• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Kosta Rika

Pada Tabel 9, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Kosta Rika periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Kosta Rika dan efek daya saing. Sebaliknya, efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro kurang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.

Tabel 9 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Kosta Rika (Ribu USD) Periode Efek Pertumbuhan Impor Efek Komposisi Komoditi Efek Daya Saing Pertumbuhan Ekspor 2009 – 2011 25.36 24.31 -20.31 29.35 2011 – 2013 -0.56 2.38 -6.16 -4.34

Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 67.2% atau sebesar US$ 29.35 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari peningkatan efek pertumbuhan impor sebesar US$ 25.36 ribu. Selain itu, pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 Indonesia di Kosta Rika juga dipengaruhi oleh peningkatan efek komposisi komoditi sebesar US$ 24.31 ribu. Akan tetapi, hal ini tidak memberikan efek positif juga terhadap efek daya saing. Efek daya saing mengalami penurunan yang cukup besar yakni US$ 20.31 ribu, besarnya penurunan ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya peningkatan dari efek pertumbuhan impor dan efek komposisi komoditi.

Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami penurunan sebesar 5.9% atau sebesar US$ 4.34 ribu. Penurunan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing sebesar US$ 6.16 ribu. Selain itu, penurunan pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 Indonesia di Kosta Rika juga dipengaruhi oleh penurunan efek pertumbuhan impor sebesar US$ 0.56 ribu. Akan tetapi, hal ini tidak berdampak negatif terhadap efek komposisi komoditi yang justru mengalami peningkatan sebesar US$ 2.38 ribu. Besarnya peningkatan ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya penurunan dari efek pertumbuhan impor dan efek daya saing.

5. Guatemala

Pada Tabel 10, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Guatemala periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek daya saing. Sebaliknya, efek pertumbuhan impor atau pangsa makro di Guatemala dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro kurang memberikan pengaruh yang

23 signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.

Tabel 10 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Guatemala (Ribu USD) Periode Efek Pertumbuhan Impor Efek Komposisi Komoditi Efek Daya Saing Pertumbuhan Ekspor 2009 – 2011 17.68 -5.98 -19.16 -7.47 2011 – 2013 1.75 -0.76 26.05 27.04

Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami penurunan mencapai 18.6% atau sebesar US$ 7.47 ribu. Penurunan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari penurunan efek daya saing sebesar US$ 19.16 ribu. Selain itu penurunan pertumbuhan ekspor juga dipengaruhi oleh penurunan efek komposisi komoditi sebesar US$ 5.98 ribu. Hal ini tidak berdampak negatif terhadap efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro di Guatemala yang mengalami peningkatan sebesar US$ 17.68 ribu. Akan tetapi, besarnya peningkatan ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya penurunan dari efek daya saing dan efek komposisi komoditi.

Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 83% atau sebesar US$ 27.04 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing sebesar US$ 26.05 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 1.75 ribu. Sebaliknya efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro justru mengalami penurunan senilai US$ 0.76 ribu, namun hal tersebut tidak membawa dampak yang besar terhadap besarnya pertumbuhan nilai ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia yang tetap bernilai positf. 6. Meksiko

Pada Tabel 11, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Meksiko periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek daya saing. Sebaliknya, efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro lebih kecil memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.

Tabel 11 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Meksiko (Ribu USD) Periode Efek Pertumbuhan Impor Efek Komposisi Komoditi Efek Daya Saing Pertumbuhan Ekspor 2009 – 2011 2683.75 723.24 8698.26 12105.24 2011 – 2013 1515.31 78.75 6797.11 9791.17

Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor

24

mengalami peningkatan mencapai lebih dari 200% atau sebesar US$ 12105.24 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing senilai US$ 8698.26 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Brazil sebesar US$ 2683.75 ribu dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 723.34 ribu.

Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 55.9% atau sebesar US$ 9791.17 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing senilai US$ 6797.11 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Brazil sebesar US$ 1515.31 ribu dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 1478.75 ribu.

7. Nikaragua

Pada Tabel 12, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Nikaragua periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Nikaragua dan efek daya saing. Sebaliknya, efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro kurang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.

