(Persero) DI SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan oleh :
RINI ROHMAWATI
0613010022/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(Persero) DI SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan oleh :
RINI ROHMAWATI
0613010022/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
Segala puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan
menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula
memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH
KERJASAMA TIM DAN KREATIVITAS TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GARAM (Persero) DI SURABAYA”
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam
penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang
dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan
dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun
sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3. Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
ii
yang dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi
petunjuk yang sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Mami yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya
secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga mampu
menghantarkan penulis menyelesaikan studinya dan buat ayahanda yang slalu
dihatiku skripsi ini kupersembahkan untuk beliau akhirnya aku lulus dan dapat
gelar juga aku tau ayah bangga diatas sana.
7. Keluarga besar, Puw dan teman-teman satu bimbingan yang telah memberikan
semangat dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.
8. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”
Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan
skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi
perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini
memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Oktober 2010
Halaman
KATA PENGANTAR... i
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAK ... xii
BAB I : PENDAHULUAN... 1
1.1. Latar Belakang Masalah... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 8
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu... 8
2.2. Landasan Teori... 11
2.2.1. Kerjasama Tim ... 11
2.2.1.1. Pengertian Kerjasama Tim... 11
2.2.1.2. Macam-macam Tim ... 13
2.2.1.3. Kunci Keberhasilan Kerjasama Tim ... 14
Kerjasama Tim ... 17
2.2.1.5. Sifat Karakter Dalam Kerjasama Tim... 18
2.2.2. Kreativitas ... 21
2.2.2.1. Pengertian Kreativitas ... 21
2.2.2.2. Komponen Kreativitas ... 22
2.2.2.3. Faktor-faktor Pendukung Kreativitas... 23
2.2.2.4. Sifat-sifat Khas Orang Yang Kreatif... 25
2.2.2.5. Manajer Kreatif ... 26
2.2.2.6. Hal-hal Yang Dapat Menghalangi Kreativitas ... 27
2.2.3. Kinerja Manajerial ... 29
2.2.3.1. Pengertian Kinerja Manajerial ... 29
2.2.3.2. Penilaian Kinerja... 32
2.2.3.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial ... 33
2.2.3.4. Fungsi Manajemen ... 35
2.2.4. Teori Yang Melandasi Pengaruh Kerjasama Tim Dengan Kinerja Manajerial ... 36
2.2.5. Teori Yang Melandasi Pengaruh Kreatifitas Dengan Kinerja Manajerial ... 37
2.3. Kerangka Pikir ... 39
2.4. Hipotesis... 41
3.1.1.Definisi Operasional………... 42
3.1.2. Pengukuran Variabel……….…. 43
3.2. Teknik Penentuan Sampel... 45
3.3. Teknik Pengumpulan Data... 46
3.3.1. Jenis Data……… 46
3.3.2. Sumber Data………... 46
3.3.3. Pengumpulan Data………. 46
3.4. Uji Kualitas Data... 47
3.4.1. Uji Validitas ... 47
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 48
3.4.3. Uji Normalitas... 48
3.5. Uji Asumsi Klasik ... 49
3.6. Teknik Analisis dan Uji Kecocokan Model ... 51
3.6.1. Teknik Analisis ... 51
3.6.2. Uji Kecocokan Model ... 51
BAB IV : HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ……….. 54
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ……… . 54
4.1.1. Profil Perusahaan ……… .... 54
4.1.2. Profil Bisnis ………... 57
4.1.3. Bentuk dan Struktur Organisasi ……….. .... 59
4.2.1. Penyebaran Kuesioner ………... 64
4.2.2. Distribusi Variabel Penelitian ……….. ... 64
4.2.3. Uji Validitas dan Relibilitas ………. ... 68
4.2.3.1. Uji Validitas ……… ... 69
4.2.3.2. Uji Reliabilitas ……… ... 72
4.2.4. Uji Normalitas dan Asumsi Klasik ……… ... 73
4.2.4.1. Uji Normalitas ……….... 73
4.2.4.2. Uji Asumsi Klasik ……….. .... 74
4.2.5. Analisis Regresi Linier Berganda ……… ... 75
4.2.5.1. Persamaan Regresi Linier Berganda …….. .... 76
4.2.5.2. Koefisien Determinasi (R2) ……… .... 77
4.2.5.3. Uji F ………. .. 78
4.2.5.4. Uji t ……….. .. 79
4.3. Pembahasan ……….. .. 80
4.3.1. Implikasi Praktis ………... .. 80
4.3.2. Pengembangan Ilmu Pengetahuan ………... ... 82
4.3.3. Perbedaan Peneliti dengan Penelitian Terdahulu... . 83
4.3.4. Keterbatasan Penelitian ………... 84
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 85
5.1. Kesimpulan ……… . 85
5.2. Saran ……….. . 86
Tabel 1.1. : Data Target Penjualan Tahun 2004-2006 ……… 4
Tabel 1.2. : Data Target Laba Tahun 2004-2006 ………. ... .. 5
Tabel 3.1. : Ketentuan Uji Durbin Watson ………. .. 50
Tabel 4.1. : Distribusi Penyebaran Kuesioner ………... .. 64
Tabel 4.2. : Deskripsi Variabel Kerjasama Tim (X1) ……… . .. 65
Tabel 4.3 : Deskripsi Variabel Kreativitas (X2) ……….. .. 66
Tabel 4.4. : Deskripsi Variabel Kinerja Manajerial (Y) ……….. .. 67
Tabel 4.5. : Hasil Uji Validitas Variabel Kerjasama Tim Putaran Ke-1 …... .. 69
Tabel 4.6. : Hasil Uji Validitas Variabel Kerjasama Tim Putaran Ke-2 ……. .. 70
Tabel 4.7. : Hasil Uji Validitas Variabel Kreativitas ……… .. .. 70
Tabel 4.8. : Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial Putaran Ke-1…. .. 71
Tabel 4.9. : Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial Putaran Ke-2 .. . .. 71
Tabel 4.10. : Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial Putaran Ke-3 …. 72 Tabel 4.11. : Hasil Uji Reliabilitas ……….. .. 72
Tabel 4.12. : Hasil Uji Normalitas ………. . .. 73
Tabel 4.13. : Hasil Nilai VIF ………... .. 74
Tabel 4.14. : Hasil Uji Rank Spearman ………. . .. 75
Tabel 4.15. : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ………... .. 76
Tabel 4.16. : Nilai Koefisien Determinasi ……… 77
Tabel 4.17. : Uji F ……… . 78
Tabel 4.18. : Uji t ……… . 79
Gambar 2.1. : Gambar Teori Keseimbangan ……….. .... .. 37
Gambar 2.2. : Diagram Kerangka Pikir ………. . .. 40
Lampiran 1 : Kuesioner
Lampiran 2 : Rekapitulasi Jawaban Responden
Lampiran 3 : Output Uji Validitas dan Reliabilitas Pada Variabel
Kerjasama Tim (X1)
Lampiran 4 : Output Uji Validitas dan Reliabilitas Pada Variabel
Kreativitas (X2)
Lampiran 5 : Output Uji Validitas dan Reliabilitas Pada Variabel Kinerja
Manajerial (Y)
Lampiran 6 : Input Regresi
Lampiran 7 : Output Uji Normalitas Pada Variabel Kerjasama Tim,
Kreativitas dan Kinerja Manajerial
Lampiran 8 : Output Uji Pengaruh Kerjasama Tim dan Kreativitas
Terhadap Kinerja Manajerial
Lampiran 9 : Output Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas
Lampiran 10 : Struktur Organisasi PT. GARAM (Persero) di Surabaya
(Persero) DI SURABAYA
Oleh : Rini Rohmawati 0613010022/FE/EA
ABSTRAKSI
PT. GARAM (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam usaha memproduksi dan memasarkan garam bahan baku untuk industry dan garam olahan untuk konsumsi. Berdasarkan fenomena menunjukkan bahwa kinerja perusahaan kurang efektif dalam pencapaian target laba, hal ini disebabkan adanya produk pesaing baru yang harganya relatif lebih rendah dibandingkan produk GARAM (Persero), karena itu penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh kerjasama tim dan kreativitas terhadap kinerja manajerial.
