• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disebabkan karena iskemia transiet setempat, kebutuhan akan kalsium kurang atau perubahan sirkulasi darah, tekanan pada syaraf di kaki.

f. Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil Trimester III

Periode ini sering disebut priode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya, gerakan janin dan membesarnya uterus mengingatkan pada bayinya. Sehingga ibu selalu waspada untuk melindungi bayinya dari bahaya, cedera dan akan menghindari orang/hal/benda yang

dianggapnya membahayakan bayinya. Persiapan aktif dilakukan untuk menyambut kelahiran bayinya, membuat baju, menata kamar bayi, membayangkan mengasuh/merawat bayi, menduga-duga akan jenis kelaminnya dan rupa bayinya.

Pada trimester III biasanya ibu merasa khawatir, takut akan kehidupan dirinya, bayinya, kelainan pada bayinya, persalinan, nyeri persalinan, dan ibu tidak akan pernah tahu kapan ia akan melahirkan. Masa ini disebut juga masa krusial/penuh kemelut untuk beberapa wanita karena ada kritis identitas, karena mereka mulai berhenti bekerja, kehilanga kontak dengan teman, kolega. Mereka merasa kesepian dan terisolasi dirumah. Wanita mempunyai banyak kekhawatiran seperti medikalisasi saat persalinan, perubahan body image merasa seperti sangat berat, tidak praktis, kurang atraktif, takut kehilangan pasangan. Bidan harus mampu megkaji dengan teliti/hati-hati sejumlah stres yang dialami ibu hamil, mampu menilai kemampuan coping dan memberikan dukungan (Walyani, 2015)

g. Kebutuhan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III

Menurut Dewi dan Sunarsih (2011) kebutuhan fisiologis ibu hamil trimester III sebagai berikut:

1) Aktifitas fisik

Dapat seperti biasa (tingkat aktifitas ringan sampai sedang), istirahat minimal 15 menit tiap 2 jam. Jika duduk atau

berbaring dianjurkan kaki agak ditinggikan. Jika tingkat aktifitas berat, dianjurkan untuk dikurangi, istirahat harus cukup, olahraga dapat ringan sampai sedang, sebaiknya dipertahankan jangan samapi denyut nadi melebihi 140x/menit.

2) Pekerjaaan

Hindari pekerjaan yang membahayakan, terlalu berat, atau berhubungan dnegan radiasi/ bahan kimia terutama pada usia muda.

3) Imunisasi

Imunisasi yang dibutuhkan pada ibu hamil yang terutama adalah tetanus toxoid. Imunisasi lain diberikan sesuai indikasi. Tabel 1.1 Jadwal pemberian imunisasi tetanus toksoid

Imunisasi Interval Perlindungan

TT1 Selama kunjungan I -

TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun

TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun-seumur hidup

Sumber : Dewi dan Sunarsih, 2011. 4) Berpergian atau mobilisasi

Tidak perlu khawatir berpergian dengan menumpang pesawat udara biasanya karena tidak membahayakan kehamilan. Perhatikan posisi tubuh duduk terlalu lama atau (imobilitas) akan membuat vena statis (vena stagnasi)

sehingga menyebabkan kaki bengkak. Prosesnya adalah darah yang terkumpul dikaki akhirnya membeku dipembuluh darah vena mengakibatkan bengkak. Apabila vena ini pecah akan menyumbat pembuluh darah paru (emboli paru).Ibu hamil sebaiknya menggunakan sepatu yang memiliki hak rendah karena saat hamil ibu membutuhkan usaha yang lebih lama dalam mempertahankan keseimbangan tubuh. Apabila menggunakan sepatu yang memiliki hak tinggi akan mengakibatkan nyeri pinggang.

