• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KERJASAMA TIM DAN KREATIVITAS TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GARAM (Persero) DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KERJASAMA TIM DAN KREATIVITAS TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GARAM (Persero) DI SURABAYA."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

(Persero) DI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan oleh :

RINI ROHMAWATI

0613010022/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

(Persero) DI SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan oleh :

RINI ROHMAWATI

0613010022/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(3)

Segala puji syukur kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, dan karuniaNya yang tak terhingga sehingga saya berkesempatan

menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula

memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH

KERJASAMA TIM DAN KREATIVITAS TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GARAM (Persero) DI SURABAYA”

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu

syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam

penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang

dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan

dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun

sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

3. Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya

4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi selaku Ketua Progdi Akuntansi Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

ii

yang dengan kesabaran dan kerelaan telah membimbing dan memberi

petunjuk yang sangat berguna sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Mami yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya

secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini sehingga mampu

menghantarkan penulis menyelesaikan studinya dan buat ayahanda yang slalu

dihatiku skripsi ini kupersembahkan untuk beliau akhirnya aku lulus dan dapat

gelar juga aku tau ayah bangga diatas sana.

7. Keluarga besar, Puw dan teman-teman satu bimbingan yang telah memberikan

semangat dalam menyelesaikan penyusunan skripsi.

8. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis

selama menjadi mahasiswa di Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”

Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan

skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi

perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini

memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Oktober 2010

(5)

Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu... 8

2.2. Landasan Teori... 11

2.2.1. Kerjasama Tim ... 11

2.2.1.1. Pengertian Kerjasama Tim... 11

2.2.1.2. Macam-macam Tim ... 13

2.2.1.3. Kunci Keberhasilan Kerjasama Tim ... 14

(6)

Kerjasama Tim ... 17

2.2.1.5. Sifat Karakter Dalam Kerjasama Tim... 18

2.2.2. Kreativitas ... 21

2.2.2.1. Pengertian Kreativitas ... 21

2.2.2.2. Komponen Kreativitas ... 22

2.2.2.3. Faktor-faktor Pendukung Kreativitas... 23

2.2.2.4. Sifat-sifat Khas Orang Yang Kreatif... 25

2.2.2.5. Manajer Kreatif ... 26

2.2.2.6. Hal-hal Yang Dapat Menghalangi Kreativitas ... 27

2.2.3. Kinerja Manajerial ... 29

2.2.3.1. Pengertian Kinerja Manajerial ... 29

2.2.3.2. Penilaian Kinerja... 32

2.2.3.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial ... 33

2.2.3.4. Fungsi Manajemen ... 35

2.2.4. Teori Yang Melandasi Pengaruh Kerjasama Tim Dengan Kinerja Manajerial ... 36

2.2.5. Teori Yang Melandasi Pengaruh Kreatifitas Dengan Kinerja Manajerial ... 37

2.3. Kerangka Pikir ... 39

2.4. Hipotesis... 41

(7)

3.1.1.Definisi Operasional………... 42

3.1.2. Pengukuran Variabel……….…. 43

3.2. Teknik Penentuan Sampel... 45

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 46

3.3.1. Jenis Data……… 46

3.3.2. Sumber Data………... 46

3.3.3. Pengumpulan Data………. 46

3.4. Uji Kualitas Data... 47

3.4.1. Uji Validitas ... 47

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 48

3.4.3. Uji Normalitas... 48

3.5. Uji Asumsi Klasik ... 49

3.6. Teknik Analisis dan Uji Kecocokan Model ... 51

3.6.1. Teknik Analisis ... 51

3.6.2. Uji Kecocokan Model ... 51

BAB IV : HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ……….. 54

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ……… . 54

4.1.1. Profil Perusahaan ……… .... 54

4.1.2. Profil Bisnis ………... 57

4.1.3. Bentuk dan Struktur Organisasi ……….. .... 59

(8)

4.2.1. Penyebaran Kuesioner ………... 64

4.2.2. Distribusi Variabel Penelitian ……….. ... 64

4.2.3. Uji Validitas dan Relibilitas ………. ... 68

4.2.3.1. Uji Validitas ……… ... 69

4.2.3.2. Uji Reliabilitas ……… ... 72

4.2.4. Uji Normalitas dan Asumsi Klasik ……… ... 73

4.2.4.1. Uji Normalitas ……….... 73

4.2.4.2. Uji Asumsi Klasik ……….. .... 74

4.2.5. Analisis Regresi Linier Berganda ……… ... 75

4.2.5.1. Persamaan Regresi Linier Berganda …….. .... 76

4.2.5.2. Koefisien Determinasi (R2) ……… .... 77

4.2.5.3. Uji F ………. .. 78

4.2.5.4. Uji t ……….. .. 79

4.3. Pembahasan ……….. .. 80

4.3.1. Implikasi Praktis ………... .. 80

4.3.2. Pengembangan Ilmu Pengetahuan ………... ... 82

4.3.3. Perbedaan Peneliti dengan Penelitian Terdahulu... . 83

4.3.4. Keterbatasan Penelitian ………... 84

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 85

5.1. Kesimpulan ……… . 85

5.2. Saran ……….. . 86

(9)
(10)

Tabel 1.1. : Data Target Penjualan Tahun 2004-2006 ……… 4

Tabel 1.2. : Data Target Laba Tahun 2004-2006 ………. ... .. 5

Tabel 3.1. : Ketentuan Uji Durbin Watson ………. .. 50

Tabel 4.1. : Distribusi Penyebaran Kuesioner ………... .. 64

Tabel 4.2. : Deskripsi Variabel Kerjasama Tim (X1) ……… . .. 65

Tabel 4.3 : Deskripsi Variabel Kreativitas (X2) ……….. .. 66

Tabel 4.4. : Deskripsi Variabel Kinerja Manajerial (Y) ……….. .. 67

Tabel 4.5. : Hasil Uji Validitas Variabel Kerjasama Tim Putaran Ke-1 …... .. 69

Tabel 4.6. : Hasil Uji Validitas Variabel Kerjasama Tim Putaran Ke-2 ……. .. 70

Tabel 4.7. : Hasil Uji Validitas Variabel Kreativitas ……… .. .. 70

Tabel 4.8. : Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial Putaran Ke-1…. .. 71

Tabel 4.9. : Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial Putaran Ke-2 .. . .. 71

Tabel 4.10. : Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Manajerial Putaran Ke-3 …. 72 Tabel 4.11. : Hasil Uji Reliabilitas ……….. .. 72

Tabel 4.12. : Hasil Uji Normalitas ………. . .. 73

Tabel 4.13. : Hasil Nilai VIF ………... .. 74

Tabel 4.14. : Hasil Uji Rank Spearman ………. . .. 75

Tabel 4.15. : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ………... .. 76

Tabel 4.16. : Nilai Koefisien Determinasi ……… 77

Tabel 4.17. : Uji F ……… . 78

Tabel 4.18. : Uji t ……… . 79

(11)
(12)

Gambar 2.1. : Gambar Teori Keseimbangan ……….. .... .. 37

Gambar 2.2. : Diagram Kerangka Pikir ………. . .. 40

(13)

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Rekapitulasi Jawaban Responden

Lampiran 3 : Output Uji Validitas dan Reliabilitas Pada Variabel

Kerjasama Tim (X1)

Lampiran 4 : Output Uji Validitas dan Reliabilitas Pada Variabel

Kreativitas (X2)

Lampiran 5 : Output Uji Validitas dan Reliabilitas Pada Variabel Kinerja

Manajerial (Y)

Lampiran 6 : Input Regresi

Lampiran 7 : Output Uji Normalitas Pada Variabel Kerjasama Tim,

Kreativitas dan Kinerja Manajerial

Lampiran 8 : Output Uji Pengaruh Kerjasama Tim dan Kreativitas

Terhadap Kinerja Manajerial

Lampiran 9 : Output Uji Asumsi Klasik Heteroskedastisitas

Lampiran 10 : Struktur Organisasi PT. GARAM (Persero) di Surabaya

(14)

(Persero) DI SURABAYA

Oleh : Rini Rohmawati 0613010022/FE/EA

ABSTRAKSI

PT. GARAM (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam usaha memproduksi dan memasarkan garam bahan baku untuk industry dan garam olahan untuk konsumsi. Berdasarkan fenomena menunjukkan bahwa kinerja perusahaan kurang efektif dalam pencapaian target laba, hal ini disebabkan adanya produk pesaing baru yang harganya relatif lebih rendah dibandingkan produk GARAM (Persero), karena itu penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh kerjasama tim dan kreativitas terhadap kinerja manajerial.

