KOSTING DALAM INA-CBG
Tujuan diadakannya sistem pembiayaan kesehatan diantaranya untuk mendorong peningkatan mutu, mendorong layanan berorientasi pasien, mendorong efisiensi, tidak memberikan reward thd provider yang melakukan overtreatment,
undertreatment maupun melakukan adverse event, mendorong terbentuknya
pelayanan tim.
Metode pembayaran yg digunakan saat ini ada 2 (dua) jenis yaitu sistem prospektif (Prospective Payment) dan retrospektif (Retrospective Payment)
Prospective Payment
Payment are made or agreed upon in advance before provision of services Case-mix payment
Capitation payment Global budget
Retrospective Payment
Payment are made or agreed upon after provision of services Fee-for-service
Payment per itemised bill Payment perdiem
BIAYA
Pengertian Biaya ( Cost)
Biaya (cost) adalah seluruh pengorbanan (sacrifice) untuk memproduksi atau mengkonsumsi suatu komoditas atau produk tertentu yang berwujud barang atau jasa. Bentuk pengorbanan bisa berupa uang, tenaga, barang, kenyamanan, waktu atau kesempatan (yang diukur dengan nilai moneter). Pengertian lainnya, Biaya adalah nilai seluruh input yang dipakai untuk menghasilkan output.
Pengelompokan biaya
1. Berdasar fungsi :
a. Biaya Investasi (Investment Cost) adalah biaya yang dipakai untuk pembelian barang investasi/barang modal, barang investasi adalah barang yang bisa dipakai berulang- ulang dan harganya lebih dari 500 ribu Rupiah, dipakai lebih dari satu tahun dan tidak untuk dijual. Contoh : biaya investasi gedung, investasi alat medis, investasi alat non medis, investasi sarana-prasarana lainya dll. Biaya investasi berhubungan dengan opportunity cost dan depreciation cost.
26 © Copyright 2014 National Casemix Center
b. Biaya Pemeliharaan (Maintenance Cost) adalah biaya yang dipakai untuk melakukan pemeliharaan dan untuk mempertahankan kapasitas barang modal dalam proses produksi. Misal biaya pemeliharaan gedung, biaya pemeliharaan alat, biaya pemeliharaan kendaraan dll.
c. Biaya Operasional (Operational Cost) adalah biaya yang dipakai untuk operasionalisasi barang modal dalam suatu proses produksi (pelayanan atau kegiatan). Misal : obat-obatan, bahan habis pakai, reagen, dll.
2. Berdasar lokasi/penggunaannya :
a. Biaya Langsung (Direct Cost) adalah biaya yang secara langsung terkait dengan pelayanan pasien di unit produksi. Secara jelas dapat ditelusuri penggunaannya dalam suatu unit kegiatan produksi tertentu misal unit rawat inap, unit rawat jalan, unit radiologi, unit laboratorium dll
b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost) adalah biaya yang tidak terkait secara langsung dengan pelayanan pasien diunit produksi. Tidak dapat secara jelas ditelusuri penggunaannya dalam suatu unit kegiatan produksi tertentu. Misal unit administrasi, keuangan, laundry, security dll.
3. Berdasar hubungan antara biaya dengan volume produksi (Output)
a. Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang tidak terpengaruh besaran output/produk. Biaya yang tidak berubah dengan berubahnya volume atau jumlah produksi. Misal : Gedung, Peralatan, Furniture dll
b. Biaya variable (Variable Cost) adalah biaya yang terpengaruh besaran output. Biaya berubah sesuai dengan perubahan volume atau jumlah produksi (layanan yang dihasilkan/diberikan ). Misalnya obat, reagen, bahan habis pakai, makanan pasien, utilitas, dll.
c. Semi Fixed Cost d. Total Cost
e. Annualized Fixed Cost
4. Berdasar masa/ frekuensi pengeluaran :
a. Biaya modal adalah biaya yang dikeluarkan sekali saat permulaan menjalankan usaha. Biaya yang digunakan untuk pengadaan barang investasi yang digunakan lebih dari setahun, misal : gedung, kendaraan dll. b. Biaya berulang adalah biaya yang dikeluarkan secara berulang-ulang setiap
tahun untuk menjalankan usaha. Misalnya : gaji karyawan, biaya bahan habis pakai, pemeliharaan dll. Karena dikeluarkan secara berulang-ulang disebut juga biaya rutin.
