• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERKEMBANGAN DAN ANALISIS PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL

2.7 PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI

2.7.2 Kredit Program

Saat ini, pemerintah telah mengintegrasikan berbagai skema kredit program menjadi Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan sumber pendanaan dari Perbankan. Pemerintah melakukan intervensi dengan mensubsidi bunga KUR sehingga bunga efektif yang ditanggung oleh pelaku usaha dapat ditekan hingga 9%. Sejalan dengan program KUR, untuk menjangkau pembiayaan usaha rakyat yang tidak dilirik perbankan, pemerintah meluncurkan skema pembiayaan UMI (Ultra Mikro) dengan plafond pinjaman di bawah Rp10 juta.

“Kondisi keuangan PDAM Tirta Kepri sebelum penghapusan utang tidak sehat”

“Penghapusan utang mendorong PDAM TIrta Kepri menjadi layak investasi” “Kredit program bertujuan mempermudah pembiayaan bagi UMKM dan menciptakan resiliensi ekonomi”

Dengan adanya perubahan tata kelola dan kebijakan penyaluran KUR minat masyarakat terutama pengelola UMKM akan Kredit Program dengan skema KUR semakin meningkat. Penyaluran KUR di Kepri pada tahun 2017 mencapai Rp389,50 miliar dengan jumlah debitur yang menerima KUR mencapai 13.297 orang/badan. Dibandingkan dengan penyaluran KUR tahun 2016, terdapat penurunan penyaluran jumlah kredit sebesar -37,89 persen dan jumlah debitur turun sebesar -24,52 persen. Penurunan tersebut diduga karena gaungya kebijakan pemerintah untuk menurunkan suku bunga KUR di bulan November 2017. Dan secara normal, masyarakat yang akan melakukan peminjaman KUR menunggu suku bunga KUR turun di tahun 2018 (economy.okezone.com, 2017).

Berdasarkan skemanya, Kredit Program untuk UMKM ini dapat dibagi menjadi KUR Mikro, KUR Ritel, KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI), dan UMi. Kur Ritel dan KUR Mikro mendominasi penyaluran KUR di Kepri tahun 2017 dengan porsi masing-masing bedasarkan nilai akad adalah 46,79% dan 53,20%. Sejalan dengan penyaluran KUR yang menyasar UMKM dengan kapasitas menengah ke atas, program kredit yang menyasar kelas bawah cukup diminati oleh masyarakat. Pada tahun 2017, penyaluran kredit Umi mencapai Rp1,20 miliar dengan debitur sebanyak 184 debitur. Sehingga, sebanyak 1,36 persen dari total 13.481 debitur merupakan kegiatan usaha yang dijalankan oleh pengusaha mikro.

Rendahnya Penyaluran KUR TKI merupakan salah satu kesempatan yang kurang dimanfaatkan bagi para calon TKI, TKI, maupun purna TKI. Kesempatan untuk mendapatkan pendanaan sebelum dan sesudah masa kerja TKI tidak begitu dimanfaatkan. Kurangnya pengetahuan adanya program KUR Penempatan TKI dapat menjadi salah satu alasan pemicunya. Namun demikian, rendahnya penyaluran KUR TKI lingkup Kepri sebagian besar bersumber dari maraknya TKI ilegal karena tidak memiliki dokumen resmi atauapun terdaftar di instansi pemerintah sehingga tidak dapat memanfaatkan KUR TKI. Kepri sebagai wilayah yang bertetangga dengan negara Singapura dan Malaysia merupakan tempat strategis yang digunakan sebagai tempat

Tabel II-18 Penyaluran KUR di Kepri Berdasarkan Skema dan Bank (dalam miliaran rupiah) Penyaluran KUR di Kepri Berdasarkan Skema dan Bank (dalam miliaran rupiah)

No. Skema - Bank Tahun 2016 Tahun 2017 Perubahan

Akad Debitur Akad Debitur Akad Debitur

1 Mikro - BRI 268,56 15.089 213,17 11.726 -20,63% -22,29%

2 Mikro - Bank Mandiri 19,22 916 7,70 358 -59,94% -60,92%

3 Mikro - Lainnya 0,37 20 5,82 257 1.467,39% 1185,00%

4 Ritel - BNI 179,28 633 72,61 362 -59,50% -42,81%

5 Ritel - Bank Mandiri 116,92 1.008 53,48 425 -54,26% -57,84%

6 Ritel - Lainnya 44,62 185 36,72 169 -17,70% -8,65%

7 TKI 0,11 9 0,00 0 -100,00% -100,00%

8 UMi 0,00 0 1,20 184 - -

Total 629,08 17.860 390,69 13.297 -37,89% -25,55%

Sumber: SIKP DJPBN Kemenkeu (Diolah)

”Skema KUR RItel dan KUR Mikro mendominasi penyaluran di Kepri” ”Permasalahan TKI Ilegal menyebabkan rendahnya penyaluran KUR TKI di Kepri”

pelatihan TKI ilegal mampu menarik calon TKI dari berbagai wilayah di luar Kepri (Fokusriau.com, 2017).

