• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTROSYM : REFORMULASI STOLEN ASSET RECOVERY DALAM SISTEM PEMERIKSAAN DELIK KORUPSI SEKTOR SWASTA

B. TINJAUAN PUSTAKA

1. Korupsi dan Tindak Pidana Korupsi a. Pengertian Korupsi

Istilah korupsi berasal dari bahasa Latin yakni “Corruption” atau “Corruptus” yang berarti busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Secara harfiah, istilah tersebut berarti segala macam perbuatan yang tidak baik. Seperti halnya yang dikatakan oleh Andi Hamzah sebagai kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina atau memfitnah.9

7 Giras Pasopati, Mengenal Skema Investasi Offshore ala Panama Papers, diakses dari http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160405133304-92-121810/mengenal-skema-investasi-offshore-ala-panama-papers/, diakses pada 19 September 2016, jam 01.55 WIB.

8 Kompas, Banyak WNI Simpan Kekayaan di Luar Negeri, Kejagung Sulit Telusuri Aset

Koruptor, diakses dari

http://nasional.kompas.com/read/2016/04/06/09254391/Banyak.WNI.Simpan.Kekayaan.di.Luar.N egeri.Kejagung.Sulit.Telusuri.Aset.Koruptor, diakses pada 19 September 2016, jam 01.59 WIB.

9 Adami Chazawi, Hukum Pidana Materiil dan Formil Korupsi di Indonesia, Penerbit Bayumedia Publishing, Malang, 2003, Hlm.1.

Menurut Pasal 2 Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, yang dimaksud dengan korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.10

b. Macam Jenis Korupsi

Menurut Beveniste, korupsi didefinisikan kedalam empat jenis yaitu :

1) Discretionery Corruption, ialah korupsi yang dilakukan karena adanya kebebasan dalam menentukan kebijakan. Sekalipun nampaknya bersifat sah, tetapi sebenarnya bukanlah praktik-praktik yang dapat diterima oleh para anggota organisasi.

2) Illegal Corruption, ialah suatu jenis tindakan yang bermaksud mengacaukan bahasa atau maksud-maksud hukum, peraturan dan regulasi hukum.

3) Mercenary Corruption, ialah jenis tindak pidana korupsi yang dimaksud untuk memperoleh keuntungan pribadi melalui penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan.

4) Ideology Corruption, ialah jenis korupsi illegal maupun discretionary yang dimaksudkan untuk mengejar tujuan kelompok.

c. Pengertian Tindak Pidana Korupsi

Tindak pidana korupsi adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperkaya diri sendiri atau kelompok dimana kegiatan tersebut melanggar hukum karena telah merugikan bangsa dan negara. Dari sudut pandang hukum, kejahatan tindak pidana korupsi mencakup unsur-unsur sebagai berikut :

1) Penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, dan sarana; 2) Memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi; 3) Merugikan keuangan negara atau perekonomian negara. 2. Tahapan Pemeriksaan dalam Hukum Acara Pidana

a. Penyelidikan

Menurut Pasal 1 angka 5 KUHAP jo. Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002, penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang. Penyidik mempunyai kewenangan antara lain :

10 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Pasal 2.

1) Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana; Mencari keterangan dan barang bukti; Menyuruh berhenti seorang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri; Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.

2) Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa : Penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penahanan; Pemeriksaan dan penyitaan surat; Mengambil sidik jari dan memotret seseorang; Membawa dan menghadapkan kepada penyidik.

b. Penyidikan

Pasal 1 angka 1 KUHAP jo. Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia mengatakan bahwa yang dimaksud dengan penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

Adapun wewenang penyidik berdasarkan Pasal 7 ayat (1) KUHAP yaitu : Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana; melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian; Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan; Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat; Mengambil sidik jari dan memotret seorang; Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara, Mengadakan penghentian penyidikan; dan Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggungjawab.

c. Penuntutan

KUHAP dalam Pasal 137 sampai dengan Pasal 144 mengatur mengenai tahap penuntutan. Dimana pengertian dari penuntutan telah disebutkan dalam Pasal 1 angka 7 KUHAP yang berbunyi, penuntutan adalah tindakan penuntut untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam KUHAP dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan.

d. Pemeriksaan Sidang Pengadilan11

1) Acara Pemeriksaan Biasa,

Dimulai dengan penyerahan berkas perkara, lalu sidang pertama yaitu proses pemeriksaan identitas terdakwa dan pembacaan surat dakwaan, sidang kedua yang berisi pengajuan eksepsi oleh terdakwa atau penasihat hukum, sidang ke tiga adalah proses pembuktian, pada sidang keempat yaitu pembacaan tuntutan penuntut umum, pada sidang kelima, keenam dan ketujuh adalah tanya jawab yaitu pembacaan Pledoi oleh terdakwa atau penasihat hukum, pembacaan Nader Requisitoir oleh penuntut umum dan pembacaan Nader Pledoi oleh terdakwa atau penuntut umum. Dan sidang terakhir yaitu musyawarah majelis hakim dan pembacaan putusan.

2) Acara Pemeriksaan Singkat

Yang diperiksa sebagaimana menurut Pasal 203 ayat (1) KUHAP adalah perkara kejahatan atau pelanggaran yang termasuk ketentuan Pasal 20512 dan yang menurut penuntut umum pembuktian serta penerapan hukumnya mudah dan sifatnya sederhana.

3) Acara Pemeriksaan Cepat

Terbagi menjadi acara pemeriksaan tindak pidana ringan dan acara pemeriksaan perkara pelanggaran lalu lintas.

e. Pelaksanaan Putusan Pengadilan

Pasal 270 KUHAP menentukan bahwa pelaksanaan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dilakukan oleh jaksa, yang untuk itu panitera mengirimkan salinan surat putusan kepadanya. Sejalan dengan ketentuan KUHAP tersebut dijelaskan bahwa dalam Pasal 36 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman yang menyatakan bahwasannya pelaksanaan putusan atau yang sering disebut sebagai eksekusi pengadilan dalam suatu perkara pidana dilakukan oleh jaksa.

11 Andi Sofyan, Hukum Acara Pidana Suatu Pengantar, Penerbit Rangkang Education, Yogyakarta, 2012, hlm.332.

12 Pasal 205 KUHAP : (1) yang diperiksa menurut acara pemeriksaan tindak pidana ringan ialah perkara yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan paling lama tiga bulan dan atau denda sebanyak-banyaknya tujuh ribu lima ratus rupiah dan penghinaan ringan kecuali yang ditentukan dalam paragraph 2 bagian ini.