• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.2.2. Kreativitas

2.2.2.1Pengertian Kreativitas

Kreativitas merupakan ide-ide baru dan memiliki manfaat. Kreativitas memiliki tiga komponen, yang masing-masing saling berkaitan, yaitu : expertise mencakup segala sesuatu yang diketahui oleh manusia, baik secara teknis, procedural, maupun intelektual ; creative thingking skill untuk menentukan fleksibilitas dan imajinasi seseorang ketika dihadapkan pada suatu permasalahan ; dan motivation yang melibatkan hasrat yang berasal dari dalam individu dan dorongan dari luar bagi individu tersebut untuk memecahkan permasalahan-permasalahan menurut Amabile, 1998 (dalam Bonifacius R. Wijayanto, 2003 : 126-127).

Menurut A. Dale Timpe (1993 : 106) mengatakan bahwa kreativitas merupakan hasil gagasan yang mendatangkan perbaikan efektif atau efisien suatu system. Untuk menjaga agar kreativitas alami tetap hidup dan produktif, adalah dengan memupuk, menangkap, dan menyalurkan kreativitas kearah yang positif dan konstruksi.

Menurut Munandar, S.C.U, 1977 dalam Surata (2003 : 93) merumuskan kreativitas sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibelitas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasikan (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.

Beberapa definisi tentang kreativitas tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kreativitas merupakan aktivitas berpikir yang menghasilkan sesuatu yang sifatnya baru, bermanfaat dan dapat di mengerti.

2.2.2.2Komponen Kreativitas

Menurut Subagjo, 2001 yang dikutip oleh Lestari (2005 : 13) komponen- komponen kreativitas ada tiga yaitu :

1. Berpikir secara imajinatif atau kreatif

Adalah bagaimana seseorang memandang persoalan dan pemecahannya yaitu kapasitas untuk memadukan berbagai gagasan baru atau lama dalam kombinasi yang baru dan hal ini memang erat hubungannya dengan kepribadian. Keterampilan untuk berfikir secara kreatif bisa dilatih dengan mengikuti pelatihan-pelatihan manajemen yang memberikan berbagai alat berfikir untuk memandang persoalan dan menghasilkan gagasan untuk solusinya.

2. Keahlian

Meliputi semua yang di ketahui oleh seseorang, termasuk semua yang mampu di lakukannya dalam bidang pekerjaannya. Sebagai contoh seorang ilmuwan di perusahaan farmasi yang bertanggung jawab mengembangkan obat pembeku darah bagi penderita hemophilia. Keahliannya meliputi kemampuan berpikir ilmiah, juga pengetahuan dn kemampuan teknis yang dimiliki dalam bidang farmasi, kimia, biologi, dan biokimia. Tidak penting bagaimana ilmuwan tersebut memperoleh kehliannya tersebut, bisa secara formal atau tidak formal.

3. Motivasi

Motivasi bisa datang dari luar diri kita, yang dikenal dengan istilah

extrinsic, dan dari dalam yang dikenal dengan istilah intrinsic. Motivasi extrinsic bentuknya bisa berupa imbalan, ataupun bisa pula hukuman. Motivasi extrinxic lebih muda dikelola oleh manajemen perusahaan, hasilnya bisa positif dan bisa pula negative. Gairah dan minat, yaitu keinginan yang berasal dari dalam diri seseorang dan merupakan motivasi yang intrinsic.

2.2.2.3Faktor-Faktor Pendukung Kreativitas

Perlu adanya perhatian yang diberikan pada praktek-praktek manajemen yang mempengaruhi ketiga komponen kreativitas, dalam Subagjo, 2001 yang dikutip oleh Lestari (2005 : 14) yaitu :

1. Tantangan

Meningkatkan kreativitas dengan jalan menyesuaikan (kemampuan atau karakter) orang dengan tugasnya merupakan tantangan bagi manajer.

2. Kebebasan

Kebebasan memang diperlukan tapi harus ada aturan mainnya, maksudnya bahwa kebebasan bagi karyawan agar lebih kreatif lagi.

3. Sumber Daya

Ada dua sumber daya yang penting yang berpengaruh pada kreativitas yaitu waktu dan uang. Dimana manajer perlu membagiakan kedua sumber daya tersebut dengan hati-hati. Seperti misalnya menyesuaikan orang dengan tugas yang pas, menentukan beberapa banyak uang dan waktu diberikan pada kelompok kerja dan lain-lain.

4. Kekhasan kelompok kerja

Bila ingin membangun sebuah kelompok erja yang penuh gagasan, maka perhatian harus dicurahkan pada desain kelompok itu. Artinya, kelompok harus didesain sedemikian rupa sehingga anggotanya saling melengkapi melalui keanekaragaman perspektif dan latar belakang. Bila komposisi kelompok kerja cukup beragam, bisa dharapkan akan terjadi penggabungan dan penyempurnaan gagasan dengan cara yang menarik.

5. Dukungan penyeliaan

Dukungan penyelia ini dibutuhkan gua menumbuhkan motivasi karyawan yang nantinya mempengaruhi tingkat kreatif karyawan.

