penagihan

6.2 Urusan Sumber Daya Manusia (SDM) dan umum 6.3 Urusan perbendaharaan

6.4 Urusan akuntansi

6.5 Urusan porto folio dan investasi 7. Manajer Simpan Pinjam, membawahi :

7.1 Urusan akuntansi 7.2 Staff

Jika digambarkan, maka struktur organisasi Koperasi Inti Bandung seperti berikut ;

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kope rasi INTI Bandung

Sumber : Koperasi INTI Bandung

B. Job Description Koperasi INTI Bandung

Job Description merupakan panduan dari perusahaan kepada

karyawannya dalam menjalankan tugas. Semakin jelas job description yang diberikan, maka semakin mudah bagi karyawan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan perusahaan.

Job description juga dapat menjadi alat pengukur prestasi

karyawan. Tugas, wewenang, dan pola hubungan dapat menjadi parameter

RAT (Rapat Anggota Tahunan) Pengawas pengurus manager operasional I unit perdagangan unit jasa manager operasional II unit photocopy unit apotik unit intimart manager administrasi dan keuangan pajak dan penagihan SDM dan Umum perbendaharaa n akuntansi

porto folio dan Investasi manager simpan pinjam urusan akuntansi staff anak perusahaan

prestasi dari seorang karyawan. Dengan menetapkan parameter tersebut di awal masa kerja, maka semua pihak dapat menilai obyektivitas dari suatu keputusan manajemen tanpa takut ada faktor like and dislike. Berikut ini adalah penjelasan secara garis besar mengenai job description dari koperasi INTI Bandung.

1. Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam tata perkoperasian. Anggota mempunyai hak dan pendapatnya mengenai segala hal yang diselenggarakan dalam koperasi. Jenis rapat anggota koperasi INTI Bandung yaitu Rapat Anggota Tahunan (RAT). Tujuan RAT ini adalah untuk mempertanggungjawabkan hasil kerja setiap tahun, menyampaikan rencana kerja, rencana pendapatan dan belanja koperasi sebagai pedoman pelaksanaan kerja tahunan yang akan datang.

2. Pengawas

Pengawas merupakan perangkat organisasi yang memegang peranan penting dalam mengawasi jalannya organisasi. Pengawas mempunyai wewenang dan tanggung jawab yaitu :

a. Meneliti seluruh catatan yang ada pada koperasi.

b. Meminta keterangan-keterangan dan data yang diperlukan, baik kepada pengurus maupun kepada tim manajemen.

c. Menyampaikan teguran kepada pengurus, apabila terdapat kebijaksanaan yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan pemerintah yang berkaitan dengan perkoperasian.

d. Menyampaikan laporan tertulis dari hasil pemeriksaan atas kegiatan koperasi INTI Bandung.

3. Pengurus

Pengurus adalah anggota yang dipilih dan dipercaya anggota untuk melaksanakan dan mengelola kegiatan usaha koperasi sesuai dengan program yang telah ditetapkan dalam rapat anggota tahunan.

4. Manajer Simpan Pinjam Tugas-tugas :

a. Merencanakan, mengorganisasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan unit simpan pinjam.

b. Menyusun dan merencanakan kegiatan-kegiatan, program kerja, anggaran biaya dan investasi unitnya.

c. Melakukan analisis terhadap permohonan pinjaman yang diajukan anggota dengan memperhatikan asas-asas pemberian pinjaman yang berlaku.

d. Menghimpun dan mengadministrasikan dana simpanan pokok dan piutang anggota.

4.1 Kasir Simpan Pinjam Tugas-tugas :

a. Menerima setoran uang tunai, baik untuk simpanan maupun pelunasan pinjaman, serta membukukannya sesuai dengan masing- masing transaksi.

b. Melaksanakan pembiayaan kepada anggota dalam rangka pembayaran realisasi pinjaman dengan menggunakan cheque. c. Meneliti dokumen-dokumen pembayaran maupun penerimaan

sebelum dilakukan pembayaran atau penerimaannya. d. Melakukan penomoran voucher.

e. Merencanakan kebutuhan uang tunai untuk operasional harian. f. Melakukan pemotongan hutang anggota.

g. Menerbitkan registrasi kas harian.

h. Melakukan kas fisik harian dan akhir bulan. 4.2 Akuntansi Simpan Pinjam

Tugas-tugas :

a. Meneliti seluruh dokumen yang diterima sebelum dibukukan. b. Melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang

(jurnal transaksi).

c. Menerbitkan laporan keuangan bulanan.

d. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan langsung.