Tabel 12 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Nikaragua (Ribu USD) Periode Efek Pertumbuhan Impor Efek Komposisi Komoditi Efek Daya Saing Pertumbuhan Ekspor 2009 – 2011 19.61 -1.54 4.76 22.83 2011 – 2013 5.93 8.42 -14.09 0.26

Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 52.5% atau sebesar US$ 22.83 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari peningkatan efek pertumbuhan impor sebesar US$ 19.61 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek daya saing sebesar US$ 4.76 ribu. Akan tetapi efek komposisi komoditi justru mengalami penurunan sebesar US$1.54 ribu, besarnya penurunan itu tidak membawa dampak terhadap pertumbuhan nilai ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia yang tetap bernilai positif.

Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan sebesar 3.9% atau sebesar US$ 0.26 ribu. Peningkatan nilai ekspor yang kecil lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing mengalami penurunan yang cukup besar yakni US$ 14.09 ribu. Hal ini tidak memberikan dampak negatif pula terhadap efek pertumbuhan impor yang meningkat sebesar US$ 5.93 ribu dan efek komposisi komoditi sebesar US$ 8.42

25 ribu. Besarnya penurunan lebih kecil dibandingkan dengan besarnya jumlah peningkatan dari efek pertumbuhan impor dan efek komposisi komoditi yang menghasilkan pertumbuhan ekspor tetap bernilai positif.

8. Panama

Pada Tabel 13, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Panama periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek daya saing. Sebaliknya, efek pertumbuhan impor dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro lebih kecil pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.

Tabel 13 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Panama (Ribu USD) Periode Efek Pertumbuhan Impor Efek Komposisi Komoditi Efek Daya Saing Pertumbuhan Ekspor 2009 – 2011 79.77 -18.60 -118.11 -56.94 2011 – 2013 -42.04 -6.76 175.40 126.60

Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami penurunan mencapai 40.7% atau sebesar US$ 56.94 ribu. Penurunan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing sebesar US$ 118.11 ribu. Selain itu, perkembangan ekspor komoditi HS 8708 Indonesia di Panama juga dipengaruhi oleh penurunan efek komposisi komoditi sebesar US$ 18.6 ribu. Akan tetapi, hal ini tidak memberikan efek negatif terhadap efek pertumbuhan impor yang mengalami peningkatan cukup besar yakni US$ 79.77 ribu. Besarnya peningkatan ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan jumlah penurunan yang terjadi dari kedua efek lainya, sehingga pertumbuhan ekspor bernilai negatif.

Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 153% atau sebesar US$ 126.6 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing sebesar US$ 175.4 ribu. Akan tetapi, hal ini tidak berarti memberikan efek positif juga terhadap efek pertumbuhan impor dan efek komposisi komoditi. Kedua efek ini mengalami penurunan maing-masing efek pertumbuhan impor sebeesar US$ 42.4 ribu dan efek komposisi komoditi sebesar US$ 6.76 ribu. Besarnya jumlah penurunan kedua efek ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya peningkatan dari efek daya saing. 9. Peru

Pada Tabel 14, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Peru periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek pertumbuhan impor dan efek daya saing. Sebaliknya efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro kurang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.

26

Tabel 14 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Peru (Ribu USD) Periode Efek Pertumbuhan Impor Efek Komposisi Komoditi Efek Daya Saing Pertumbuhan Ekspor 2009 – 2011 45.67 -24.57 39.87 60.97 2011 – 2013 18.35 8.76 761.87 788.98

Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 97.5% atau sebesar US$ 60.97 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek pertumbuhan impor sebesar US$ 45.67 ribu. Selain itu, peningkatan nilai ekspor juga dipengaruhi oleh peningkatan efek daya saing sebesar US$ 39.87 ribu. Hal ini tidak memberikan dampak postif juga terhadap efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang menurun sebesar US$ 24.57 ribu. Akan tetapi, besarnya penurunan efek pertumbuhan komposisi komoditi ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya peningkatan dari efek pertumbuhan impor dan efek daya saing.

Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai lebih dari 600% atau sebesar US$ 788.98 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing senilai US$ 761.87 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Peru sebesar US$ 18.35 ribu dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 8.76 ribu. Kesimpulanya, ketiga efek memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia yang positif.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin

Nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin dijelaskan menggunakan Gravity Model. Variabel independen yang digunakan adalah interaksi GDP riil negara eksportir dan importir (GDPRINTit), nilai tukar riil negara tujuan (RERit), harga ekspor (PEit), jarak ekonomi Indonesia terhadap negara tujuan (DISTit), dan tarif impor negara tujuan. Variabel dependennya adalah nilai ekspor (NXit) spare parts Indonesia. Data yang dianalisis adalah data panel yang merupakan gabungan antara data time series dan cross section.