Sampel dalam penelitian ini adalah 20 orang kepala divisi dan kepala bagian PT GARAM (Persero), dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Variabel yang diteliti adalah kerjasama tim (X1) dan kreativitas (X2) sebagai
variabel bebas serta kinerja manajerial (Y) sebagai variabel terikat.
Berdasarkan analisa regresi linier berganda menyimpulkan bahwa kerjasama tim dan kreativitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manager, secara parsial kerjasama tim tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial dan secara parsial kreativitas berpengaruh terhadap kinerja manajerial.
1
1.1. Latar Belakang Masalah
Di masa mendatang, persaingan di antara perusahaan akan semakin
intensif sebagai akibat dari perkembangan teknologi yang pesat,
meningkatnya perubahan pada selera konsumen, serta perubahan dan
lingkungan yang semakin radikal yang sering terjadi hampir pada semua
aspek kehidupan manusia sebagai dampak globalisasi, telah menimbulkan
pergeseran dan paradigma baru.
Kecepatan perubahan yang semakin meningkat, pasti ada ruang
lingkup bagi para praktisi kreatif untuk membantu organisasi tidak hanya
menghadapi permasalahan-permasalahan saat ini, tetapi juga mengantisipasi
dan memberikan kontribusi terhadap tantangan di masa mendatang, dengan
menciptakan pemahaman masa depan yang lebih baik.
Pada saat ini, organisasi yang berhasil merupakan mereka yang dapat
mengantisipasi secara baik tren-tren di masa mendatang, atau setidaknya
memiliki fleksibilitas untuk memberikan respon secara lincah dan efektif
terhadap peluang-peluang baru. Tantangan di masa mendatang terutama
menyangkut ketepatan waktu, sebagai akibat dari kecepatan perubahan yang
meningkat, “hari” esok akan datang lebih cepat.
Peran memenangkan persaingan maka manajemen perusahaan harus
maka diperlukan kemampuan manajerial yang semakin tinggi dari seorang
manajer, kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut seorang manajer
harus pandai menentukan tujuan perusahaan.
Pada dasarnya tujuan perusaahan adalah meningkatkan kinerja
sebaik mungkin untuk tercapainya tujuan perusahaan, mampu bertahan
dalam persaingan dengan perusahaan lain, serta dapat mencapai target laba,
karena itu perusahaan harus dapat memanfaatkan sumber-sumber ekonomi
terbatas secara efektif dan efisien.
Lingkungan yang dinamik dan kompleks merupakan pembuatan
keputusan yang cepat, pendekatan fleksibel, pekerjaan berdasarkan
knowledge serta proses intensif capital (Lawler, 1993 dalam Diana, 2003 :
754). Pada kondisi tersebut membutuhkan keterlibatan pekerjaan yang
sangat tinggi dalam organisasi melalui pembentukan tim. Kerjasama tim
merupakan salah satu unsur fundamental dalam perusahaan, tim merupakan
sekelompok orang yang mempunyai tujuan bersama, dengan adanya
kerjasama yang kompak antara atasan dan bawahan atau dengan mitra kerja
akan memungkinkan terjadinya penambahan laba perusahaan.
Pembentukan suatu tim tidak dengan sendirinya akan berjalan
sebagaimana yang diharapkan, untuk itu di perlukan usaha mengatasi yang
dapat menghambat kesuksesan kerjasama tim dan di butuhkan pula berbagai
upaya agar tim dapat mencapai misi dan tujuan pembentukannya (King
Kinerja manajer adalah hasil kerja manajer perusahaan dari aspek
manajerial dalam memanfaatkan aset-aset perusahaan untuk mencapai
(wealth creating institution) melalui kemampuan serta usaha beberapa orang
lain yang berada didalam daerah wewenangnya.
Tanggung jawab manajer adalah mengkoordinasikan, menumpuk,
mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan kreatif para karyawan
kearah pencapaian sasaran organisasi. Manajemen kreatif perlu dilakukan
dalam menetapkan sasaran dan mengubah sasaran organisasi. Suasana
organisasi yang diharapkan mendorong kreativitas di tentukan : Hubungan
yang baik antara atasan dan bawahan, Keterbukaan komunikasi, Dukungan
dan kerjasama yang efektif.
Beberapa peneliti bidang akuntansi menyatakan bahwa kinerja
perusahaan yang rendah disebabkan oleh ketergantungan terhadap sistem
akuntansi manajemen perusahaan yang gagal dalam penentuan
sasaran-sasaran yang tepat (Kaplan dalam Retno Kurnianingsih, 2001 : 29).
PT. GARAM (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik
Negara yang bergerak dalam usaha memproduksi dan memasarkan garam
bahan baku untuk industry dan garam olahan untuk konsumsi. PT. GARAM
(Persero) tentunya tidak terlepas dari kondisi persaingan yang semakin
tajam sehingga harus segera diarahkan untuk dapat menjadi perusahaan
yang mampu bersaing, karena PT. GARAM (Persero) terus berkembang
penjualan dari tahun 2004–2006 yang diperoleh dari bagian penjualan dapat
diketahui :
Tabel 1.1 : Data jumlah target penjualan dan realisasi penjualan PT.
Garam (Persero) pada periode 2004 - 2006
Dalam Rp 000,-
Tahun Target Penjualan Realisasi Penjualan Selisih
Penjualan (%)
2004 182.867.415 103.026.510 4,4
2005 169.751.250 115.702.468 31,8
2006 170.587.615 117.172.208 31,3
Sumber : PT. GARAM (Persero)
Terlihat dari data realisasi penjualan dan target penjualan diatas
terdapat adanya permasalahan antara penjualan yang hendak dicapai dengan
hasil pencapaian penjualan tersebut.
Dapat dilihat pada tahun 2004 terdapat selisih antara target dan
realisasi pada penjualan sebesar 4,4 % pada tahun 2005 selisih antara target
dan realisasi pada penjualan sebesar 31,8 % dan pada tahun 2006 selisih
antara target dan realisasi pada penjualan sebesar 31,3 %.
Dari kondisi diatas maka menyebabkan realisasi laba juga tidak
Tabel 1.2 : Data jumlah target laba dan realisasi laba PT. Garam
(Persero) pada periode 2004 – 2006.
Dalam Rp 000,-
Tahun Target Laba Realisasi Laba Selisih laba
(%)
2004 8.715.623 2.419.258 72,2
2005 5.286.748 5.154.604 2,5
2006 2.944.978 2.371.269 19,5
Sumber : PT. GARAM (Persero).
Berdasarkan data diatas terdapat selisih antara target dan realisasi laba
pada tahun 2004 sebesar 72,2 % pada tahun 2005 selisih antara target dan
realisasi laba sebesar 2,5 % dan pada tahun 2006 selisih antara target dan
realisasi sebesar 19,5 %.
Data dan penjelasan diatas menunjukkan bahwa kinerja
perusahaan kurang efektif dalam pencapaian target laba.
Hal ini disebabkan adanya produk pesaing baru yang harganya
relatif lebih rendah dibandingkan produk GARAM (Persero), karena itu
perlu adanya kerjasama tim dan kreativitas yang tinggi dari seorang
manajer, dengan demikian kerjasama tim dan kreativitas yang telah
dijelaskan diatas diharapkan dapat mempengaruhi kinerja manajer dan
mampu mengatasi terjadinya penurunan laba yang terjadi pada tahun
sebelumnya yang merupakan permasalahan dalam perusahaan.
Peningkatan kinerja perusahaan dalam mencapai profitabilitas di
perlukan kreativitas anggota organisasi, dengan adanya kreativitas dalam
dan mempermudah cara kita bekerja diharapkan dapat meraih keuntungan
bagi perusahaan, dengan demikian untuk meningkatkan kinerja manajer
yang dalam memanfaatkan asset perusahaan diperlukan usaha yang kreatif
dalam menentukan sasaran-sasaran perusahaan.