5. Pengelompokan lainnya, yaitu :
a. Biaya Penyusutan (Depreciation Cost) b. Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)
27 © Copyright 2014 National Casemix Center
c. Biaya penggantian (Replacement Cost)
UNIT COST
Pengertian Unit Cost
Biaya Satuan (Unit Cost) adalah biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi atau mengkonsumsi satu barang atau jasa. Ditentukan oleh total biaya dan total produksi. Dipakai sebagai alat untuk mengukur efisiensi, pricing policy, dan profit suatu unit usaha.
Unit Cost
BIAYA INVESTASI BIAYA TOTAL
UNIT COST PEMELIHARAAN
OPERASIONAL OUTPUT
Dalam menghitung unit cost diperlukan juga penghitungan Annualized investment
cost :
AIC = IIC (1 + r)
t
L
Keterangan :
1. Suku Bunga Bank/Inflasi BI
2. Usia Teknis Gedung Ditjen Cipta Karya 3. Usia Teknis Alat Medik & Non Medik AHA Contoh : AIC 2004 = Rp. 8.100.000,- AIC 2005 = Rp. 8.748.000,- AIC 2006 = Rp. 9.447.840,- AIC 2007 = Rp. 10.203.667,- AIC 2008 = Rp. 11.019.961,- AIC 2009 = Rp. 11.901.557,- Jumlah Total = Rp. 59.421.025,-
Atau menggunakan table WHO Annualization factor .
Cara Menghitung Unit Cost
a. Metode Top Down Costing :
metode simple distribusi, Double Distribusi, metode multiple distribusi. b. Metode Bottom Up Costing :
metode ABC (Activity Based Costing) c. Metode Hybrid :
28 © Copyright 2014 National Casemix Center
kombinasi Double distribusi dan metode ABC (Activity Based Costing)
29 © Copyright 2014 National Casemix Center
COSTING DALAM CASEMIX INA-CBGs
Prinsip Kosting dalam INA-CBGs
Metode Kosting dalam INA-CBGs menggunakan metode
top-down/step-down costing. Namun terkadang, untuk beberapa kasus digunakan metode
gabungan antara topdown costing dan bottom up costing / Activity Based Costing (ABC).
Metode Top-Down Costing
Metode Top down costing menggunakan beberapa indikator untuk mengalokasikan seluruh biaya, mulai dengan mengalokasikan biaya dari pusat biaya overhead ke pusat biaya intermediate dan pusat biaya final serta mengalokasikan biaya dari pusat biaya intermediate ke pusat biaya final. Metode ini menggunakan informasi utama dari rekening atau data keuangan rumah sakit yang telah ada
(top-down), untuk itu diperlukan data dasar pembiayaan dan dataset minimal rumah
sakit.
Hasil penghitungan adalah unit cost rawat jalan per kunjungan dan unit cost rawat inap perhari rawat per unit layanan. Unit cost setelah dikalikan LOS (Length Of
Stay) masing-masing kasus secara individual akan menghasilkan individual CBG
cost yang kemudian digunakan untuk menghitung costweight masing-masing kelompok CBG.
The essence of the Step-down costing methodology is to accurately determine the cost of achieving program outputs or results, by allocating all the costs of running a hospital to departments providing the final output of the hospital.