Sampel dalam penelitian ini adalah 20 orang kepala divisi dan kepala bagian PT GARAM (Persero), dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Variabel yang diteliti adalah kerjasama tim (X1) dan kreativitas (X2) sebagai

variabel bebas serta kinerja manajerial (Y) sebagai variabel terikat.

Berdasarkan analisa regresi linier berganda menyimpulkan bahwa kerjasama tim dan kreativitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manager, secara parsial kerjasama tim tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial dan secara parsial kreativitas berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

(15)

1

1.1. Latar Belakang Masalah

Di masa mendatang, persaingan di antara perusahaan akan semakin

intensif sebagai akibat dari perkembangan teknologi yang pesat,

meningkatnya perubahan pada selera konsumen, serta perubahan dan

lingkungan yang semakin radikal yang sering terjadi hampir pada semua

aspek kehidupan manusia sebagai dampak globalisasi, telah menimbulkan

pergeseran dan paradigma baru.

Kecepatan perubahan yang semakin meningkat, pasti ada ruang

lingkup bagi para praktisi kreatif untuk membantu organisasi tidak hanya

menghadapi permasalahan-permasalahan saat ini, tetapi juga mengantisipasi

dan memberikan kontribusi terhadap tantangan di masa mendatang, dengan

menciptakan pemahaman masa depan yang lebih baik.

Pada saat ini, organisasi yang berhasil merupakan mereka yang dapat

mengantisipasi secara baik tren-tren di masa mendatang, atau setidaknya

memiliki fleksibilitas untuk memberikan respon secara lincah dan efektif

terhadap peluang-peluang baru. Tantangan di masa mendatang terutama

menyangkut ketepatan waktu, sebagai akibat dari kecepatan perubahan yang

meningkat, “hari” esok akan datang lebih cepat.

Peran memenangkan persaingan maka manajemen perusahaan harus

(16)

maka diperlukan kemampuan manajerial yang semakin tinggi dari seorang

manajer, kondisi persaingan yang semakin ketat menuntut seorang manajer

harus pandai menentukan tujuan perusahaan.

Pada dasarnya tujuan perusaahan adalah meningkatkan kinerja

sebaik mungkin untuk tercapainya tujuan perusahaan, mampu bertahan

dalam persaingan dengan perusahaan lain, serta dapat mencapai target laba,

karena itu perusahaan harus dapat memanfaatkan sumber-sumber ekonomi

terbatas secara efektif dan efisien.

Lingkungan yang dinamik dan kompleks merupakan pembuatan

keputusan yang cepat, pendekatan fleksibel, pekerjaan berdasarkan

knowledge serta proses intensif capital (Lawler, 1993 dalam Diana, 2003 :

754). Pada kondisi tersebut membutuhkan keterlibatan pekerjaan yang

sangat tinggi dalam organisasi melalui pembentukan tim. Kerjasama tim

merupakan salah satu unsur fundamental dalam perusahaan, tim merupakan

sekelompok orang yang mempunyai tujuan bersama, dengan adanya

kerjasama yang kompak antara atasan dan bawahan atau dengan mitra kerja

akan memungkinkan terjadinya penambahan laba perusahaan.

Pembentukan suatu tim tidak dengan sendirinya akan berjalan

sebagaimana yang diharapkan, untuk itu di perlukan usaha mengatasi yang

dapat menghambat kesuksesan kerjasama tim dan di butuhkan pula berbagai

upaya agar tim dapat mencapai misi dan tujuan pembentukannya (King

(17)

Kinerja manajer adalah hasil kerja manajer perusahaan dari aspek

manajerial dalam memanfaatkan aset-aset perusahaan untuk mencapai

(wealth creating institution) melalui kemampuan serta usaha beberapa orang

lain yang berada didalam daerah wewenangnya.

Tanggung jawab manajer adalah mengkoordinasikan, menumpuk,

mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan-kegiatan kreatif para karyawan

kearah pencapaian sasaran organisasi. Manajemen kreatif perlu dilakukan

dalam menetapkan sasaran dan mengubah sasaran organisasi. Suasana

organisasi yang diharapkan mendorong kreativitas di tentukan : Hubungan

yang baik antara atasan dan bawahan, Keterbukaan komunikasi, Dukungan

dan kerjasama yang efektif.

Beberapa peneliti bidang akuntansi menyatakan bahwa kinerja

perusahaan yang rendah disebabkan oleh ketergantungan terhadap sistem

akuntansi manajemen perusahaan yang gagal dalam penentuan

sasaran-sasaran yang tepat (Kaplan dalam Retno Kurnianingsih, 2001 : 29).

PT. GARAM (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik

Negara yang bergerak dalam usaha memproduksi dan memasarkan garam

bahan baku untuk industry dan garam olahan untuk konsumsi. PT. GARAM

(Persero) tentunya tidak terlepas dari kondisi persaingan yang semakin

tajam sehingga harus segera diarahkan untuk dapat menjadi perusahaan

yang mampu bersaing, karena PT. GARAM (Persero) terus berkembang

(18)

penjualan dari tahun 2004–2006 yang diperoleh dari bagian penjualan dapat

diketahui :

Tabel 1.1 : Data jumlah target penjualan dan realisasi penjualan PT.

Garam (Persero) pada periode 2004 - 2006

Dalam Rp 000,-

Tahun Target Penjualan Realisasi Penjualan Selisih

Penjualan (%)

2004 182.867.415 103.026.510 4,4

2005 169.751.250 115.702.468 31,8

2006 170.587.615 117.172.208 31,3

Sumber : PT. GARAM (Persero)

Terlihat dari data realisasi penjualan dan target penjualan diatas

terdapat adanya permasalahan antara penjualan yang hendak dicapai dengan

hasil pencapaian penjualan tersebut.

Dapat dilihat pada tahun 2004 terdapat selisih antara target dan

realisasi pada penjualan sebesar 4,4 % pada tahun 2005 selisih antara target

dan realisasi pada penjualan sebesar 31,8 % dan pada tahun 2006 selisih

antara target dan realisasi pada penjualan sebesar 31,3 %.

Dari kondisi diatas maka menyebabkan realisasi laba juga tidak

(19)

Tabel 1.2 : Data jumlah target laba dan realisasi laba PT. Garam

(Persero) pada periode 2004 – 2006.

Dalam Rp 000,-

Tahun Target Laba Realisasi Laba Selisih laba

(%)

2004 8.715.623 2.419.258 72,2

2005 5.286.748 5.154.604 2,5

2006 2.944.978 2.371.269 19,5

Sumber : PT. GARAM (Persero).

Berdasarkan data diatas terdapat selisih antara target dan realisasi laba

pada tahun 2004 sebesar 72,2 % pada tahun 2005 selisih antara target dan

realisasi laba sebesar 2,5 % dan pada tahun 2006 selisih antara target dan

realisasi sebesar 19,5 %.

Data dan penjelasan diatas menunjukkan bahwa kinerja

perusahaan kurang efektif dalam pencapaian target laba.

Hal ini disebabkan adanya produk pesaing baru yang harganya

relatif lebih rendah dibandingkan produk GARAM (Persero), karena itu

perlu adanya kerjasama tim dan kreativitas yang tinggi dari seorang

manajer, dengan demikian kerjasama tim dan kreativitas yang telah

dijelaskan diatas diharapkan dapat mempengaruhi kinerja manajer dan

mampu mengatasi terjadinya penurunan laba yang terjadi pada tahun

sebelumnya yang merupakan permasalahan dalam perusahaan.

Peningkatan kinerja perusahaan dalam mencapai profitabilitas di

perlukan kreativitas anggota organisasi, dengan adanya kreativitas dalam

(20)

dan mempermudah cara kita bekerja diharapkan dapat meraih keuntungan

bagi perusahaan, dengan demikian untuk meningkatkan kinerja manajer

yang dalam memanfaatkan asset perusahaan diperlukan usaha yang kreatif

dalam menentukan sasaran-sasaran perusahaan.

Untuk itu, peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul

“Pengaruh Kerjasama Tim dan Kreativitas Terhadap Kinerja Manajerial pada PT. GARAM (Persero) di Surabaya”.

1.2. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya maka dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu :

 Apakah kerjasama tim dan kreativitas mempunyai pengaruh terhadap

kinerja manajerial?