Untuk itu, peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul
“Pengaruh Kerjasama Tim dan Kreativitas Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. GARAM (Persero) di Surabaya”.
1.2. Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya maka dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu :
Apakah kerjasama tim dan kreativitas mempunyai pengaruh terhadap
kinerja manajerial?
Manakah yang mempunyai pengaruh dominan antara kerjasama tim dan
kreativitas terhadap kinerja manajerial?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan :
Untuk membuktikan secara empiris pengaruh kerjasama tim dan
kreativitas terhadap kinerja manajerial.
Untuk membuktikan secara empiris pengaruh paling dominan antara
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kerjasama tim dan
kreativitas terhadap kinerja manajer.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam
menerapkan ilmu pengetahuan yang diterima dengan kenyataan
yang terjadi diperusahaan.
Penelitian ini merupakan kesempatan berpikir secara alamiah dan
memperdalam wawasan mengenai pengaruh kerjasama tim dan
kreativitas terhadap kinerja manajer.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dan tambahan
informasi dalam hal pengaruh kerjasama tim dan kreativitas terhadap
kinerja manajemen.
3. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah
referensi sebagai bahan penelitian yang akan datang terhadap materi
8
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan kinerja manajer
pernah dilakukan oleh penelitian lain yang dapat digunakan sebagai
referensi dalam penelitian ini, berikut dikemukakan beberapa hasil
penelitian oleh :
1. Ifa Wahyu Lestari (2005)
“Pengaruh Motivasi dan Kreativitas Terhadap kinerja manajer pada PT.
Coca Cola Amatil Surabaya”
Dalam penelitian ini permasalahan yang dibahas adalah untuk
mengetahui pengaruh motivasi dan kreativitas terhadap kinerja manajer.
Variabel yang diteliti adalah motivasi dan kreativitas sebagai variabel
independent dan kinerja manajer sebagai variabel dependen yang
menggunakan regresi linier berganda. Adapun kesimpulan yang dapat
diambil dari peneliti tersebut adalah motivasi dan kreativitas
berpengaruh positif terhadap kinerja manjer.
2. Ellysa Beth Noviyanti K (2006)
“Pengaruh Fokus Pelanggan, Kerjasama Tim, dan Perbaikan
berkesinambungan Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Pos
Dalam penelitian ini permasalahan yang dibahas adalah untuk
mengetahui apakah fokus pelanggan, kerjasama tim, dan perbaikan
berkesinambungan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
Variabel yang diteliti adalah fokus pelanggan, kerjasama tim, dan
perbaikan berkesinambungan sebagai variabel independen dan kinerja
manajerial sebagai variabel dependen yang menggunakan regresi linier
berganda. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian
tersebut adalah fokus pelanggan, kerjasama tim, perbaikan
berkesinambungan secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja
manajerial, dan perbaikan berkesinambungan merupakan variabel yang
berpengaruh dominan terhadap kinerja manajerial.
3. Kurnianingsih dan Indriantoro (2001)
“Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan
Terhadap Keefektifan Penerapan Total Quality Management”.
Hasil penelitian menyatakan bahwa interaksi antara variabel
system pengukuran kinerja dan system penghargaan mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, dalam arti
perusahaan yang menerapkan teknik TQM secara langsung
meningkatkan kinerja manajerial”.
4. Nur Diana (2003)
“Analisis Hubungan Kompleksitas Organisasi, Keterlibatan Tim,
Diversitas Ukuran Kinerja, Besar Kopensasi, Partisipasi Terhadap
Hasil penelitian menyatakan bahwa berdasarkan pengujian
terhadap hipotesis dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kompleksitas berhubungan positif dengan keterlibatan tim
2. Keterlibatan tim berhubungan dengan diversitas ukuran kinerja
3. Keterlibatan tim, diversitas ukuran kerja berhubungan positif dengan
besar kompensasi yang diberikan anggota tim
4. Diversitas ukuran kinerja berpengaruh positif terhadap kinerja tim.
5. Wijayanto (2003)
“Sumber Daya Manusia, Kreativitas, Inovasi Pengetahuan Sebagai
Sumber Keunggulan Kompetitif Berkesinambungan”.
Hasil penelitian menyatakan bahwa pengetahuan merupakan
sumber daya yang dapat memberikan kemanfaatan yang luar biasa bagi
seluruh aktivitas juga memberikan manfaat strategis bagi organisasi.
Pemikiran sikap dan perilaku kreatif dan inovasi menjanjikan kepada
organisasi fleksibilitas dan adaptabilitas terhadap perubahan lingkungan
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Kerjasama Tim
2.2.1.1 Pengertian Kerjasama Tim
Tim adalah sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama atau
sekumpulan orang yang berdasarkan keahlian masing-masing yang
bersifat saling melengkapi, bekerja sama untuk mewujudkan tujuan
tertentu (Tjiptono dan Diana, 2001 : 165).
Sebuah tim dibentuk untuk mewujudkan tujuan tertentu, ada tim
yang dibentuk untuk pengembangan produk, pengembangan system,
improvement terhadap kualitas penyelesaian masalah atau perekayasaan
kembali system yang digunakan untuk melayani pelanggan. Kerjasama
tim merupakan salah satu unsur fundamental dalam Total Quality
Management, dalam kerjasama tim ini, tiap individu saling membantu
dalam hal yang bersifat kebersamaan, hal yang susah menjadi lebih
mudah jika dilakukan secara bersama-sama, sehingga tujuan perusahaan
dapat tercapai.
Menurut Perry. L. Johnson, Rob Kantner, and Marcia A Kikora
yang dikutip Goetsch dan Davis (1994 : 275), mengenai kerjasama tim
dan individual adalah sebagai berikut :
“If we act as a group of individuals, concerned with individual goals, we
waste time, motion, effort, and resources-frecuently missing the group
goal or even making it impossible to achieve. When we act as a team, we
Berdasarkan kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa jika kita
bersikap layaknya kelompok individu dan lebih mementingkan tujuan
individu maka kita akan membuang-buang waktu, tenaga, dan
penghasilan seringkali tujuan kelompok tidak mungkin untuk dicapai,
tetapi jika bersikap seperti sebuah tim, maka pekerjaan dan masalah
dapat teratasi. Factor-faktor yan mendasari perlunya dibentuk tim-tim
tertentu dalam suatu perusahaan (Tjiptono dan Diana, 2001 : 165)
adalah:
1. Pemikiran dari 2 orang atau lebih cenderung lebih baik daripada
pemikiran satu orang saja.
2. Konsep sinergi [ 1+1>2 ], yaitu bahwa hasil keseluruhan (tim) jauh
lebih baik daripada jumlah bagiannya (anggota individual).
3. Anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya sehingga
mereka dapat saling membantu.
4. Kerjasama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik.
Tidak semua kumpulan orang dapat dikatakan tim. Untuk dapat
dianggap sebagai tim maka sekumpulan orang tertentu harus memiliki
karakteristik sebagai berikut menurut Tjiptono dan Diana (2001 : 166) :
1. Ada kesepakatan terhadap misi tim (Agreement Exist as to the
team’s mission).
Agar suatu kelompok dapat menjadi tim dan supaya tim tersebut
dapat bekerja dengan efektif, semua anggotanya harus memahami
2. Semua anggota mentaati peraturan tim yang berlaku
(membersadhere to team ground rules).
Suatu tim harus mempunyai peraturan yang berlaku, sehingga dapat
membentuk kerangka usaha pencapaian misi. Suatu kelompok atau
group dapat menjadi tim manakala ada kesepakatan terhadap
peraturan yang berlaku.
3. Ada pembagian tanggung jawab dan wewenang yang adil (Fair
distribution of responbility and authority exist).
Keberadaan tim tidak meniadakan struktur dan wewenang. Tim
dapat berjalan dengan baik apabila tanggung jawab dan wewenang
dibagi dan setiap anggota diperlakukan secara adil.
