• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

6. Kreativitas Belajar Matematika

xliv a. Pengertian Kreativitas

Kreativitas besar pengaruhnya terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Karena dengan kreativitas yang tinggi siswa tentunya akan memiliki kemampuan untuk menemukan ide-ide dengan cepat dan tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang muncul dengan bekal atau informasi yang mereka miliki. Banyak ahli psikologi yang telah mengidentifikasikan minat dengan berbagai variasi, karena kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks, yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Dalam bukunya tentang kreativitas, Julius Chandra (1994: 15) mengemukakan penapat dari beberapa ahli sebagai berikut:

1) Dr Myron S. Allen, dalam Psychodynamic Synthesis mengatakan bahwa kreativitas adalah perumusan-perumusan dari makna melalui sintesis. 2) John W. Haefele, dalam Creativity mengatakan bahwa kreativitas

dirumuskan sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang bernilai sosial.

3) George J. Seidel dalam The Crisis of Creativity mengatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menghubungkan dan mengaitkan, kadang-kadang dengan cara yang ganjil namun mengesankan, dan ini merupakan dasar pendayagunaan kreativitas dari daya rohani manusia dalam bidang atau lapangan mana pun.

Menurut Rhodes dalam Utami Munandar (2004: 20-21), dari segi penekanannya kreativitas dapat didefinisikan ke dalam empat jenis dimensi sebagai Four P’s of Creativity: Person, Process, Press, Product. Definisi kreativitas yang menekankan dimensi Person adalah Creative action is an imposing of one’s own whole personality on the environment in a unique characteristic way. Definisi kreativitas yang menekankan dimensi Process adalah Creativity is a process that manifest in self in fluency, in flexibility as well in originality of thinking. Definisi kreativitas dari dimensi Press adalah Creativity can be regarded as the quality of product or response judged to be creative by appropriate observes. Sedangkan definisi kreativitas dari dimensi Product adalah Creativity is the ability to bring something new into existence.

xlv

Dari definisi kreativitas yang dikemukakan oleh Rhodes di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu aspek pribadi, proses, pendorong atau motivasi, dan produk. Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya. Ditinjau dari proses, kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir. Definisi mengenai produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari prses kreativitas, ialah sesuatu yang baru, orisinalitas dan bermakna. Ditinjau dari aspek pendorong atau motivasi kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun dorongan eksternal dari lingkungan.

Conny R. Semiawan, dalam Reni Akbar Hadawi dkk (2004: 45), mengemukakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Utami Munandar, dalam Reni Akbar Hadawi dkk (2004: 47), pada uraiannya tentang pengertian kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasi, memecahkan masalah atau menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif.

Masih banyak definisi dan pandangan mengenai kreativitas, namun pada dasarnya terdapat persamaan antara definisi-definisi tersebut. Dari beberapa uraian definisi di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non-aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.

Ahli lain yang berpendapat tentang ciri-ciri anak kreatif yaitu menurut Sunel sebagaimana yang dikutip dalam Slametto (1995: 147) bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan sebagai berikut:

xlvi

2) Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru. 3) Panjang akal

4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti.

5) Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit. 6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.

7) Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas. 8) Berpikir fleksibel.

9) Menanggapi pernyataan yang diajukan secara cenderung memberi jawaban lebih banyak.

10)Kemampuan membuat analisis dan sintesis. 11)Memiliki semangat bertanya secara meneliti.

12)Memiliki daya abstraksi yang cukup baik.

13)Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.

Terdapat perbedaan yang cukup mencolok antara manusia yang kreatif dengan yang tidak kreatif, dilihat dari sikap dan karakternya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa:

Beberapa ciri manusia kreatif yaitu antara lain memiliki sifat ingin selalu tahu, fleksibel dalam berpikir, awas dan sensitif terhadap relasi dan kekeliruan, mengemukakan pendapat dengan teliti dan penuh keyakinan tidak tergantung kepada orang lain, berpikir ke arah yang tidak diperkirakan, berpandangan jauh, cukup menghadapi persoalan, tidak begitu saja mau menerima pendapat, dan kadang-kadang susah diperintah. (Ruseffendi, 1988: 238)

