q
*
* **
{
e ..;ISSN
l4l0
-
t920
-rtIRNAr
TEKNOLOGT
PERTANIAN
ANDALAS
Volurne
14,
No.
2 September
20.I
O
QIAprdR
rsr
DESAIN DAN UJI PERFORMANSI TUGAL SEMI-MEMNIS UNTUK PENANAMAN SORGUM Zulfahrizal, Devirinti dan Said
Junaidi
...*^..."...
,lANALISIS
KEBUAIfiN
PERDAGANGAN ROTAN DAN PRODUK ROTAN INDONESIAGunawan
--..t-.---.-.-.
g
MNCANG BANGUN DAN UJI KINERJA IUNGKU BIOMASSA DENGAN EAHAN BAKAR
MYU
Musthofa Lutfi, M.Fitri
Syahbana dan Gunomo DjojowasitoAPLIKASI PROSES THERMAL PADA ALAT PENGERING TIPE RAK UNTUK MENGERINGKAN PINANG
(Aieca Catechu .L)
Dan'vin, Zulfahrizal dan Dessy
Nasrianty...
...
g6KAMKTERSTIK DAN SIFATORGAN
OLEPTIK NUGGETTEMPE DENGAN BERBAGAI BAHAN PENGIIGT
Noverina, Diana
sytvidan
r/tegasitvia...-...
:..::-:::l::::::::1...
...
42 EVALUASI PEM BENTU KAN TANAMAN PEPAYAH ERMAPROD IT Kuswandidan
Tri
Budiyanti...:... .
...
53
" ,ANALISA
IfiDAR
LENGAS TANAH DENGAN METoDA GIPsPADA PERTUMBUHAN TANAMAN
cABAI
I."
Asrniwarti
....-..
g6 PENGARUH PENGGUNMNPEI.ARUT ETANOL DAN ETIL ASTTAT PADA EKSTRAKSI DAUN GAMBIR (uNcARlA GAMBIR RoxB.)
reRHaonp
nicn
vrres
nr'rrreAKrEni
pnroceru
pANGANRifma Eliyasmi, Kesuma
SiyutiUan
Cat ma HiUayani.-...'....,.._...-.
...
....1..."..""
$riKERAGAMAN EMPAT (4)
SPESIES SALAK KOLEKSI YATAZAWA BOGOR SEBAGAI SUMBER PI-ASMANUTTnH
salq(
u
rNDoNisA
Tri Budiyanti
...
EVALUASI POTENSI A9EN BIOLOG| TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH PEPAYA PADA
TANAH PODSOLIK
Liza Odriana dan Dewi
fdria
..-"...:_-....:._.-....
...
BzFFilfffiilff'TRAK
DAUN SIRIH DAN RUKU.RUKU TERHADAP PENYAKIT ANTMKNOS PADA PEPAYADIUza Octriana dan Noflindauati
"...-...
g6
ffiinriffi_?A[tiH
f+sr??MTLAH
BUAH JERUK (GRADER) DENGANsENsoR INFM
MEnnH BERBASTsAaifirwan, FX
Heri dan SantosaKA"'IAN PENINGIqTAT PENDAPATAN PETANI
MEI.ALUIPERBAIIfiN KUALITAS PENGOLAHAN DAN PEMASAMN
IGI(AO
DIINDONESIA-"
E!]
II
Dian Hafizah
PENGARUH PERIODE PEMBERIAN AIR
sEcAM
TERPUTUS-PUTUS(NTERMf
rrE$
TERHADAPKEBUTUHANAIR SERTA
PRODUKSI PADI SRI UNAND
Asmiwarti, Rusnam dan Rio Ansah
putra...-
..-....