4. Orang beradaptasi terhadap perubahan (People adapt to change).
Setiap anggota tim harus dapat saling membantu dalam beradaptasi
terhadap perubahan secara positif.
2.2.1.2 Macam-macam Tim
Menurut Perry Johnson, Rob Kantner, dan Marcia Kikora (dalam
Goetsch dan Davis, 1994, pp. 214-215), umumnya tim dapat
diklasifikasikan kedalam tiga jenis, yaitu :
1. Tim penyempurna departemen (Departement improvement team)
Jenis ini yang paling banyak dijumpai. Tim terdiri dari personil yang
menyusun unit, departemen atau fungsi tertentu dalam organisasi dan
2. Tim perbaikan proses (Proces improvement team).
Tim ini memiliki misi untuk melakukan perbaikan terhadap
keseluruhan proses, oleh karena itu tim ini terdiri dari personil dari
setiap fase proses.
3. Gugus tugas (Task Force).
Gugus tugas sering kali disebut pula tim proyek, yaitu tim sementara
yang dibentuk untuk suatu misi tertentu, yang termasuk dalam
kelompok ini adalah tim proyek khusus dan tim proyek pemevahan
masalah. Gugus tugas terdiri dari orang-orang yang sanggup
memenuhi misi khususnya, gugus tugas tersebut akan dibubarkan bila
misinya telah tercapai.
2.2.1.3 Kunci Keberhasilan Kerjasama Tim
Kerjasama tim bukanlah suatu yang dapat memperbaiki segala
sesuatu dengan cepat, pembentukan tim yang kurang baik dapat merusak
pelaksanaan aktivitas organisasi-organisasi, untuk itu diperlukan usaha
mengatasi faktor-faktor yang dapat menghambat kesuksesan kerjasama
tim dan dapat dibutuhkan pula berbagai upaya agar tim dapat mencapai
misi dan tujuan pembentukannya. King, (dalam Goetsch dan Davis,
1994, pp. 218-219) merekomondasikan sepuluh strategi yang ia sebut
sepuluh perintah tim (The Ten Team Commandements) untuk
meningkatkan kinerja suatu tim dalam pencapaian tujuan organisasi.
1. Saling ketergantungan (Interdependence)
Saling ketergantungan diperlukan diantara para anggota tim dalam hal
informasi, sumber daya, pelaksanaan tugas dan dukungan. Adanya
saling ketergantungan dapat memperkuat kerjasama tim.
2. Perluasan tugas (Stretching tasks)
Setiap tim harus diberikan tantangan, karena reaksi atau tanggapan
terhadap tantangan tersebut akan membentuk semangat persatuan.
3. Penjajaran (Aligment)
Pemimpin tim harus bersedia menyisihkan sikap individualnya dalam
rangka mencapai misi bersama.
4. Bahasa yang umum (Common language)
Pemimpin tim harus mengusahakan penggunaan bahasa yang umum,
karena biasanya anggota tim berasal dari departemen yang berbeda
(pemasaran, akuntansi, dan lain-lain) yang memiliki istilah teknik
sendiri-sendiri.
5. Kepercayaan / respek (Trust / respect)
Dibutuhkan waktu dan usaha untuk membentuk kepercayaan dan
respek agar setiap anggota tim dapat bekerja sama.
6. Kepemimpinan / keanak buahan yang dibagi rata (Shared leadership /
followership)
Setiap orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda oleh
tertentu setiap anggota tim sehingga kepemimpinan dan keanakbuahan
dapat dibagi bersama.
7. Keterampilan pemecahan masalah (Problem-solving skills).
Tim harus banyak menggunakan waktunya untuk membina
kemampuan anggotanya dalam memecahkan masalah, karena masalah
merupakan hal yang selalu dihadapi setiap organisasi.
8. Keterampilan menangani konfrontasi (Confrontation / confict
handling skills).
Dalam lingkungan kerja yang high pressure dan kompetitif, konflik
merupakan hal yang tidak terelakan. Perbedaan pendapat adalah hal
yang wajar, oleh Karena itu dalam TQM dibutuhkan keterampilan
dalam menerima perbedaan pendapat (ide, masalah, dan saran)
pemecahan dan menyampaikan ketidaksetujuan terhadap pendapat
orang lain tanpa harus menyakiti hati orang yang bersangkutan.
9. Penilaian / tindakan (Assement / action)
Penilaian dengan memantau dan membandingkan apa yang telah
dilakukan dengan pernyataan misi dan rencana tindakan yang ada.
Rencana tindakan berisi tujuan, sasaran, jangka waktu, dan penguasa,
serta tanggung jawab setiap anggota.
10. Perayaan (Celebration)
Kesuksesan yang dicapai suatu tim yang efektif dapat diperkuat
yang terlaksana dengan baik akan memotivasi anggota tim untuk
bekerja lebih giat dan tangkas dalam mencapai tujuan berikutnya.
2.2.1.4 Faktor-Faktor Penghambat Kesuksesan Kerjasama Tim
Orang-orang dalam suatu kelompok tidak secara otomatis dapat
bekerja sama, sering kali tim tidak dapat berjalan sebagaimana yang
diharapkan. Penyebab utamanya adalah factor manusia. Beberapa aspek
menurut menurut Tjiptono dan Diana (2001 : 167-168) adalah sebagai
berikut :
1. Identitas pribadi anggota tim
Sudah merupakan hal yang alamiah bila seorang ingin tahu apahakah
mereka cocok disuatu organisasi, termasuk didalam suatu tim. Orang
mengkuatirkan hal-hal seperti kemungkinan outsider, pergaulan
dengan tim lainnya, factor pengaruh dan saling percaya antar
anggota tim. Suatu tim tidak dapat berjalan efektif bila anggotanya
belum merasa cocok dengan tim tersebut.
2. Hubungan antara anggota tim
Agar setiap anggota bersama, mereka harus saling mengenal dan
berhubungan. Untuk itu dibutuhkan waktu bagi anggota yang berasal
dari berbagai latar belakang tersebut agar dapat saling membantu dan
3. Identitas tim di dalam organisasi
Faktor ini terdiri dari dua aspek. Pertama kesesuaian atau kecocokan
tim dalam organisasi. Aspek kedua adalah pengaruh keanggotaan
dalam tim tertentu terhadap hubungan dengan anggota diluar tim.
2.2.1.5 Sifat Karakter Dalam Kerjasama Tim
Sifat karakter merupakan factor penentu suksesnya tim yang
paling utama. Anggota tim yang sukses diidentifikasi bahwa sifat
karakter dalam anggota tim adalah sangat penting dalam kesuksesannya.
Berikut ini sifat-sifat karakter yang diperhatikan dalam keberhasilan
dalam kerjasama tim, menurut Niceville (dalam Goetsch dan Davis, 1997
: 247-249) adalah sebagai berikut :
1. Kejujuran (Honesty)
Untuk membangun kepercayaan anggota tim harus jujur satu sama
lain. Kejujuran merupakan hal dasar dalam kepercayaan dan
kejujuran merupakan hal dasar dalam kerjasama tim, dalam anggota
tim harus saling tergantung satu sama lain dalam pencapaian tujuan
organisasi. Untuk melakukannya harus ada kepercayaan yang lebih
tinggi diantaranya.
2. Tidak mementingkan diri sendiri (Selflessness)
Anggota tim harus saling membantu satu sama lain dan tidak
mementingkan diri sendiri sehingga tujuan keseluruhan tim dapat
3. Keterkaitan (Dependability)
Setiap anggota tim harus tergantung satu sama lain sebab
penampilan tim tergantung pada penampilan anggotanya. Sebagai
konsekuensi tim bersandar pada anggotanya dan anggotanya
bersandar satu sama lain.
4. Tanggung jawab (Responbility)
Ciri karakter ini berarti bahwa orang-orang mengetahui apa yang
diharapkan dan berkeinginan bertanggung jawab untuk melekukan
apa yang diharapkan. Anggota tim dan tim yang sukses cenderung
bertanggung jawab pada tindakan, keputusan, dan pencapaian
mereka.