4.3 Adminstrasi dan Umum Simpan Pinjam Tugas-tugas :

a. Memberikan pelayanan kepada anggota.

b. Melakukan pencatatan operasional simpan pinjam.

c. Membuat surat perjanjian/kredit dan tagihan piutang kepada anggota.

4.5 Perkembangan Modal Sendiri Dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

A. Perkembangan Modal Sendiri Kope rasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Secara umum, modal sendiri merupakan modal yang berasal dari para anggota koperasi itu sendiri yang terdiri atas simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dana hibah, simpanan sukarela, dan simpanan berjangka. Modal sendiri bagi koperasi merupakan modal kerja untuk dapat menghasilkan laba dalam hal ini sisa hasil usaha.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di koperasi INTI Bandung, modal sendiri koperasi berasal dari para anggota koperasi itu sendiri, yang terdiri atas simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dana hibah, simpanan sukarela, dan simpanan berjangka. Berikut ini hasil perkembangan modal sendiri koperasi INTI Bandung periode 2008-2012.

Tabel 4.1

Modal Sendiri Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Tahun Modal Sendiri Naik/Turun

Rp % 2008 Rp 3,876,983,642 - - 2009 Rp 4,275,136,052 Rp398,152,409.93 10.27 2010 Rp 4,749,592,765 Rp474,456,713.03 11.10 2011 Rp 4,302,233,803 Rp447,358,962.48 9.42 2012 Rp 5,629,774,387 Rp1,327,540,583.95 30.86 Rata-rata Rp4,566,744,129.78 Rp661,877,167.35 15.41

Sumber : RAT Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Dari tabel tersebut dapat dibuat grafik total modal sendiri yang diperoleh koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 sebagai berikut :

Sumber : Perhitungan Ms.Excel

Gambar 4.2

Grafik Modal Sendiri Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 Rp3,876,983,6 42 Rp4,275,136,0 52 Rp4,749,592,7 65 Rp4,302,233,803 Rp5,629,774,3 87 Rp-Rp1,000,000,000 Rp2,000,000,000 Rp3,000,000,000 Rp4,000,000,000 Rp5,000,000,000 Rp6,000,000,000 2008 2009 2010 2011 2012

Modal Sendiri

Modal Sendiri

Berdasarkan gambar grafik 4.2 di atas, dapat dijelaskan bahwa Pada tahun 2008 total modal sendiri yang diperoleh koperasi INTI Bandung dari anggota sebesar Rp.3,876,983,642. Pada tahun 2009 total modal sendiri yang diterima sebesar Rp.4,275,136,052 yang berarti mengalami kenaikan sebesar 10.27%.

Pada tahun 2010 mengalami kenaikan kembali menjadi Rp.4,749,592,765 dengan persentase 11.10%. Tahun 2011 total modal sendiri yang diperoleh koperasi INTI Bandung mengalami penurunan menjadi Rp.4,302,233,803 yang berarti sebesar 9.42%.

Pada tahun 2012 total modal sendiri yang diperoleh sebesar Rp.5,629,774,387. Rata-rata jumlah total modal sendiri yang diterima koperasi INTI Bandung dari anggota selama periode 2008-2012 sebesar Rp.4,566,744,129.78 dengan persentase sebesar15.41%.

Sumber-sumber modal sendiri dapat dilihat juga perkembangannya sebagai berikut :

1. Simpanan Pokok

Simpanan pokok adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan sama besarnya bagi setiap anggota, serta diwajibkan kepada anggota untuk menyerahkan kepada koperasi pada waktu masuk menjadi anggota.

Rp101,850,00 0.00 Rp96,910,000. 00 Rp94,910,000. 00 Rp96,560,000. 00 Rp147,850,00 0.00 Rp-Rp20,000,000.00 Rp40,000,000.00 Rp60,000,000.00 Rp80,000,000.00 Rp100,000,000.00 Rp120,000,000.00 Rp140,000,000.00 Rp160,000,000.00 2008 2009 2010 2011 2012

Simpanan Pokok

Simpanan Pokok Tabel 4.2

Simpanan Pokok Kope rasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Tahun Simpanan Pokok Naik/Turun

Rp % 2008 Rp.101.850.000,00 - - 2009 Rp.96.910.000,00 Rp4.940.000,00 4,85% 2010 Rp.94.910.000,00 Rp2.000.000,00 2,06% 2011 Rp.96.560.000,00 Rp1.650.000,00 1,74% 2012 Rp147.850.000,00 Rp51.290.000,00 53,12% Rata-rata Rp107.616.000,00 Rp14.970.000,00 15,44%