111I<R.IIRI'I SIFAT FISIKOKIMIA
BIJIMKAO DAN KARAKTERSTIK PENGERINGAN
sandr4
Andasuryani, sanrosaKAJIAN SIFAT
FISIKOKIMIA BIJI
KAKAO DAN KARAKTERISTIK PENGERINGAN
Sandra, Andasuryani, Santosa, dan Renny Eka
Putri
'
ABSTRAK
proses pengeringan pada kakao kering berfungsiuntuk mendapatkan biji yang berkualitas, iadisetiap
uilirrarus
menoipattian suhu yang:'sama agar pengeringannya merata. Untuk mengatasi persoalan-p6"oafan diatas, maka perlu suatu rumusan dalam pfqqqs peng_ering?1. Sistem pengeringan konveyoriri.f.t
rutu
pemecahan masalah, dimana dengan sistem ini setiap nili kat<aodapat
menerima panasi*g rr*,
tanpa pengadukan. Penelitian ini bertujuan merancang, membangun baik penangkat keras*'ipun.pronlUitunrt
alat pengering, menguji alat pengerinq,:i:jgm
konveyor yang dapat bekerjar*do
tontinyi dan
menggunakan teknik pemeriksaannon{esfuKif
(image processing).Metode
yang
Oitakut<anadalah kajian
sifat fisikdan
mekanikbiji
kakao,rancang
bangun sistemmekanik,'kajian sistem konveyor. Penelitian dilakukan dijurusan teknik Pertanian, Fateta Unand.
Hasit yang OiOapat dimensi mayor, intermediate dan minor dari biii kakao rata-ratanya adalah 22.38
mm, 't3.16 mm dan 7.14 mm. S-pfrericity bijikakao
kecildari
1. True densitas biji kakao44.h
1.0014grlcm3. Bulk densitas, porositas,volume, luas permukaan berturut-turut sebagai berikut 0.42 gr/cm3 ,
56.20%, 707.98 mm3, d'an 4U.74 mm2. Awalpengeringan bijikakao menggunakan suhu
90'C
selama 15 menit dilanjufl<an dengan suhu 70 "C. indek wama merah (r) lebih tinggi dari. nilai indek wama hijau dan wama biru, dan Nilaisaturasi biji kakao makin berkurang dengan turunnya nilai kadar air.Kata kunci: pengeringan, kakao, sifat fisik dan mekanik,
fonurro,
y/
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Proses pengeringan merupakan proses yang sangat penting untuk menghasilkan biji kakaq
kering
yang
berkualitas baik, terutama dalam hal fisik, caloncita
rasa, dan aromayang
baik serta r"berperan dalam mengurangi rasa kelat dan
pahit.
Proses pengeringan bertujuan unfuk mengunangikadar
air biji
darisekihr
600/o meniadi 6-7Yo sehingga aman selama tnansportasidan
penyimpanan. Untuk itu, alat pengering yang digunakan harus mampu memenuhi kebutuhan tersebut.Proses
pengeringanbiji
kakao
ohh
petani dilakukan dengan
peniemuran,
Selamapengeringan dilakukan pengadukan sesering mungkin, yakni selama 1
-
2jam agar sinar
mataharimerata diterima oleh setiap biji
yang
akan dikeringkan.WaKu
unfuk pengeringanbiii
kakao dengan penjemur:an juga sangat tergantung pada cuaca, lama pengeringan pada cuaca cerah selama 8-
14 hari, kdau musim penghujan waktu pengeringan bisa lebihdai
dua minggu.Untuk mengatasi pesoalan-penoalan diatas, maka perlu suafu rumusan untuk dalam proses
pengeringan. Untuk mengurangi pruses pergadukan setiap 1
-
2 iam selama proses pengeringan maka dapat dilakukan dengan dibudnya sistem pengeringan konveyor agar setiap biji kakao dapat menerima panas yang sama tanpa pengadukan. Waktu pengerirgan yang lama dan terganfung cuaca dihanapkandapat diatasi dengan membuat suatu sistem pengeringan yang dapat be{alan secara kontinyu tanpa tertrenti secafr a otomatis,
Penelitian
ini
bertujuan merancang, membangunbaik
perangkatkeras
maupun perargkat lunak, menguji alat pengering, sistem konveyor yang dapat bekeria secam kontinyudan
menggunakanteknik pemeriksaan nondestruKif (image processing).
