• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Kredit

2.3.1 Pengertian Kredit

Pengertian kredit menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankkan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu bedasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Bank melakukan kegiatan usahanya terutama menggunakan dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya. Sehingga kepentingan dan kepercayaan masyarakat wajib dilindungi dan dipelihara.

Salah satu kegiatan bank adalah pemberian kredit kepada debitur, dimana kegiatan ini mengandung resiko yang berpengaruh terhadap kesehatan dan kelangsungan usaha bank.. Sehingga dalam pelaksanaanya harus mengandung azas perkreditan yang sehat.

Dalam dunia perniagaan kredit itu dikenal sebagai pemberian barang atau jasa saat sekarang untuk mendapatkan penggantinya menurut perjanjian dalam pembayaran yang setara dihari kemudian (Lester ,1985:208).

Pendapat lain adalah mengemukakan bahwa kredit itu adalah “ Penyerahan sesuatu yang berharga pada pihak lain, apakah uang, barang atau jasa

dengan janji bahwa di hari tertentu penerimanya akan membayarnya secara ekivalen/ sebanding.” (Rahmat Firdaus 1985:12)

Dalam pandangan para akuntan kredit merupakan “Kesanggupan untuk membayar atau meminjam dengan janji akan membayar setelah habis jangka waktunya atau pada penyerahan barang berikutnya.” Sedangkan di Negara Indonesia kredit yang disalurkan oleh bank berupa pinjaman mempunyai arti yang selaras dengan yang dinyatakan dalam undang- undang pokok perbankan yang berarti bahwa kredit adalah uang yang disediakan atau disamakan dengan itu berdasarkan perjanjian dan harus dilunasi pada waktunya beserta bunganya.

Setelah diperhatikan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit adalah “Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk:

1. Pemberian surat berharga yang dilengkapi dengan Note Purchasing Agreement (NPA)

2. Pengambilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.

Kredit menyediakan uang atau tagihan atas dasar persetujuan atau kesepakatan bersama antara pihak bank dan pihak lain dengan kewajiban pihak peminjam atau pihak yang dibiayai untuk melunasi hutangnya atau mengembalikannya beserta bunga dengan tenggang waktu yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, kredit merupakan kegiatan pinjam- meminjam antara pihak bank dan pihak lain, masalah pinjam dan meminjam ini berdasarkan

kepercayaan pihak peminjam akan mengembalikan pinjaman dalam tenggang waktu yang telah ditetapkan disertai dengan sejumlah bunga. Pada umumnya dalam perjanjian akan ditekankan kewajiban pihak peminjam untuk mengembalikan, akan mengangsur uang pokoknya disertai bunga sesuai dengan yang telah ditentukan.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan unsur- unsur yang terdapat dalam kredit, yaitu:

1. Kepercayaan, yaitu adanya keyakinan pihak bank atas prestasi yang diberikannya kepada nasabah peminjam dana akan mengembalikannya sesuai tenggang waktu yang telah disepakati 2. Waktu, yaitu adanya jangka waktu tertentu antara pemberian

kredit dan pelunasannya, jangka waktu tersebut sebelumnya terlebih dahulu disetujui atau disepakati bersama antara pihak bank dan nasabah peminjam dana

3. Prestasi, yaitu adanya objek tertentu berupa prestasi dan kontra prestasi pada saat tercapainya persetujuan atau kesepakatan perjanjian pemberian kredit antar bank dan nasabah peminjam dana berupa uang dan bunga atau imbalan.

4. Resiko, yaitu adanya resiko yang mungkin akan terjadi dalam jangka waktu antara pemberian dan pelunasan kredit tersebut, sehingga untuk menggunakan pemberian kredit dan mencakup kemungkinan terjadinya wanprestasi dari nasabah peminjam dana, maka dilakukanlah pengikatan jaminan atau agunan.

Dan dari pengertian kredit memberikan konsekuensi bagi bank dan peminjam mengenai hal-hal sebagai berikut :

a. Penyediaan uang

Kredit akan terjadi jika adanya lembaga yang menyediakan uang untuk dipinjamkan dalam hal ini adalah lembaga perbankan. Lembaga ini merupakan lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kredit ke masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dana baik untuk kepentingan pengembangan usaha atau kepentingan konsumtif. b. Kewajiban pengembalian kredit

Bagi debitur atau peminjam mempunyai kewajiban untuk mengembalikan hutangnya kepada kreditur sejumlah tertentu sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan dan disepakati kedua belah pihak.

c. Jangka pengembalian kredit

Jangka waktu untuk mengembalikan kredit tergantung dari kesepakatan antara debitur dengan kreditur. Jangka kredit dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

a. Kredit jangka pendek ( Short term-loan)

Kredit jangka pendek merupakan kredit yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari satu tahun. Misalnya kredit untuk pembiayaan kelancaran operasi perusahaan termasuk pula kredit modal kerja.