5. Antusiasme (Enthusiasm)
Setiap anggota yang antusias pada pekerjaan mereka, cenderung
melakukan hal yang lebih baik. Sifat yang antusias dapat membantu
anggota tim ketika dihadapkan pada persoalan yang rumit.
6. Kerjasama (Cooperativeness)
Setiap anggota tim harus bekerjasama satu sama lai. Jika setiap
anggota tim tidak bekerjasama, maka tim akan mengalami kesulitan
secara terus menerus.
7. Inisiatif (Initiative)
Inisiatif berarti mengenali apa yang perlu untuk dilaksanakan atau
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, maka termasuk pekerjaan
semua orang juga.
8. Kesabaran (Patience)
Tantangan yang paling sulit adalah untuk belajar bekerjasama.
Dalam beberapa hal pertentangan dalam tim adalah hal yang alamiah
dalam kerjasama tim. Setiap anggota tim harus sabar dan
mendukung anggota tim lainnya.
9. Banyak akal (Resourcefulness)
Setiap anggota tim setidaknya akan menemukan jalan untuk suatu
keberhasilan dalam pekerjaan kendati suatu ketiadaan nyata sumber
daya. Seorang yang banyak akal akan berpikir bijaksana dalam
penggunaan material dan gagasan dimana hal-hal tersebut tidak
dipergunakan lagi atau dibuang.
10. Ketepatan waktu (Punctuality)
Orang-orang yang tepat waktu tau jadwal menunjukkan rasa
menghargai anggota tim lain dan waktu mereka. Suatu tim tidak
berfungsi secara penuh tanpa kehadiran anggota timnya. Anggota
yang absent atau terlambat akan menghalangi / merintangi
pencapaian tujuan tim.
11. Toleransi (Tolerance sensitivity)
Orang-orang didalam tim mempunyai banyak perbedaan dan jalan.
Mereka boleh jadi berbeda jenis kelamin, rasa tau agama. Mereka
Keanekaragaman dapat memperkuat anggota tim dalam bersikap
toleransi untuk perbedaan individu di dalamnya.
12. Ketakutan (Perseverance)
Untuk bertekun tidak berlaku atau tidak kenal henti di dalam
berusaha untuk memenuhi suatu tugas kendati terdapat rintangan.
2.2.2 Kreativitas
2.2.2.1Pengertian Kreativitas
Kreativitas merupakan ide-ide baru dan memiliki manfaat.
Kreativitas memiliki tiga komponen, yang masing-masing saling
berkaitan, yaitu : expertise mencakup segala sesuatu yang diketahui oleh
manusia, baik secara teknis, procedural, maupun intelektual ; creative
thingking skill untuk menentukan fleksibilitas dan imajinasi seseorang
ketika dihadapkan pada suatu permasalahan ; dan motivation yang
melibatkan hasrat yang berasal dari dalam individu dan dorongan dari luar
bagi individu tersebut untuk memecahkan permasalahan-permasalahan
menurut Amabile, 1998 (dalam Bonifacius R. Wijayanto, 2003 : 126-127).
Menurut A. Dale Timpe (1993 : 106) mengatakan bahwa
kreativitas merupakan hasil gagasan yang mendatangkan perbaikan efektif
atau efisien suatu system. Untuk menjaga agar kreativitas alami tetap
hidup dan produktif, adalah dengan memupuk, menangkap, dan
Menurut Munandar, S.C.U, 1977 dalam Surata (2003 : 93)
merumuskan kreativitas sebagai kemampuan yang mencerminkan
kelancaran, keluwesan (fleksibelitas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta
kemampuan untuk mengelaborasikan (mengembangkan, memperkaya,
memperinci) suatu gagasan.
Beberapa definisi tentang kreativitas tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa kreativitas merupakan aktivitas berpikir yang
menghasilkan sesuatu yang sifatnya baru, bermanfaat dan dapat di
mengerti.
2.2.2.2Komponen Kreativitas
Menurut Subagjo, 2001 yang dikutip oleh Lestari (2005 : 13)
komponen- komponen kreativitas ada tiga yaitu :
1. Berpikir secara imajinatif atau kreatif
Adalah bagaimana seseorang memandang persoalan dan
pemecahannya yaitu kapasitas untuk memadukan berbagai gagasan
baru atau lama dalam kombinasi yang baru dan hal ini memang erat
hubungannya dengan kepribadian. Keterampilan untuk berfikir secara
kreatif bisa dilatih dengan mengikuti pelatihan-pelatihan manajemen
yang memberikan berbagai alat berfikir untuk memandang persoalan
2. Keahlian
Meliputi semua yang di ketahui oleh seseorang, termasuk semua yang
mampu di lakukannya dalam bidang pekerjaannya. Sebagai contoh
seorang ilmuwan di perusahaan farmasi yang bertanggung jawab
mengembangkan obat pembeku darah bagi penderita hemophilia.
Keahliannya meliputi kemampuan berpikir ilmiah, juga pengetahuan
dn kemampuan teknis yang dimiliki dalam bidang farmasi, kimia,
biologi, dan biokimia. Tidak penting bagaimana ilmuwan tersebut
memperoleh kehliannya tersebut, bisa secara formal atau tidak formal.
3. Motivasi
Motivasi bisa datang dari luar diri kita, yang dikenal dengan istilah
extrinsic, dan dari dalam yang dikenal dengan istilah intrinsic.
Motivasi extrinsic bentuknya bisa berupa imbalan, ataupun bisa pula
hukuman. Motivasi extrinxic lebih muda dikelola oleh manajemen
perusahaan, hasilnya bisa positif dan bisa pula negative. Gairah dan
minat, yaitu keinginan yang berasal dari dalam diri seseorang dan
merupakan motivasi yang intrinsic.
2.2.2.3Faktor-Faktor Pendukung Kreativitas
Perlu adanya perhatian yang diberikan pada praktek-praktek
manajemen yang mempengaruhi ketiga komponen kreativitas, dalam
1. Tantangan
Meningkatkan kreativitas dengan jalan menyesuaikan (kemampuan
atau karakter) orang dengan tugasnya merupakan tantangan bagi
manajer.
2. Kebebasan
Kebebasan memang diperlukan tapi harus ada aturan mainnya,
maksudnya bahwa kebebasan bagi karyawan agar lebih kreatif lagi.
3. Sumber Daya
Ada dua sumber daya yang penting yang berpengaruh pada kreativitas
yaitu waktu dan uang. Dimana manajer perlu membagiakan kedua
sumber daya tersebut dengan hati-hati. Seperti misalnya
menyesuaikan orang dengan tugas yang pas, menentukan beberapa
banyak uang dan waktu diberikan pada kelompok kerja dan lain-lain.
4. Kekhasan kelompok kerja
Bila ingin membangun sebuah kelompok erja yang penuh gagasan,
maka perhatian harus dicurahkan pada desain kelompok itu. Artinya,
kelompok harus didesain sedemikian rupa sehingga anggotanya saling
melengkapi melalui keanekaragaman perspektif dan latar belakang.
Bila komposisi kelompok kerja cukup beragam, bisa dharapkan akan
terjadi penggabungan dan penyempurnaan gagasan dengan cara yang
5. Dukungan penyeliaan
Dukungan penyelia ini dibutuhkan gua menumbuhkan motivasi
karyawan yang nantinya mempengaruhi tingkat kreatif karyawan.
6. Dukungan perusahaan
Dukungan dari atasan sangat berarti bagi kesuburan kreativitas,
apalagi bila dilengkapi dengan dukungan organisasi atau perusahaan.
Dukungan organisasi juga direfleksikan dengan kebijakan-kebijakan
serta system dan prosedur yang memperlancar arus kreativitas. Hal ini
ditambah dengan akses terhadap informasi yang bakal mendukung
tiga komponen kreativitas.
