• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Daya Saing dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Daya Saing dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMENGARUHI EKSPOR

SPARE PARTS

INDONESIA

KE KAWASAN AMERIKA LATIN

LITA RUDOTURAHMAN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Daya Saing dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)
(5)

ABSTRAK

LITA RUDOTURAHMAN. Analisis Daya Saing dan Faktor – faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin. Dibimbing oleh SRI MULATSIH.

Industri spare parts merupakan salah satu rantai nilai industri yang berkembang, bernilai tinggi, dan berpotensi di Indonesia. Kawasan Amerika Latin merupakan salah satu pasar ekspor non tradisional yang memiliki potensi menjadi tujuan ekspor Indonesia, khususnya untuk produk spare parts. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin tahun 2009 sampai 2013. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Constant Market Share Analysis (CMSA) dan gravity model dengan metode data panel. Hasil CMSA menunjukkan bahwa rata-rata daya saing ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin periode 2009 sampai 2013 dipengaruhi oleh efek daya saing. Hasil estimasi gravity model, faktor-faktor yang memengaruhi secara signifikan nilai ekspor spare parts Indonesia adalah interaksi GDP riil negara eksportir dan importir, nilai tukar terhadap Dollar, dan harga ekspor. Sementara itu, jarak ekonomi dan tarif impor negara tujuan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ekspor spare parts Indonesia.

Kata kunci: CMSA, data panel, daya saing, gravity model, spare parts

ABSTRACT

LITA RUDOTURAHMAN. Analysis of Competitiveness and the Factors Affecting Indonesia’s Spare Parts Exports to the Latin America Region. Supervised by SRI MULATSIH.

Spare parts industry is one of growing value chain industries, it also has high value, and potency in Indonesia. Latin America region is one of non-traditional export market that has potency for Indonesia’s diversification of export destinations especially for spare parts products. This study aims to analyze the

competitiveness and the factors affect Indonesia’s spare parts export to Latin

American region from 2009 to 2013. The methods used in this paper are the Constant Market Share Analysis (CMSA) and gravity model with panel data methods. The CMSA results indicate that the average of competitiveness

Indonesia’s spare parts export to Latin American period 2009 to 2013 influenced by the competitiveness effect. The gravity model results indicate factors that have significant impact to the value of Indonesia’s spare parts export are real GDP interaction of exporters and importers country, exchange rate importers country to Dollar, and export prices. Meanwhile, economic distance and import tariff have

no significant impact on the value of Indonesia’s spare parts export.

(6)
(7)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ilmu Ekonomi

ANALISIS DAYA SAING DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMENGARUHI EKSPOR

SPARE PARTS

INDONESIA

KE KAWASAN AMERIKA LATIN

LITA RUDOTURAHMAN

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)
(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2014 ini ialah perdagangan, dengan judul Analisis Daya Saing dan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia di Kawasan Amerika Latin.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, antara lain kepada:

1. Dr Ir Sri Mulatsih, MScAgr selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, masukan, dan motivasi selama proses penyelesaian skripsi ini.

2. Dr Muhammad Findi A, ME selaku dosen penguji utama yang telah memberi kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. 3. Widyastutik, SE MSi selaku dosen komisi pendidikan yang telah memberi

kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.

4. Para dosen, staff, dan seluruh civitas Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis selama menjalani studi.

5. Orang tua penulis (U. Soepurahman dan Leha Julaeha) serta kakak dan adik (Rista Novita dan Fahmi Ramdhani Rachman) atas doa, motivasi, dan dukungan moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Teman-Teman satu bimbingan Mas Ayu Faradiah, R Ayu Anindhia, Siska Nurwulan, dan Marsella atas kerjasama, motivasi dan doa selama proses penyelesaian skripsi.

7. Sahabat-sahabat penulis (Widya, Cahyaning, Sami, Pristi, Putu Gayatri, Maya, Claudia, Rabbani, dan Khairunnisa) serta teman-teman ESP 48 atas kebersamaan, semangat, bantuan dan motivasi selama menjalankan studi. 8. Kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan semangat

kepada penulis baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian 4

TINJAUAN PUSTAKA 5

Landasan Teori 5

Penelitian Terdahulu 8

Hipotesis 9

Kerangka Pemikiran 10

METODE PENELITIAN 11

Jenis dan Sumber Data 11

Metode Analisis dan Pengolahan Data 12

Metode Constant Market Share Analysis (CMSA) 12

Metode Data Panel 13

HASIL DAN PEMBAHASAN 17

Gambaran Umum Spare Parts Indonesia 17

Daya Saing Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin 19 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke

Kawasan Amerika Latin 26

SIMPULAN DAN SARAN 30

Simpulan 30

Saran 30

DAFTAR PUSTAKA 31

LAMPIRAN 32

(12)

DAFTAR TABEL

1 Nilai ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin periode tahun 2005

sampai 2013 (dalam USD) 3

2 Kerangka identifikasi autokorelasi 17

3 Produk ekspor spare parts Indonesia kategori HS 8708 18 4 Lima provinsi industri spare parts di Indonesia 18 5 Klasifikasi produk ekspor spare parts Indonesia 19

6 Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Argentina 19

7 Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Brazil 20

8 Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Chili 21

9 Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Kosta Rika 22

10 Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Guatemala 23

11 Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Meksiko 23

12 Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Nikaragua 24

13 Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Panama 25

14 Hasil CMSA komoditi HS 8708 ke Peru 26

15 Hasil estimasi gravity model nilai ekspor spare parts Indonesia 27

DAFTAR GAMBAR

1 Nilai ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke pasar internasional tahun periode 2004 sampai 2013 (dalam Ribu USD) 1 2 Permintaan impor mobil di sembilan negara kawasan Amerika Latin

periode tahun 2009 sampai tahun 2013 (dalam Ribu USD) 2

3 Kerangka Pikir Konseptual 11

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil perhitungan CMSA 32

2 Data untuk gravity model 34

3 Hasil Uji Chow 35

4 Hasil Uji Hausman 35

5 Hasil FEM 35

6 Hasil Uji Heteroskedastisitas 36

7 Hasil Uji Multikolinearitas 36

(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembuatan produk otomotif saat ini dibedakan dalam dua kategori, yaitu fokus pada pembuatan kendaraan bermotor dan fokus pada pembuatan komponen kendaraan bermotor atau spare parts. Pabrik pembuatan kendaraan bermotor umumnya berada di negara maju seperti Jepang, Jerman, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Italia. Pabrik pembuatan produk spare parts tersebar di berbagai negara terutama di negara-negara berkembang, contohnya Indonesia.

Industri spare parts atau biasa disebut industri komponen otomotif merupakan salah satu rantai nilai industri yang berkembang, bernilai tinggi, dan berpotensi di Indonesia. Hal ini didukung produksi spare parts Indonesia yang berkembang dan berkualitas dalam memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kegiatan ekspornya. Data ekspor produk spare parts Indonesia ke pasar internasional disajikan pada Gambar 1.

Sumber: UN COMTRADE, 2015 (diolah)

Gambar 1 Nilai ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke pasar internasional periode tahun 2004 sampai 2013 (dalam Ribu USD) Gambar 1 menunjukkan kondisi ekspor spare parts khususnya komoditas komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia, selama satu dekade terakhir rata-rata setiap tahun mengalami peningkatan. Nilai ekspor terbesar berada pada tahun 2012 mencapai US$ 1.5 milyar. Akan tetapi, terjadi penurunan nilai ekspor yang signifikan pada tahun 2009 dan tahun 2011 akibat terjadinya krisis yang melanda Amerika Serikat pada tahun 2008 dan krisis hutang yang melanda Eropa pada tahun 2010. Amerika Serikat dan Eropa merupakan pasar ekspor tradisional bagi Indonesia, sehingga terjadinya krisis di kedua negara dapat memengaruhi kegiatan ekspor Indonesia. Hal ini dapat diantisipasi dengan melakukan diversifikasi tujuan ekspor.