 Manakah yang mempunyai pengaruh dominan antara kerjasama tim dan

kreativitas terhadap kinerja manajerial?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan :

 Untuk membuktikan secara empiris pengaruh kerjasama tim dan

kreativitas terhadap kinerja manajerial.

 Untuk membuktikan secara empiris pengaruh paling dominan antara

(21)

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi Peneliti

 Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kerjasama tim dan

kreativitas terhadap kinerja manajer.

 Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam

menerapkan ilmu pengetahuan yang diterima dengan kenyataan

yang terjadi diperusahaan.

 Penelitian ini merupakan kesempatan berpikir secara alamiah dan

memperdalam wawasan mengenai pengaruh kerjasama tim dan

kreativitas terhadap kinerja manajer.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dan tambahan

informasi dalam hal pengaruh kerjasama tim dan kreativitas terhadap

kinerja manajemen.

3. Bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah

referensi sebagai bahan penelitian yang akan datang terhadap materi

(22)

8

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan kinerja manajer

pernah dilakukan oleh penelitian lain yang dapat digunakan sebagai

referensi dalam penelitian ini, berikut dikemukakan beberapa hasil

penelitian oleh :

1. Ifa Wahyu Lestari (2005)

“Pengaruh Motivasi dan Kreativitas Terhadap kinerja manajer pada PT.

Coca Cola Amatil Surabaya”

Dalam penelitian ini permasalahan yang dibahas adalah untuk

mengetahui pengaruh motivasi dan kreativitas terhadap kinerja manajer.

Variabel yang diteliti adalah motivasi dan kreativitas sebagai variabel

independent dan kinerja manajer sebagai variabel dependen yang

menggunakan regresi linier berganda. Adapun kesimpulan yang dapat

diambil dari peneliti tersebut adalah motivasi dan kreativitas

berpengaruh positif terhadap kinerja manjer.

2. Ellysa Beth Noviyanti K (2006)

“Pengaruh Fokus Pelanggan, Kerjasama Tim, dan Perbaikan

berkesinambungan Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Pos

(23)

Dalam penelitian ini permasalahan yang dibahas adalah untuk

mengetahui apakah fokus pelanggan, kerjasama tim, dan perbaikan

berkesinambungan berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

Variabel yang diteliti adalah fokus pelanggan, kerjasama tim, dan

perbaikan berkesinambungan sebagai variabel independen dan kinerja

manajerial sebagai variabel dependen yang menggunakan regresi linier

berganda. Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian

tersebut adalah fokus pelanggan, kerjasama tim, perbaikan

berkesinambungan secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja

manajerial, dan perbaikan berkesinambungan merupakan variabel yang

berpengaruh dominan terhadap kinerja manajerial.

3. Kurnianingsih dan Indriantoro (2001)

“Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan

Terhadap Keefektifan Penerapan Total Quality Management”.

Hasil penelitian menyatakan bahwa interaksi antara variabel

system pengukuran kinerja dan system penghargaan mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial, dalam arti

perusahaan yang menerapkan teknik TQM secara langsung

meningkatkan kinerja manajerial”.

4. Nur Diana (2003)

“Analisis Hubungan Kompleksitas Organisasi, Keterlibatan Tim,

Diversitas Ukuran Kinerja, Besar Kopensasi, Partisipasi Terhadap

(24)

Hasil penelitian menyatakan bahwa berdasarkan pengujian

terhadap hipotesis dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompleksitas berhubungan positif dengan keterlibatan tim

2. Keterlibatan tim berhubungan dengan diversitas ukuran kinerja

3. Keterlibatan tim, diversitas ukuran kerja berhubungan positif dengan

besar kompensasi yang diberikan anggota tim

4. Diversitas ukuran kinerja berpengaruh positif terhadap kinerja tim.

5. Wijayanto (2003)

“Sumber Daya Manusia, Kreativitas, Inovasi Pengetahuan Sebagai

Sumber Keunggulan Kompetitif Berkesinambungan”.

Hasil penelitian menyatakan bahwa pengetahuan merupakan

sumber daya yang dapat memberikan kemanfaatan yang luar biasa bagi

seluruh aktivitas juga memberikan manfaat strategis bagi organisasi.

Pemikiran sikap dan perilaku kreatif dan inovasi menjanjikan kepada

organisasi fleksibilitas dan adaptabilitas terhadap perubahan lingkungan

(25)

2.2 Landasan Teori 2.2.1 Kerjasama Tim

2.2.1.1 Pengertian Kerjasama Tim

Tim adalah sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama atau

sekumpulan orang yang berdasarkan keahlian masing-masing yang

bersifat saling melengkapi, bekerja sama untuk mewujudkan tujuan

tertentu (Tjiptono dan Diana, 2001 : 165).

Sebuah tim dibentuk untuk mewujudkan tujuan tertentu, ada tim

yang dibentuk untuk pengembangan produk, pengembangan system,

improvement terhadap kualitas penyelesaian masalah atau perekayasaan

kembali system yang digunakan untuk melayani pelanggan. Kerjasama

tim merupakan salah satu unsur fundamental dalam Total Quality

Management, dalam kerjasama tim ini, tiap individu saling membantu

dalam hal yang bersifat kebersamaan, hal yang susah menjadi lebih

mudah jika dilakukan secara bersama-sama, sehingga tujuan perusahaan

dapat tercapai.

Menurut Perry. L. Johnson, Rob Kantner, and Marcia A Kikora

yang dikutip Goetsch dan Davis (1994 : 275), mengenai kerjasama tim

dan individual adalah sebagai berikut :

“If we act as a group of individuals, concerned with individual goals, we

waste time, motion, effort, and resources-frecuently missing the group

goal or even making it impossible to achieve. When we act as a team, we

(26)

Berdasarkan kutipan diatas dapat dijelaskan bahwa jika kita

bersikap layaknya kelompok individu dan lebih mementingkan tujuan

individu maka kita akan membuang-buang waktu, tenaga, dan

penghasilan seringkali tujuan kelompok tidak mungkin untuk dicapai,

tetapi jika bersikap seperti sebuah tim, maka pekerjaan dan masalah

dapat teratasi. Factor-faktor yan mendasari perlunya dibentuk tim-tim

tertentu dalam suatu perusahaan (Tjiptono dan Diana, 2001 : 165)

adalah:

1. Pemikiran dari 2 orang atau lebih cenderung lebih baik daripada

pemikiran satu orang saja.

2. Konsep sinergi [ 1+1>2 ], yaitu bahwa hasil keseluruhan (tim) jauh

lebih baik daripada jumlah bagiannya (anggota individual).

3. Anggota tim dapat saling mengenal dan saling percaya sehingga

mereka dapat saling membantu.

4. Kerjasama tim dapat menyebabkan komunikasi terbina dengan baik.

Tidak semua kumpulan orang dapat dikatakan tim. Untuk dapat

dianggap sebagai tim maka sekumpulan orang tertentu harus memiliki

karakteristik sebagai berikut menurut Tjiptono dan Diana (2001 : 166) :

1. Ada kesepakatan terhadap misi tim (Agreement Exist as to the

team’s mission).

Agar suatu kelompok dapat menjadi tim dan supaya tim tersebut

dapat bekerja dengan efektif, semua anggotanya harus memahami

(27)

2. Semua anggota mentaati peraturan tim yang berlaku

(membersadhere to team ground rules).

Suatu tim harus mempunyai peraturan yang berlaku, sehingga dapat

membentuk kerangka usaha pencapaian misi. Suatu kelompok atau

group dapat menjadi tim manakala ada kesepakatan terhadap

peraturan yang berlaku.

3. Ada pembagian tanggung jawab dan wewenang yang adil (Fair

distribution of responbility and authority exist).

Keberadaan tim tidak meniadakan struktur dan wewenang. Tim

dapat berjalan dengan baik apabila tanggung jawab dan wewenang

dibagi dan setiap anggota diperlakukan secara adil.

4. Orang beradaptasi terhadap perubahan (People adapt to change).

Setiap anggota tim harus dapat saling membantu dalam beradaptasi

terhadap perubahan secara positif.