(Lewis et al 1990, Drummond et al 1997)
Step-down costing starts with total expenditures & then divides these by a measure of total output to give “average”cost per patient per visit, per day or per admission. (Creese and Parker 1994)
30 © Copyright 2014 National Casemix Center
Metode Gabungan
Top-down costing exercises sometimes use bottom-up approaches based on clinical pathway to generate allocation statistics or to cost a limited number of services to validate top-down cost estimates. Bottom up designs within a top down costing exercise typically include bottom up measurement of:
Priority services, treatment episodes, activities, or cost items
Services that are heterogeneous in their resource use (vary widely in their complexity and cost—e.g., ICU services, laboratory tests, surgical procedures Services where precision and accuracy of cost measurement is considered
important
Services where there is heavy personnel time or overheads that go into a technology
Services or technologies where there is extensive sharing of personnel, buildings, or equipment
Cost items that are anticipated to have the highest impact on total cost Data that are missing or not routinely captured
Data for allocation statistics (e.g., personnel time worked)
Stepdown alocation process
OVERHEAD COST CENTRE INTERMEDIATE
COST CENTRE FINAL/PATIENT CARE COST CENTRE
31 © Copyright 2014 National Casemix Center
Perbandingan Metode Top-down Dan Bottom-Up Costing
32 © Copyright 2014 National Casemix Center
Cost Accounting Methodologies
Compared
Resource DRG Forum 5 | R4D.org
Bottom-up Approach Top-down Approach A.K.A. Microcosting, Detailed Costing Macrocosting, Gross Costing, Average Costing Objective To calculate the individual cost of a service or patient. To calculate the average cost for a volume of services or patients.
Best For Unit cost point estimates Relative unit costs
Process
1.Measure the quantity of resources consumed by a service/patient
2.Attach a unit cost to each resource
3.Sum the unit costs to calculate the total cost per service/patient
4.Construct the average cost for a particular service or patient group
1.Document the total cost of resources used by a hospital
2.Assign costs to departments directly
3.Allocate costs to departments proportionally according to their consumption of resources
4.Divide department costs by its service volume to estimate unit costs
Cost Flow
Unit cost estimates are built from the
Top-down Approach
7 | R4D.org
Resource DRG Forum
Unit Cost Interpretation
Top-down results are best for relative cost comparisons and bottom-up results are best for absolute cost estimates.
On average, a complicated delivery costs $122, ranging from $100 to $140 across patients. Staff time and drugs/medical supplies account for the majority of the cost, at 55% and 23%.
Bottom-up Costing Results Top-down Costing Results
The average cost of a Medicine discharge is $80, compared to $140 for Surgery and $110 for Maternity. Assuming the average hospital discharge costs $100, the cost weights are 0.80, 1.40, and 1.10 respectively.
Resource DRG Forum
33 © Copyright 2014 National Casemix Center
Data dari rumah sakit yang digunakan dalam proses penghitungan tarif terdiri dari : 1. Data Kosting meliputi dasar kinerja RS selama tiga hingga lima tahun terakhir
dan data pembiayaan RS selama satu tahun terakhir
2. Data Koding 14 (empat belas) variable, dalam bentuk txt file
Data-data tersebut diverifikasi kelengkapan dan akurasinya, selanjutnya data kosting diisikan sesuai Format Template Kosting, jangan sampai terjadi losscounting atau
double counting. Setelah data diisikan dalam format yg tersedia dilakukan analisa
data dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : 1. Analisis data kosting untuk pusat biaya overhead 2. Analisis data kosting untuk pusat biaya intermediate 3. Analisis data kosting untuk pusat biaya final
