• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.6 Kredibilitas dan Transferabilitas

Uji keabsahan data dalam penelitian biasanya lebih ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas karena yang diteliti dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya (Sugiyono, 2014: 118). Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal. Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil yang dicapai, sedangkan validasi eksternal berkenaan dengan derajat akurasi apakah hasil penelitian tersebut dapat diterapkan pada populasi di mana sampel tersebut diambil (Sugiyono, 2014: 117). Apabila peneliti melaksanakan pemeriksaan terhadap keabsahan data secara cermat sesuai dengan teknik yang telah ditetapkan, maka jelas bahwa hasil upaya penelitiannya benar- benar dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi. Dengan begitu, peneliti diharapkan mempelajari teknik pemeriksaan keabsahan data (Moleong, 2006: 320). Moleong (2006: 324) menjelaskan bahwa ada sejumlah kriteria dalam teknik

pemeriksaan, yaitu validitas internal(uji credibility), validitas eksternal (transferability), reliabilitas (dependability), dan objektivitas (confirmability). Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan keabsahan data dengan teknik kredibilitas dan tranferabilitas.

3.6.1 Uji Kredibilitas

Kredibilitas merupakan istilah dari validitas, dimaksudkan untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif. Kredibilitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya dalam mencapai mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks (Poerwandari, 1998: 207). Penerapan kriterium derajat kepercayaan (kredibilitas) pada dasarnya menggantikan konsep validitas internal dari luar kualitatif. Kriterium ini berfungsi melaksanakan penemuan sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai serta menunjukkan derajat kepercayaan hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti (Moleong, 2006: 324).

Sarwono (2006: 245-245) menjelaskan bahwa peneliti merumuskan cara- cara untuk meningkatkan kredibilitas penelitian dengan melakukan hal-hal:

1. Memperluas harapan-harapan awal dengan cara mempelajari catatan- catatan pribadi yang dibuat sejak awal penelitian dilakukan sehingga memunculkan gagasan bagaimana data-data yang sudah dikumpulkan tersebut mendorong dalam menciptakan asumsi-asumsi awal yang sudah dirumuskan. Apakah sudah ada kesesuaian antara asumsi yang dibuat dengan data-data yang sudah dikumpulkan.

2. Memfokuskan dengan cara melihat sumber data lain, yaitu peneliti menggunakan teknik triangulasi dan perbandingan dengan literatur lain secara lebih ekstensi.

3. Membuat kutipan ekstensif yang berasal dari catatan lapangan dan hasil wawancara, serta data dan rekaman.

4. Menggunakan data penelitian lainnya sebagai sumber pengecekan dan melibatkan banyak peneliti dalam mengkaji masalah yang sedang diteliti atau dengan menggunakan sumber-sumber verifikasi lain.

5. Melakukan pengecekan dengan meminta anggota peneliti untuk memeriksa hasil penelitian kita dengan melakukan review mulai dari masalah, data, teknik analisis dan hasilnya.

Untuk dapat menilai tingkat keakuratan hasil penelitian yang telah disebutkan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan di antaranya melalui uji triangulasi. Triangulasi dalam pengujian krebilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan beberapa cara dan waktu (Sugiyono, 2014: 125). Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pendamping data tersebut. Denzin (dalam Moleong, 2006: 330) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dam teori. Patton (dalam Moleong, 2006: 330) menjelaskan triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal tersebut dapat dicapai dengan jalan membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatannya secara pribadi, membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang, serta membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Menurut Patton (dalam Moleong, 2006: 330-331) menjelaskan triangulasi dengan metode terdapat dua cara, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Triangulasi dengan teori, menurut Lincoln & Guba (dalam Moleong, 2006: 330-331) menegaskan triangulasi teori merupakan fakta yang tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan satu atau lebih teori. Kesimpulannya triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan- perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan menggunakan triangulasi dapat dikatakan peneliti bisa

mengecek penemuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, dan teori (Moleong, 2006: 332).

Penelitian ini menggunakan uji kredibilitas data dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi yang digunakan peneliti, yaitu triangulasi sumber data dan triangulasi peneliti. Triangulasi sumber data dilakukan dengan membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil obeservasi menggunakan video. Hasil dari wawancara akan dibandingkan dengan video pembelajaran dengan menggunakan alat peraga berbasis Montessori. Cara tersebut dimaksudkan untuk mengecek apakah terdapat kesamaan ataupun perbedaan terhadap hasil wawancara dengan hasil observasi yang terdapat pada video pembelajaran selama menggunakan alat peraga berbasis Montessori. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan kebenaran data dari narasumber, jika terjadi perbedaan maka akan menemukan alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut.

Selain menggunakan triangulasi sumber, peneliti juga menggunakan triangulasi peneliti di mana peneliti memanfaatkan pengamat lain yang juga meneliti sejenis dan selanjutnya membandingkan pengamatan peneliti dengan pengamat yang lain sesuai dengan apa yang telah didiskusikan sebelumnya. Peneliti juga melibatkan pengamat lain dalam hal ini adalah sesama mahasiswa untuk membantu proses analisis data. Hal tersebut berguna untuk mengurangi kesalahan maupun ketidaktepatan dalam pengumpulan data. Cara-cara yang telah disebutkan di atas berfungsi agar data yang telah diperoleh dapat dipercaya.

3.6.2 Uji Transferabilitas

Transferabilitas merupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Tranferabilitas menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain yang sejenis. Oleh sebab itu, agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, peneliti harus membuat laporan dengan memberikan uraian rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya (Sugiyono, 2014: 130).

Sarwono (2006: 245) memberikan cara agar peneliti memiliki transferabilitas, maka sebaiknya peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Mempelajari rekaman yang sudah dilakukan beberapa kali oleh orang yang berbeda atau sama

2. Mendengarkan selama beberapa kali rekaman oleh orang yang berbeda atau sama.

3. Mempelajari transkripsi hasil rekaman berulang-ulang yang dilakukan oleh orang yang sama atau berbeda.

Dengan cara tersebut diharapkan peneliti dapat menemukan hal-hal pokok yang dicari.

Dokumen terkait