2.2.2.4Sifat-Sifat Khas Orang Yang Kreatif
Orang-orang yang kreatif bukan jenius tetapi bersifat fleksibel dan
mencari pemecahan dalam bidang yang belum diteliti, sifat-sifatnya
menurut A. Dale Timpe (1993 : 90) :
1. Sensitivitas terhadap lingkungan
Ada suatu kemampuan untuk melihat segala sesuatu, memperhatikan
masalah atau ada satu kepandaian khusus untuk melakukan
pengamatan-pengamatan yang luar biasa dan rinci.
2. Fleksibel, terbuka, ingin tahu, dan selektif
Penyesuaian dengan setiap perkembangan serta perubahan baru
dilakukan dengan cepat, pemecahan-pemecahan yang unik terhadap
3. Toleransi terhadap kesamaran
Orang yang kreatif mentoleransi ketidaktentuan, kerumtan, dan
ketidakteraturan karena keadaan ini mendatangkan jawaban-jawaban
yang diinginkan.
4. Fleksibilitas mental
Pikiran kreatif memperlihatkan mobilitas ketika data dan gagasan
yang berhubungan dan tidak berhubungan diatur kembali,
dimodifikasi dan diidentifikasikan kembali. Jika tidak terjadi
pemikiran yang berarti bagi suatu masalah, pekerjaan dihentikan.
2.2.2.5Manajer Kreatif
Seorang manajer perlu terus menerus meningkatkan situasi kerja
dengan mendorong gagasan-gagasan orisinal dan bukan merintanginya.
Manajemen kreatif diperlukan dalam menetapkan sasaran, memotivasi
anggota kelompok, dan mengubah sasaran organisasi. Suasana organisasi
yang diharapkan mendorong kreativitas (dalam A. Dale Timpe, 1993 :
113) ditentukan oleh :
1. Hubungan yang baik antara atasan dan bawahan
Seorang manajer berupaya keras untuk membangun suatu suasana
yang mendorong perubahan dan gagasan baru, dimana dapat
2. Keterbukaan komunikasi
Keberhasilan kreatif tercipta dari pekerjaan orang lain. Hubungan
dengan sumber luar harus didorong, menghalangi komunikasi akan
menghambat kreativitas.
3. Dukungan dan kerjasama yang kreatif
Ciptakan suasana prosedur yang psti untuk pertimbangan yang adil
dan konsisten atas gagasan yang diemukakan bawahan. Kumpulan
para pekerja yang memiliki berbagai keterampilan dan pengalaman
untuk membangun suatu gabungan kreativitas yang akan berhasil
baik.
2.2.2.6Hal-hal yang dapat menghalangi kreativitas
Dibawah ini disebutkan tujuh rintangan organisasional yang dapat
menghalangi jalan untuk berkreatif menurut Cambell, dalam Lestari (2005
: 31 ) :
1. Rasa takut gagal
Kekuatan akan kegagalan organisasi karena tidak akan
mengembangkan kreativitas sehingga organisasi tidak akan
mencoba-coba serta menciptakan inovasi baru sehingga hanya menonton saja,
idak ada kemajuan.
2. Terlalu sibuk dengan tata tertib dan tradisi
Kalau segala-galanya terjadi seperti direncaakan, teratur, licin, tidak
juga mencerminkan kekuatan kalau terjadi kekacauan dalam hubungan
antar manusia, sehingga tidak ada perubahan membangun dan positif.
3. Gagal melihat kekuatan yang ada
Karena kegagalan untuk melihat kekuatan sendiri dan orang-orang
disekitar akan menyebabkan orang tidak lagi dapat menghargai
sumber daya yang ada pada orang, barang, atau lingkungannya
sendiri.
4. Terlalu pasti
Terlalu pasti (overcertainty) merupakan penyakit khas kaum spesialis
karena orang yang demikian kurang terbuka terhadap
pendekata-pendekatan baru sehingga tidak ada keinginan untuk menciptakan
kreasi dan inovasi yang baru.
5. Enggan untuk mempengaruhi
Banyak orang dengan ide-ide cemerlang sering tidak mau tampak
sebagai orang-orang yang lancar menekan-nekankan ide mereka dan
ragu-ragu untuk berdiri berdasarkan keyakinan mereka.
6. Enggan untuk bermain-main
Dalam organisasi formal, apabila besar, orang biasanya bertindak
terlalu resmi dan serius. Karena tidak mau tampak bodoh, mereka
jarang mencoba hal yang baru. Sikap “bermain-main” mempunyai
peran dalam kehidupan, sikap bermain-main dan kesukaan untuk
bermain-main itu penting dalam organisasi untuk mengembangkan
7. Terlalu mengharapkan hadiah
Karena kecemasan yang diakibatkan oleh keinginan untuk
mendapatkan hadiah itu, menghambat proses kerja dan menyumbat
kreativitas.
2.2.3 Kinerja Manajerial
2.2.3.1Pengertian Kinerja Manajerial
Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance
atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang.
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
(Mangkunegara, 2000 : 67).
Secara umum “manajer” berarti setiap orang mempunyai tanggung
jawab atas bawahan dan sumber daya organisasi lainnya. Seperti halnya
manajemen dapat diketemukan di semua organisasi manusia, manajer ada
dalam semua tipe organisasi. Ada banyak tipe manajer dengan tugas-tugas
dan tanggung jawab yang berbeda-beda (Hani Handoko, 1997 : 17).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja
manajer adalah perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan manajer dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah
diberikan perusahaan kepadanya dalam rangka mencapai tujuan organisasi
Kinerja manajerial merupakan salah satu factor yang dapat
meningkatkan keefektifan organisasional. Menurut Mahoney et.al. (dalam
Indriantoro, 2001 : 35) yang dimaksud dengan kinerja manajerial adalah
kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan
manajerial antara lain :
1. Pemilihan Staf (staffing)
Mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut,
mewancarai, dan memilih pegawai baru, menempatkan,
mempromosikan, dan mutasi pegawai.
2. Perencanaan
Menentukan tujuan, kebijakan, dan rencana kegiatan seperti
penjadwalan kerja, penyusunan anggran, dan penyusunan program.
3. Pengawasan
Mengarahkan, memimpin, dan mengembangkan bawahan anda,
membimbing, melatih, dan menjelaskan peraturan kerja pada
bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan.
4. Perwakilan
Mempromosikan tujuan umum perusahaan dengan cara memberikan
konsultasi secara lisan atau berhubungan dengan individu diluar
perusahaan.
5. Investigasi
Mengumpulkan dan menyampaikan informasi yang biasanya
6. Pengkoordinasi
Tukar menukar informasi dengan pihak lain untuk mengkaitkan dan
menyesuaikan program, memberitahu bagian lain dan berhubungan
dengan manajer lain.
7. Negosiasi
Melakukan pembelian, penjualan tau melakukan kontrak utuk produk,
menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual atau
tawar menawar secara kelompok.
8. Evaluasi
Mengevaluasi dan menilai rencana kerja, laporan kerja, maupun
kinerja yang diamati.
9. Kinerja secara keseluruhan
Seorang manajer dalam memimpin perusahaannya harus memimpin
kemampuan manajerial. Kemampuan manajerial itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu :
a. Kemampuan secara teknis
Adalah kemampuan manajer dalam menghasilkan produk atau
menydiakan jasa. Kemampuan teknis ini penting sekali bagi
manajer lini bawah.
b. Kemampuan manajer berhubungan dengan manusia
Adalah kemampuan manajer yang berkaitan dengan kemampuan
hubungan interaksi dengan subordinate, anggota kelompok, atasan
c. Kemampuan secara konseptual
Adalah kemampuan manajer mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan informasi agar dapat mengerti oleh keseluruhan
organisasi. Kemampuan konseptual sangat penting khususnya bagi
manajer tingkat eksekutif (lini atas).