5) Menghindari mengangkat benda-benda berat. 6) Mandi

Mandi cukup seperti biasa. Pemakaian sabun khusus/antiseptik vagina tidak dianjurkan karena justru mengganggu flora normal vagina

7) Pakaian

a) Pakaian tidak boleh ketat/tidak menekan karena dapat menyebabkan bendungan vena dan mempercepat varice b) Berpakaian nyaman sebaiknya memungkinkan

pergerakan, pernafasan, respirasi yang leluasa.

c) Pakaian menyerap keringat karena pada ibu hamil fungsi ekskresi dan keringat bertambah.

8) Senggama atau coitus

Hubungan seksual dapat dilakukan seperti biasa kecuali jika terjadi perdarahan atau keluar cairan dari kemaluan, maka harus dihentikan. Jika ada riwayat abortus sebelumnya, coitus ditunda sampai usia kehamilan diatas 16 minggu, dimana diharapkan plasenta sudah terbentuk dengan implantasi dan fungsi yang baik.

9) Perawatan mammae dan abdomen

Jika terjadi papila retraksi, dibiasakan papila untuk ditarik secara manual dengan pelan. Striae atau hiperpigmentasi dapat terjadi, tidak perlu dikhawatirkan berlebihan.

10) Hewan peliharaan

Dapat menjadi pembawa infeksi (misalnya bulu kucing atau burung dapat mengandung parasit toxoplasma). Oleh karena itu, dianjurkan untuk menghindari kontak.

11) Merokok/ minuman keras/ obat-obatan

Harus dihentikanselama kehamilan dan sampai perslinan, nifas, dan menyusui selesai. Obat-obatan depresan adiktif (narkotik dan sebagainya) mendepresi dan menekan susunan saraf pusat pada janin, maka sebaiknya hindari untuk pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama trimester I

12) Gizi/nutrisi

Makanan sehari-hari yang dianjurkan adalah yang memenuhi standar kecukupan gizi untuk ibu hamil. Untuk pencegahan anemia difisiensi, diberikan tambahan vitamin dan tablet Fe.

h. Asuhan ANTENATAL 1) Pengertian antenatal

Antenatal Care adalah pengamatan dan pengawasan secara

seksama sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dan rahim, yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan. Antenatal care adalah pengawasan intensif sebelum kelahiran (Mochtar, 2011). Menurut Saifuddin (2010) tujuan asuhan antenatal sebagai berikut :

a) Memantau tujuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi

c) Menggali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi.

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan bayi dengan trauma seminimal mungkin.

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan dengan normal dan pemberian ASI eksklusif.

f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi (Saifuddin, 2010).

2) Jadwal pemeriksaan antenatal : Jadwal pemeriksaan antenatal adalah menurut Walyani, (2015) sebagai berikut :

a) Pemeriksaan pertama

b) Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.

c) Pemeriksaan ulang

d) Setiap bulan sampai umur kehamilan 6 sampai 7 bulan. e) Setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan. f) Setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai

terjadi persalinan.

3) Frekuensi kunjungan Antenatal

Menurut Mufdillah (2009), Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan 4 kali kunjungan ibu hamil dalam pelayanan antenatal, selama kehamilan dengan ketentuan sebagai berikut :

a) 1 kali pada trimester pertama (K1)

b) 1 kali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga (K4)

4) Pelayanan asuhan standar antenatal

Menurut Walyani (2015), Dalam melaksanakan ANC ada standar 14 T yaitu:

a) Timbang berat badan tinggi badan

Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil pengukuran <145 cm. Berat badan ditimbang setiapibu datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB dan penurunan BB. Kenaikan ibu hamil normal rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg.

b) Tekanan darah

Diukur setiap kali datang atau berkunjung. Deteksi tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsia. Tekanan darah normalnya berkisar systile/diastolie: 110/80 – 120/80 mmHg.

c) Pengukuran tinggi fundus

No. Tinggi fundus uteri (cm) Usia kehamilan dalam minggu 1. 12 cm 12 2. 16 cm 16 3. 20 cm 20 4. 24 cm 24 5. 28 cm 28 6. 32 cm 32 7. 36 cm 36 8. 40 cm 40 Sumber:Walyani, 2015

d) Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe)

Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan nifas, karena kebutuhan meningkat seiring dengan pertumbuhan janin

e) Pemberian imunisasi TT

Untuk melindungi dari teatnus neonatorium. f) Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu periksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi

anemia pada ibu hamil.

g) Pemeriksaan protein urin

Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil. Protein urine ini untu mendeteksi ibu hamil kearah

preeklamsia.

h) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory (VDRL) untuk mengetahui adanya treponema pallidum/penyakit menular seksual, antara lain syphilish.

i) Pemeriksaan urin reduksi

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada keluarga dan suami.

j) Perawatan payudara

Manfaat perawatan payudara adalah:

(1) Menjaga kebersihan payudara, terutama putting sus (2) Mengencangan seta memperbaiki bentuk putting

susu (pada putting susu terbenam)

(3) Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI lance

(4) Mempersiapkan ibu dalam laktasi k) Senam ibu hamil

Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan dan mepercepat pemulihan setelah melahirkan serta mencegah sembelit

l) Pemberian obat malaria

Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu hamil didaerah endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas malaria yaitu panas tinggi disertai menggigil. m) Pemberian kapsul minyak beryodium

Akibat kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin yang ditandai dengan:

(1) Gangguan fungsi mental

(2) Gangguan fungsi pendengarkan (3) Gangguan pertumbuhan

n) Temu wicara

(1) Definisi konseling

Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang dihadapinya.

(2) Tujuan konseling pada antenatal care

Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai upaya preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau tindakan klinik yang mungkin diperlukan.

5) Kunjungan pemeriksaan antenatal

Untuk menghindari resiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan, anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan antenatal komperhensif yang berkualitas minimal 4 kali, yaitu pada kunjungan I pada usia kehamilan sebelum 3 bulan, kunjungan II pada usia kehamilan 4 – 6 bulan dan kunjungan III dan IV pada usia kehamilan 7- 9 bulan. Trimester III jumlah kunjungan minimal 2 kali antara minggu 28-36 dan setelah 36 minggu.Informasi penting yang harus di

sampaikan pada minggu 28-36 minggu menurut Marmi (2014) sebagai berikut :

a) Membangun hubungan saling percaya anatara petugas kesehatan dan ibu hamil

b) Mendeteksi masalah dan menanganinya.

c) Melakukan tindakan pencegahan antara tetanus neonatorum, anemia kekerangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan.

d) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.

e) Mendorong perilaku yang sehat (gizi, latiahan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya).

f) Kewaspadaan khusus terhadap pre-eklamsi (tanya ibu tentang gejala-gejala preeklamsi, pantau tekanan darah, evaluasi oedema, priksa untuk mengetahui proteinurea). g) Palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada

kehamilan ganda. i Teori evidence base dalam kehamilan

1) Pengertian evidence base

Evidence base adalah proses sistematis untuk mencari, menilai dan

menggunakan hasil penelitian sebagai dasar untuk pengambilan keputusan klinis.

2) Manfaat evidence base

Manfaat yang dapat diperoleh dari pemanfaatan Evidence

Base antara lain:

a) Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah

b) Meningkatkan kompetensi (kognitif)

c) Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagi professional dalam memberikan asuhan yang bermutu

d) Memenuhi kepuasan pelanggan yang mana dalam asuhan kebidanan klien mengharapkan asuhan yang benar, seseuai dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3) “Menurut Agnes widdya andriyani (2016), terkait dalam pemberian asuhan kebidanan dengan judul “Pengaruh aroma terapi peppermint terhadap kejadian mual dan muntah pada ibu hamil trimester I di puskesmas melati II sleman Yogyakarta” Agnes widdya andriyani, (2016)

a) Hasil

Aromaterapi merupakan tindakan terapeutik dengan menggunakan minyak essensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologi sehingga menjadi lebih baik. Setiap minyak essensial memiliki efek farmakologis yang unik, seperti antibakteri, antivirus, diuretik, vasodilator, penenang, dan merangsang adrenal.