2.2.1.2 Macam-macam Tim

Menurut Perry Johnson, Rob Kantner, dan Marcia Kikora (dalam

Goetsch dan Davis, 1994, pp. 214-215), umumnya tim dapat

diklasifikasikan kedalam tiga jenis, yaitu :

1. Tim penyempurna departemen (Departement improvement team)

Jenis ini yang paling banyak dijumpai. Tim terdiri dari personil yang

menyusun unit, departemen atau fungsi tertentu dalam organisasi dan

(28)

2. Tim perbaikan proses (Proces improvement team).

Tim ini memiliki misi untuk melakukan perbaikan terhadap

keseluruhan proses, oleh karena itu tim ini terdiri dari personil dari

setiap fase proses.

3. Gugus tugas (Task Force).

Gugus tugas sering kali disebut pula tim proyek, yaitu tim sementara

yang dibentuk untuk suatu misi tertentu, yang termasuk dalam

kelompok ini adalah tim proyek khusus dan tim proyek pemevahan

masalah. Gugus tugas terdiri dari orang-orang yang sanggup

memenuhi misi khususnya, gugus tugas tersebut akan dibubarkan bila

misinya telah tercapai.

2.2.1.3 Kunci Keberhasilan Kerjasama Tim

Kerjasama tim bukanlah suatu yang dapat memperbaiki segala

sesuatu dengan cepat, pembentukan tim yang kurang baik dapat merusak

pelaksanaan aktivitas organisasi-organisasi, untuk itu diperlukan usaha

mengatasi faktor-faktor yang dapat menghambat kesuksesan kerjasama

tim dan dapat dibutuhkan pula berbagai upaya agar tim dapat mencapai

misi dan tujuan pembentukannya. King, (dalam Goetsch dan Davis,

1994, pp. 218-219) merekomondasikan sepuluh strategi yang ia sebut

sepuluh perintah tim (The Ten Team Commandements) untuk

meningkatkan kinerja suatu tim dalam pencapaian tujuan organisasi.

(29)

1. Saling ketergantungan (Interdependence)

Saling ketergantungan diperlukan diantara para anggota tim dalam hal

informasi, sumber daya, pelaksanaan tugas dan dukungan. Adanya

saling ketergantungan dapat memperkuat kerjasama tim.

2. Perluasan tugas (Stretching tasks)

Setiap tim harus diberikan tantangan, karena reaksi atau tanggapan

terhadap tantangan tersebut akan membentuk semangat persatuan.

3. Penjajaran (Aligment)

Pemimpin tim harus bersedia menyisihkan sikap individualnya dalam

rangka mencapai misi bersama.

4. Bahasa yang umum (Common language)

Pemimpin tim harus mengusahakan penggunaan bahasa yang umum,

karena biasanya anggota tim berasal dari departemen yang berbeda

(pemasaran, akuntansi, dan lain-lain) yang memiliki istilah teknik

sendiri-sendiri.

5. Kepercayaan / respek (Trust / respect)

Dibutuhkan waktu dan usaha untuk membentuk kepercayaan dan

respek agar setiap anggota tim dapat bekerja sama.

6. Kepemimpinan / keanak buahan yang dibagi rata (Shared leadership /

followership)

Setiap orang memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda oleh

(30)

tertentu setiap anggota tim sehingga kepemimpinan dan keanakbuahan

dapat dibagi bersama.

7. Keterampilan pemecahan masalah (Problem-solving skills).

Tim harus banyak menggunakan waktunya untuk membina

kemampuan anggotanya dalam memecahkan masalah, karena masalah

merupakan hal yang selalu dihadapi setiap organisasi.

8. Keterampilan menangani konfrontasi (Confrontation / confict

handling skills).

Dalam lingkungan kerja yang high pressure dan kompetitif, konflik

merupakan hal yang tidak terelakan. Perbedaan pendapat adalah hal

yang wajar, oleh Karena itu dalam TQM dibutuhkan keterampilan

dalam menerima perbedaan pendapat (ide, masalah, dan saran)

pemecahan dan menyampaikan ketidaksetujuan terhadap pendapat

orang lain tanpa harus menyakiti hati orang yang bersangkutan.

9. Penilaian / tindakan (Assement / action)

Penilaian dengan memantau dan membandingkan apa yang telah

dilakukan dengan pernyataan misi dan rencana tindakan yang ada.

Rencana tindakan berisi tujuan, sasaran, jangka waktu, dan penguasa,

serta tanggung jawab setiap anggota.

10. Perayaan (Celebration)

Kesuksesan yang dicapai suatu tim yang efektif dapat diperkuat

(31)

yang terlaksana dengan baik akan memotivasi anggota tim untuk

bekerja lebih giat dan tangkas dalam mencapai tujuan berikutnya.

2.2.1.4 Faktor-Faktor Penghambat Kesuksesan Kerjasama Tim

Orang-orang dalam suatu kelompok tidak secara otomatis dapat

bekerja sama, sering kali tim tidak dapat berjalan sebagaimana yang

diharapkan. Penyebab utamanya adalah factor manusia. Beberapa aspek

menurut menurut Tjiptono dan Diana (2001 : 167-168) adalah sebagai

berikut :

1. Identitas pribadi anggota tim

Sudah merupakan hal yang alamiah bila seorang ingin tahu apahakah

mereka cocok disuatu organisasi, termasuk didalam suatu tim. Orang

mengkuatirkan hal-hal seperti kemungkinan outsider, pergaulan

dengan tim lainnya, factor pengaruh dan saling percaya antar

anggota tim. Suatu tim tidak dapat berjalan efektif bila anggotanya

belum merasa cocok dengan tim tersebut.

2. Hubungan antara anggota tim

Agar setiap anggota bersama, mereka harus saling mengenal dan

berhubungan. Untuk itu dibutuhkan waktu bagi anggota yang berasal

dari berbagai latar belakang tersebut agar dapat saling membantu dan

(32)

3. Identitas tim di dalam organisasi

Faktor ini terdiri dari dua aspek. Pertama kesesuaian atau kecocokan

tim dalam organisasi. Aspek kedua adalah pengaruh keanggotaan

dalam tim tertentu terhadap hubungan dengan anggota diluar tim.

2.2.1.5 Sifat Karakter Dalam Kerjasama Tim

Sifat karakter merupakan factor penentu suksesnya tim yang

paling utama. Anggota tim yang sukses diidentifikasi bahwa sifat

karakter dalam anggota tim adalah sangat penting dalam kesuksesannya.

Berikut ini sifat-sifat karakter yang diperhatikan dalam keberhasilan

dalam kerjasama tim, menurut Niceville (dalam Goetsch dan Davis, 1997

: 247-249) adalah sebagai berikut :

1. Kejujuran (Honesty)

Untuk membangun kepercayaan anggota tim harus jujur satu sama

lain. Kejujuran merupakan hal dasar dalam kepercayaan dan

kejujuran merupakan hal dasar dalam kerjasama tim, dalam anggota

tim harus saling tergantung satu sama lain dalam pencapaian tujuan

organisasi. Untuk melakukannya harus ada kepercayaan yang lebih

tinggi diantaranya.

2. Tidak mementingkan diri sendiri (Selflessness)

Anggota tim harus saling membantu satu sama lain dan tidak

mementingkan diri sendiri sehingga tujuan keseluruhan tim dapat

(33)

3. Keterkaitan (Dependability)

Setiap anggota tim harus tergantung satu sama lain sebab

penampilan tim tergantung pada penampilan anggotanya. Sebagai

konsekuensi tim bersandar pada anggotanya dan anggotanya

bersandar satu sama lain.

4. Tanggung jawab (Responbility)

Ciri karakter ini berarti bahwa orang-orang mengetahui apa yang

diharapkan dan berkeinginan bertanggung jawab untuk melekukan

apa yang diharapkan. Anggota tim dan tim yang sukses cenderung

bertanggung jawab pada tindakan, keputusan, dan pencapaian

mereka.

5. Antusiasme (Enthusiasm)

Setiap anggota yang antusias pada pekerjaan mereka, cenderung

melakukan hal yang lebih baik. Sifat yang antusias dapat membantu

anggota tim ketika dihadapkan pada persoalan yang rumit.

6. Kerjasama (Cooperativeness)

Setiap anggota tim harus bekerjasama satu sama lai. Jika setiap

anggota tim tidak bekerjasama, maka tim akan mengalami kesulitan

secara terus menerus.

7. Inisiatif (Initiative)

Inisiatif berarti mengenali apa yang perlu untuk dilaksanakan atau

(34)

diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, maka termasuk pekerjaan

semua orang juga.

8. Kesabaran (Patience)

Tantangan yang paling sulit adalah untuk belajar bekerjasama.

Dalam beberapa hal pertentangan dalam tim adalah hal yang alamiah

dalam kerjasama tim. Setiap anggota tim harus sabar dan

mendukung anggota tim lainnya.