Sumber : RAT Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Dari tabel tersebut dapat dibuat grafik simpanan pokok yang diperoleh koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 sebagai berikut:

Sumber : Perhitungan Ms.Excel

Gambar 4.3

Grafik Simpanan Pokok Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Berdasarkan gambar grafik 4.3 di atas, dapat dijelaskan bahwa Pada tahun 2008 simpanan pokok yang diperoleh koperasi INTI Bandung dari anggota sebesar Rp.101.850.000,00. Pada tahun 2009 jumlah simpanan pokok yang diterima sebesar Rp.96.910.000,00 yang berarti mengalami penurunan sebesar 4,85%. Pada tahun 2010 mengalami penuruanan lagi menjadi Rp.94.910.000,00 dengan persentase 2,06%. Tahun 2011 simpanan pokok yang diperoleh Koperasi INTI Bandung mengalami kenaikan menjadi Rp.96.560.000,00 yang berarti sebesar 1,74%.

Pada tahun 2012 simpanan pokok yang diperoleh sebesar Rp.147.850.000,00. Rata-rata jumlah simpanan pokok yang diterima koperasi INTI Bandung dari anggota selama periode 2008-2012 sebesar Rp107.616.000,00 dengan persentase sebesar 15,44%.

2. Simpanan Wajib

Simpanan wajib adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan wajib disimpan oleh setiap anggota pada waktu tertentu. Simpanan wajib hanya boleh diambil kembali dengan cara yang telah ditentukan dalam anggaran dasar, supaya modal koperasi tidak goyah.

Tabel 4.3

Simpanan Wajib Kope rasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Tahun Simpanan Wajib Naik/Turun

Rp % 2008 Rp2.086.873.899,00 - - 2009 Rp2.265.796.266,00 Rp178.922.367,00 8,57% 2010 Rp2.428.523.325,00 Rp162.727.059,00 7,18% 2011 Rp2.618.232.206,00 Rp189.708.881,00 7,81% 2012 Rp2.931.118.893,00 Rp312.886.687,00 11,95% Rata-rata Rp2.466.108.917,80 Rp211.061.248,50 8,88%

Sumber : RAT Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Dari tabel tersebut dapat dibuat grafik simpanan wajib yang diperoleh koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 sebagai berikut:

Sumber : Perhitungan Ms.Excel

Gambar 4.4

Grafik Simpanan Wajib Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 Rp2,086,873,8 99.00 Rp2,265,796,2 66.00 Rp2,428,523,3 25.00 Rp2,618,232,2 06.00 Rp2,931,118,8 93.00 Rp0.00 Rp500,000,000.00 Rp1,000,000,000.00 Rp1,500,000,000.00 Rp2,000,000,000.00 Rp2,500,000,000.00 Rp3,000,000,000.00 Rp3,500,000,000.00 2008 2009 2010 2011 2012

Simpanan Wajib

Simpanan Wajib

Berdasarkan gambar grafik 4.4 di atas, dapat dijelaskan bahwa Pada tahun 2008 simpanan wajib yang diperoleh koperasi INTI Bandung dari anggota sebesar Rp2.086.873.899,00. Pada tahun 2009 jumlah simpanan wajib yang diterima sebesar Rp2.265.796.266,00 yang berarti mengalami kenaikan sebesar 8,57%.

Pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi Rp2.428.523.325,00 dengan persentase 7,18%. Tahun 2011 simpanan wajib yang diperoleh Koperasi INTI Bandung mengalami kenaikan menjadi Rp2.618.232.206,00 yang berarti sebesar 7,81%.

Pada tahun 2012 simpanan wajib yang diperoleh sebesar Rp2.931.118.893,00. Rata-rata jumlah simpanan wajib yang diterima Koperasi INTI Bandung dari anggota selama periode 2008-2012 sebesar Rp2.466.108.917,80,00 dengan persentase sebesar 8,88%.

3. Dana Cadangan

Dana cadangan merupakan bagian dari penyisihan SHU yang tidak dibagikan kepada anggotanya yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri serta dapat untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.