Ketika minyak essensial dihirup, molekul masuk ke rongga hidung dan merangsang sistem limbik di otak. Sistem limbik adalah daerah yang memengaruhi emosi dan memori serta secara langsung terkait dengan adrenal, kelenjar hipofisis, hipotalamus, bagian-bagian tubuh yang mengatur denyut jantung, tekanan darah, stess, memori, keseimbangan hormon, dan pernafasan. Peppermint memiliki berbagai manfaat terapeutik yaitu analgesik, anestesi, antiseptik, astr ingent, karminatif, dekongestan, ekspektoran, yang menenangkan, stimulant, perut, penyakit inflamasi, ulkus dan perut masalah seperti mual dan muntah

b) Kesimpulan

Ada pengaruh aromaterapi peppermint terhadap mual dan muntah pada ibu hamil trimester I

2. Teori Manajemen Kebidanan a. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah pendekatan pemecahan masalah ibu berdasarkan teori ilmiah dan kerangka pikiran yang digunakan oleh bidan dalam menetapkan metode pemecahan masalah secara sistematis dan analistis dimulai dari pengumpulan data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Maryunani, 2016).

b. Proses Manajemen Kebidanan

Dalam penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada penerapan manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan menurut 7 langkah Varney karena metode dan pendekatannya sistematik sehingga memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah terhadap klien. Dalam proses ketujuh langkah tersebut dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, yaitu: Langkah 1 : Pengkajian

Pada langkah pertama ini dilakukan pengumpulan data dasar untuk mengumpulkan semua data yang diperlukan guna mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, seperti nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat. Data terdiri atas data subjektif dan data objektif. Data subjektif dapat diperoleh melalui anamnesa langsung, maupun meninjau catatan dokumentasi asuhan sebelumnya, dan data objektif didapatkan dari pemeriksaan langsung pada pasien. Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien (Mufdillah dkk, 2012).

1) Biodata yang mencakup identitas pasien : a) Nama Suami/Isteri

Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab.

b) Umur

Guna mengetahui apakah klien dalam keadaan beresiko atau tidak.

c) Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdo’a. d) Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya.

e) Suku/Bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari – hari.

f) Pekerjaan

Guna untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.

g) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan. (Astuti, 2012).

2) Data Subjektif a) Keluhan utama

Keluhan utama adalah alasana kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal ini disebut dengan tanda atau gejala.

Dituliskan sesuai dengan yang diungkapkan klien. Misalnya keluhan utamanya adalah karena Ibu ingin memeriksakan kembali kesehatannya (Astuti, 2012). b) Riwayat menstruasi

(1) Menarche

Usia wanita mengalami haid bervariasi, antara 12-16 tahun.

(2) Siklus

Siklus haid terhitung mulai hari pertama haid hingga hari pertama haid berikutnya. Siklus normal haid biasanya adalah 28 hari.

(3) Lamanya

Lamanya haid yang normal adalah ± 7 hari. (4) Banyaknya

Normalnya yaitu 2 kali ganti pembalut dalam sehari. (5) Teratur/tidak

Untuk mengetahui apakah haid teratur atau tidak sesuai dengan siklusnya

(6) Sifat darah

Untuk mengetahui warna dan jenis darah yang dikeluarkan saat haid.

(7) Dismenorhe

Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami haid seperti nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan, atau jumlah darah yang banyak (Astuti, 2012).

c) Riwayat hamil sekaran

Riwayat hamil sekarang menurut Astuti (2012), meliputi : (1) HPHT

Tanggal hari pertama haid terakhir pasien untuk memperkirakan kapan bayi akan dilahirkan.

(2) HPL

Untuk mengetahui hari perkiraan lahirnya bayi, biasanya ditambah 7 pada tanggal dikurangi 3 pada bulan dan ditambah 1 pada tahun.

(3) Gerakan janin

Pemeriksaan gerakan janin bisa dilakukan biasanya dengan cara dilihat, dirasakan, dan diraba. Untuk mengetahui kesejahteraan janin.