Berdasarkan Bank penyalurnya, KUR Mikro didominasi oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan porsi 94,04 persen dari total KUR Mikro tahun 2017. Pada penyaluran KUR Ritel, Bank Rakyat Indonesia (BNI) dan Bank mandiri mendominasi dengan porsi masing-masing 44,60 persen dan 32,85 persen dari total KUR Ritel tahun 2017. Sedangkan untuk UMi lingkup Kepri yang disalurkan pada tahun 2017, seluruhnya disalurkan oleh pegadaian.

Berdasarkan sektor ekonominya, penyaluran KUR di Kepri tahun 2017 didominasi oleh sektor perdagangan dengan share 65,24 persen dari nilai akad total. Sektor dengan share terbesar ke-2, 3, dan 4, yakni jasa kemasyarakatan, akomodasi dan rumah makan, serta perikanan hanya mendapat share masing-masing 7,63 persen, 7,16 persen, dan 6,04 persen. Dikaitkan dengan sektor ekonomi yang ingin dikembangkan oleh pemerintah di Kepri, yakni sektor jasa, pariwisata, dan pertanian, penyaluran KUR ini menjadi kurang tepat.

Fenomena serupa juga terjadi di seluruh Indonesia karena pada dasarnya, karakteristik dasar sektor perdagangan memang menjadikannya lebih fesibel di mata perbankan. Untuk itu, pemerintah pusat telah mengakui penyaluran yang kurang tepat sasaran tersebut dan mendesain skema KUR khusus sektor-sektor prioritas (The Jakarta Post, 2017).

Untuk selanjutnya, Pemerintah Daerah juga diharapkan lebih aktif dalam mendata calon debitur potensial yang sektor ekonominya ingin di prioritaskan di daerah

Tabel II-19 Penyaluran KUR di Kepri Berdasarkan Sektor Penyaluran KUR di Kepri Berdasarkan Sektor

No. Sektor Tahun 2016 Tahun 2017 Perubahan

Akad Debitur Akad Debitur Akad Debitur

1 Perdagangan 439,62 11.342 254,90 7.989 -42,02% -29,56%

2 Pertanian 41,49 1.155 19,81 840 -52,26% -27,27%

3 Akomodasi dan Rumah Makan 33,94 791 27,97 938 -17,60% 18,58%

4 Perikanan 27,61 1.465 23,59 1.179 -14,57% -19,52%

5 Real Estate, Sewa, Jasa 24,39 806 12,27 345 -49,69% -57,20%

6 Jasa Kemasyarakatan 22,86 1.121 29,81 1.501 30,38% 33,90%

7 Lainnya 39,17 1.180 22,35 689 -42,94% -41,61%

Total 629,08 17.860 390,69 13.297 -37,89% -25,55%

Sumber: SIKP DJPBN Kemenkeu (Diolah)

Tabel II-20 Penyaluran KUR di Kepri Berdasarkan Wilayah Kabupaten/Kota Penyaluran KUR di Kepri Berdasarkan Wilayah Kabupaten/Kota

No. Kabupaten/Kota Tahun 2015 Tahun 2016 Perubahan

Akad Debitur Akad Debitur Akad Debitur

1 Kabupaten Bintan 65,20 2.352 51,34 1.970 -21,26% -16,24%

2 Kabupaten Karimun 74,15 1.948 57,54 1.618 -22,40% -16,94%

3 Kabupaten Natuna 19,68 806 12,32 577 -37,41% -28,41%

4 Kabupaten Lingga 21,71 1.429 15,51 987 -28,55% -30,93%

5 Kabupaten Kep. Anambas 19,05 1.039 15,53 755 -18,47% -27,33%

6 Kota Batam 330,99 7.288 174,69 5.161 -47,22% -29,18%

7 Kota Tanjungpinang 98,29 2.998 63,77 2.413 -35,13% -19,51%

Total 629,08 17.860 390,69 13.481 -37,89% -24,52%

Sumber: SIKP DJPBN Kemenkeu (Diolah)

“Fesibilitas sektor perdagangan di mata bank penyalur menjadikannya paling dominan dalam penyaluran KUR”

masing-masing ke dalam Sistem Informasi Kredit Program (SIKP). Pendataan calon debitur potensial pada SIKP akan membantu pihak perbankan agar penyaluran KUR berjalan lebih efektif.

Dilihat dari wilayah administrasi penyaluran KUR lingkup Kepulauan Riau di tahun 2017, penyebaran KUR relatif sudah merata apabila dibobot berdasarkan jumlah populasi di masing-masing wilayah. Secara nilai akad, Bintan, Karimun, Natuna, Lingga, Kepulauan Anambas, Batam dan Tanjungpinang masing-masing mendapatkan porsi 13,14 persen, 14,73 pesen, 3,15 persen, 3,97 persen, 3,98 persen, 44,71 persen, dan 16,32 persen. Secara jumlah debitur, share masing-masing Kabupaten/Kota adalah 14,61 persen, 12 persen, 4,28 persen, 7,32 persen, 5,60 persen, 38,28 persen dan 17,90 persen. Sejalan dengan proporsi tersebut, share populasi Kabupaten/Kota lingkup Provinsi Kepulauan Riau secara berturut-turut adalah 19,85 persen, 9,54 persen, 3,25 persen, 4,21 persen, 1,85 persen, 52,24 persen, dan 9,07 persen.