Diversifikasi tujuan ekspor dibutuhkan Indonesia sebagai pengganti pasar tradisional yang relatif terkena krisis. Amerika Latin merupakan salah satu pasar ekspor non tradisional bagi Indonesia yang memiliki potensi menjadi tujuan ekspor produk nonmigas Indonesia, khususnya produk spare parts. Selain itu, pertumbuhan penduduk di Amerika Latin cukup besar sekitar 81% pada tahun

(14)

2

2014, total GDP tahun 2013 sebesar US$ 5.57 triliun, serta GDP per kapita tahun 2013 mencapai sekitar US$ 6 ribu.

Peluang hubungan perdagangan Indonesia dengan kawasan Amerika Latin juga ditunjang oleh karakter masyarakat yang mayoritas konsumtif, sarana dan prasarana perdagangan yang cukup memadai, serta free zone di Chili dan Panama yang menjadi entry point bagi Indonesia untuk memasuki seluruh kawasan Amerika Latin. Selain itu, adanya keinginan yang kuat dari beberapa negara di kawasan Amerika Latin untuk dapat meningkatkan hubungan kerja sama perdagangan dengan Indonesia.

Menurut data UN COMTRADE, negara-negara di kawasan Amerika Latin yang memiliki potensi dan peluang sebagai mitra dagang ekspor spare parts Indonesia antara lain Argentina, Brazil, Chili, Kosta Rika, Guatemala, Meksiko, Nikaragua, Panama, dan Peru.Peluang ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin salah satunya didukung dengan peningkatan jumlah permintaan impor kendaraan bermotor khususnya mobil di masing-masing negara. Data permintaan impor mobil di sembilan negara mitra dagang disajikan pada Gambar 2.

Sumber: UN COMTRADE, 2015(diolah)

Gambar 2 Permintaan impor mobil di sembilan negara kawasan Amerika Latin periode tahun 2009 sampai tahun 2013 (dalam Ribu USD)

Gambar 2 menunjukkan bahwa permintaan impor mobil di sembilan negara selama lima tahun terakhir rata-rata mengalami peningkatan setiap tahun. Permintaan impor mobil terbesar berada di Negara Meksiko dengan rata-rata mencapai US$ 6.9 milyar per tahun. Perubahan yang terjadi pada industri kendaraan bermotor dapat memberikan dampak terhadap perkembangan industri komponennya, sehingga peningkatan permintaan impor mobil akan berdampak positif terhadap permintaan impor spare partsnya.

(15)

3 Perumusan Masalah

Pasar ekspor tradisional bagi Indonesia merupakan negara-negara mitra dagang yang menjadi tujuan utama ekspor produk Indonesia. Goncangan krisis yang terjadi di pasar tradisional ekspor Indonesia seperti Amerika Serikat pada tahun 2008 dan Eropa pada tahun 2010 berdampak negatif bagi perkembangan ekspor Indonesia, khususnya komponen dan aksesoris kendaraan bermotor. Oleh sebab itu, Indonesia membutuhkan pasar baru yang relatif tidak terkena krisis sebagai tujuan ekspor.

Salah satu pasar ekspor non tradisional bagi Indonesia yang memiliki peluang bagi perkembangan ekspor spare parts adalah kawasan Amerika Latin. Hal ini didukung oleh hubungan Indonesia dengan kawasan Amerika Latin yang baik dengan sarana prasarana perdagangan yang memadai. Menurut data UN COMTRADE, negara-negara di kawasan Amerika Latin yang berpotensi sebagai negara tujuan ekspor spare parts Indonesia antara lain Argentina, Brazil, Chili, Kosta Rika, Guatemala, Meksiko, Nikaragua, Panama, dan Peru. Perkembangan ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Nilai ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin periode tahun 2005 sampai 2013 (dalam USD)

Negara 2009 2010 2011 2012 2013

Argentina 3,514,123 3,417,736 4,432,368 18,222,109 16,703,433

Brazil 67,775,630 69,722,833 58,516,361 103,273,609 113,822,731

Chili 113,66 211,843 247,62 270,783 206,817

Kosta Rika 43,624 62,203 72,977 106,474 68,64

Guatemala 40,019 110,897 32,553 68,278 59,591

Meksiko 43,485 54,633 66,314 83,852 66,574

Nikaragua 5,401,340 11,566,539 17,506,582 23,867,051 27,297,753

Panama 139,669 207,376 82,730 91,569 209,328

Peru 62,519 112,707 123,490 249,498 912,467

Sumber: UN COMTRADE, 2015 (diolah)

Tabel 1 menunjukkan bahwa ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara selama lima tahun terakhir mengalami fluktuatif dengan tren meningkat. Peningkatan ekspor spare parts Indonesia terbesar berada di Brazil dengan rata-rata mencapai US$ 82 juta per tahun. Peningkatan ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin akan memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ekspor spare partsnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa produk spare parts Indonesia harus memiliki daya saing agar mampu bersaing dengan produk spare parts dari negara pesaing. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian tentang daya saing spare parts Indonesia yang terkait dengan masalah ini. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah

(16)

4

2. Bagaimana daya saing ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin?

3. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan maka tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui gambaran umum spare parts Indonesia.

2. Menganalisis daya saing ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin.

3. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin.

Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi penulis, penelitian ini sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat menambah wawasan serta pemahaman tentang ekspor spare parts Indonesia. 2. Bagi pihak-pihak lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi atau

informasi tambahan serta bukti terhadap daya saing ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan industri dan perdagangan.

3. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan gambaran mengenai kondisi perdagangan Indonesia dengan kawasan Amerika Latin terutama pada komoditas ekspor spare parts, sehingga pemerintah dapat menjadikannya sebagai bahan masukan untuk merumuskan berbagai kebijakan sebagai usaha meningkatkan daya saing spare parts Indonesia ke depannya.

Ruang Lingkup Penelitian

(17)

5

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Constant Market Share Analysis (CMSA)

Constant Market Share Analysis (CMSA) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menganalisis daya saing ekspor suatu negara. Pada CMSA adanya kegagalan ekspor di suatu negara berupa pertumbuhan ekspor negara tersebut lebih rendah dibanding pertumbuhan ekspor dunia yang disebabkan oleh terfokusnya komoditas ekspor pada pertumbuhan yang relatif rendah. Hal itu terjadi karena ekspor lebih ditujukan ke wilayah yang belum mampu bersaing dengan negara-negara pengekspor lainnya.

Nilai intrinsik dari CMSA adalah pangsa ekspor suatu negara di pasar dunia harus tetap dari waktu ke waktu. Kenyataannya perdagangan secara dinamis pada pangsa pasar terus berubah. Perbedaan antara pertumbuhan ekspor aktual dari suatu negara ke pasar tertentu untuk dapat mempertahankan pangsa pasar tetap konstan merupakan efek daya saing. Jika nilai daya saing negatif, artinya negara tersebut gagal dalam mempertahankan pangsa pasar. Sebaliknya, jika nilai daya saing negara tersebut positif, artinya negara berhasil dalam mempertahankan pangsa pasar.