Rp563,571,15 4.54 Rp633,148,39 8.54 Rp706,038,78 5.54 Rp9,454,341.4 6 Rp0.00 Rp0.00 Rp100,000,000.00 Rp200,000,000.00 Rp300,000,000.00 Rp400,000,000.00 Rp500,000,000.00 Rp600,000,000.00 Rp700,000,000.00 Rp800,000,000.00 2008 2009 2010 2011 2012

Dana Cadangan

Dana Cadangan Tabel 4.4

Dana Cadangan Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Tahun Dana Cadangan Naik/Turun

Rp % 2008 Rp563.571.154,54 - - 2009 Rp633.148.398,54 Rp69.577.244,00 12,35% 2010 Rp706.038.785,54 Rp72.890.387,00 11,51% 2011 Rp9.454.341,46 Rp696.584.444,08 98,66% 2012 - - - Rata-rata Rp478.053.170,02 Rp279.684.025,03 40,84%

Sumber : RAT Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Dari tabel tersebut dapat dibuat grafik dana cadangan yang diperoleh Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 sebagai berikut :

Sumber : Perhitungan Ms.Excel

Gambar 4.5

Grafik Dana Cadangan Kope rasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Berdasarkan gambar grafik 4.5 di atas, dapat dijelaskan bahwa Pada tahun 2008 dana cadangan yang diperoleh koperasi INTI Bandung dari anggota sebesar Rp563.571.154,54. Pada tahun 2009 jumlah dana cadangan yang diterima sebesar Rp633.148.398,54 yang berarti mengalami kenaikan sebesar 12,35%.

Pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi Rp706.038.785,54 dengan persentase 11,51%. Tahun 2011 dana cadangan yang diperoleh koperasi INTI Bandung mengalami penurunan yang signifikan menjadi Rp9.454.341,46 yang berarti sebesar 98,66%.

Pada tahun 2012 dana cadangan sudah tidak lagi diperoleh. Rata-rata jumlah dana cadangan yang diterima Koperasi INTI Bandung dari anggota selama periode 2008-2012 sebesar Rp478.053.170,02 dengan persentase sebesar 40,84%.

4. Simpanan Sukarela

Simpanan sukarela atau yang lebih dikenal dengan tabungan manasuka di koperasi INTI adalah tabungan anggota yang besarnya tergantung kemampuan anggota dengan besaran jasa sesuai kesepakatan anggota yang dirumuskan dalam rapat anggota tahunan (RAT). Berikut ini tabel simpanan sukarela/tabungan manasuka yang diperoleh koperasi INTI Bandung periode 2008 – 2012.

Rp619,688,58 8.68 Rp734,281,38 7.61 Rp905,120,65 4.64 Rp947,987,25 5.24 Rp1,139,805,4 93.65 Rp0.00 Rp200,000,000.00 Rp400,000,000.00 Rp600,000,000.00 Rp800,000,000.00 Rp1,000,000,000.00 Rp1,200,000,000.00 2008 2009 2010 2011 2012

SIMPANAN SUKARELA

SIMPANAN SUKARELA Tabel 4.5

Simpanan Sukarela Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Tahun Simpanan Sukarela Naik/Turun

Rp % 2008 Rp619,688,588.68 - - 2009 Rp734,281,387.61 Rp114,592,798.93 18.49 2010 Rp905,120,654.64 Rp170,839,267.03 23.27 2011 Rp947,987,255.24 Rp42,866,600.60 4.74 2012 Rp1,139,805,493.65 Rp191,818,238.41 20.23 Rata-rata Rp869,376,675.96 Rp130,029,226.24 16.68

Sumber : RAT Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Dari tabel tersebut dapat dibuat grafik simpanan sukarela yang diperoleh Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 sebagai berikut :

Sumber : Perhitungan Ms.Excel

Gambar 4.6

Grafik Simpanan Sukarela Kope rasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Berdasarkan gambar grafik 4.6 di atas, dapat dijelaskan bahwa Pada tahun 2008 simpanan sukarela yang diperoleh koperasi INTI Bandung dari anggota sebesar Rp619,688,588.68. Pada tahun 2009 jumlah simpanan sukarela yang diterima sebesar Rp734,281,387.61 yang berarti mengalami kenaikan sebesar 18.49%.

Pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi Rp905,120,654.64 dengan persentase 23.27%. Tahun 2011 simpanan sukarela yang diperoleh Koperasi INTI Bandung mengalami kenaikan kembali menjadi Rp947,987,255.24 yang berarti persentasenya sebesar 4.74%. Pada tahun 2012 simpanan sukarela mengalami kenaikan sebesar Rp1,139,805,493.65 dengan persentase sebesar 20.23%. Rata-rata jumlah simpanan sukarela yang diterima Koperasi INTI Bandung dari anggota selama periode 2008-2012 sebesar Rp869,376,675.96 dengan persentase sebesar 16.68%.