MHTODE PENELITIAN
Secana rinci, kegiatan penelitian ini
dalah
sebagai berikut:*
F
{
I Tujuan penelitian tahap ini adalah 1) mencari kadar air biji kakao hasilfermentasi 2) mencari
suhu
dan
RH optimum pengeringandan 3)
mencari hubungan perubahan warnabiji
kakao dengankadar
air
selama proses pengeringan. Pada tahap iniakan
dilakukan kajian terhadap sifatfisik
dan mekanik biji kakao hasilpengeringan {yang meliputibentuk, ukuran, berat, sphericrU,ladar air, warna,angle
olf refose,
angleof
fnction, kekerasan). Penelitiantahap ini
akandilakuk/
di
Laboratorium Teknologi Pasca Panen Fakultas Teknologi Pertanian, UniversitasAndalas
V
2
Pengembangan Mutu Kakao Dengan Teknik lmageProcessing
Tujuan penelitian pada tahap
ini
yaitu menentukan nuUungin antara nilai indeks mutu biji kakao seperti berat, kekerasan, dan kadar air dengan karakteristik fisik buah seperti ukuran, warna dantekstur yang diperoleh dari image processing. Sejumlah sampel biji kakao hasil pengeringan dipelajari
penampakannya dengan bantuan image processing (non-destruktif), lalu dihubungkan dengan hasil
pengukuran
langsung
(destrukti$.l'{asil
analisisimage processing
kemudiandigunakan
untukmenentukan mutu b'rji kakao.
Setiap kriteria mutu melalui penampakan menggunakan image processing kemudian diperiksa
korelasinya
dengan
pengukuranlangsung.
Kriteria-kriteriamutu yang
didapatkandengan
ipageprocessing yang mempunyai korelasitinggiakan dipakai untuk menentukan tingkat mutu biji
YY
HASIL DAN
PEMBAHASAN
V3.'1.
Kajian Sifat Fisik dan Mekanik Biji Kakao.I
Kajian sifat fisik biji kakao merupakan landasan utama dalam penentuan rancangan dari alatp6ngering, karena ada perbedaan yang sangat signifikan antara biji kakao sebelum proses pengeringan d:n9_1n biii kakao setelah proses pengeringan sepertiGambar 2.
Gambar
2.
Biji kakao sebelum dikeringkan (A)sesudah dikeringkan (B).Pada tahap awal penelitin ini terlebih dahulu dilakukan kajian tentang sifFt fisik dan mekanik
biji kakao, hasil kajian ini merupakan acuan dari parancangan sistem konveyor/alat pengering. Data yang diperoleh dari kajian sifat fisik ini adalah sebagai
berikut:
/
5.1.1
Ukuran dan BentukDiskibusi ukuran dan bentuk biji kakao, berdasarkan dimensi mayor (panjang), sekitar 79 %
dari
biji kakao
berukuran sedang(
antara 2A-
25mm), 12
7o berukuran kecil(<20
mm) dan g%berukuran besar (>25
mm).
Ukuran rata-rata untuk dimensi mayor, intermediate dan minor berturut-turut adalah 22.38t
1.92 mm, 13.'18t
1.24 mm dan 7.14t
1.21 mm dengan koefisien variasinya 8.55o/0,9,41% dan 16.92. Sepertiyang dilaporkan oleh
0|e
dan Ugbor (1991), bahwa bijidengan dimensimayor
terbesar belum tentu
mempunyai dimensi intermediatedan minor yang besar
juga.
lnikemungkinan disebabkan oleh bentuk
dan
ukuranbiji.
Ukuran biji kakao dinyatakan dalam diameter ekivalennya. Semakin besar ukuran biji, maka diameter ekivalennya akan meningkat. Nilai diameter ekivalenbiji kakao
berkisar 11.56-
16.12 mm dengannilai
rata+ata 13.50t
0.93 mm.
Distribusifrekuensi untuk ketiga dimensi aksial dan diameter ekivalen biji kakao adalah normal.
sehingga menyebabkan
suhu terendahnya
beradapada
40
oC
sedangkanudara dalam
ruang pengering terus dipanaskan oleh elemen.50 45 40 35
B.o
Zzs
Ezo
o
15
[image:5.612.106.516.88.279.2]10 5 0
Gambar 3. Data suhu ruang pengeringan dengan kontrol suhu 40 oC
5.3
Karakteristik
PengeringanBiji Kakao
Sistem
alat
pengering menggunakanelemen pemanas sebagai sumber panas
udarapengering. Alat pengering ini dilengkapi dengan konkolsuhu.