9. Banyak akal (Resourcefulness)

Setiap anggota tim setidaknya akan menemukan jalan untuk suatu

keberhasilan dalam pekerjaan kendati suatu ketiadaan nyata sumber

daya. Seorang yang banyak akal akan berpikir bijaksana dalam

penggunaan material dan gagasan dimana hal-hal tersebut tidak

dipergunakan lagi atau dibuang.

10. Ketepatan waktu (Punctuality)

Orang-orang yang tepat waktu tau jadwal menunjukkan rasa

menghargai anggota tim lain dan waktu mereka. Suatu tim tidak

berfungsi secara penuh tanpa kehadiran anggota timnya. Anggota

yang absent atau terlambat akan menghalangi / merintangi

pencapaian tujuan tim.

11. Toleransi (Tolerance sensitivity)

Orang-orang didalam tim mempunyai banyak perbedaan dan jalan.

Mereka boleh jadi berbeda jenis kelamin, rasa tau agama. Mereka

(35)

Keanekaragaman dapat memperkuat anggota tim dalam bersikap

toleransi untuk perbedaan individu di dalamnya.

12. Ketakutan (Perseverance)

Untuk bertekun tidak berlaku atau tidak kenal henti di dalam

berusaha untuk memenuhi suatu tugas kendati terdapat rintangan.

2.2.2 Kreativitas

2.2.2.1Pengertian Kreativitas

Kreativitas merupakan ide-ide baru dan memiliki manfaat.

Kreativitas memiliki tiga komponen, yang masing-masing saling

berkaitan, yaitu : expertise mencakup segala sesuatu yang diketahui oleh

manusia, baik secara teknis, procedural, maupun intelektual ; creative

thingking skill untuk menentukan fleksibilitas dan imajinasi seseorang

ketika dihadapkan pada suatu permasalahan ; dan motivation yang

melibatkan hasrat yang berasal dari dalam individu dan dorongan dari luar

bagi individu tersebut untuk memecahkan permasalahan-permasalahan

menurut Amabile, 1998 (dalam Bonifacius R. Wijayanto, 2003 : 126-127).

Menurut A. Dale Timpe (1993 : 106) mengatakan bahwa

kreativitas merupakan hasil gagasan yang mendatangkan perbaikan efektif

atau efisien suatu system. Untuk menjaga agar kreativitas alami tetap

hidup dan produktif, adalah dengan memupuk, menangkap, dan

(36)

Menurut Munandar, S.C.U, 1977 dalam Surata (2003 : 93)

merumuskan kreativitas sebagai kemampuan yang mencerminkan

kelancaran, keluwesan (fleksibelitas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta

kemampuan untuk mengelaborasikan (mengembangkan, memperkaya,

memperinci) suatu gagasan.

Beberapa definisi tentang kreativitas tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa kreativitas merupakan aktivitas berpikir yang

menghasilkan sesuatu yang sifatnya baru, bermanfaat dan dapat di

mengerti.

2.2.2.2Komponen Kreativitas

Menurut Subagjo, 2001 yang dikutip oleh Lestari (2005 : 13)

komponen- komponen kreativitas ada tiga yaitu :

1. Berpikir secara imajinatif atau kreatif

Adalah bagaimana seseorang memandang persoalan dan

pemecahannya yaitu kapasitas untuk memadukan berbagai gagasan

baru atau lama dalam kombinasi yang baru dan hal ini memang erat

hubungannya dengan kepribadian. Keterampilan untuk berfikir secara

kreatif bisa dilatih dengan mengikuti pelatihan-pelatihan manajemen

yang memberikan berbagai alat berfikir untuk memandang persoalan

(37)

2. Keahlian

Meliputi semua yang di ketahui oleh seseorang, termasuk semua yang

mampu di lakukannya dalam bidang pekerjaannya. Sebagai contoh

seorang ilmuwan di perusahaan farmasi yang bertanggung jawab

mengembangkan obat pembeku darah bagi penderita hemophilia.

Keahliannya meliputi kemampuan berpikir ilmiah, juga pengetahuan

dn kemampuan teknis yang dimiliki dalam bidang farmasi, kimia,

biologi, dan biokimia. Tidak penting bagaimana ilmuwan tersebut

memperoleh kehliannya tersebut, bisa secara formal atau tidak formal.

3. Motivasi

Motivasi bisa datang dari luar diri kita, yang dikenal dengan istilah

extrinsic, dan dari dalam yang dikenal dengan istilah intrinsic.

Motivasi extrinsic bentuknya bisa berupa imbalan, ataupun bisa pula

hukuman. Motivasi extrinxic lebih muda dikelola oleh manajemen

perusahaan, hasilnya bisa positif dan bisa pula negative. Gairah dan

minat, yaitu keinginan yang berasal dari dalam diri seseorang dan

merupakan motivasi yang intrinsic.

2.2.2.3Faktor-Faktor Pendukung Kreativitas

Perlu adanya perhatian yang diberikan pada praktek-praktek

manajemen yang mempengaruhi ketiga komponen kreativitas, dalam

(38)

1. Tantangan

Meningkatkan kreativitas dengan jalan menyesuaikan (kemampuan

atau karakter) orang dengan tugasnya merupakan tantangan bagi

manajer.

2. Kebebasan

Kebebasan memang diperlukan tapi harus ada aturan mainnya,

maksudnya bahwa kebebasan bagi karyawan agar lebih kreatif lagi.

3. Sumber Daya

Ada dua sumber daya yang penting yang berpengaruh pada kreativitas

yaitu waktu dan uang. Dimana manajer perlu membagiakan kedua

sumber daya tersebut dengan hati-hati. Seperti misalnya

menyesuaikan orang dengan tugas yang pas, menentukan beberapa

banyak uang dan waktu diberikan pada kelompok kerja dan lain-lain.

4. Kekhasan kelompok kerja

Bila ingin membangun sebuah kelompok erja yang penuh gagasan,

maka perhatian harus dicurahkan pada desain kelompok itu. Artinya,

kelompok harus didesain sedemikian rupa sehingga anggotanya saling

melengkapi melalui keanekaragaman perspektif dan latar belakang.

Bila komposisi kelompok kerja cukup beragam, bisa dharapkan akan

terjadi penggabungan dan penyempurnaan gagasan dengan cara yang

(39)

5. Dukungan penyeliaan

Dukungan penyelia ini dibutuhkan gua menumbuhkan motivasi

karyawan yang nantinya mempengaruhi tingkat kreatif karyawan.

6. Dukungan perusahaan

Dukungan dari atasan sangat berarti bagi kesuburan kreativitas,

apalagi bila dilengkapi dengan dukungan organisasi atau perusahaan.

Dukungan organisasi juga direfleksikan dengan kebijakan-kebijakan

serta system dan prosedur yang memperlancar arus kreativitas. Hal ini

ditambah dengan akses terhadap informasi yang bakal mendukung

tiga komponen kreativitas.

2.2.2.4Sifat-Sifat Khas Orang Yang Kreatif

Orang-orang yang kreatif bukan jenius tetapi bersifat fleksibel dan

mencari pemecahan dalam bidang yang belum diteliti, sifat-sifatnya

menurut A. Dale Timpe (1993 : 90) :

1. Sensitivitas terhadap lingkungan

Ada suatu kemampuan untuk melihat segala sesuatu, memperhatikan

masalah atau ada satu kepandaian khusus untuk melakukan

pengamatan-pengamatan yang luar biasa dan rinci.

2. Fleksibel, terbuka, ingin tahu, dan selektif

Penyesuaian dengan setiap perkembangan serta perubahan baru

dilakukan dengan cepat, pemecahan-pemecahan yang unik terhadap

(40)

3. Toleransi terhadap kesamaran

Orang yang kreatif mentoleransi ketidaktentuan, kerumtan, dan

ketidakteraturan karena keadaan ini mendatangkan jawaban-jawaban

yang diinginkan.

4. Fleksibilitas mental

Pikiran kreatif memperlihatkan mobilitas ketika data dan gagasan

yang berhubungan dan tidak berhubungan diatur kembali,

dimodifikasi dan diidentifikasikan kembali. Jika tidak terjadi

pemikiran yang berarti bagi suatu masalah, pekerjaan dihentikan.

2.2.2.5Manajer Kreatif

Seorang manajer perlu terus menerus meningkatkan situasi kerja

dengan mendorong gagasan-gagasan orisinal dan bukan merintanginya.