5. Simpanan Berjangka

Simpanan berjangka atau deposito (time deposit = deposito berjangka) adalah simpanan dari pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu menurut perjanjian antara pihak ketiga dan bank yang bersangkutan.

505,000,000.0 0 545,000,000.0 0 615,000,000.0 0 630,000,000.0 0 1,411,000,000 .00 0.00 200,000,000.00 400,000,000.00 600,000,000.00 800,000,000.00 1,000,000,000.00 1,200,000,000.00 1,400,000,000.00 1,600,000,000.00 2008 2009 2010 2011 2012

Simpanan Berjangka

Simpanan … Tabel 4.6

Simpanan Berjangka Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 Tahun Simpanan Berjangka Naik/Turun Rp % 2008 Rp505,000,000.00 - - 2009 Rp545,000,000.00 Rp40,000,000.00 7.92 2010 Rp615,000,000.00 Rp70,000,000.00 12.84 2011 Rp630,000,000.00 Rp15,000,000.00 2.44 2012 Rp1,411,000,000.00 Rp781,000,000.00 123.97 Rata-rata Rp741,200,000.00 Rp226,500,000.00 36.79

Sumber : RAT Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Dari tabel tersebut, dapat dibuat grafik simpanan berjangka yang diperoleh Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012 sebagai berikut :

Sumber : Perhitungan Ms.Excel

Gambar 4.7

Grafik Simpanan Berjangka Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Berdasarkan gambar grafik 4.7 di atas, dapat dijelaskan bahwa Pada tahun 2008 simpanan berjangka yang diperoleh koperasi INTI Bandung dari anggota sebesar Rp505,000,000.00. Pada tahun 2009 jumlah simpanan berjangka yang diterima sebesar Rp545,000,000.00 yang berarti mengalami kenaikan sebesar 7.92%. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi Rp615,000,000.00 dengan persentase 12.84%. Tahun 2011 simpanan berjangka yang diperoleh Koperasi INTI Bandung mengalami kenaikan kembali menjadi Rp630,000,000.00 yang berarti persentasenya sebesar 2.44%. Pada tahun 2012 simpanan sukarela mengalami kenaikan yang signifikan sebesar Rp1,411,000,000.00 dengan persentase sebesar 123.97%. Rata-rata jumlah simpanan berjangka yang diterima Koperasi INTI Bandung dari anggota selama periode 2008-2012 sebesar Rp741,200,000.00 dengan persentase sebesar 36.79%.

B. Perkembangan Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Keuntungan dalam koperasi disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). Sisa hasil usaha (SHU) koperasi didapat dari total pendapatan usaha dikurangi total biaya. Untuk memperoleh sisa hasil usaha (SHU) yang maksimal maka koperasi harus mengembangkan usahanya agar memperoleh pendapatan usaha yang maksimal dan mengefisienkan biaya-biaya yang dikeluarkan.

Rp643,901,981 .49 Rp640,604,237 .48 Rp817,774,342 .17 Rp828,078,492 .76 Rp416,118,416 .14 Rp669,295,494 .01 Rp0.00 Rp200,000,000.00 Rp400,000,000.00 Rp600,000,000.00 Rp800,000,000.00 Rp1,000,000,000.00 2008 2009 2010 2011 2012

Sisa Hasil Usaha (SHU)

Sisa Hasil Usaha (SHU)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di koperasi INTI Bandung, sisa hasil usaha (SHU) koperasi cenderung fluaktif Naik-Turun. Untuk lebih detailnya tentang perkembangan sisa hasil usaha (SHU) koperasi INTI Bndung periode 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.7

Sisa Hasil Usaha (SHU)Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Tahun Sisa Hasil Usaha (SHU) Naik/Turun Rp % 2008 Rp643,901,981.49 - - 2009 Rp640,604,237.48 Rp3,297,744.01 0.51% 2010 Rp817,774,342.17 Rp177,170,104.69 27.66% 2011 Rp828,078,492.76 Rp10,304,150.59 1.26% 2012 Rp416,118,416.14 Rp411,960,076.62 49.75% Rata-rata Rp669,295,494.01 Rp150,683,018.98 19.79%

Sumber : RAT Koperasi INTI Bandung Periode 2008-2012

Dari tabel tersebut dapat dibuat grafik sisa hasil usaha (SHU) koperasi INTI Bandung periode 2008-2012 sebagai berikut :

Sumber : Perhitungan Ms.Excel

Gambar 4.8

Grafik Sisa Hasil Usaha (SHU) Koperasi INTI Bandung

Dokumen terkait