Menurut Aswicahyono dan Pangestu (2000) dalam Oktaviani, Widyastutik, dan Novianti (2008) terdapat tiga faktor yang memengaruhi cepat atau lambatnya laju pertumbuhan ekspor suatu negara terhadap laju pertumbuhan rata-rata dunia, antara lain efek pertumbuhan impor, efek komposisi komoditi ekspor, dan efek daya saing. Hal tersebut dijelaskan dengan rumus di bawah ini (1) Efek Pertumbuhan impor:

mXij1………(1) Dimana: m = Persentase peningkatan impor umum di negara k

Xij1 = Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-(t-1) (2) Efek Komposisi komoditi ekspor:

{(mi - m)Xij1} ……….(2) Dimana: m = Persentase peningkatan impor umum di negara j

mi = Persentase peningkatan impor komoditi i di negara k Xij1 = Ekspor komoditi i dari negara j ke negara k tahun ke-(t-1) (3) Efek daya saing :

{Xij2– Xij1– mi Xij1} ……….(3)

(18)

6

Konsep Gravity Model

Analisis faktor penentu perdagangan antar dua negara dapat menggunakan sebuah model yang telah digunakan secara luas, yakni gravity model. Yuniarti (2007) gravity model didasarkan pada hukum gravitasi Newton bahwa gaya gravitasi antara dua benda dipengaruhi secara proporsional oleh massa dari kedua benda dan jarak kuadrat antara keduanya. Pada perdagangan, model ini menyatakan intensitas perdagangan antara negara-negara yang akan berhubungan positif dengan pendapatan nasional masing-masing negara dan berhubungan negatif dengan jarak antara dua negara.

Berdasarkan konsep gravity model ini, maka nilai ekspor dari negara i ke negara j dapat dijelaskan menggunakan GDP masing-masing negara, populasi masing-masing negara, dan jarak antar negara. Secara matematis model ini dapat dirumuskan seperti di bawah ini

Xij = b0 + b1 Yj + b2 Popj + b3 Dij + eij Keterangan:

Xij = Ekspor komoditas yang diperdagangkan dari negara i ke negara j Yj = Gross Domestic Product (GDP) negara j

Popj = Populasi negara j

Dij = Jarak dari negara i ke negara j

Kesimpulan konsep gravity model ini, terdapat variabel utama berupa Gross Domestic Product (GDP) dan jarak ekonomi, serta beberapa variabel pendukung atau penghambat aliran perdagangan antara negara pengekspor dan negara pengimpor. Variabel-variabel tersebut dapat berupa variabel nilai tukar (exchange rate), harga ekspor, dan tarif.

Jarak Eknonomi

Jarak merupakan proksi untuk biaya transportasi. Krugman (1991) dalam Yuniarti (2007) jarak antara dua negara menjadi determinan penting dalam pola perdagangan secara geografis. Hal ini karena jarak akan meningkatkan biaya transportasi, meskipun jarak bukanlah satu-satunya biaya yang harus ditanggung. Jarak diperkirakan memiliki hubungan negatif dengan perdagangan antara dua negara.

Pada konsep gravity model, salah satu yang menjadi variabel utama adalah jarak. Jarak yang digunakan dalam gravity model adalah jarak ekonomi karena jarak geografis antar ibu kota negara tidak berubah (konstan). Menurut Li, Song, dan Zhao (2008) variabel jarak digantikan dengan menggunakan jarak ekonomi rata-rata yang telah dibobotkan untuk menunjukkan biaya perdagangan. Secara matematis dapat dirumuskan di bawah ini

(19)

7

Gross Domestic Product (GDP)

Menurut Mankiw (2007) GDP merupakan pendapatan total dan pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa. GDP dibagi menjadi dua, yaitu GDP nominal dan GDP riil. GDP nominal adalah nilai barang jadi dan jasa yang diukur dengan harga berlaku. GDP riil adalah nilai barang dan jasa yang diukur menggunakan harga konstan. GDP riil digunakan dalam permodelan gravity model karena ukuran kemakmuran ekonomi dari suatu negara lebih baik dihitung menggunakan nilai output barang dan jasa yang tidak dipengaruhi oleh perubahan harga.

Kalbasi (2001) dalam Yuniarti (2007) GDP dari negara eksportir mengukur kapasitas produksi negara tersebut, sementara GDP negara importir untuk mengukur kapasitas absorsi. Dua variabel tersebut diperkirakan memiliki hubungan positif dengan perdagangan. Oleh sebab itu, apabila digunakan perhitungan terhadap interaksi GDP riil negara eksportir dan importir akan mampu memberikan dampak positif terhadap perdagangan.

Nilai Tukar

Mankiw (2007) exchange rate antara dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Nilai tukar dibagi menjadi dua, yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal adalah harga relatif dari mata uang kedua negara. Nilai tukar riil adalah harga relatif dari barang-barang antara dua negara atau nilai tukar nominal yang sudah dikoreksi dengan harga relatif. Rumus perhitungan nilai tukar riil dapat dirumuskan seperti di bawah ini

Nilai Tukar Riil = Nilai Tukar Nominal ×

Nilai tukar yang digunakan pada permodelan gravity model adalah nilai tukar riil dari negara tujuan terhadap Dollar. Apabila nilai tukar riil negara tujuan tinggi, barang luar negeri relatif lebih murah. Sementara itu, barang-barang domestik di negara tujuan relatif lebih mahal sehingga permintaan negara tujuan terhadap barang luar negeri akan meningkat. Selanjutnya, jika nilai tukar riil negara tujuan rendah, barang-barang luar negeri relatif lebih mahal. Sementara itu, barang-barang domestik di negara tujuan relatif lebih murah sehingga permintaan negara tujuan terhadap barang luar negeri akan menurun. Jadi, terdapat hubungan yang positif antara nilai tukar riil negara tujuan dengan ekspor dari negara lain.

Harga

(20)

8

Harga = Tarif

Tarif merupakan pajak yang dibebankan secara tidak langsung kepada barang-barang perdagangan. Tarif yang dibebankan kepada komoditi-komoditi yang diperdagangkan dapat dibagi menjadi dua jenis tarif, yaitu tarif impor dan tarif ekspor. Dua tarif tersebut dapat dikategorikan menjadi tarif spesifik atau tarif ad valorem dan tarif single-stage atau multi-stage. Tarif spesifik adalah pajak yang dikenakan untuk unit barang impor, sedangkan tarif ad valorem adalah pajak dalam persentase dari nilai barang impor.

Ketika tarif spesifik dikenakan maka harga domestik setelah impor akan memiliki nilai yang dapat dirumuskan seperti di bawah ini

PD = Pm + ts Dimana :

PD = Harga domestik setelah impor yang dikenakan tarif Pm = Harga impor dunia

Ts = tarif spesifik

Ketika tarif ad valorem dikenakan maka harga domestik setelah impor akan memiliki nilai yang dapat dirumuskan seperti di bawah ini

PD = Pm (l + ta) Dimana :

PD = Harga domestik setelah impor yang dikenakan tarif Pm = Harga impor dunia

Ta = tingkat pajak

Keuntungan dari penggunaan tarif ad valorem adalah dapat menyesuaikan dengan sendirinya dalam periode inflasi, karena ketika mengenakan tarif pada tingkat yang telah ditentukan maka nilai rill dari tarif tersebut akan tetap.