(4) Vitamin atau jamu yang dikonsumsi

Untuk mengetahui vitamin apa saja yang pernah dikonsumsi ibu selama kehamilan ini.

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu selama kehamilan ini.

e) ANC

Untuk mengetahui berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya.

f) Penyuluhan yang pernah didapat

Untuk mengetahui pengetahuan apa saja kira – kira yang telah didapat klien dan berguna bagi kehamilannya.

g) munisas TT

Untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum. Imunisasi dapat dilakukan pada Trimester I dan Trimester II kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu.

h) Riwayat Penyakit

Riwayat penyakit menurut Astuti, (2012) meliputi: (1) Riwayat penyakit sekarang

Data – data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan penyakit yang diderita pada saat ini. (2) Riwayat penyakit sistemik

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut kronis seperti : jantung, DM, asma, hipertensi, ginjal, TBC, dan

(3) Riwayat penyakit keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien.

(4) Riwayat keturunan kembar

Untuk mengetahui apakah dari keluarga mempunyai riwayat keturunan kembar atau tidak.

(5) Riwayat operasi

Untuk mengetahui apakah ibu sudah pernah operasi atau belum.

i) Riwayat perkawinan

Tanyakan status klien apakah ia sekarag sudah menikah atau belum menikah. Hal ini penting untuk mengetahui status kehamilan tersebut apakah dari hasil pernikahan yang resmi atau hasil dari kehamilan yang tidak diinginkan. Status pernikahanm bisa berpengaruh pada psikologis ibunya pada saat hamil(Astuti, 2012).

j) Riwayat keluarga berencana

Tanyakan pada klien metode KB apa yang selama ini ibu gunakan. Riwayat kontrasepsi diperlukan karena kontrasepsi hormonal dapat mempengaruhi EDD, dan karena penggunaan metode lain dapat membantu menanggali kehamilannya(Astuti, 2012).

k) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan dan keadaan nifas yang lalu(Astuti, 2012).

l) Pola kebiasaan sehari – hari

Pola kebiasaan sehari – hari menurut Astuti (2012), meliputi :

(1) Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi banyaknya, jenis makanan, dan pantangan makanan.

(2) Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, bau, serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, dan jumlah.

(3) Aktivitas

Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari – hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya.

(4) Istirahat/tidur

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur,

kebiasaan mengkonsumsi obat tidur dan kebiasaan tidur siang penggunaan waktu luang.

(5) Seksualitas

Walaupun ini adalah hal yang cukup privasi bagi pasien, namun bidan harus menggali data dari kebiasaan ini. Karena terjadi beberapa kasus keluhan dalam aktivitas seksual yang cukup mengganggu. Hal – hal yang perlu ditanyakan seperti frekuensi atau berapa kali melakukan hubungan seksual dalam seminggu.

(6) Personal hygiene

Data ini perlu kita kaji karena bagaimana pun juga hal ini akan mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya. Beberapa kebiasaan yang dilakukan dalam perawatan kebersihan seperti mandi, keramas, ganti baju, ganti celana dalam dan kebersihan kuku

(7) Penggunaan obat – obatan jamu dan rokok

Hal ini perlu dipertanyakan karena dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan janin, dan menimbulkan dengan lahir dengan berat badan lahir rendah bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan dan kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental (Astuti, 2012).

3) Data objektif

data objektif didapatkan dari pemeriksaan langsung pada pasien. Pemeriksaan Umum Astuti (2012), menyatakan bahwa pemeriksaan umum meliputi :

a) Status Generalis (1) Keadaan umum

Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati keadaan pasien secara keseluruhan (2) Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, kita dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari keadaan composmentis (kesadaran penuh) sampai dengan koma (dalam keadaan tidak sadar).

(3) Tanda – tanda vital (a) Tekanan darah

Untuk mengetahui tekanan darah pasien kita dapat melakukan pemeriksaan dengan tekanan darah. Tekanan darah normal, sistolik antara 110 sampai 140 mmHg dan diastolik antara 70 sampai 90 mmHg.