4. Analisis data dasar yang meliputi data kinerja dan data keuangan agregat 5. Analisis data tambahan
6. Hitung unit cost rawat jalan dan rawat inap 7. Hitung CBGs cost
8. Lakukan analisis statistik untuk data-data tersebut diatas Hal penting dalam costing INA CBGs adalah :
• Pengumpulan data yg terstandar • Metodologi kosting
• Standar alokasi dan proporsi biaya • Kelengkapan dan akurasi data
Data koding yang dibutuhkan terdiri dari 14 (empat belas) variable yang terdiri dari : 1. Identitas Pasien 2. Tanggal Lahir 3. Umur 4. Jenis Kelamin 5. Jenis Perawatan 6. Tanggal Masuk RS 7. Tanggal Keluar RS
8. Lama Rawatan(Length Of Stay/LOS) 9. Status Pulang
10. Berat Badan Bayi usia 0 – 28 hari (Gram)
11. Diagnosis Utama dan Diagnosis Sekunder (bila ada) 12. Prosedur/Tindakan
13. Score ADL
14. Item Special CMG
34 © Copyright 2014 National Casemix Center
Data dasar RS diisikan dalam template yg tersedia dibawah ini :
35 © Copyright 2014 National Casemix Center
Data Dasar Rumah Sakit
Nama Rumah Sakit : Kode Rumah Sakit : Kelas Rumah Sakit :
DATA DASAR RUMAH SAKIT Tahun Tahun Tahun Tahun
2008 2009 2010 2011
BOR ALOS
TurnoverInterval(Hari)
Throughput/BTO(Pesakit/tempat tidur) Jumlah Tempat Tidur Yang Tersedia Jumlah Tempat Tidur Sebenarnya(Total) Jumlah Tempat Tidur ICU/CCU/HDU Jumlah Tempat Tidur Private Wing Jumlah Hari Rawat Pasien Jumlah PasienRawat Inap (Episode) Jumlah PasienRawat Jalan (Episode) Jumlah Perawat
Jumlah Semua Staf
Jumlah Biaya Operasional(Bukan Gaji) Jumlah Biaya Operasional(Gaji)
Jumlah Biaya Non-Operasional(InvestasiAlat) Jumlah Biaya Non Operasional (Investasi Gedung &Sarana FisikLainnya)
TotalBiaya Rumah Sakit PenerimaanFungsionalRumah Sakit a.Fungsional dari Jamkesmas b.Fungsional dari Jamkesda
c.Fungsionaldari NonJamkesmas – Jamkesda TotalPendapatan
DATA PEMBIAYAAN RUMAH SAKIT
36 © Copyright 2014 National Casemix Center
Proses pembentukan tarif digambarkan dalam alur dibawah ini.
DATA DASAR
DATA TEMPLATE TEMPLATE TXTFILE
CBGS-N-LOS (14 VAR) CLEANING EKSPLORING UNIT COST ANALISA REKAP VARIABEL CMI COST WEIGHT PRELEMINARY TARIF TARIF INPUT CCM TRIMING AF
Langkah Pembentukan
Tarif
HBR DataCosting CodingData
CBGs COST
Tarif INA-CBGs disusun mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut : 1. Struktur tarif stabil (should be as stable as possible)
2. Struktur tarif sederhana (should be as simple as possible)
3. Struktur tarif berbasis pada pelayanan, bukan organisasi (should be based on
services not organisations)
4. Seluruh pemangku kepentingan harus dilibatkan dalam proses penyusunan tarif 5. Tarif memiliki rujukan berbasis acuan biaya (should continuous to be based on
referrence cost)
Tujuan pembentukan tarif :
a. To ensure that providers are fairly reimbursed for their work
b. To ensure that the price reflects the actual cost of providing services which will promote system sustainability
c. To ensure that the price structure support appropriate medical and reward those providing good outcomes
Sumber : UNU-IIGH
37 © Copyright 2014 National Casemix Center
Berikut adalah hal-hal yang dapat menjadi akibat pembentukan tarif yg tidak baik : 1. Providers may charge informal payment to compensate for inadequate formal
payment.
2. Providers may avoid treating sicker patients. 3. Inappropriate referrals may occur.
4. Providers provide suboptimal care. 5. Services may be over or under utilize.
Disain Keputusan strategis
23
Tarif
=
HBRX
WeightCostAjustmen Factor
X
• Which services
will be
included?
• What costs will
be included in
the base rate?
• Will the base
rate be the
same for all
hospitals?
• Will cost
weights be
developed or
taken “off the
shelf”?
• Will cost
weights be used
to give higher
priority to some
services?