Penelitian Terdahulu

Oktaviani, Widyastutik, dan Novianti (2008) menganalisis integrasi perdagangan dan dinamika ekspor Indonesia ke Timur Tengah menggunakan metode Intra Industry Trade (IIT) dan Constant Market Share Analysis (CMSA). Hasil penelitian dari IIT menunjukkan bahwa derajat integrasi perdagangan Indonesia dengan Turki lebih erat dibandingkan dengan Tunisia dan Maroko. Sementara itu, hasil CMSA menunjukkan bahwa terdapat fenomena yang konvergen bagi dinamika ekspor Indonesia.

(21)

9 (sisi penawaran) merupakan rekomendasi komprehensif bagi tahap inisiasi FTA Indonesia dengan Timur Tengah.

Lestari (2011) menganalisis daya saing ekspor produk alas kaki indonesia di pasar Amerika Serikat periode 2000 sampai 2009. Metode yang digunakan adalah metode RCA dan CMSA. Hasil penelitian menggunakan RCA adalah produk alas kaki Indonesia terlihat lebih unggul secara komparatif jika dibandingkan dengan Cina. Sementara itu, berdasarkan perkembangan indeks RCA menunjukkan bahwa pangsa pasar Indonesia dan Cina di Amerika Serikat untuk komoditi HS 640319 dan HS 640219 cenderung fluktuasi dalam setiap tahunnya. Hasil metode CMSA menyebutkan bahwa efek daya saing dan efek komposisi komoditi merupakan efek yang paling menentukan dalam peningkatan atau penurunan ekspor alas kaki Indonesia dan Cina di pasar Amerika Serikat. Di samping itu efek daya saing alas kaki Indonesia lebih rendah dari Cina dalam memberikan kontribusi ekspor.

Yuniarti (2007) menganalisis determinan perdagangan bilateral Indonesia dengan pendekatan gravity model menggunakan data panel. Data cross section yang digunakan sebanyak sepuluh mitra dagang Indonesia dan periode waktu yang digunakan dari tahun 1970 sampai tahun 2000. Variabel-variabel yang digunakan adalah perdagangan bilateral, GDP negara eksportir, GDP negara importir, perbedaan faktor endowmen, populasi negara eksportir, populasi negara importir, kesamaan ukuran perekonomian, jarak mitra dagang, dan keanggotaan dalam RTAs. Hasil dari penelitian ini adalah GDP negara eksportir dan importir memiliki hubungan yang positif terhadap perdagangan bilateral, sedangkan jarak mitra dagang memiliki hubungan negatif dengan perdagangan bilateral. Populasi mitra dagang memiliki pengaruh yang positif terhadap perdagangan bilateral dan kesamaan ukuran pereknomian yang memiliki pengaruh positif terhadap perdagangan bilateral.

Zahro (2013) menganalisis daya saing dan faktor-faktor yang memengaruhi aliran ekspor alas kaki Indonesia di kawassan ASEAN dan China dengan menggunakan metode RCA dan pendekatan gravity model. Variabel-variabel yang digunakan untuk data panel ialah GDP nominal negara tujuan, GDP riil Indonesia, nilai tukar rupiah, dan jarak ekonomi. Hasil dari penelitian ini adalah GDP nominal negara tujuan, GDP riil Indonesia, dan nilai tukar rupiah berpengaruh secara signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap nilai ekspor alas kaki Indonesia. Sebaiknya jarak ekonomi tidak berpengaruh signifikan dan memiliki pengaruh negaitif terhadap nilai ekspor alas kaki Indonesia.

Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini berupa dugaan dari variabel-variabel yang memengaruhi ekspor produk spare parts Indonesia, antara lain

(22)

10

2. Nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar memiliki pengaruh positif terhadap nilai ekspor spare parts Indonesia. Peningkatan nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar membuat harga domestik negara tujuan menjadi mahal sedangkan harga barang luar negeri menjadi murah. Oleh sebab itu, permintaan terhadap barang luar negeri akan meningkat. Kesimpulanya, ketika nilai tukar riil terhadap Dollar meningkat maka nilai ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan akan meningkat.

3. Harga ekspor memilki pengaruh negatif terhadap nilai ekpsor spare parts Indonesia. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi harga, maka semakin sedikit permintaan ekspor spare parts Indonesia.

4. Jarak ekonomi memiliki pengaruh negatif terhadap ekspor spare parts Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin jauh jarak antara negara eksportir dengan negara importir, maka semakin besar biaya transportasi atau biaya transaksi yang harus dikeluarkan.

5. Tarif impor negara tujuan memiliki pengaruh negatif terhadap ekspor spare parts Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi tarif impor negara tujuan, maka semakin mahal harga produk ekspor spare parts Indonesia yang berdampak akan menurunkan ekspo spare parts Indonesia.

Kerangka Pemikiran

Industri spare parts merupakan salah satu rantai nilai industri yang berkembang, bernilai tinggi dan berpotensi di Indonesia. Produksi spare parts Indonesia terus berkembang dan berkualitas dalam memenuhi kebutuhan konsumen domestik maupun internasional yang menjadi peluang cukup besar bagi Indonesia untuk meningkatkan kegiatan ekspornya. Terjadinya goncangan krisis Amerika Serikat dan Eropa akan membuat Indonesia memerlukan diversifikasi tujuan ekspor.

Kawasan Amerika Latin merupakan salah satu pasar non tradisional yang memiliki potensi dan menjanjikan untuk menjadi tujuan ekspor produk nonmigas Indonesia, khususnya produk spare parts atau komponen otomotif. Menurut data UN COMTRADE, negara-negara di kawasan Amerika Latin yang berpeluang menjadi negara tujuan ekspor spare parts Indonesia, yaitu Argentina, Brazil, Chili, Kosta Rika, Guatemala, Meksiko, Nikaragua, Panama, dan Peru. Peluang ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin juga didukung dengan peningkatan jumlah permintaan impor kendaraan bermotor di masing-masing negara.

(23)

11

Gambar 4 Kerangka Pikir Konseptual

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini menggunakan data sekunder, berupa jenis data deret waktu (time series) dan antar individu (cross section). Data time series meliputi data lima tahun terakhir dari periode 2009 sampai 2013 sesuai dengan ketersediaan data. Data cross section menggunakan sembilan negara di kawasan Amerika Latin, yaitu Argentina, Brazil, Chili, Kosta Rika, Guatemala, Meksiko, Nikaragua, Panama, dan Peru.

Objek penelitian ini menggunakan komoditas spare parts dengan kode Harmonized System (HS) 8708. Data-data yang diperlukan antara lain nilai ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan, volume ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan, nilai ekspor spare parts dunia ke negara tujuan, nilai impor spare parts dari dunia ke negara tujuan, nilai impor total dari ke negara tujuan, GDP

Potensi industri spare parts

Indonesia

Goncangan krisis di pasar ekspor tradisional Indonesia

Diversifikasi tujuan ekspor

Kawasan Amerika Latin

Daya saing ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika

Latin

Constant Market Share Analysis (CMSA)

Gravity Model

Variabel-variabel yang memengaruhi ekspor spare

parts Indonesia

Strategi dan Rekomendasi kebijakan ekspor spare parts Indonesia

Faktor-faktor yang memengaruhi daya saing ekspor spare

(24)

12

negara Indonesia, GDP negara tujuan ekspor, nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar, jarak geografis antara kedua negara dan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang digunakan untuk menghitung jarak ekonomi, serta tarif impor negara tujuan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber seperti UN COMTRADE, World Bank, UNCTADSTAT, serta CEPII.