Kredit jangka menengah merupakan kredit yang jangka waktu pengembalian antara 1 s/d 3 tahun. Biasanya kredit ini untuk menambah modal kerja misalnya untuk membiayai pengadaan bahan baku. Kredit jangka menengah dapat pula dalam bentuk investasi. c. Kredit jangka panjang ( Long term loan )

Kredit jangka panjang merupakan kredit yang jangka waktu pengbaliannya atau jatuh temponya melebihi 3 tahun, misalnya kredit investasi yaitu kredit untuk membiayai suatu proyek, perluasan usaha atau rehabilitasi.

d. Pembayaran bunga atau hasil

Jasa yang harus dibayar oleh debitur sebagai pengguna jasa kredit kepada kreditur dapat berupa bunga atau bagi hasil yang diperoleh debitur. Besarnya bunga yang dibayar oleh debitur tergantung dari kesepakatan kedua belah fihak.

e. Perjanjian kredit

Perjanjian kredit ini dilakukan untuk mengikat kedua belah fihak agar menjalankan kewajiban sesuai dengan kesepakatan.

2.3.2.Jenis-jenis Kredit

1. Kredit dapat dibedakan menurut tujuannya yaitu : a. Kredit komersial (commercial loan)

Kredit komersial yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah di bidang dagangan. Kredit komersial ini

meliputi antara lain : kredit leveransir, kredit untuk usaha pertokoan, kredit ekspor dll.

b. Kredit konsumtif (consumer loan)

Kredit konsumtif yaitu kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif. Oleh karena itu, kredit ini bagi debitur tidak digunakan sebagai modal kerja untuk memperoleh laba akan tetapi semata-mata digunakan untuk membeli barang atau kebutuhan-kebutuhan lainnya misalnya membeli property

(rumah), mobil, dan berbagai macam barang konsumsi lainnya. c. Kredit produktif

Kredit produktif yaitu produktif kredit yang diberikan oleh bank dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat memperlancar produksi misalnya pembelian bahan baku, pembayaran upah, biaya pengepakan, biaya pemasaran dan distribusi dan sebagainya.

2. Penggolongan kredit menurut penggunaannya terdiri atas : a. Kredit modal kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang diberikan oleh bank untuk menambah modal kerja debitur.

b. Kredit investasi

Kredit investasi merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk digunakan untuk melakukan investasi dengan membeli barang-barang modal.

2.3.3 Tujuan Kredit

Tujuan kredit adalah untuk mendapatkan keuntungan dari bunga kredit yang dibebankan kepada debitur sesuai dengan kesepakatan yang diperjanjikan. Tujuan kredit dapat dilihat dari dua fungsi pokok yang saling berkaitan, yaitu

1.Profitabilitas adalah tujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit berupa keuntungan yang diperoleh dari pungutan bunga

2.Safety adalah keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar- benar terjamin sehingga tujuan profitabilitasnya benar-benar tercapai tanpa hambatan

Didalam perkreditan melibatkan beberapa pihak, yaitu pihak kreditur (Bank) , Debitur (peminjam) , otorita moneter bahkan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu tujuan pemberian kredit berbeda-beda dan tergantung pada pihak- pihak tersebut, yaitu

1. Bagi Kreditor (Bank)

Perkreditan merupakan sumber utama pendapatannya, selain itu tujuan pemberian kredit merupakan perangsang pemasaran produk-produk lainnya serta perkreditan merupakan merupakan instrument penjaga likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas

2. Bagi Debitur

Kredit berfungsi sebagai sarana untuk membuat kegiatan usaha semakin lancar dan kinerja usaha semakin baik dari pada sebelumnya. Selain itu kredit juga bermanfaat untuk meningkatkan minat berusaha dan

keuntungan sebagai jaminan kelanjutan kehidupan perusahaan serta memperluas kesempatan berusaha dan bekerja pada perusahaan

3. Bagi otorita

Kredit berfungsi sebagai instrument moneter. Selain itu kredit juga berfungsi untuk menciptakan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja yang memperluas sumber pendapatan dan kemungkinan membuka sumber-sumber pendapatan negara serta berfungsi sebagai instrumen untuk ikut serta meningkatkan mutu manajemen dunia usaha sehingga terjadi efisiensi dan mengurangi pemborosan di semua ini.