Manajemen kreatif diperlukan dalam menetapkan sasaran, memotivasi

anggota kelompok, dan mengubah sasaran organisasi. Suasana organisasi

yang diharapkan mendorong kreativitas (dalam A. Dale Timpe, 1993 :

113) ditentukan oleh :

1. Hubungan yang baik antara atasan dan bawahan

Seorang manajer berupaya keras untuk membangun suatu suasana

yang mendorong perubahan dan gagasan baru, dimana dapat

(41)

2. Keterbukaan komunikasi

Keberhasilan kreatif tercipta dari pekerjaan orang lain. Hubungan

dengan sumber luar harus didorong, menghalangi komunikasi akan

menghambat kreativitas.

3. Dukungan dan kerjasama yang kreatif

Ciptakan suasana prosedur yang psti untuk pertimbangan yang adil

dan konsisten atas gagasan yang diemukakan bawahan. Kumpulan

para pekerja yang memiliki berbagai keterampilan dan pengalaman

untuk membangun suatu gabungan kreativitas yang akan berhasil

baik.

2.2.2.6Hal-hal yang dapat menghalangi kreativitas

Dibawah ini disebutkan tujuh rintangan organisasional yang dapat

menghalangi jalan untuk berkreatif menurut Cambell, dalam Lestari (2005

: 31 ) :

1. Rasa takut gagal

Kekuatan akan kegagalan organisasi karena tidak akan

mengembangkan kreativitas sehingga organisasi tidak akan

mencoba-coba serta menciptakan inovasi baru sehingga hanya menonton saja,

idak ada kemajuan.

2. Terlalu sibuk dengan tata tertib dan tradisi

Kalau segala-galanya terjadi seperti direncaakan, teratur, licin, tidak

(42)

juga mencerminkan kekuatan kalau terjadi kekacauan dalam hubungan

antar manusia, sehingga tidak ada perubahan membangun dan positif.

3. Gagal melihat kekuatan yang ada

Karena kegagalan untuk melihat kekuatan sendiri dan orang-orang

disekitar akan menyebabkan orang tidak lagi dapat menghargai

sumber daya yang ada pada orang, barang, atau lingkungannya

sendiri.

4. Terlalu pasti

Terlalu pasti (overcertainty) merupakan penyakit khas kaum spesialis

karena orang yang demikian kurang terbuka terhadap

pendekata-pendekatan baru sehingga tidak ada keinginan untuk menciptakan

kreasi dan inovasi yang baru.

5. Enggan untuk mempengaruhi

Banyak orang dengan ide-ide cemerlang sering tidak mau tampak

sebagai orang-orang yang lancar menekan-nekankan ide mereka dan

ragu-ragu untuk berdiri berdasarkan keyakinan mereka.

6. Enggan untuk bermain-main

Dalam organisasi formal, apabila besar, orang biasanya bertindak

terlalu resmi dan serius. Karena tidak mau tampak bodoh, mereka

jarang mencoba hal yang baru. Sikap “bermain-main” mempunyai

peran dalam kehidupan, sikap bermain-main dan kesukaan untuk

bermain-main itu penting dalam organisasi untuk mengembangkan

(43)

7. Terlalu mengharapkan hadiah

Karena kecemasan yang diakibatkan oleh keinginan untuk

mendapatkan hadiah itu, menghambat proses kerja dan menyumbat

kreativitas.

2.2.3 Kinerja Manajerial

2.2.3.1Pengertian Kinerja Manajerial

Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance

atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang.

Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan

kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan

tugasnya, sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

(Mangkunegara, 2000 : 67).

Secara umum “manajer” berarti setiap orang mempunyai tanggung

jawab atas bawahan dan sumber daya organisasi lainnya. Seperti halnya

manajemen dapat diketemukan di semua organisasi manusia, manajer ada

dalam semua tipe organisasi. Ada banyak tipe manajer dengan tugas-tugas

dan tanggung jawab yang berbeda-beda (Hani Handoko, 1997 : 17).

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja

manajer adalah perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan manajer dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah

diberikan perusahaan kepadanya dalam rangka mencapai tujuan organisasi

(44)

Kinerja manajerial merupakan salah satu factor yang dapat

meningkatkan keefektifan organisasional. Menurut Mahoney et.al. (dalam

Indriantoro, 2001 : 35) yang dimaksud dengan kinerja manajerial adalah

kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan-kegiatan

manajerial antara lain :

1. Pemilihan Staf (staffing)

Mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut,

mewancarai, dan memilih pegawai baru, menempatkan,

mempromosikan, dan mutasi pegawai.

2. Perencanaan

Menentukan tujuan, kebijakan, dan rencana kegiatan seperti

penjadwalan kerja, penyusunan anggran, dan penyusunan program.

3. Pengawasan

Mengarahkan, memimpin, dan mengembangkan bawahan anda,

membimbing, melatih, dan menjelaskan peraturan kerja pada

bawahan, memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan.

4. Perwakilan

Mempromosikan tujuan umum perusahaan dengan cara memberikan

konsultasi secara lisan atau berhubungan dengan individu diluar

perusahaan.

5. Investigasi

Mengumpulkan dan menyampaikan informasi yang biasanya

(45)

6. Pengkoordinasi

Tukar menukar informasi dengan pihak lain untuk mengkaitkan dan

menyesuaikan program, memberitahu bagian lain dan berhubungan

dengan manajer lain.

7. Negosiasi

Melakukan pembelian, penjualan tau melakukan kontrak utuk produk,

menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual atau

tawar menawar secara kelompok.

8. Evaluasi

Mengevaluasi dan menilai rencana kerja, laporan kerja, maupun

kinerja yang diamati.

9. Kinerja secara keseluruhan

Seorang manajer dalam memimpin perusahaannya harus memimpin

kemampuan manajerial. Kemampuan manajerial itu dapat

dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu :

a. Kemampuan secara teknis

Adalah kemampuan manajer dalam menghasilkan produk atau

menydiakan jasa. Kemampuan teknis ini penting sekali bagi

manajer lini bawah.

b. Kemampuan manajer berhubungan dengan manusia

Adalah kemampuan manajer yang berkaitan dengan kemampuan

hubungan interaksi dengan subordinate, anggota kelompok, atasan

(46)

c. Kemampuan secara konseptual

Adalah kemampuan manajer mengkoordinasikan dan

mengintegrasikan informasi agar dapat mengerti oleh keseluruhan

organisasi. Kemampuan konseptual sangat penting khususnya bagi

manajer tingkat eksekutif (lini atas).

2.2.3.2Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja sebagai suatu alat untuk membantu manajemen

dalam proses pengambilan keputusan pada organisasi melalui informasi

umpan balik yang dihasilkan. Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2003 :

231), penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen

untuk menilai tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja dengan

uraian atau deskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya

seperti akhir tahun.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2002 :75), sistem penilaian

kinerja berusaha untuk memenuhi kebutuhan dari pihak-pihak yang terkait

dengan perusahaan dengan campuran penilaian strategik : ukuran hasil dan

pembangkit, ukuran financial dan non financial, serta ukuran internal dan

eksternal.

Tujuan dari system penilaian kinerja adalah pelaksanaan strategi,

pengukuran ini dapat dilihat sebagai faktor keberhasilan masa kini dan

masa depan, jika ukuran ini membaik berarti strategi telah dilaksanakan

(47)

System penilaian kinerja merupakan suatu mekanisme yang memperbaiki

kemungkinan untuk perusahaan agar strategi yang dijalankan dapat

berhasil (Anthony dan Govindarajan, 2002 : 75).

2.2.3.3Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajer

1. Fokus pada Pelanggan

Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal

merupakan driver. Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk

atau jasa yang disampaikan kepada mereka, sedangkan pelanggan

internal berperan besar dalam menentukan kualitas manusia, proses,

dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.

2. Adanya Keterlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang

penting dalam penerapan TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan

membawa 2 manfaat utama. Pertama, hal ini akan meningkatkan

kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik, rencana yang lebih

baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga mencakup

pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung

berhubungan dengan situasi kerja. Kedua, keterlibatan karyawan juga

meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan

(48)

3. Perbaikan Sistem Secara Berkesinambungan

Setiap produk dan/ atau jasa dihasilkan dengan memanfaatkan

proses-proses tertentu di dalam suatu system/ lingkungan. Oleh karena itu

system yang ada perlu diperbaiki secara terus-menerus agar kualitas

yang dihasilkannya dapat meningkat.