Metode Analisis dan Pengolahan Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk menjelaskan gambaran umum spare parts Indonesia. Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis daya saing spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin menggunakan metode Constant Market Share Analysis (CMSA). Selanjutnya, untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ekspor spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin menggunakan gravity model dengan metode data panel. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel dan Eviews.

Metode Constant Market Share Analysis (CMSA)

Metode pangsa pasar konstan (Constant Market Share) digunakan untuk mengetahui keunggulan kompetitif suatu negara. Perhitungan CMSA ditujukan untuk mengetahui penyebabkan kenaikan dan penurunan nilai ekspor yang menentukan daya saing spare parts Indonesia ke kawasan Amerika Latin. Sisi permintaan dari variabel- variabel dibagi menjadi efek pangsa makro yang merupakan pertumbuhan impor dan juga efek pangsa mikro yang merupakan efek komposisi komoditi. Selanjutnya dari sisi penawaran yang menerangkan efek persaingan atau efek daya saing. Rumusnya adalah

Xij2– Xij1 = mXij1 + {(mi - m)Xij1} + {Xij2– Xij1– mi Xij1}

(1) (2) (3)

Keterangan:

Xij1 = Ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan tahun ke-(t-1) (US$) Xij2 = Ekspor spare parts Indonesia ke negara tujuan tahun ke-(t) (US$) m = Peningkatan impor umum di negara tujuan (%)

mi = Peningkatan impor spare parts di negara tujuan (%)

(1) = Efek pertumbuhan impor; (2) = Efek komposisi; (3) = Efek daya saing Efek pertumbuhan impor menjelaskan besarnya kenaikan atau penurunan ekspor produk suatu negara yang disebabkan pertumbuhan yang lebih cepat dari impor dunia untuk komoditi tertentu yang dibandingkan dengan impor komoditi lainnya. Nilai yang positif menunjukkan bahwa ekspor suatu negara meningkat karena terjadi peningkatan permintaan terhadap komoditi yang diekspor tersebut.

(25)

13 ekspor untuk komoditi tertentu pada tahun dasar negara pengekspor. Nilai yang positif menunjukkan pertumbuhan ekspor untuk negara tertentu sebagian disebabkan oleh pilihan pasar yang benar. Sebaliknya nilai yang negatif menunjukkan bahwa ekspor suatu negara ditujukan ke negara-negara yang besarnya permintaan tidak secepat pertumbuhan dunia.

Efek daya saing merupakan perhitungan dari perbedaan besarnya pertumbuhan ekspor suatu negara untuk komoditi tertentu menuju negara tujuan ekspor atau pasar tujuan utama dan tingkat pertumbuhan total impor dari komoditi tersebut. Pertumbuhan ekspor suatu negara dikatakan memiliki daya saing di negara tujuan ekspor atau pasar tujuan utama apabila ekspor tersebut tumbuh lebih cepat dari impor negara tujuan untuk komoditi tersebut. Hal ini secara tidak langsung menyebabkan pangsa pasar pada negara tujuan utama ekspor meningkat.

Metode Data Panel

Model Penelitian

Analisis penelitian ini menggunakan pendekatan gravity model. Gravity model merupakan suatu model yang digunakan untuk mengukur laju perdagangan antar daerah maupun negara secara makroekonomi. Model tersebut dapat melihat hubungan permintaan ekspor spare parts dengan varibel yang menjadi penyusunnya. Beberapa variabel independen yang digunakan dalam model antara lain variabel GDP riil negara tujuan ekspor, nilai tukar riil setiap negara terhadap dollar, harga ekspor, serta jarak ekonomi antara Indonesia dan negara tujuan ekspor. Variabel dependennya adalah nilai ekspor komoditas spare parts HS 8708 antara Indonesia dengan negara mitra dagang. Negara yang masuk dalam kategori mitra dagang yang digunakan dalam model antara lain Argentina, Brazil, Chili, Kosta Rika, Guatemala, Meksiko, Nikaragua, Panama, dan Peru. Berikut model yang dirumuskan:

NXit = α + β1 GDPRINTit + β2 RERit + β3 PEit + β4 DISTit + β5 TARIFFit + eit Keterangan:

NX = Nilai ekspor spare parts Indonesia (US$)

GDPR = Interaksi GDP riil negara eksportir dan importir (US$) RER = Nilai tukar riil negara importir (LCU/US$)

PE = Harga ekspor spare parts Indonesia (US$/Kg) DIST = Jarak ekonomi

TARIFF = Tarif impor negara tujuan (%) eit = Random error

α = Konstanta

βn = Parameter yang diduga (n= 1, 2, 3, 4)

i = Negara

t = Periode waktu

(26)

14

klasik dan menghindari model dari bias. Berikut hasil dugaan persamaan permintaan ekspor spare parts Indonesia yang telah ditransformasikan:

LnNXit = α + β1 LnGDPRINTit + β2 LnRERit + β3 LnPEit + β4 Ln DISTit + β5 TARIFFit + eit

Keterangan:

LnNX = Nilai ekspor spare parts Indonesia (%) LnGDPRINT = GDP riil negara eksportir dan importir (%) LnRER = Nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar (%) LnPE = Harga ekspor spare parts Indonesia (%)

LnDIST = Jarak ekonomi (%)

TARIFF = Tarif impor negara tujuan (%)

eit = Random error

α = Konstanta

βn = Parameter yang diduga (n= 1, 2, 3,4)

i = Negara

t = Periode waktu

Estimasi Model

Pendekatan Kuadrat Terkecil (Pooled Least Square)

PLS merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana, dimana pada metode ini hanya mengkombinasikan semua data cross section dan time series lalu dilakukan pendugaan (pooling). Model ini tidak memperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga dapat diasumsikan bahwa perilaku individu tidak berbeda untuk berbagai kurun waktu. Persamaan regresinya dapat dituliskan seperti di bawah ini

Yit = β0 + β1 Xit + uit Keterangan:

Yit = Variabel terikat Xit = Variabel bebas

β0 = Intersep

β1 = Slope u = Eror

Pada metode ini, model mengasumsikan bahwa nilai intersep masing-masing variabel adalah sama, lalu model ini juga mengasumsikan bahwa slope koefisien identik untuk semua unit cross section. Ini merupakan asumsi yang harus dipenuhi, sehingga walaupun metode Pooled Least Square (PLS) cenderung lebih mudah, model ini mungkin mendistorsi gambaran yang sebenarnya dari hubungan antara Y dengan X antar unit cross section. Kelemahan pada

pendekatan ini adalah dugaan parameter β akan bias, karena tidak dapat

membedakan observasi yang berbeda dalam waktu yang sama, atau tidak dapat membedakan observasi yang sama dalam waktu yang berbeda (Firdaus, 2011). Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect Model)

(27)

15 mengakibatkan perubahan dalam intersep-intersep cross section dan time series. Untuk memungkinkan perubahan-perubahan intersep ini, dapat ditambahkan variabel dummy ke dalam model yang selanjutnya akan diduga dengan model OLS (Ordinary Least Square) sehingga pendekatan ini dapat dikenal pula dengan sebutan Least Square Dummy Variable (LSDV).

Pendekatan Efek Acak (Random Effect Model)

Random Effect Model muncul ketika antara efek individu dan regresor tidak ada korelasi (Firdaus, 2011). Model ini dapat disebut juga dengan error component model karena pada model ini, parameter yang berbeda antar individu maupun antar waktu dimasukkan kedalam eror.