• Will some
hospitals be
paid
more/less per
case? E.g.
rural or
teaching
hospitals
38 © Copyright 2014 National Casemix CenterStatistic alocation factor/alocation bases
A. Overhead Cost Centre Allocation Statistics
1. Administration No. of staff
2. Maintenance Floor area
3. Utilities Floor area
4. Consumables No. of staff
5. Dietetic Patient days
6. Laundry & Linen Patient days
B. Intermediate Cost Centre
6. Pharmacy Prescribtions/drugs
7. Radiology Tests
8. Laboratory Tests
9. Physiotherapy Exams
10. Operation Theatre (General) Surgeries C. Final Cost Centre
Inpatient Department
11. Medicine Department Patient days
12. Surgical Department Patient days
Outpatient Department
13. Medical Specialist Clinic Visit
14. Surgical Specialist Clinic Visit
Total
39 © Copyright 2014 National Casemix Center
Tahapan Lanjutan untuk Unit Cost dan CBGs Cost
• Unit cost dalam INA-CBG terbagi menjadi 4 (empat) Layanan Kasus yaitu Unit Kos Penyakit Dalam, Anak, Bedah dan Obstetri-Ginekologi. Untuk Rawat Jalan, berlaku unit kos per kunjungan, sedangkan untuk Rawat Inap berlaku unit kos per hari rawat.
• Unit Cost dalam INA-CBG dihitung menggunakan Clinical Cost Modelling (CCM) • Unit kos dari seluruh sampel RS digabung untuk mencari nilai rata-rata yang
akan ditetapkan menjadi Unit Kos Nasional
• UC x individual LOS per CBG = individual CBG Cost • Dikelompokkan per CBG dihitung averagenya
• Sebagai dasar perhitungan CW
Formula Tarif INA-CBG dirumuskan sebagai berikut :
Tarif = Hospital Based Rate x Cost Weight x Adjustment Factor
Tarif tersebut dihitung secara nasional perkelompok kelas RS dan mengacu pada Perpres no12 thn 2013 ttg JKN,tariff harus direview sekurang2nya setiap 2 thnSumber UNU -IIGH
Average Cost for Specific DRG Aggregate Average Cost CW =
Meliputi CW ranap dan rajal
Dihitung secara nasional
Menggambarkan rasio sumber daya yg digunakan antar CBG
CW ranap : local CW + Maryland CW
CW rajal : Maryland CW
• Relative resource use of one CBG in relation to average cost
of all CBGs
• Also called Resource Intensity Weights or Relative Weights
• Cost Weights are Unitless Numbers
• Ideally to be developed from trimmed CBG Cost
40 © Copyright 2014 National Casemix Center
A Hospital’s Case-Mix Index is a Value Which Relates one Hospital’s Production to Another Hospital’s Production.
Sumber UNU-IIGH Σ (Cost weight X # of cases)
Total # of cases for hospital A CMI =
Merupakan agregat dari CW per RS/perkelas RS Dihitung per RS/per kelas RS
Menggambarkan produktifitas suatu RS thd RS lainya
Menggambarkan kompleksitas pelayanan di suatu RS thd RS lainya
Variabel utk menghitung HBR
Overall cost of treating a patient in the hospital by taking into account the complexities of cases managed in the hospital
HBR = Total # of equivalent cases x CMITotal Cost
Sumber UNU -IIGH
Dihitung masing2 RS
Dikelompokkan berdasar kelas dan jenis RS
Perkelompok RS diambil Mean HBR
Menggambarkan total biaya RS ((inpatient,outpatient) dibagi
jmlh output (inpatient/outpatient)
Meliputi HBR ranap dan rajal
41 © Copyright 2014 National Casemix Center
MENGAPA DIPERLUKAN ADJUSTMENT?
• Menutup biaya yg belum diperhitungkan dalam sistim casemix Rumah sakit pendidikan
Biaya untuk penelitian dan pengembangan Kelas Rumahsakit
RS swasta atau pemerintah
• Memberikan Insentif bagi yang melakukan efisiensi Insentif untuk pelayanan preventif
Insentif untuk pelayanan “Day Care Surgery” • Menutup biaya pelayanan yang mahal
Kasus yg memerlukan perawatan lama Transplantasi
• Perbedaan wilayah Inflasi
Perbedaan biaya transportasi
Adjusment factor dipengaruhi oleh :
•Location Geographic
•Local wage rates
•Direct and indirect health professions
education
•Hospital role in healthcare delivery
Metode Adjustment
Formula
Pass throught of actual cost
Hospital spesific rates
Peer grouping
42 © Copyright 2014 National Casemix Center
43 © Copyright 2014 National Casemix Center