Pengujian sistem pengeringan
biji
kakao adalah dengan memberi perlakuan suhu pada saatpengeringan yaitu suhu 80 0C;
70 oC dan
60oC sebelumnya diberi perlakuan awal terlebih dahulu,dimana semua sampel dikeringkan dikeringkan dahulu menggunakan suhu 90 oC
selama 15
menit.Ferlakuan
awal
ini
diberikan dengan asumsiair
bebasbiji
kakaoakan
keluarlebih cepat
denganmenggunakan suhu tinggi.
60
50
840
:30
oD
-9 zo
10
0
--+-6OoC +7OoC
--a-80oC0 @
120lfi
2&
300 360 42Affi
54) 600 660 720 780 waktu (menit)Gambar 4. Penurunan kadar air biji kakao pengeringan pada
suhu
60oC; 70oC dan 80 oCHasil
pengujianproses
pengeringanbiji kako dengan
menggunakansuhu
pengeringansebesar 60 oC dapat dilihat pada Gambar 4. Dari gambar terlihat bahwa pengeringan biji kakao dengan
menggunakan alat pengering pada suhu 60 oC untuk menurunkan kadar air sampai 6,9% dibutuhkan
waktu
selama 14 jam
45
menit.
lni
lebih
cepatbila
dibandingkan dengan pengeringan secarakonvensional menggunakan sinar mata hari yang memerlukan waktu
3
-
4
hari. Halini
disebabkan karena suhu yang diterima bijikakao konstan sehingga aliaran air dari dalam bahan kontinyu sehinggamenyebabkan air lebih cepat keluar.
Dari gambar
4
terlihat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkanbiji
kakao sampaikadar
air 6,9%
adalah8
jam15
menit dengan suhu pengeringan sbesar 70 oC.Awal
pengeringanpenurunan kadar
ak
lebih cepat. Hal ini disebabkan karena pada proses awal pengeringan ah yangdiuapkan
adalahair
bebas.
MenurutHall
(1980)laju
pengeringan konstanterjadi pada
lapisanpermukaan biji-bijian yaitu pada lapisan air bebas.
Dari gambar
4
terlihat
untuk menurunkankadar air
biji kakao sampai 6,9% memerlukanwaktu
7
jam
5
menitdengan
menggunakansuhu
80 oC.
Karena mantingi suhu
maka prosespenguapan air akan lebih cepat. Menurut Brooker dan Bakker-Arkema (1973) beberapa parameter yang
mempengaruhi lama waktu yang dibutuhkan pada proses pengeringan antara lain adalah suhu udara
pengering.
5.4 Penentuan Kadar
Air
Dengan Teknik PengolahanCitra
DigitalPenentuan
kadai air
dalam prOseS pengeringan adalah hal yangsangat
penting. lndikatoryang dipakai dalam
menentukan perubahankadar
air
secara
visualsalah satunya adalah
dariperubahSl warna. Pada penelitian ini dilihat hubungan antara penurunan kadar air dengan perubahan
warna, perubahan warna akan didapat dariteknik pengolahan citra digital. Program pengolahan citra
dibangun untuk dapat melakukan pengambilan citra
dan
menyimpan dalamformat
.fif.
Pengolahanciha meliputiperhitungan RGB, dan HSl.