Pemilihan Model

Pada data panel terdapat tiga jenis pengujian statistik untuk menentukan model mana yang paling baik untuk digunakan. Pemilihan model bertujuan untuk memperoleh dugaan yang efisien.

1. Chow test

Chow test atau uji F statistics merupakan pengujian statistik yang bertujuan memilih model fixed effect atau pooled least square untuk pengujian. Hipotesis dari Chow test yaitu

H0 : Model pooled least square H1 : Model fixed effect

Jika Chow test signifikan (probability dari Chow < α) berarti tolak H0, artinya model fixed effect yang digunakan. Sebaliknya, jika Chow test tidak signifikan (probability dari Chow > α) berarti tidak tolak H0, artinya yang digunakan adalah model pooled least square yang digunakan.

2. Hausman Test

Hausman test merupakan sebuah uji yang digunakan untuk membandingkan model apa yang akan digunakan, model fixed effect atau model random effect. Model fixed effect adalah suatu model yang mengandung unsur trade off, yaitu hilangnya unsur derajat bebas dengan memasukkan variabel dummy. Selanjutnya, model random effect adalah suatu model yang memperhatikan ketiadaan pelanggaran asumsi dari setiap komponen galat. Hipotesis dari Hausman test yaitu

H0: Model random effect H1: Model fixed effect

Jika Hausman test signifikan (probability dari Hausman < α) berarti tolak H0, artinya model fixed effect yang digunakan. Sebaliknya, jika Hausman test tidak signifikan (probability dari Hausman > α) berarti tidak tolak H0, artinya yang digunakan adalah model random effect yang digunakan.

3. LM Test atau The Breusch - Pagan LM Test

LM Test atau The Breusch - Pagan LM Test merupakan suatu uji statistik yang digunakan sebagai pertimbangan statistik untuk memilih model Random Effect Model atau Pooled Least Square. Hipotesis dari The Breusch – Pagan LM test yaitu

(28)

16

H1: Random Effect Model

The Breusch – Pagan merumuskan dasar penolakan terhadap H0 dengan menggunakan statistik LM yang mengikuti distribusi Chi-Squared. Jika nilai statistik LM hasil perhitungan lebih besar dari X2-tabel maka cukup bukti untuk melakukan penolakan pada H0 sehingga model yang digunakan adalah model random effect, begitu pula sebaliknya.

Uji Kesesuaian Model a. Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi penting dalam model ekonomi klasik adalah nilai varian dari variabel bebas yang konstan disebut homoskedastisitas. Apabila asumsi ini tidak terpenuhi, maka nilai varian dari variabel bebas tidak lagi bersifat konstan disebut heteroskedastisitas. Pengujian masalah heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji White Heteroskedasticity Test. Sebelum dilakukan pengujian dibuat hipotesis sebagai berikut:

H0 : Homoskedastisitas H1 : Heteroskedastisitas

Pengujian dilakukan dengan melihat Probability Obs* R-squared.Apabila nilai Probability Obs* R-squared lebih kecil dari taraf nyata berarti terdapat heteroskedastisitas pada model atau menolak hipotesis H0. Apabila nilai Probability Obs* R-squared lebih besar dari taraf nyata berarti tidak ada gejala heteroskedastisitas pada model atau menerima hipotesis H0.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas merupakan hubungan linier yang kuat antar variabel independen dalam persamaan regresi berganda. Multikolinearitas terjadi apabila terdapat hubungan linier antar variabel independen. Menurut Gujarati (1999) adanya multikolinieritas ditandai dengan beberapa hal berikut ini:

1. Tanda koefisien tidak sesuai dengan yang diharapkan.

2. Nilai R2 tinggi, tetapi tetapi banyak variabel yang tidak signifikan. 3. Matrix korelasi antar variabel tinggi (rij > 0,8).

4. R2 < rij menunjukkan bahwa terjadi multikoliniearitas.

Dampak adanya multikolinieritas adalah koefisien kuadrat terkecil tidak dapat ditentukan serta varian dan kovarian dari koefisien tidak terhingga. Multikolinearitas dapat diatasi dengan cara menghilangkan variabel yang tidak signifikan, mentransformasikan data, dan menambah variabel.

c. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah error term mendekati distribusi normal atau tidak. Penggunaan uji normalitas error term menggunakan uji Jarque Bera dengan hipotesis

H0 : α = 0, error term terdistribusi normal H1 : α ≠ 0, error term tidak terdistribusi normal

(29)

17 yang merata disetiap nilai. Tidak tolak H0 mengindikasikan bahwa data yang dianalisis tersebar normal.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu dan ruang (Gujarati, 1999). Masalah autokorelasi umumnya tejadi pada data time series. Dampak dari adanya autokorelasi yaitu meskipun estimatornya tidak bias dan masih konsisten hasil pendugaan atau peramalan tidak efisien. Selain itu uji pada hipotesis menjadi tidak valid karena standar eror menjadi bias dan tidak konsisten. Kerangka identifikasi autokorelasi disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Kerangka Identifikasi Autokorelasi

Nilai DW Hasil

4-dl < DW < 4 Tolak H0, autokorelasi negatif 4-dl < DW < 4-dl Hasil tidak dapat ditentukan

2 < DW < 4-du Terima H0, tidak ada autokorelasi du < DW < 2 Terima H0, tidak ada autokorelasi dl < DW < du Hasil tidak dapat ditentukan

0 < DW < dl Autokorelasi positif Sumber: Gujarati, 1999

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Spare Parts Indonesia

Pada tahun 2013, menurut data UN COMTRADE, nilai ekspor komoditi spare parts yang tergolong dalam kelompok HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mencapai US$ 1.42 milyar. Ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor berkontribusi sebesar 31.04% dari total ekspor produk otomotif.

(30)

18

Tabel 3 Produk ekspor spare part Indonesia kategori HS 8708 Kode

HS Nama Produk

Kode

HS Nama Produk

870810 Bumpers and parts for

motor vehicles 870860

Nondriving axles and parts for motor vehicles

870821 Other parts and accessories

of bodies : Safety seat belts 870870

Road wheels including parts and

870880 Suspension shock absorbers for

motor vehicles

870831 Mounted brake linings for

motor vehicles 870891 Radiators for motor vehicles

870839 Brakes and servo-brakes

and parts for motor vehicles 870892

Silencers and exhaust pipes for

870850 Drive axles with differential

for motor vehicles 870894

Steering wheels,steering columns and steering boxes for motor vehicles

Sumber: UN COMTRADE, 2015

Secara umum, industri spare parts Indonesia dibagi menjadi beberapa kategori. Berdasarkan pangsa pasarnya industri spare parts Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu industri yang memasok Original Equipment Market (OEM) dan industri yang memasok Replacement Market (REM). Industri yang memasok Replacement Market dikelompokkan dalam dua kategori, yakni genuine parts dan non genuine parts. Penjualan spare parts dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun permintaan dari luar negeri.

Tabel 4 Lima provinsi industri spare parts di Indonesia Provinsi Batam DKI

Sumber: BKPM Indonesia, GAIKINDO, AISI, GIAMM

Selanjutnya berdasarkan kegunaanya, produk spare parts Indonesia dibagi menjadi tiga, yaitu universal atau general, functional part, dan original equipment. Komponen universal atau general merupakan komponen-komponen yang dapat digunakan untuk beberapa merk kendaraan, sedangkan komponen-komponen yang termasuk dalam komponen-komponen original equipment hanya dapat digunakan untuk kendaraan merk tertentu.