(b) Suhu

Untuk mengetahui suhu tubuh pasien kita bisa melakukan pemeriksaan menggunakan thermometer guna untuk mengetahui ada atau tidaknya tanda – tanda komplikasi kehamilan. Suhu normal 36,5°C sampai 37,5°C.

(c) Respirasi

Pernafasan ibu hamil harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 16 sampai 24 x/menit. Jika pernafasan kurang dari 16 atau lebih dari 24 x/menit periksa kemungkinan tanda – tanda komplikasi.

(d) Nadi

Nadi normal berkisar antara 60 sampai 100x/menit. Jika nadi diatas 100x/menit periksa dan pastikan adanya tanda – tanda yang mengarah kekomplikasi.

(4) Tinggi badan

Tinggi badan dilakukan saat pertama kali ibu melakukan pemeriksaan untuk mengetahui ukuran tinggi badan ibu hamil normalnya >145 cm

(5) Berat badan

Kenaikan berat badan secara mendadak dapat merupakan tanda bahaya komplikasi kehamilan. Kenaikan berat badan secara hamil normalnya 11kg. (6) Lila

Lingkar lengan atas dalam ibu hamil juga harus diukur untuk mengetahui ada komplikasi Kekurangan Gizi Kronis (KEK) atau tidak. LLA normal ibu hamil 23,5cm.

b) Pemeriksaan Sistematis

Pemeriksaan sistematis menurut Astuti (2012), meliputi : (1) Kepala

(a) Rambut

Meliputi pemerksaan rambu, warna, dan mudah rontok atau tidak.

(b) Muka

Meliputi pemeriksaan sistematis, oedema, dan

cloasma gravidarum.

(c) Mata

Untuk mengetahui konjungtiva, sklera serta ada atau tidak oedema pada mata.

(d) Hidung

Untuk mengetahui ada secret atau benjolan pada hidung.

(e) Telinga

Untuk mengetahui kesimetrisan kanan-kiri, tanda infeksi pada telinga dan serumen.

(f) Mulut

Untuk mengetahui adanya stomatitis, keadaan bibir, caries, pada gigi dan keadaan lidah kotor atau bersih.

(2) Leher

Untuk mengetahui adanya pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tyroid dan tumor.

(3) Dada dan axilla

(a) Mammae

Untuk mengetahui bentuk areola, hiperpigmentasi, keadaan puting susu, dan kolostrum atau cairan lain.

(b) Axilla

Untuk mengetahui pemeriksaan kelenjar linfe ketiak dan nyeri tekan.

(4) Ekstremitas

Untuk mengetahui oedema pada tanagan dan kaki, pucat pada kuku jari, varices dan reflek patella. c) Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis)

(1) Abdomen

Astuti (2012) menyatakan pemeriksaan abdomen meliputi :

(a) Inspeksi, untuk mengetahui bekas luka dan hiperpigmentasi (linea nigra, striae gravidarum). (b) Palpasi, untuk mengetahui letak presentasi,

posisi, dan penurunan kepala janin.

(c) Auskultasi, merupakan metode stetoskop untuk memperjelas pendengaran.

(d) Perkusi, merupakan metode pemeriksaan dengan mengetuk untuk membandingkan kiri dan kanan pad asetiap daerah permukaan tubuh. (2) Pemeriksaan panggul

Untuk menilai keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang menibulkan penyulit persalinan. Menurut Astuti (2009), menyatakan pemeriksaan panggul meliputi :

(a) Distansia spinarum yaitu jarak antara spina

iliaka anterior superior kanan dan kiri dengan

ukuran normal 23-26 cm.

(b) Distansia cristarum yaitu jarak antara spina

iliaka anterior superior kanan dan kiri dengan

ukuran normal 23-26 cm.

(c) Kojugata eksterna (boudeloqe) yaitu dari tepi atas simpisis pubis mengelilingi kebelakang melalui pertengahan SIAS keruas lumbal V

Dokumen terkait