Pengukuran lntensitas Warna
lntensitas
warna diukur
dengan menggunakan model warnaRGB (Red, Green,
Blue |. komponen warna RGB didapat langsung dad pembacaan citra warna.Model warna RGB dapat iuga dinyatakan
dalam
bentuk indeks warna RGB yang diperolehmelalui normalisasisetiap komponen warna dengan rumus sebagai berikut (Ahmad, 2005): lndeks warna merah
(0
= R/(R+G+B)lndeks warna hijau (g) = G(R+G+B)
lndeks wama biru (b) = g4P+6+3)
Model warna RGB dapat ditransformasikan
ke
model warna HSI(
Hue,
Saturation, lntensi$) dengan persamaan sebagai berikut (Ahamad, 2005):I
= (R+G+B)/3Cos H = [2R-G-By2
(R-C)z*
(R-BXG-B)10'5$
= 1- [3.min (R,G,BV(R+G+B)]Hasil pengamatan hubungan antara kadar air dengan perubahan warna berdasarkan nilai indek warna merah (r), nilai indek warna hijau (g) dan nilai indek warna biru (g) dapat dilihat seperti gambar 5.
Dari gambar 5 terlihat bahwa nilai indek wama merah (r) lebih finggi dari nilai indek wama hijau dan warna biru. Halini disebabkan warna dari bijikakao secara visualterlihat berwarna merah kecoklatan.
Menurut Mohsenin (1984) warna coklat adalah perpaduan dominan wama merah dan kuning. Daritabel 4
juga
terlihat bahwa nilai indek warna hijau juga mempunyai nilaiyang lebih besar dari indek warna biru.\
i."
o,7 0,6
0.5 9,4 0,3 o.2
o,1
o.o
,-'*
r--
-s
-.b
Hasil pengamatan hubungan antara kadar air dengan nilai hue (H), saturasi (S) dan intensilas
(l) dapat dilihat seperti Tabel 5. corak (hue =H) biii kakao tidak terlihat perbedaan yang signifikan pada
perbedaan kadar air. Hal ini mungkin disebabkan oleh warna biji kakao walaupun sudah dikeringkan
masih tetap terang dan cerah.
Nilai saturasi biji kakao makin berkurang dengan turunnya nilai kadar air. Hali ini disebabkan oleh dengan berkurangnya kadar
air
biji kakao maka warnanya akan semakin jenuh atau lebih coklat dibandingkanbiji
kakao berkadar
air
tinggi.
Mohsenin(1984)
kuantitatifsaturasi adalah
jarakrepresentatif
!!!
qbyek ke warna putih. Jadi semakin jenuh warna (semakin dekat ketitik putih) makasaturasinya semakin iinggi
lntensitas biji kakao lebih besar pada biji yang mempunyai kadar alr yang tinggi, ini disebabkan
pada kadar air tinggi warna permukaan biii kakao masih relatif seragam sedangkan setelah dilakukan
proses pengeringan terjadi perbedaan warna di permukaan biji. Menurut Ahmad (2005) nilai intensitas
darisuatu citra adalah peniumlahan nilai RGB dibagitiga. Tabel
1.
Hubungan penurunan kadarairdengan HSIKA f/o) H S I
57,7 27,751 0,6925 71,5304
46,4 20,675 0,4918 57,3123
44,4 43,255 0,4313 44,6035
40,6 25,454 0,4369 53,9022
34,1 30,545 0,4054 44,9714
32,2 11,641 0,3238 39,0288
25,6 12,924 0,4139 57,6690
22,3 17,952 0,4761 44,8950 17,6 21,825 0,3929 51,7321 16,6 22,403 0,3699 47,3527
13,8 19,701 0,4999 45,2115
11,3 17,681 0,4372 53,1016
9,3 20,147 0,6121 45,4107
8,5 22,196 0,4696 50,1306
7,7 17,829 0,4594 54,6050
7,3 23,313 0,5664 35,6147
6,9 18,095 0,2568 69,2678
KESIMPULAil
Kesimpulan
1.
Dimensi mayor, intermediatedan
minor dari biji kakao rata-ratanya adalah 22.38 mrn, 13.18 mmdan 7.14 mm. Sphedcity biii kakao kecil dari 1, sehingga biji kakao sulit untuk menggelinding. True
densitas
biji
kakaoadalah 1.0014
gr/cm3.Bulk densitas,
porositas,volume,luas
permukaanberturut-turut sebagai berikut 0.42 gr/cm3 , 56.26%, 707.98 mm3, dan 434.74 mm2.
2.
Awal pengeringan biii kakao harus dengan suhu 90 "C selama 15 menit dilanjutkan dengan suhu70'c.