Estimasi model dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan uji Hausman dan uji Chow (lampiran) tujuannya untuk memilih metode pendekatan yang terbaik antara random effect, fixed effect ataupun PLS. Hasil uji Chow menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.0000, dimana angka tersebut lebih kecil dari taraf nyata (α) 5%. Probabilitas (0.0000) < α (0.05), maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap H0 sehingga model yang digunakan adalah fixed effect. Kemudian, untuk lebih menguatkan bukti penggunaan fixed effect model

27 dilakukan uji Hausman. Hasil uji Hausman menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.0805, dimana angka tersebut lebih kecil dari taraf nyata (α) 10%. Probabilitas (0.0805) < α (0.1), maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap H0, sehingga model yang digunakan pada penelitian adalah fixed effect.

Model yang digunakan dalam ekspor spare parts Indonesia adalah

LnNXit = -89.25790 + 2.040317 LnGDPRINTit + 1.273138 LnRERit – 0.489000 LnPEit – 0.890054 Ln DISTit – 0.038657 TARIFFit + eit

Keterangan:

LnNX = Nilai ekspor spare parts Indonesia (%) LnGDPR = GDP riil negara eksportir dan importir (%) LnRER = Nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar (%) LnPE = Harga ekspor spare parts Indonesia (%)

LnDIST = Jarak ekonomi (%)

TARIFF = Tarif impor negara tujuan (%)

eit = Random error

α = Konstanta

βn = Parameter yang diduga (n = 1, 2, 3,4)

i = Negara

t = Periode waktu

Tabel 15 Hasil estimasi gravity model nilai ekspor spare parts Indonesia Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNGDPRINT 2.040317 0.620240 3.289562 0.0025* LNRER 1.273138 0.703912 1.808660 0.0802** LNPE -0.489000 0.216736 -2.256205 0.0313* LNDIST -0.890054 2.852043 -0.312076 0.7571 TARIFF -0.038657 0.092562 -0.417635 0.6791 C -89.25790 24.08691 -3.705660 0.0008 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.981999 Durbin-Watson stat 2.067765 Catatan : *) Signifikan pada taraf nyata 5%

**) Signifikan pada taraf nyata 10%

Berdasarkan hasil estimasi diketahui nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.981999, yang berarti sekitar 98.2% keragaman faktor-faktor yang memengaruhi nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya, sedangkan 1.8% sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor diluar model. Setelah fixed effect terpilih sebagai model terbaik, selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik untuk mendapatkan model persamaan yang terbebas dari masalah dalam analisis regresi seperti heteroskedastisitas, multikolinearitas, normalitas, dan autokorelasi.

Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari hasil Standardized Residual Graph. Hasil estimasi model menunjukkan bahwa grafik standar residual berfluktuatif secara teratur seperti grafik detak jantung (Lampiran 6). Oleh sebab itu, dapat

28

disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin.

Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai probabilitas dan matriks korelasi antar variabel (Lampiran 7). Multikolinearitas disebabkan oleh nilai R2 (R-squared) yang tinggi namun variabel-variabel independennya hanya sedikit yang signifikan. Pada model nilai ekspor spare parts Indonesia R-squared sebesar 98.2% terdapat empat variabel yang signifikan dan satu variabel yang tidak signifikan atau saling berkorelasi. Apabila terdapat satu variabel yang tidak signifikan, model masih dianggap terbebas dari multikolinearitas (Evasari, 2014).

Pada data panel, uji normalitas perlu dilakukan untuk melihat normal atau tidaknya error terms yang dapat dilihat dari nilai probabilitas pada histogram-normality test. Apabila nilai Jarque-Bera dan nilai probabilitas lebih besar dari α,

maka error terms menyebar normal. Hasil pengujian model nilai ekspor spare parts Indonesia menunjukkan bahwa nilai Jarque-Bera lebih besar dari pada α

(2.307092 > 0.05) dan nilai probabilitas yang juga lebih besar dari α (0.315516 > 0.05). Kesimpulanya, model nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin ini sudah memiliki error terms yang menyebar dengan normal.