4. Kerja Sama Tim (Teamwork)

Dalam organisasi yang dikelola secara tradisional, seringkali

diciptakan persaingan antar departemen yang ada dalam organisasi

tersebut agar daya saingnya terdongkrak. Akan tetapi, persaingan

internal tersebut cenderung hanya menggunakan dan menghabiskan

energy yang seharusnya dipusatkan pada upaya perbaikan kualitas,

yang pada gilirannya untuk meningkatkan daya saing eksternal.

5. Pendidikan dan Pelatihan

Dalam organisasi yang menerapkan TQM, pendidikan dan pelatihan

merupakan factor yang fundamental. Setiap orang diharapkan dan

didorong untuk terus belajar. Dengan belajar, setiap orang dalam

perusahaan dapat meningkatkan keterampilan teknis dan keahlian

(49)

2.2.3.4Fungsi Manajemen

Menurut Robbins (2007 : 11) fungsi manajemen terdiri dari :

1. Fungsi Perencanaan

Fungsi ini mencakup proses merumuskan sasaran, menetapkan suatu

strategi untuk mencapai sasaran, dan menyusun rencana guna

mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.

2. Fungsi Pengorrganisasian

Fungsi ini mencakup proses menentukan mana tugas yang harus

dikerjakan, siapa yang harus mengerjakan, bagaimana tugas-tugas itu

harus dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, dan pada tingkatan

mana keputusan-keputusannya harus diambil.

3. Fungsi Memimpin

Mengarahkan dan memotivasi semua pihak yang terlibat dan

memecahkan pertentangan.

4. Fungsi Pengendalian

Memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan

diselesaikan seperti direncanakan, memperbandingkan dan

(50)

2.2.4 Teori Yang Melandasi Pengaruh Kerjasama Tim dan Kinerja Manajerial

Teori keseimbangan yang dikemukakan oleh New Comb (1961)

dalam Luthans (1995 : 247). Teori ini menyatakan individu X akan saling

berhubungan dan membentuk suatu kelompok dengan individu Y yang

disebabkan oleh sikap-sikap dan nilai-nilai umum (Z). ketika hubugan ini

dibentuk, para peserta bekerja keras untuk memelihara keseimbangan

anatara tindakan dan sikap umum itu.

Suatu ketidakseimbangan, maka perlu dibuat suatu usaha untuk

mengembalikan keseimbangan itu, jika keseimbangan masih belum dapat

dikembalikan, maka hubungan yang telah terjalin akan pecah, keakraban

dan interaksi berperan penting dalam teori keseimbangan, selain itu suatu

kelompok akan produktif bila anggotanya memiliki keterampilan, pribadi

yang baik serta mendapat dukungan dari manajemen sehingga dapat

meningkatkan kinerja perusahaan.

Pengertian diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa untuk

meningkatkan kinerja manajer perlu dibentuk kelompok kerja. Kerjasama

dapat terjalin dengan baik apabila karyawan juga turut dilibatkan dan

diberdayakan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Berdasarkan teori keseimbangan ini individu X akan berhubungan dan

bekerjasama dengan individu Y yang disebabkan oleh sikap-sikap dan

nilai-nilai umum. Masing-masing individu akan berusaha keras agar

(51)

Berikut ini diagram yang menunjukkan teori keseimbangan :

Individu X Individu Y

Z

Nilai sikap yang sama

 Agama

 Politik

 Gaya Hidup

 Perkawinan

 Pekerjaan

 Otoritas

Gambar 2.1 Teori Keseimbangan

( Sumber : Luthans, Fred, 1995, Organitation Behaviour, Seventh Edition,

Penerbit McGraw-Hill, Inc, Hal 247).

2.2.5 Teori Yang Melandasi Pengaruh Kreativitas dengan Kinerja Manajer

Dalam teori humanistic oleh Carl Rogers yang dikutip oleh Lestari

(2005 : 34 ) menyatakan bahwa terdapat tiga kondisi internal dari pribadi

yang kreatif adalah keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk

menilai situasi sesuai dengan ukuran pribadi seseorang (internal locus of

(52)

merumuskan persoalan dan menghasilkan berbagai solusi dalam

pemecahan masalah juga mendorong dari dalam untuk berkreasi.

Berdasarkan pada teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kreativitas akan timbul dari dalam diri pribadi setiap orang, yang akhirnya

mereka kembangkan sesuai dengan kemampuan yang ada pada dirinya,

dan kemudian akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat baik bagi

dirinya atau orang sekitarnya.

Adanya kreativitas yang sering tercipta, seperti menciptakan

barang atau gagasan yang sifatnya baru diharapkan dapat membantu

manajer dalam mengambil keputusan yang tepat yang dapat memberikan

sumbangan yang tidak kecil artinya dalam usaha organisasi untuk

mencapai tujuan dan berbagai sasarannya.

Berfikir kreatif dan melakukan inovasi baru dapat meningkatkan

kinerja manajer, kebebasan individu untuk melakukan pilihan merupakan

hak kebebasan utama setiap orang dalam melakukan pilihan adalah sebuah

proses yang kreatif yang berkembang dalam semua kondisi kerja.

Kreativitas seorang manajer merupakan salah satu factor terpenting

yang menjadi bahan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja

manajemen perusahaan, kreativitas itu sendiri dalam perkembangannya

harus didukung dengan sarana dan prasarana agar berkembang secara

(53)

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah

dikemukakan diatas, maka dapat diambil premis-premis yang kemudian dari

premis tersebut akan disimpulkan sehingga dapat dijadikan dasar

menemukakan hipotesis, maka premis-premis tersebut adalah :

 Premis 1

Tim adalah sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama atau

sekumpulan orang yang berdasarkan keahlian masing-masing yang

bersifat saling melengkapi, bekerjasama untuk mewujudkan

tujuan-tujuan tertentu (Tjiptono dan Diana, 2001 : 165).

 Premis 2

Perusahaan yang menerapkan teknik TQM secara langsung dapat

meningkatkan kinerja manajerial (Kurnianingsih dan Indriantoro,

2001).

 Premis 3

Kreativitas merupakan hasil gagasan yang mendatangkan perbaikan

efektif atau efisien suatu system. Untuk menjaga agar kreativitas alami

tetap hidup dan produktif, adalah dengan memupuk, menangkap, dan

menyalurkan kreativitas kearah yang positif dan konstruksi (A. Dale

Timpe, 1993 : 106).

 Premis 4

Keterlibatan tim berhubungan dengan diversitas ukuran kinerja (Diana

(54)

 Premis 5

Suatu kelompok akan produktif bila anggotanya memiliki

keterampilan dan mendapat dukungan dari manajemen serta dapat

meningkatkan kinerja perusahaan (Luthans, 1995 : 247).

 Premis 6

Adanya kerjasama antara atasan dan bawahan akan berpengaruh

terhadap kinerja manajerial yang sangat tinggi (Lestari : 2005).

Dari premis-premis hasil penelitian terdahulu dan teori yang ada maka

dapat disusun kerangka pikir sebagai berikut :

 

     Uji Regresi Linier Berganda 

Gambar 2.2 Diagram Kerangka Pikir

Kerjasama Tim (X1)

Kreativitas (X2)

(55)

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, kajian teori dan kerangka pikir maka

hipotesis yang saya ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Diduga bahwa kerjasama tim dan kreativitas berpengaruh terhadap

kinerja manajerial pada PT. GARAM (Persero) di Surabaya

(berdasarkan premis (1, 2, 3, 4, 5, 6 ).

 Diduga bahwa kreativitas mempunyai pengaruh paling dominan

terhadap kinerja manajerial pada PT. GARAM (Persero) di Surabaya

(56)

42

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah segala sesuatu yang menjadi obyek

pengamatan dalam suatu penelitian yang berdasarkan sifat-sifat atau

hal-hal yang didefinisikan atau diamati. Peneliti akan mengajukan pengujian

terhadap variable-variabel tersebut :

Y = Kinerja Manajerial, sebagai variabel terikat

X1 = Kerjasama Tim, sebagai variabel bebas

X2 = Kreativitas, sebagai variabel bebas

Definisi operasional variabelnya sebagai berikut :

a. Variabel terikat / Dependen Variabel ( Y )

Kinerja Manajerial ( Y ) adalah kegiatan-kegiatan manajerial

dan evaluasi atas pekerjaan yang telah dilakukan baik atasan, rekan

kerja, bawahan, atau terhadap diri sendiri.