4. Bagi Masyarakat

Kredit berfungsi mengurangi penganguran, karena membuka peluang berusaha, bekerja dan pemerataan pendapatan serta meningkatkan fungsi pasar karena ada peningkatan daya beli.

2.3.4 Skala Kredit

Kredit dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut skalanya adalah sebagai berikut

1. Kredit Koperasi yaitu kredit kepada debitur group/ non group total fasilitas Cash Loan atau Non Cash Loan diatas Rp. 25 milyar.

2. Kredit Komersial yaitu kredit kepada debitur group/ non group dengan fasilitas Cash Loan atau non Cash Loan di atas Rp. 350 juta sampai dengan dibawah Rp. 25 milyar.

3. Kredit Retail yaitu kredit kepada debitur group/ non group dengan total fasilitas Cash Loan (CL) atau Non Cash Loan (NCL) sampai dengan Rp. 350 juta dan seluruh kredit konsumsi tanpa memperhatikan jumlahnya.

2.3.5 Kualitas Kredit

Berdasarkan SE BI no. 31/10/UPBB tanggal 12 November 1998 kualitas kredit digolongkan menjadi 5 golongan, yaitu

1. Lancar

Adalah kredit yang tidak ada tunggakan bunga atau angsuran pokok (jika ada) pinjaman belum jatuh tempo dan tidak terdapat cerukan karena penarikan pembayaran kewajiban pada masa mendatang diperkirakan lancar atau sesuai dengan jadwal dan tidak diragukan sama sekali.

Ketentuan:

a. Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu b. Memiliki mutasi rekening yang aktif: atau

c. Bagian kredit yang dipertimbangkan anggunan tunai 2. Perhatian Khusus

Adalah kredit yang menunjukan adanya kelemahan pada kondisi kekurangan atau kelayakan kredit debitur. Hal ini misalnya dimulai dengan trend menurun dalam profit margin dalam omset penjualan atau program pengembalian kredit tidak realistis atau kurang memadainya anggunan, informasi kredit ataupun dokumentasi. Perhatian dini termasuk

pembicaraan yang intensif dan serius dengan debitur diperlukan untuk mengoreksi keadaan ini. Kalau keadaan semakin parah, debitur perlu direklasifikasi ketingkat yang lebih buruk

Ketentuan:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/ atau bunga yang belum melampaui 90 hari

b. Kadang-kadang terjadi cerukan c. Mutasi rekening relatif aktif

d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap bentuk yang diperjanjikan e. Didukung oleh perjanjian baru

3. Kurang Lancar

Adalah kredit yang pembayaran bunga atau anggunan pokok (jika ada) mungkin akan atau sudah tergangu karena perubahan yang tidak menguntungkan dalam segi keuangan dan manajemen debitur atau ekonomi atau politik pada umumnya atau sangat tidak memadainya agunan. Pada tahap ini belum tampak adanya gejala kerugian bagi bank, Namun kondisi ini dapat berkepanjangan dan kemungkinan semakin memburuk. Tindakan koreksi yang cepat dan tepat harus diambil untuk memperkuat posisi bank sebagai kreditur, antara lain dengan mengurangi eksposure bank dan memastikan debitur juga mengambil tindakan perbaikan yang berarti.

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah mencapai 90 hari

b. Sering terjadi cerukan

c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah

d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang telah diperjanjikan lebih dari 90 hari

e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur f. Dokumentasi pinjaman lemah

4. Diragukan

Adalah kredit yang pengembalian seluruh pinjaman mulai diragukan sehingga berpotensi menimbulkan kerugian bagi bank, hanya saja belum dapat ditentukan besar maupun saatnya. Tindakan yang cermat dan tepat harus diambil untuk meminimalkan kerugian.

Ketentuan:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan/ atau bunga yang telah melampaui 180 hari

b. Terdapat cerukan yang bersifat permanen c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari d. Terjadi kapitalisasi bunga

e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan.

5. Macet

Adalah kredit yang dinilai sudah tidak bisa ditagih kembali. Bank akan menanggung kerugian atas kredit yang diberikan.

Ketentuan:

a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari

b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru

c. Dari segi hukum maupun pasar. Jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar

Dalam dokumen Kajian Akses UKM Ke Kredit Perbankan (Halaman 33-44)

Dokumen terkait