Uji autokorelasi dapat dilihat dari hasil nilai statistik Durbin-Watson. Pada model nilai ekspor spare parts Indonesia diperoleh nilai statistik Durbin-Watson sebesar 2.067765. Nilai tersebut mendekati nilai 2.000000 yang berada di wilayah nonautokorelasi yang mengindikasikan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Kesimpulanya model estimasi nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin ini terbebas dari autokorelasi.

GDP Riil

Hasil estimasi model menunjukkan bahwa tanda koefisien variabel interaksi GDP riil negara eksportir dan importir positif terhadap ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin, hal ini telah sesuai dengan teori. Variabel interaksi GDP riil negara eksportir dan importir memiliki nilai probabilitas 0.0025, hal ini menunjukkan bahwa dengan taraf nyata lima persen variabel interaksi GDP riil kedua negara berpengaruh nyata terhadap ekspor spare parts Indonesia.

Nilai koefisien variabel interaksi GDP riil negara eksportir dan importir adalah 2.040317, artinya setiap kenaikan interaksi GDP riil negara eksportir dan importir sebesar 1% maka akan meningkatkan nilai ekspor spare parts Indonesia sebesar 2.040317% (ceteris paribus). Interaksi GDP riil negara eksportir dan importir menunjukkan kemampuan kedua negara melakukan perdagangan serta tingkat dayabeli masyarakat, sehingga dengan meningkatnya dayabeli masyarakat di negara tujuan akan meningkatkan ekspor spare parts Indonesia ke negara tersebut.

Nilai Tukar Riil

Hasil estimasi model menunjukkan tanda koefisien variabel nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar positif terhadap ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin, hal ini telah sesuai dengan teori. Variabel nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar memiliki nilai probabilitas

29 sebesar 0.0802. Hal ini menunjukkan bahwa variabel nilai tukar riil berpengaruh nyata terhadap ekspor spare parts Indonesia dengan taraf nyata sepuluh persen.

Nilai koefisien variabel nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar sebesar 1.273138, artinya setiap kenaikan nilai tukar riil sebesar 1% maka akan meningkatkan nilai ekspor spare parts Indonesia sebesar 1.273138%, begitu pula sebaliknya (ceteris paribus). Nilai tukar riil yang tinggi akan membuat harga produk dalam negeri di negara tujuan menjadi lebih mahal, sehingga akan meningkatkan permintaan terhadap barang dari luar negeri yang berarti dapat meningkatkan ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan.

Harga

Hasil estimasi model menunjukkan tanda koefisien variabel harga ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan negatif terhadap nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin, hal ini telah sesuai dengan teori. Variabel harga ekspor memiliki nilai probabilitas sebesar 0.0313. Hal ini menunjukkan bahwa variabel harga ekspor berpengaruh nyata terhadap ekspor spare parts Indonesia dengan taraf nyata lima persen. Nilai koefisien variabel harga ekspor sebesar -0.489000, artinya setiap kenaikan harga ekspor naik sebesar 1% maka akan menurunkan nilai ekspor spare parts Indonesia sebesar 0.489000, begitu pula sebaliknya (ceteris paribus).

Jarak Ekonomi

Hasil estimasi model menunjukkan tanda koefisien variabel jarak ekonomi Indonesia ke negara tujuan negatif terhadap nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin, hal ini telah sesuai dengan teori. Akan tetapi, variabel jarak ekonomi memiliki nilai probabilitas sebesar 0.7571 > α

(5%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel jarak ekonomi tidak berpengaruh nyata atau tidak signifikan terhadap ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin. Tidak signifikannya pengaruh jarak ekonomi diduga karena semakin canggih dan modernnya alat transportasi, serta pendapatan perdagangan yang cukup tinggi membuat jarak ekonomi tidak menjadi suatu masalah (Zahro 2013).

Tarif

Hasil estimasi model menunjukkan tanda koefisien variabel tarif impor negara tujuan negatif terhadap nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin, hal ini telah sesuai dengan teori. Akan tetapi, variabel tarif impor negara tujuan memiliki nilai probabilitas sebesar 0.6791 > α

(5%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel tarif impor negara tujuan tidak berpengaruh nyata atau tidak signifikan terhadap ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin. Tidak signifikannya pengaruh tarif impor negara tujuan diduga bukan merupakan hal yang krusial bagi Indonesia dan sembilan negara kawasan Amerika Latin.

30

Dokumen terkait