BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Kredit
1. Pengertian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan.
Kredit dalam arti ekonomi adalah penundaan atau pembayaran dari prestasi yang diberikan sekarang, baik dalam bentuk barang, uang maupun jasa. Kredit dapat pula berarti bahwa pihak kesatu memberikan
prestasi baik berupa barang, uang atau jasa kepada pihak lain, sedangkan kontraprestasi akan diterima kemudian (dalam jangka waktu tertentu). Menurut Undang-undang Nomor 14 tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah:
Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utang-utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan.
Raymond P. Kent dalam buku karangannya Money and Banking mengatakan bahwa (Suyatno, 2003: 12):
Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang.
2. Unsur-unsur Kredit
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas kepercayaan, sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Ini berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan memberikan kredit kalau ia betul-betul yakin bahwa si penerima kredit akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua pihak. Tanpa keyakinan tersebut, suatu lembaga kredit tidak akan meneruskan simpanan masyarakat yang diterimanya.
Unsur-unsur yang terdapat dalam kredit adalah (Suyatno, 2003:14): a. Kepercayaan
Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.
b. Waktu
Yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
c. Degree of Risk
Yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai suatu akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Dengan adanya unsur risiko inilah maka timbul jaminan dalam pemberian kredit.
d. Prestasi
Yaitu objek kredit. Objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan modern sekarang ini didasarkan pada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang sering dijumpai.
3. Tujuan Kredit
Keuntungan atau profitability merupakan tujuan dari pemberian kredit yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima, dan karena Pancasila sebagai dasar dan falsafah negara kita, maka tujuan kredit tidak semata-mata mencari keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan negara yaitu mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah yang akan mengembangkan tugas sebagaiagent of developmentadalah untuk (Suyatno, 2003: 15): a. Turut menyukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan
pembangunan.
b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat. c. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan
dapat memperluas usahanya. 4. Kebijakan Kredit
Berdasarkan kebijakan dibidang ekonomi dan pembangunan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka secara umum dapat dikemukakan bahwa kebijakan kredit perbankan adalah sebagai berikut (Suyatno, 2003: 15) :
a. Pemberian kredit harus sesuai dan seirama dengan kebijakan moneter dan ekonomi.
b. Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sektor-sektor yang diprioritaskan.
c. Bank dilarang memberikan kredit kepada usaha-usaha yang diragukanbank ability-nya.
d. Setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit.
e. Overdarft (penarikan uang dari bank melebihi saldo giro atau melebihi plafon kredit yang disetujui) dilarang.
f. Pemberian kredit untuk pembayaran kembali kepada pemerintah dilarang (kredit untuk membayar pajak dan bea cukai).
g. Kredit tanpa jaminan dilarang (pertimbangan keamanan dan safety).
5. Fungsi Kredit
Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan antara lain (Suyatno, 2003: 36) :
a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang. b. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. c. Kredit dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang. d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.
e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha. f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.
6. Jenis-jenis Kredit
Jenis-jenis kredit yang diberikan oleh perbankan kepada masyarakat dapat dilihat dari berbagai sudut, yaitu sebagai berikut (Suyatno, 2003: 25-29):
a. Kredit dilihat dari sudut dan tujuannya
1) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses konsumsi.
2) Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk memperlancar jalannya proses produksi.
3) Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membeli barang-barang untuk dijual kembali.
b. Kredit dilihat dari sudut jangka waktunya
1) Kredit jangka pendek (short term loan), yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun.
2) Kredit jangka menengah (medium term loan), yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun.
3) Kredit jangka panjang (long term loan), yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun.
c. Kredit dilihat dari sudut jaminannya 1) Kredit tanpa jaminan (unsecured loan). 2) Kredit dengan agunan (secured loan).
d. Kredit dilihat dari sudut penggunaanya 1) Kredit Eksploitasi
Adalah kredit berjangka waktu pendek yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar. 2) Kredit Investasi
Adalah kredit jangka menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi atau penanaman modal.
Berbagai bentuk kredit untuk pengusaha golongan ekonomi lemah adalah (Suyatno, 2003: 34-48):
a. Kredit Candak Kulak
Adalah kredit modal kerja jangka pendek (maksimum 3 bulan) yang diberikan kepada pedagang kecil/ bakul di pasar-pasar untuk memperlancar usahanya.
b. Kredit Mini
Adalah kredit yang diberikan kepada golongan pengusaha kecil di pedesaan, misalnya petani, pedagang, pengrajin dan nelayan serta buruh-buruhnya.
c. Kredit Midi
Adalah kredit yang diberikan kepada nasabah-nasabah yang semula usahanya dibiayai dengan kredit mini, kemudian membutuhkan modal yang lebih besar karena perkembangan usahanya.
d. Kredit Investasi Kecil (KIK)/Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP)
1) Kredit Investasi Kecil
Adalah kredit jangka menengah atas panjang yang diberikan kepada pengusaha/perusahaan kecil pribumi dengan persyaratan dan prosedur khusus, guna pembiayaan barang-barang modal serta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi, modernisasi, perluasan proyek dan pendirian proyek baru. 2) Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP)
Adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha/perusahaan kecil pribumi dengan persyaratan dan prosedur khusus, guna pembiayaan modal yang hanya dipergunakan secara terus-menerus untuk kelancaran usaha.
e. Kredit Atas Dasar Kelayakan
Adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, dengan penilaian kredit yang lebih ditentukan pada pertimbangan kelayakan dan tidak dititikberatkan pada tersedianya tambahan jaminan.
f. Kredit Umum Pedesaan (Kupedes)
Adalah kredit yang diberikan untuk
mengembangkan/meningkatkan usaha-usaha kecil yang sudah ada di pedesaan, baik usaha-usaha yang sebelumnya pernah dibantu
dengan fasilitas kredit mini/kredit midi dan jenis kredit yang lain maupun usaha-usaha dari calon nasabah baru.