Untuk mengukur variabel digunakan indicator yaitu

perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervise, pengaturan

staff, negosiasi dan representasi serta satu dimensi pengukuran kerja

seorang manajer secara keseluruhan (Mahoney dkk, 1963 dalam

(57)

b. Variabel bebas / Independen Variabel

 Kerjasama Tim ( X1 )

Kerjasama tim ( X1 ) adalah sebuah kelompok kerja lengkap

atau suatu satuan kerja yang para anggotanya mempunyai satu

tujuan bersama.

Untuk mengukur variabel digunakan indicator yaitu

pembentukan, gangguan, penormaan, dan pelaksanaan (Tucman,

dalam Luthans, 1995 : 248).

 Kreativitas ( X2 )

Kreativitas ( X2 ) adalah sesuatu kemampuan memecahkan

persoalan yang memungkinkan orang tersebut menciptakan ide-ide

baru dan menghasilkan manfaat.

Untuk mengukur variabel digunakan indicator yaitu

memecahkan masalah, lebih imajinatif, dan kreatif, menerapkan

upaya yang konsisten, membangun kepercayaan diri (dalam A.

Dale Timpe, 1993 : 113).

3.1.2. Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian menggunakan kuesioner

pengaruh kerjasama tim dan kreativitas terhadap kinerja manajerial.

1. Kerjasama Tim ( X1 )

Variabel kerjasama tim diukur dengan menggunakan instrument

(58)

(1999). Alternative jawaban diukur dengan menggunakan skala

Semantic Differential (Sumarsono, 2004 : 25) dengan rentang nilai satu

(sangat tidak setuju) sampai nilai tujuh (sangat setuju), dengan skala

pengukuran data berupa skala interval.

Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Setuju

2. Kreativitas ( X2 )

Variabel kreativitas diukur dengan menggunakan instrument penelitian

dalam kuesioner yang sudah dikembangkan oleh Gilis (1992) dalam

Timpe (1992) dan telah dimodifikasikan. Alternative jawaban diukur

dengan menggunakan skala Semantic Differential (Sumarsono, 2004 :

25) dengan rentang nilai satu (sangat tidak benar) sampai nilai tujuh

(sangat benar), dengan skala pengukuran data berupa skala interval.

Sangat Tidak Benar 1 2 3 4 5 6 7 Sangat Benar

3. Kinerja Manajerial

Variabel kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrument

penelitian dalam kuesioner yang dikembangkan oleh Mahoney et. al

(1963) dan telah dimodifikasi. Alternative jawaban diukur dengan

menggunakan skala Semantic Differantial (Sumarsono, 2004 : 25)

dengan rentang nilai satu (sangat tidak setuju) sampai nilai tujuh

(sangat setuju), dengan skala pengukuran data berupa skala interval.

(59)

3.2. Teknik Penentuan Sampel a. Obyek dan Populasi

Objek dari penelitian ini adalah PT. GARAM (Persero).

Populasi merupakan subyek atau obyek yang memiliki ciri-ciri atau

karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau

obyek lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari

penelitian (Sumarsono, 2004 : 44). Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah para manajer yang berjumlah 38 orang.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, yang mempunyai ciri dan

karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004 :

24). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan pemilihan sampling (purposive sampling), yaitu teknik

penarikan sampel non probabilitas yang menyeleksi

responden-responden berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh

sampel yaitu : (Sumarsono, 2004 : 52)

1. Pihak – pihak tersebut dalam menjalankan tugasnya terlibat secara

langsung dalam pengambilan keputusan di PT. Garam (Persero)

2. Karyawan dengan jabatan kepala divisi dan kepala bagian

3. Karyawan yang berada dalam lingkungan keuangan, pemasaran dan

(60)

Berdasarkan kriteria – kriteria diatas maka sampel dalam penelitian adalah

sebanyak 20 orang kepala divisi dan kepala bagian PT GARAM (Persero)

.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Perolehan data secara akurat yang akan dibahas dalam penelitian

ini, maka pengumpulan data yaitu melalui data primer yaitu data yang

diperoleh langsung dari perusahaan dengan menggunakan teknik kuesioner

yang di bagikan kepada manajer di PT. GARAM (Persero).

3.3.2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berasal dari perusahaan yang

menjadi obyek penelitian yaitu PT. GARAM (Persero).

3.3.3. Pengumpulan Data

Pada metode ini pengumpulan data langsung yang dilakukan dilapangan

atau direktorat yang dituju dengan cara :

a. Wawancara

Adalah proses pengumpulan data untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab dan bertatap muka dengan pewawancara dengan

(61)

b. Dokumentasi

Adalah pengumpulan data dengan cara mencatat data-data yang

berasal dari dokumen-dokumen yang dimiliki oleh PT. GARAM

(Persero).

c. Observasi

Merupakan suatu paket yang tercakup dalam proses wawancara dan

pengumpulan data yang tercatat dalam dokumentasi perusahaan.

d. Kuesioner

Adalah cara pengumpulan data dengan menyebarkan data daftar

pertanyaan kepada responden untuk memperoleh jawaban yang

berkaitan dengan permasalahan.

3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat

pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau

tidaknya alat ukur atau kuesioner tersebut dapat diuji dengan

mengkorelasikan antara skor total yang diperoleh masing-masing butir

pertanyaan dengan skor pertanyaan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut

dapat dilihat dari kolom corrected item total correlation (rhitung). Koefisien

masing-masing item kemudian dibandingkan dengan nilai rkritis dengan

kriteria pengujian sebagai berikut :

(62)

 Jika nilai rhitung ≤ 0,30 berarti pernyataan tidak valid. (Azwar, 1997 :

158).

Apabila hasil uji validitas menunjukkan adanya item yang tidak

valid, maka dilakukan uji validitas lagi pada item yang valid, begitu

seterusnya sampai diketemukan semua item yang valid.

3.4.2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2006 : 41) realibilitas sebernarnya adalah alat

untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indicator dari variabel

atau konstruk. Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas

instrument dalam penelitian ini adalah koefisien alfa dari Cronbach

Alpha.

Dan criteria pengujian sebagai berikut :

 Jika nilai alpha > 0,60 berarti pernyataan reliable.

 Jika nilai alpha < 0,60 berarti pernyataan tidak reliable.

3..4.3. Uji Normalitas

Menurut Sumarsono (2004 : 40) uji normalitas digunakan untuk

mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak, untuk

mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan

dengan metode Kolmogorov Smirnov, dalam pengambilan keputusan apakah

sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah, jika nilai

(63)

tidak normal, jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%

maka distribusi normal.

3.5. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu

dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi

multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.

1. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2006 : 91) uji multikolinieritas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas (independen). model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen.

Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance

inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya, jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi

(karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikoloneritas adalah nilai tolerance 0,10 atau

sama dengan nilai VIF > 10. Setiap penelti harus menentukan tingkat

kolonieritas yang masih dapat ditolerir (Ghozali, 2006 : 92).

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

Gambar

Tabel 1.2 : Data jumlah target laba dan realisasi laba PT. Garam
Gambar 2.1 Teori Keseimbangan
Gambar 2.2 Diagram Kerangka Pikir
Tabel 3.1 Ketentuan Uji Durbin Watson
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menganalisis data penulis menggunakan analisis secara deskriptif kualitatif berdasarkan landasan teori yang ada, yaitu dengan melakukan penelaahan dan pengkajian

Dynamic disks support striped volumes and spanned volumes, which cannot be created by using basic disks under Windows 2000.. Upgrading Basic Disks to

Menilai hasil penelitian atau hasil pemikiran dosen yang diterbitkan pada Majalah llmiah.. Nasional dan

For provincial and district levels, MOEC provided forms with which to calculate teacher demand needs, however the forms covered only civil service teachers in government schools

Yang membedakan adalah saat Bank Syariah Mandiri Cabang Kudus memberikan talangan dana (qardh) kepada nasabah untuk menutup hutangnya di bank syariah lain (take over)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi impor kedelai di Indonesia, mengetahui tren dan proyeksi produksi kedelai Indonesia pada

Melalui analisis data secara kualitatif diharapkan akan mampu mengungkap dan memberikan informasi yang akurat sehingga diharapkan dapat memperoleh makna, gambaran fenomena,

In this chapter the writers would like to describe about writing and coherence, corpus, narrative text, theme, plot, rhetorical structure theory, study case and function