Dari pendapat yang dikemukakan oleh Ruseffendi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa manusia yang kreatif memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Manusia yang kreatif memiliki kecenderungan bersifat mandiri, memiliki rasa percaya diri yang kuat, berwawasan luas, cerdas, memiliki kemampuan berpikir yang tinggi, serta mampu menciptakan ide dan gagasan dalam memecahkan suatu masalah. b. Fungsi Kreativitas Dalam Belajar

Pada dasarnya belajar merupakan sebuah aktivitas yang meliputi aktivitas berbuat, bertingkah laku dan melakukan kegiatan. Manusia adalah

xlvii

insan Tuhan yang dikaruniai akal pikiran, sehingga dalam aktivitasnya memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengembangkan akalnya untuk berkreasi dan mencipta. Dalam rangka memberi makna pada proses dan hasil belajarnya bisa mendapatkan prestasi yang optimal, peranan kreativitas pada proses belajar sangatlah penting.

Menurut Arden N. Frandsen, yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata (1993: 3), hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut:

1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia luas.

2) Adanya sifat kreatif pada diri manusia dan keinginan untuk selalu maju. 3) Adanya kenginginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan

teman-teman.

4) Adanya keinginan untuk memperbaiki keadaan.

5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran. 6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari belajar.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu hal yang mendorong manusia untuk belajar adalah adanya sifat kreatif dalam dirinya dan keinginan untuk maju. Selain itu, manusia yang kreatif selalu berusaha untuk memberi makna pada proses belajarnya. Ia tidak pernah merasa takut pada kesalahan dan kegagalan. Keinginannya yang tinggi untuk segera bangkit dan belajar dari kegagalan akan mendorongnya pada pencapaian prestasi yang memuaskan. Hal ini sesuai dengan pendapat Utami Munandar (1988: 132) yang menyatakan bahwa anak yang termasuk kategori kreatif pada umumnya mempunyai inisiatif yang tinggi untuk selalu memperbaiki segala sesuatu sehinga menjadi lebih baik dan memuaskan.

c. Kreativitas Dalam Belajar Matematika

Matematika merupakan ilmu mengenai struktur dan hubungan. Struktur yang ditelaah adalah struktur mengenai pola, hubungan, dan aturan-aturan. Hubungan-hubungan tersebut di dalam matematika berbentuk rumus (teorema, dalil, postulat, aksioma) matematika. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa:

xlviii

Matematika berkaitan dengan ide-ide (gagasan-gagasan), struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur secara logis sehingga matematika itu berkaitan dengan konsep-konsep yang abstrak. Suatu kebenaran matematika dikembangkan berdasarkan atas alasan logis dengan menggunakan pembuktian deduktif. (Herman Hudoyo, 1988 : 3).

Matematika sebagai ilmu terstruktur memiliki simbol-simbol untuk membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi yang ditetapkan. Simbolisasi menjamin adanya komunikasi yang mampu memberikan keterangan mengenai suatu konsep. Konsep baru dalam matematika terbentuk karena adanya pemahaman terhadap konsep sebelumnya sehingga konsep-konsep dalam matematika tersusun secara hirarkis. Simbolisasi baru dikatakan berarti jika suatu simbol dilandasi dengan suatu ide yang disebut sebagai konsep. Jadi kita harus memahami suatu ide yang terkandung dalam simbol tersebut. Dengan kata lain, ide harus dipahami dulu sebelum ide tersebut disimbolkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar matematika tidaklah cukup dengan menghafalkan rumus-rumus saja, melainkan harus memahami secara sungguh-sungguh tentang konsep, aturan, serta hubungan-hubungan antara konsep dan aturan. Selain itu, pengertian dan pemahaman terhadap konsep-konsep tersebut harus dilakukan secara berurutan, tidak terputus-putus dan kontinu. Sedangkan untuk dapat memahami benar-benar aturan maupun konsep dalam matematika, dibutuhkan banyak latihan terutama dalam pemecahan suatu masalah yang disertai pula kreativitas dalam mengelola ide atau gagasan konsep-konsep matematika, pantang menyerah dan tidak takut gagal, teliti, kecenderungan untuk menyukai tantangan, serta mampu mengemukakan ide atau gagasan.

7. Tinjauan Materi

Dokumen terkait