6. Dukungan perusahaan

Dukungan dari atasan sangat berarti bagi kesuburan kreativitas, apalagi bila dilengkapi dengan dukungan organisasi atau perusahaan. Dukungan organisasi juga direfleksikan dengan kebijakan-kebijakan serta system dan prosedur yang memperlancar arus kreativitas. Hal ini ditambah dengan akses terhadap informasi yang bakal mendukung tiga komponen kreativitas.

2.2.2.4Sifat-Sifat Khas Orang Yang Kreatif

Orang-orang yang kreatif bukan jenius tetapi bersifat fleksibel dan mencari pemecahan dalam bidang yang belum diteliti, sifat-sifatnya menurut A. Dale Timpe (1993 : 90) :

1. Sensitivitas terhadap lingkungan

Ada suatu kemampuan untuk melihat segala sesuatu, memperhatikan masalah atau ada satu kepandaian khusus untuk melakukan pengamatan-pengamatan yang luar biasa dan rinci.

2. Fleksibel, terbuka, ingin tahu, dan selektif

Penyesuaian dengan setiap perkembangan serta perubahan baru dilakukan dengan cepat, pemecahan-pemecahan yang unik terhadap setiap masalah.

3. Toleransi terhadap kesamaran

Orang yang kreatif mentoleransi ketidaktentuan, kerumtan, dan ketidakteraturan karena keadaan ini mendatangkan jawaban-jawaban yang diinginkan.

4. Fleksibilitas mental

Pikiran kreatif memperlihatkan mobilitas ketika data dan gagasan yang berhubungan dan tidak berhubungan diatur kembali, dimodifikasi dan diidentifikasikan kembali. Jika tidak terjadi pemikiran yang berarti bagi suatu masalah, pekerjaan dihentikan.

2.2.2.5Manajer Kreatif

Seorang manajer perlu terus menerus meningkatkan situasi kerja dengan mendorong gagasan-gagasan orisinal dan bukan merintanginya. Manajemen kreatif diperlukan dalam menetapkan sasaran, memotivasi anggota kelompok, dan mengubah sasaran organisasi. Suasana organisasi yang diharapkan mendorong kreativitas (dalam A. Dale Timpe, 1993 : 113) ditentukan oleh :

1. Hubungan yang baik antara atasan dan bawahan

Seorang manajer berupaya keras untuk membangun suatu suasana yang mendorong perubahan dan gagasan baru, dimana dapat merangsang kreativitas individu yang positif.

2. Keterbukaan komunikasi

Keberhasilan kreatif tercipta dari pekerjaan orang lain. Hubungan dengan sumber luar harus didorong, menghalangi komunikasi akan menghambat kreativitas.

3. Dukungan dan kerjasama yang kreatif

Ciptakan suasana prosedur yang psti untuk pertimbangan yang adil dan konsisten atas gagasan yang diemukakan bawahan. Kumpulan para pekerja yang memiliki berbagai keterampilan dan pengalaman untuk membangun suatu gabungan kreativitas yang akan berhasil baik.

2.2.2.6Hal-hal yang dapat menghalangi kreativitas

Dibawah ini disebutkan tujuh rintangan organisasional yang dapat menghalangi jalan untuk berkreatif menurut Cambell, dalam Lestari (2005 : 31 ) :

1. Rasa takut gagal

Kekuatan akan kegagalan organisasi karena tidak akan mengembangkan kreativitas sehingga organisasi tidak akan mencoba-coba serta menciptakan inovasi baru sehingga hanya menonton saja, idak ada kemajuan.

2. Terlalu sibuk dengan tata tertib dan tradisi

Kalau segala-galanya terjadi seperti direncaakan, teratur, licin, tidak akan terjadi inovasi. Perhatian yang keterlaluan terhadap tata tertib

juga mencerminkan kekuatan kalau terjadi kekacauan dalam hubungan antar manusia, sehingga tidak ada perubahan membangun dan positif.

3. Gagal melihat kekuatan yang ada

Karena kegagalan untuk melihat kekuatan sendiri dan orang-orang disekitar akan menyebabkan orang tidak lagi dapat menghargai sumber daya yang ada pada orang, barang, atau lingkungannya sendiri.

4. Terlalu pasti

Terlalu pasti (overcertainty) merupakan penyakit khas kaum spesialis karena orang yang demikian kurang terbuka terhadap pendekata-pendekatan baru sehingga tidak ada keinginan untuk menciptakan kreasi dan inovasi yang baru.

5. Enggan untuk mempengaruhi

Banyak orang dengan ide-ide cemerlang sering tidak mau tampak sebagai orang-orang yang lancar menekan-nekankan ide mereka dan ragu-ragu untuk berdiri berdasarkan keyakinan mereka.

6. Enggan untuk bermain-main

Dalam organisasi formal, apabila besar, orang biasanya bertindak terlalu resmi dan serius. Karena tidak mau tampak bodoh, mereka jarang mencoba hal yang baru. Sikap “bermain-main” mempunyai peran dalam kehidupan, sikap bermain-main dan kesukaan untuk bermain-main itu penting dalam organisasi untuk mengembangkan kreativitas yang terpendam.

7. Terlalu mengharapkan hadiah

Karena kecemasan yang diakibatkan oleh keinginan untuk mendapatkan hadiah itu, menghambat proses kerja dan menyumbat kreativitas.

Dokumen terkait