3.
Kisaran suhu ruang pengering relatif seragam dengan suhu 40-
43 oC, pada set point 40 oC4.
indek warna merah (r) lebih tinggi dari nilai indek warna hijau dan warna biru, dan Nilai saturasi bijikakao makin berkurang dengan turunnya nilai kadar air.
I
Saran
1.
pengeringan biji kakao dapat dilakukan dengan memberi perlakuan suhuyang
berbeda dimana pada awal penegring suhu 90.C selama 15 menit dan dilanjutkan dengan suhu 70"C sampai kadarak7
o/o.UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Departemen Pendidikan Nasional
Lembaga Penelitian
Univ.
Andaliis
Padang,
Dekan
Fakultas Teknologi
Pertanian,
KetuaJurusan/Program StudiTeknik Pertanian atas segala fasilitas dan pendanaan yang telah diberikan.
DAFTAR.PUSTAKA
Ahmad,
U.
2005.
PengolahanCitra
Digitaldan
Teknik
Pemrogramannya. PenerbitGraha
llmu.Yokyakarta.
Chakraverty, Amalendu dan Singh, R.Paul.
2001.
Postharvest Techolology : cereal, pulses, fruits and vegetables. Science Publishers, [nc.,Enfield,NH,USA.Deshpande, S.0., S. Bal,. and T.P. Ojha, 1993. Physical poperties of soybean. Journal
of
AgriculturalEngineering Research:56: 89
-
98.Dutta, S.K., V.K Nema, and R.K Bhardwaji,. 1988. Physical properties of grain. Joumal
of
AgricufturalEngineering Research:39: 2159
-
268.Gupta,
R. K.
and
S.K.
Das.1997. Physical propertiesof
sunflower seeds. Journalof
Agricultural Engineering Research. 56 (2): 89-98.Hall, C.W. 1980. Orying Farm Crops. Agricuture Process Engineering.Jhon Willey and Sonns lnc. New York.334 hal.
Jain, R., R. Kasfuriand B.G. Schunck. 1995. Machine Visbn, McGnawHill Book, lnc. NewYork, USA.
Mohsenin,
N.N., 1984.
Electromagnetic Radiation Prapertiesof
Foods and
Agricufturat Products.;'
.Gordon and Breach Science Publishers, LondonMohsenin, N.N. 1986. Physical Prapefties
of Plant
andAnimal
Materials. 2m Edition. Gordon and Breach Science Publishers. New York.N.Y.Nelson,
S.
0.
2002. Dimensional and density datafor
seeds of cereal grain and other crops. Irans. American Society of Agricuftural Engineers. 45 (1 ): 1 65-
170.Oh,
l.
H.,
S, H. Jo andK. S.
Rhim. 2001.A
new method for determining apparent density and void fraction in a tobacco column, Trans. American Societyof
Agricuftural Engineers. 44 (3):651 - 654Oje,K.and
E.C.Ugbor.1991. Some
Physical Propertiesof
oilbeanseed. Journal
of
Agrlcultural Engineering Research : 50:305-31 3.Ratnasingsih dan Ginting, Ediana.
2006. Beterapa
Sifat Fisik Biji 17 Genotipe Kacang Hijau (VrgnaRadiafa). Prosiding Seminar Nasional Mekanisasi Pertanian. Bogor 20-30 November 2006.
Singh,K.K.,and Goswami,T.K.(1996). Physical Properties
of
cumin seed. Joumal
of
Agricuftural Engin eering Research.64, 93-98.Stout,
BA.
1989. 'Hand Book of Energybr
WordAgf
. Ebevier Applied Science. London & New York.Suthar, S.H. and S.K. Das. 1996. Some physical properties of Karingda (Citrullus lanafus Thumb Mansf) seeds. Joumal of AgriwfturalEngineering Research:65:15
-
22.Urefia, M.
0.,
M. G. Galv6n and A. A. Teixeira. 2002. Measurement of aggregate true particle density to estimate grain mixture composition. Trans. American Socrbty of. Agricuftural Engineerc.45 (5):1925
-
1928.