2.2.3.2Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja sebagai suatu alat untuk membantu manajemen
dalam proses pengambilan keputusan pada organisasi melalui informasi
umpan balik yang dihasilkan. Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2003 :
231), penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen
untuk menilai tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja dengan
uraian atau deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya
seperti akhir tahun.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2002 :75), sistem penilaian
kinerja berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari pihak-pihak yang terkait
dengan perusahaan dengan campuran penilaian strategik : ukuran hasil dan
pembangkit, ukuran financial dan non financial, serta ukuran internal dan
eksternal.
Tujuan dari system penilaian kinerja adalah pelaksanaan strategi,
pengukuran ini dapat dilihat sebagai faktor keberhasilan masa kini dan
masa depan, jika ukuran ini membaik berarti strategi telah dilaksanakan
System penilaian kinerja merupakan suatu mekanisme yang memperbaiki
kemungkinan untuk perusahaan agar strategi yang dijalankan dapat
berhasil (Anthony dan Govindarajan, 2002 : 75).
2.2.3.3Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajer
1. Fokus pada Pelanggan
Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal
merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk
atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan
internal berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses,
dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.
2. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang
penting dalam penerapan TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan
membawa 2 manfaat utama. Pertama, hal ini akan meningkatkan
kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang lebih
baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga mencakup
pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung
berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga
meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan
3. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan
Setiap produk dan/ atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan
proses-proses tertentu di dalam suatu system/ lingkungan. Oleh karena itu
system yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas
yang dihasilkannya dapat meningkat.
4. Kerja Sama Tim (Teamwork)
Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali
diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi
tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Akan tetapi, persaingan
internal tersebut cenderung hanya menggunakan dan menghabiskan
energy yang seharusnya dipusatkan pada upaya perbaikan kualitas,
yang pada gilirannya untuk meningkatkan daya saing eksternal.
5. Pendidikan dan Pelatihan
Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan
merupakan factor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan
didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam
perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian
2.2.3.4Fungsi Manajemen
Menurut Robbins (2007 : 11) fungsi manajemen terdiri dari :
1. Fungsi Perencanaan
Fungsi ini mencakup proses merumuskan sasaran, menetapkan suatu
strategi untuk mencapai sasaran, dan menyusun rencana guna
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.
2. Fungsi Pengorrganisasian
Fungsi ini mencakup proses menentukan mana tugas yang harus
dikerjakan, siapa yang harus mengerjakan, bagaimana tugas-tugas itu
harus dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, dan pada tingkatan
mana keputusan-keputusannya harus diambil.
3. Fungsi Memimpin
Mengarahkan dan memotivasi semua pihak yang terlibat dan
memecahkan pertentangan.
4. Fungsi Pengendalian
Memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan
diselesaikan seperti direncanakan, memperbandingkan dan
2.2.4 Teori Yang Melandasi Pengaruh Kerjasama Tim dan Kinerja Manajerial
Teori keseimbangan yang dikemukakan oleh New Comb (1961)
dalam Luthans (1995 : 247). Teori ini menyatakan individu X akan saling
berhubungan dan membentuk suatu kelompok dengan individu Y yang
disebabkan oleh sikap-sikap dan nilai-nilai umum (Z). ketika hubugan ini
dibentuk, para peserta bekerja keras untuk memelihara keseimbangan
anatara tindakan dan sikap umum itu.
Suatu ketidakseimbangan, maka perlu dibuat suatu usaha untuk
mengembalikan keseimbangan itu, jika keseimbangan masih belum dapat
dikembalikan, maka hubungan yang telah terjalin akan pecah, keakraban
dan interaksi berperan penting dalam teori keseimbangan, selain itu suatu
kelompok akan produktif bila anggotanya memiliki keterampilan, pribadi
yang baik serta mendapat dukungan dari manajemen sehingga dapat
meningkatkan kinerja perusahaan.
Pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa untuk
meningkatkan kinerja manajer perlu dibentuk kelompok kerja. Kerjasama
dapat terjalin dengan baik apabila karyawan juga turut dilibatkan dan
diberdayakan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Berdasarkan teori keseimbangan ini individu X akan berhubungan dan
bekerjasama dengan individu Y yang disebabkan oleh sikap-sikap dan
nilai-nilai umum. Masing-masing individu akan berusaha keras agar
Berikut ini diagram yang menunjukkan teori keseimbangan :
Individu X Individu Y
Z
Nilai sikap yang sama
Agama
Politik
Gaya Hidup
Perkawinan
Pekerjaan
Otoritas
Gambar 2.1 Teori Keseimbangan
( Sumber : Luthans, Fred, 1995, Organitation Behaviour, Seventh Edition,
Penerbit McGraw-Hill, Inc, Hal 247).
2.2.5 Teori Yang Melandasi Pengaruh Kreativitas dengan Kinerja Manajer
Dalam teori humanistic oleh Carl Rogers yang dikutip oleh Lestari
(2005 : 34 ) menyatakan bahwa terdapat tiga kondisi internal dari pribadi
yang kreatif adalah keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk
menilai situasi sesuai dengan ukuran pribadi seseorang (internal locus of
merumuskan persoalan dan menghasilkan berbagai solusi dalam
pemecahan masalah juga mendorong dari dalam untuk berkreasi.
Berdasarkan pada teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kreativitas akan timbul dari dalam diri pribadi setiap orang, yang akhirnya
mereka kembangkan sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya,
dan kemudian akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat baik bagi
dirinya atau orang sekitarnya.
Adanya kreativitas yang sering tercipta, seperti menciptakan
barang atau gagasan yang sifatnya baru diharapkan dapat membantu
manajer dalam mengambil keputusan yang tepat yang dapat memberikan
sumbangan yang tidak kecil artinya dalam usaha organisasi untuk
mencapai tujuan dan berbagai sasarannya.
Berfikir kreatif dan melakukan inovasi baru dapat meningkatkan
kinerja manajer, kebebasan individu untuk melakukan pilihan merupakan
hak kebebasan utama setiap orang dalam melakukan pilihan adalah sebuah
proses yang kreatif yang berkembang dalam semua kondisi kerja.
Kreativitas seorang manajer merupakan salah satu factor terpenting
yang menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja
manajemen perusahaan, kreativitas itu sendiri dalam perkembangannya
harus didukung dengan sarana dan prasarana agar berkembang secara
2.3 Kerangka Pikir
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah
dikemukakan diatas, maka dapat diambil premis-premis yang kemudian dari
premis tersebut akan disimpulkan sehingga dapat dijadikan dasar
menemukakan hipotesis, maka premis-premis tersebut adalah :
Premis 1
Tim adalah sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama atau
sekumpulan orang yang berdasarkan keahlian masing-masing yang
bersifat saling melengkapi, bekerjasama untuk mewujudkan
tujuan-tujuan tertentu (Tjiptono dan Diana, 2001 : 165).
Premis 2
Perusahaan yang menerapkan teknik TQM secara langsung dapat
meningkatkan kinerja manajerial (Kurnianingsih dan Indriantoro,
2001).
Premis 3
Kreativitas merupakan hasil gagasan yang mendatangkan perbaikan
efektif atau efisien suatu system. Untuk menjaga agar kreativitas alami
tetap hidup dan produktif, adalah dengan memupuk, menangkap, dan
menyalurkan kreativitas kearah yang positif dan konstruksi (A. Dale
Timpe, 1993 : 106).
Premis 4
Keterlibatan tim berhubungan dengan diversitas ukuran kinerja (Diana
Premis 5
Suatu kelompok akan produktif bila anggotanya memiliki
keterampilan dan mendapat dukungan dari manajemen serta dapat
meningkatkan kinerja perusahaan (Luthans, 1995 : 247).
Premis 6
Adanya kerjasama antara atasan dan bawahan akan berpengaruh
terhadap kinerja manajerial yang sangat tinggi (Lestari : 2005).