(31)

19 moving component merupakan komponen-komponen yang usia pemakaiannya lebih dari tiga tahun, sedangkan consumable component merupakan komponen-komponen yang usia pemakaiannya kurang dari satu tahun. Produk spare parts kategori HS 8708 sebagian besar termasuk kedalam kategori slow moving component. Pengelompokan kategori spare parts berdasarkan masa pemakaianya ditampilkan pada Tabel 5.

Tabel 5 Klasifikasi produk ekspor spare parts Indonesia

Kode HS F S C Kode HS F S C

Daya Saing Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin

Analisis daya saing spare parts Indonesia menggunakan Constant Market Share Analysis (CMSA). Metode CMSA digunakan untuk untuk menentukan aspek-aspek yang paling signifikan dalam memengaruhi pertumbuhan ekspor komoditi spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin. Komoditi spare parts yang digunakan dalam penelitian ini adalah komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia. Analisis daya saing penelitian ini dibagi berdasarkan dua periode yaitu periode 2009 sampai 2011 dan periode 2011 sampai 2013. Hal ini dilakukan agar memudahkan melihat perkembangan determinan yang memengaruhi pertumbuhan ekspor spare parts Indonesia.

1. Argentina

Pada Tabel 6, hasil CMSA menujukkan bahwa laju pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Argentina periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek daya saing dan efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Argentina. Sebaliknya, efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro kurang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor spare parts Indonesia ke Argentina.

(32)

20

Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 26.1% atau sebesar US$ 918.25 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari peningkatan efek pertumbuhan impor sebesar US$ 3221.96 ribu. Akan tetapi, hal ini tidak berarti memberikan efek positif juga terhadap efek komposisi komoditi dan efek daya saing. Efek daya saing mengalami penurunan yang cukup besar yakni US$ 2289.82 ribu dan efek komposisi komoditi mengalami penurunan sebesar US$ 13.90 ribu. Besarnya jumlah penurunan ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya peningkatan dari efek pertumbuhan impor.

Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai lebih dari 200% atau sebesar US$ 12271.07 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing sebesar US$ 12302.87 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 7.65 ribu. Akan tetapi efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro justru mengalami penurunan sebesar US$ 39.45 ribu. Besarnya penurunan yang terjadi tidak membawa dampak yang cukup besar terhadap besarnya pertumbuhan nilai ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia yang tetap bernilai positf.

2. Brazil

Pada Tabel 7, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Brazil periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek daya saing. Sebaliknya, efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro lebih kecil memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.

(33)

21 penurunan dari efek daya saing dan efek komposisi komoditi. Oleh sebab itu, pertumbuhan nilai ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia bernilai negatif.

Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 94.5% atau sebesar US$ 55306.37 ribu. Peningkatan nilai ekspor lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing senilai US$ 36954.47 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 14687.34 ribu dan efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Brazil sebesar US$ 3664.57 ribu.

3. Chili

Pada Tabel 8, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Chili periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Chili dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro. Sebaliknya, efek daya saing kurang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.

Tabel 8 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Chili (Ribu USD) Periode

Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 117.8% atau sebesar US$ 133.96 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari peningkatan efek pertumbuhan impor sebesar US$ 86.13 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang mengalami peningkatan sebesar US$ 45.45 ribu dan efek pertumbuhan daya saing sebesar US$ 2.38 ribu. Kesimpulanya, efek daya saing masih kurang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.

(34)

22

pertumbuhan nilai ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia sehingga tetap bernilai negatif.

4. Kosta Rika

Pada Tabel 9, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Kosta Rika periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Kosta Rika dan efek daya saing. Sebaliknya, efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro kurang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.

Tabel 9 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Kosta Rika (Ribu USD) Periode

Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 67.2% atau sebesar US$ 29.35 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari peningkatan efek pertumbuhan impor sebesar US$ 25.36 ribu. Selain itu, pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 Indonesia di Kosta Rika juga dipengaruhi oleh peningkatan efek komposisi komoditi sebesar US$ 24.31 ribu. Akan tetapi, hal ini tidak memberikan efek positif juga terhadap efek daya saing. Efek daya saing mengalami penurunan yang cukup besar yakni US$ 20.31 ribu, besarnya penurunan ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya peningkatan dari efek pertumbuhan impor dan efek komposisi komoditi.

Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami penurunan sebesar 5.9% atau sebesar US$ 4.34 ribu. Penurunan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing sebesar US$ 6.16 ribu. Selain itu, penurunan pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 Indonesia di Kosta Rika juga dipengaruhi oleh penurunan efek pertumbuhan impor sebesar US$ 0.56 ribu. Akan tetapi, hal ini tidak berdampak negatif terhadap efek komposisi komoditi yang justru mengalami peningkatan sebesar US$ 2.38 ribu. Besarnya peningkatan ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya penurunan dari efek pertumbuhan impor dan efek daya saing.

5. Guatemala

(35)

23 signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.

Tabel 10 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Guatemala (Ribu USD) Periode

Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami penurunan mencapai 18.6% atau sebesar US$ 7.47 ribu. Penurunan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari penurunan efek daya saing sebesar US$ 19.16 ribu. Selain itu penurunan pertumbuhan ekspor juga dipengaruhi oleh penurunan efek komposisi komoditi sebesar US$ 5.98 ribu. Hal ini tidak berdampak negatif terhadap efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro di Guatemala yang mengalami peningkatan sebesar US$ 17.68 ribu. Akan tetapi, besarnya peningkatan ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya penurunan dari efek daya saing dan efek komposisi komoditi.

Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 83% atau sebesar US$ 27.04 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing sebesar US$ 26.05 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 1.75 ribu. Sebaliknya efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro justru mengalami penurunan senilai US$ 0.76 ribu, namun hal tersebut tidak membawa dampak yang besar terhadap besarnya pertumbuhan nilai ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia yang tetap bernilai positf. 6. Meksiko

Pada Tabel 11, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Meksiko periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek daya saing. Sebaliknya, efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro lebih kecil memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.

Tabel 11 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Meksiko (Ribu USD) Periode

(36)

24

mengalami peningkatan mencapai lebih dari 200% atau sebesar US$ 12105.24 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing senilai US$ 8698.26 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Brazil sebesar US$ 2683.75 ribu dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 723.34 ribu.

Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 55.9% atau sebesar US$ 9791.17 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing senilai US$ 6797.11 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Brazil sebesar US$ 1515.31 ribu dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 1478.75 ribu.

7. Nikaragua

Pada Tabel 12, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Nikaragua periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Nikaragua dan efek daya saing. Sebaliknya, efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro kurang memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.

Tabel 12 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Nikaragua (Ribu USD) Periode

Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 52.5% atau sebesar US$ 22.83 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari peningkatan efek pertumbuhan impor sebesar US$ 19.61 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek daya saing sebesar US$ 4.76 ribu. Akan tetapi efek komposisi komoditi justru mengalami penurunan sebesar US$1.54 ribu, besarnya penurunan itu tidak membawa dampak terhadap pertumbuhan nilai ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia yang tetap bernilai positif.

(37)

25 ribu. Besarnya penurunan lebih kecil dibandingkan dengan besarnya jumlah peningkatan dari efek pertumbuhan impor dan efek komposisi komoditi yang menghasilkan pertumbuhan ekspor tetap bernilai positif.

8. Panama

Pada Tabel 13, hasil CMSA menunjukkan bahwa pertumbuhan ekspor komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke Panama periode 2009 sampai 2013 lebih dipengaruhi oleh efek daya saing. Sebaliknya, efek pertumbuhan impor dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro lebih kecil pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia.

Tabel 13 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Panama (Ribu USD) Periode

Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami penurunan mencapai 40.7% atau sebesar US$ 56.94 ribu. Penurunan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing sebesar US$ 118.11 ribu. Selain itu, perkembangan ekspor komoditi HS 8708 Indonesia di Panama juga dipengaruhi oleh penurunan efek komposisi komoditi sebesar US$ 18.6 ribu. Akan tetapi, hal ini tidak memberikan efek negatif terhadap efek pertumbuhan impor yang mengalami peningkatan cukup besar yakni US$ 79.77 ribu. Besarnya peningkatan ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan jumlah penurunan yang terjadi dari kedua efek lainya, sehingga pertumbuhan ekspor bernilai negatif.

Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 153% atau sebesar US$ 126.6 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing sebesar US$ 175.4 ribu. Akan tetapi, hal ini tidak berarti memberikan efek positif juga terhadap efek pertumbuhan impor dan efek komposisi komoditi. Kedua efek ini mengalami penurunan maing-masing efek pertumbuhan impor sebeesar US$ 42.4 ribu dan efek komposisi komoditi sebesar US$ 6.76 ribu. Besarnya jumlah penurunan kedua efek ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya peningkatan dari efek daya saing. 9. Peru

(38)

26

Tabel 14 CMSA komoditi HS 8708 Indonesia ke Peru (Ribu USD) Periode

Selama periode 2009 sampai 2011 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai 97.5% atau sebesar US$ 60.97 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek pertumbuhan impor sebesar US$ 45.67 ribu. Selain itu, peningkatan nilai ekspor juga dipengaruhi oleh peningkatan efek daya saing sebesar US$ 39.87 ribu. Hal ini tidak memberikan dampak postif juga terhadap efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang menurun sebesar US$ 24.57 ribu. Akan tetapi, besarnya penurunan efek pertumbuhan komposisi komoditi ini masih lebih kecil nilainya jika dibandingkan dengan besarnya peningkatan dari efek pertumbuhan impor dan efek daya saing.

Selama periode 2011 sampai 2013 perkembangan ekspor negara Indonesia untuk komoditi HS 8708 atau komponen dan aksesoris kendaraan bermotor mengalami peningkatan mencapai lebih dari 600% atau sebesar US$ 788.98 ribu. Peningkatan nilai ekspor tersebut lebih dipengaruhi oleh adanya pengaruh dari efek daya saing senilai US$ 761.87 ribu. Hal ini memberikan dampak positif juga terhadap efek pertumbuhan impor atau efek pangsa makro dari Peru sebesar US$ 18.35 ribu dan efek komposisi komoditi atau efek pangsa mikro yang meningkat sebesar US$ 8.76 ribu. Kesimpulanya, ketiga efek memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekspor komoditi komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia yang positif.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Ekspor Spare Parts Indonesia ke Kawasan Amerika Latin

Nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin dijelaskan menggunakan Gravity Model. Variabel independen yang digunakan adalah interaksi GDP riil negara eksportir dan importir (GDPRINTit), nilai tukar riil negara tujuan (RERit), harga ekspor (PEit), jarak ekonomi Indonesia terhadap negara tujuan (DISTit), dan tarif impor negara tujuan. Variabel dependennya adalah nilai ekspor (NXit) spare parts Indonesia. Data yang dianalisis adalah data panel yang merupakan gabungan antara data time series dan cross section.

(39)

27 dilakukan uji Hausman. Hasil uji Hausman menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.0805, dimana angka tersebut lebih kecil dari taraf nyata (α) 10%. Probabilitas (0.0805) < α (0.1), maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap H0, sehingga model yang digunakan pada penelitian adalah fixed effect.

Model yang digunakan dalam ekspor spare parts Indonesia adalah

LnNXit = -89.25790 + 2.040317 LnGDPRINTit + 1.273138 LnRERit – 0.489000 LnPEit – 0.890054 Ln DISTit – 0.038657 TARIFFit + eit

Keterangan:

LnNX = Nilai ekspor spare parts Indonesia (%) LnGDPR = GDP riil negara eksportir dan importir (%) LnRER = Nilai tukar riil negara tujuan terhadap Dollar (%) LnPE = Harga ekspor spare parts Indonesia (%)

LnDIST = Jarak ekonomi (%)

TARIFF = Tarif impor negara tujuan (%)

eit = Random error

α = Konstanta

βn = Parameter yang diduga (n = 1, 2, 3,4)

i = Negara

t = Periode waktu

Tabel 15 Hasil estimasi gravity model nilai ekspor spare parts Indonesia Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNGDPRINT 2.040317 0.620240 3.289562 0.0025*

LNRER 1.273138 0.703912 1.808660 0.0802**

LNPE -0.489000 0.216736 -2.256205 0.0313*

LNDIST -0.890054 2.852043 -0.312076 0.7571 TARIFF -0.038657 0.092562 -0.417635 0.6791

C -89.25790 24.08691 -3.705660 0.0008

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.981999 Durbin-Watson stat 2.067765 Catatan : *) Signifikan pada taraf nyata 5%

**) Signifikan pada taraf nyata 10%

Berdasarkan hasil estimasi diketahui nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.981999, yang berarti sekitar 98.2% keragaman faktor-faktor yang memengaruhi nilai ekspor spare parts Indonesia ke sembilan negara kawasan Amerika Latin dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya, sedangkan 1.8% sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor diluar model. Setelah fixed effect terpilih sebagai model terbaik, selanjutnya dilakukan uji asumsi klasik untuk mendapatkan model persamaan yang terbebas dari masalah dalam analisis regresi seperti heteroskedastisitas, multikolinearitas, normalitas, dan autokorelasi.

Gambar

Gambar 1.
Gambar 2 Permintaan impor mobil di sembilan negara kawasan Amerika Latin
Tabel 1 Nilai ekspor komponen dan aksesoris kendaraan bermotor Indonesia ke
Gambar 4 Kerangka Pikir Konseptual
+3

Referensi

Dokumen terkait

Semakin tidak wajar opini audit yang diberikan menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan dari Pemda tersebut kurang baik yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kinerja dari

Menurut Sembiring (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang lebih besar mungkin akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program sosial yang dibuat perusahaan

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari menyebarkan kuisioner kepada konsumen yang telah melihat tayangan iklan Yamaha Jupiter MX

Tujaan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara disiplin kerja dengan prestasi kerja karyawan, untuk mengetahui tingkat disiplin kerja, untuk mengetahui

Manakah yang lebih besar pengaruhnya antara kegiatan outing class dengan kegiatan pembelajaran di dalam kelas dalam pendekatan sainstifik terhadap sikap ilmiah

Bibit tanaman C3 yang menerima intensitas cahaya tinggi dan kelebih- an nitrogen akan mengalami ganggu- an pertumbuhan dan perkembangan, akan tetapi perkembangan dan

Buka Prediksi Togel Hongkong &lt;&lt;== Kami menyediakan Tabel paito Hasil Pengeluaran hk hari ini tercepat atau Daftar Nomor keluaran hongkong malam ini, live Draw hk pools,Data

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan mengenai Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam film &#34;Alangkah Lucunya (Negeri Ini)&#34; , maka dapat penulis simpulkan