Dari premis-premis hasil penelitian terdahulu dan teori yang ada maka
dapat disusun kerangka pikir sebagai berikut :
Uji Regresi Linier Berganda
Gambar 2.2 Diagram Kerangka Pikir
Kerjasama Tim (X1)
Kreativitas (X2)
2.4 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teori dan kerangka pikir maka
hipotesis yang saya ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Diduga bahwa kerjasama tim dan kreativitas berpengaruh terhadap
kinerja manajerial pada PT. GARAM (Persero) di Surabaya
(berdasarkan premis (1, 2, 3, 4, 5, 6 ).
Diduga bahwa kreativitas mempunyai pengaruh paling dominan
terhadap kinerja manajerial pada PT. GARAM (Persero) di Surabaya
42
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah segala sesuatu yang menjadi obyek
pengamatan dalam suatu penelitian yang berdasarkan sifat-sifat atau
hal-hal yang didefinisikan atau diamati. Peneliti akan mengajukan pengujian
terhadap variable-variabel tersebut :
Y = Kinerja Manajerial, sebagai variabel terikat
X1 = Kerjasama Tim, sebagai variabel bebas
X2 = Kreativitas, sebagai variabel bebas
Definisi operasional variabelnya sebagai berikut :
a. Variabel terikat / Dependen Variabel ( Y )
Kinerja Manajerial ( Y ) adalah kegiatan-kegiatan manajerial
dan evaluasi atas pekerjaan yang telah dilakukan baik atasan, rekan
kerja, bawahan, atau terhadap diri sendiri.
Untuk mengukur variabel digunakan indicator yaitu
perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervise, pengaturan
staff, negosiasi dan representasi serta satu dimensi pengukuran kerja
seorang manajer secara keseluruhan (Mahoney dkk, 1963 dalam
b. Variabel bebas / Independen Variabel
Kerjasama Tim ( X1 )
Kerjasama tim ( X1 ) adalah sebuah kelompok kerja lengkap
atau suatu satuan kerja yang para anggotanya mempunyai satu
tujuan bersama.
Untuk mengukur variabel digunakan indicator yaitu
pembentukan, gangguan, penormaan, dan pelaksanaan (Tucman,
dalam Luthans, 1995 : 248).
Kreativitas ( X2 )
Kreativitas ( X2 ) adalah sesuatu kemampuan memecahkan
persoalan yang memungkinkan orang tersebut menciptakan ide-ide
baru dan menghasilkan manfaat.
Untuk mengukur variabel digunakan indicator yaitu
memecahkan masalah, lebih imajinatif, dan kreatif, menerapkan
upaya yang konsisten, membangun kepercayaan diri (dalam A.
Dale Timpe, 1993 : 113).
3.1.2. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian menggunakan kuesioner
pengaruh kerjasama tim dan kreativitas terhadap kinerja manajerial.
1. Kerjasama Tim ( X1 )
Variabel kerjasama tim diukur dengan menggunakan instrument
(1999). Alternative jawaban diukur dengan menggunakan skala
Semantic Differential (Sumarsono, 2004 : 25) dengan rentang nilai satu
(sangat tidak setuju) sampai nilai tujuh (sangat setuju), dengan skala
pengukuran data berupa skala interval.
Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju
2. Kreativitas ( X2 )
Variabel kreativitas diukur dengan menggunakan instrument penelitian
dalam kuesioner yang sudah dikembangkan oleh Gilis (1992) dalam
Timpe (1992) dan telah dimodifikasikan. Alternative jawaban diukur
dengan menggunakan skala Semantic Differential (Sumarsono, 2004 :
25) dengan rentang nilai satu (sangat tidak benar) sampai nilai tujuh
(sangat benar), dengan skala pengukuran data berupa skala interval.
Sangat Tidak Benar 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Benar
3. Kinerja Manajerial
Variabel kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrument
penelitian dalam kuesioner yang dikembangkan oleh Mahoney et. al
(1963) dan telah dimodifikasi. Alternative jawaban diukur dengan
menggunakan skala Semantic Differantial (Sumarsono, 2004 : 25)
dengan rentang nilai satu (sangat tidak setuju) sampai nilai tujuh
(sangat setuju), dengan skala pengukuran data berupa skala interval.
3.2. Teknik Penentuan Sampel a. Obyek dan Populasi
Objek dari penelitian ini adalah PT. GARAM (Persero).
Populasi merupakan subyek atau obyek yang memiliki ciri-ciri atau
karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau
obyek lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari
penelitian (Sumarsono, 2004 : 44). Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah para manajer yang berjumlah 38 orang.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi, yang mempunyai ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004 :
24). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan pemilihan sampling (purposive sampling), yaitu teknik
penarikan sampel non probabilitas yang menyeleksi
responden-responden berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh
sampel yaitu : (Sumarsono, 2004 : 52)
1. Pihak – pihak tersebut dalam menjalankan tugasnya terlibat secara
langsung dalam pengambilan keputusan di PT. Garam (Persero)
2. Karyawan dengan jabatan kepala divisi dan kepala bagian
3. Karyawan yang berada dalam lingkungan keuangan, pemasaran dan
Berdasarkan kriteria – kriteria diatas maka sampel dalam penelitian adalah
sebanyak 20 orang kepala divisi dan kepala bagian PT GARAM (Persero)
.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data
Perolehan data secara akurat yang akan dibahas dalam penelitian
ini, maka pengumpulan data yaitu melalui data primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari perusahaan dengan menggunakan teknik kuesioner
yang di bagikan kepada manajer di PT. GARAM (Persero).
3.3.2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari perusahaan yang
menjadi obyek penelitian yaitu PT. GARAM (Persero).
3.3.3. Pengumpulan Data
Pada metode ini pengumpulan data langsung yang dilakukan dilapangan
atau direktorat yang dituju dengan cara :
a. Wawancara
Adalah proses pengumpulan data untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab dan bertatap muka dengan pewawancara dengan
b. Dokumentasi
Adalah pengumpulan data dengan cara mencatat data-data yang
berasal dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh PT. GARAM
(Persero).
c. Observasi
Merupakan suatu paket yang tercakup dalam proses wawancara dan
pengumpulan data yang tercatat dalam dokumentasi perusahaan.
d. Kuesioner
Adalah cara pengumpulan data dengan menyebarkan data daftar
pertanyaan kepada responden untuk memperoleh jawaban yang
berkaitan dengan permasalahan.
3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat
pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau
tidaknya alat ukur atau kuesioner tersebut dapat diuji dengan
mengkorelasikan antara skor total yang diperoleh masing-masing butir
pertanyaan dengan skor pertanyaan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut
dapat dilihat dari kolom corrected item total correlation (rhitung). Koefisien
masing-masing item kemudian dibandingkan dengan nilai rkritis dengan
kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika nilai rhitung ≤ 0,30 berarti pernyataan tidak valid. (Azwar, 1997 :
158).
Apabila hasil uji validitas menunjukkan adanya item yang tidak
valid, maka dilakukan uji validitas lagi pada item yang valid, begitu
seterusnya sampai diketemukan semua item yang valid.
3.4.2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2006 : 41) realibilitas sebernarnya adalah alat
untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indicator dari variabel
atau konstruk. Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas
instrument dalam penelitian ini adalah koefisien alfa dari Cronbach
Alpha.
Dan criteria pengujian sebagai berikut :
Jika nilai alpha > 0,60 berarti pernyataan reliable.
Jika nilai alpha < 0,60 berarti pernyataan tidak reliable.
3..4.3. Uji Normalitas
Menurut Sumarsono (2004 : 40) uji normalitas digunakan untuk
mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak, untuk
mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan
dengan metode Kolmogorov Smirnov, dalam pengambilan keputusan apakah
sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah, jika nilai
tidak normal, jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%
maka distribusi normal.
3.5. Uji Asumsi Klasik
Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu
dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi
multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
1. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2006 : 91) uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen.
Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance
inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya, jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi
(karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikoloneritas adalah nilai tolerance 0,10 atau
sama dengan nilai VIF > 10. Setiap penelti harus menentukan tingkat
kolonieritas yang masih dapat ditolerir (Ghozali, 2006 : 92).
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam