• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

2.3 Kredit

2.3.1 Pengertian Kredit

Kredit berasal dari kata Italia yaitu credere yang artinya kepercayaan, yaitu kepercayaan dari kreditor bahwa debitornya akan mengembalikan pinjaman beserta bunga sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak. Menurut UU RI No. 7 tahun 1992 tentang perbankan Bab 1, pasal 1, ayat 12 bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Kredit juga dapat didefenisikan dengan empat cara, sebagai berikut:

1. Kredit dianggap sebagai waktu yang diberikan untuk membayar barang atau jasa yang dijual atas kepercayaan.

2. Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan (yang disamakan dengan uang) berdasarkan persepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang dalam hal ini peminjam berkewajiban melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu dengan (biasanya) sejumlah bunga yang ditetapkan lebih dahulu.

3. Kredit adalah kepercayaan yang diberikan berhubungan dengan kekayaan yang diserahkan atas janji pembayaran kelak.

4. Kredit adalah dana yang tersimpan dalam perkiraan bank.

Kredit bersifat kooperatif antara si pemberi kredit dan si penerima kredit atau antara kreditor dan debitor. Singkatnya, kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen-komponen kepercayaan, resiko, dan pertukaran ekonomi dimasa mendatang.

Adapun fungsi dan tujuan dari kredit yang ditawarkan kepada masyarakat adalah sebagai berikut :

1) menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian.

2) Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat. 3) Memperlancar arus barang dan arus uang.

4) Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain-lain). 5) Meningkatkan produktivitas dana yang ada.

6) Meningkatkan daya guna (utility) barang. 7) Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat. 8) Memperbesar modal kerja perusahaan.

9) Meningkatkan income per capita (IPC) masyarakat.

10) Mengubah cara berpikir/ bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis. Dibawah ini merupakan tujuan dari penyaluran kredit, yaitu :

1) Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit.

2) Memanfaatkan dan memproduktifitaskan dana-dana yang ada. 3) Melaksanakan kegiatan operasional bank.

5) Memperlancar lalu lintas pembayaran. 6) Menambah modal kerja perusahaan.

7) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Adapun pengertian dari kredit konsumsi atau kredit konsumtif adalah kredit yang dipergunakan untuk kebutuhan sendiri bersama keluarganya, seperti kredit rumah atau mobil yang akan digunakan sendiri bersama keluarganya, Atau kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan dana bagi debitur yang ingin membeli barang atau kebutuhan-kebutuhan konsumtif.

2.3.2 Unsur-unsur Kredit

Dalam menejemen kredit perbankan dikenal enam unsur kredit yang sangat esensial yang senantiasa melekat dalam transaksi perkreditan. Unsur kredit tersebut meliputi:

1. Amanat.’Amanat’ (dari bahasa arab, amuna, berarti jujur, dapat dipercaya, atau titipan) adalah segala hal yang dipercayakan kepada manusia, baik yang berkaitan dengan hak dirinya, hak pihak lain, maupun hak Allah. Bank yakin benar bahwa prestasi yang diberikan kepada para nasabah akan diterima kembali di waktu tertentu kelak.

2. Waktu. Dalam setiap transakasi kredit terdapat suatu periode waktu antara saat pemberian prestasi dan saat pengembaliannya. Dalam transaksi kredit terdapat tenggang waktu antara peristiwa prestasi dan kontraprestasi.

3. Resiko. Setiap kredit akan senantiasa mengandung resiko tertentu, mungkin resiko kehilangan seluruhnya atau sebagian. Hal ini disebabkan oleh ketidak pastian di masa yang akan datang.

4. Prestasi. Prestasi tampak sebagai sesuatu yang diserahkan oleh pemberi kredit (yaitu, kreditur) kepada penerima kredit (yaitu, debitur).

5. Perjanjian dua belah pihak. Kredit bermuka ganda: pemberi amanat dan penerima amanat. Dari sudut penerima amanat (debitur) berupa utang, suatu kewajiban yang harus dipenuhi, sementara dari sudut pemberi amanat (kredit) berupa kredit, suatu kepercayaan dan harapan bahwa debitur mau memenuhi kewajibannya pada waktu jatuh tempo.

6. Perjanjian keuangan. Terkecuali dalam keadaan khusus atau luar biasa, utang dan kredit dalam perekonomian modern, dinyatakan atau dihitung dalam satuan uang (atau alat bayar) yang menjadi baku pembayaran yang ditunda.

2.3.3 Peranan Kredit dalam Perekonomian

Menurut Hildebrand, sistem perekonomian akhirnya mencapai apa yang disebutnya ‘rumah tangga kredit’ (Kreditwirtschaft). Dalam perekonomian seperti itu, kredit akan mengambil alih sebagian fungsi uang (yang dipergunakan untuk pembayaran tunai) karena hampir segala hal dilakukan dengan kredit. Adapun peranan kredit dalam perekonomian adalah:

1. Kredit ternyata dapat meningkatkan efisiensi penggunaan uang atau modal dengan meningkatkan produktivitas masyarakat.

2. Kredit dapat meningkatkan efisiensi penggunaan barang, karena kredit dapat membantu proses produksi dari bahan hingga barang jadi dan sekaligus juga membantu pemindahan barang dari produsen kepada konsumen dalam proses marketing, kredit ikut melancarkan arus barang.

3. Kredit dapat meningkatkan arus peredaran lalu lintas uang, misalnya, melalui penggunaan cek, giro, wesel, promes, dan kartu kredit yang diterbitkan oleh bank. 4. Kredit dapat menjadi alat stabilitas ekonomi yang dilakukan melalui kebijaksanaan

ekspansi dan kontraksi kredit, misalnya, dengan politik diskonto oleh bank sentral. 5. Kredit dapat berfungsi sebagai ‘jembatan’ untuk meningkatkan pendapatan nasional

suatu Negara.

6. Kredit dapat menciptakan daya beli baru bagi para debitur, meskipun debitur-debitur itu tidak memiliki uang tunai dalam saldo neracanya.

2.3.4 Jenis Kredit atas Dasar Tujuan Penggunaan

Atas dasar tujuan penggunaan dananya oleh debitor, kredit dapat dibedakan menjadi: 1. Kredit Modal Kerja (KMK)

KMK adalah kredit yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja nasabah. KMK biasanya berjangka pendek dan disesuaikan dengan jangka waktu perputaran modal kerja nasabah. Ditinjau dari jangka waktunya, KMK terdiri atas 2 macam, yaitu:

a. KMK- Revolving

Bank hanya perlu secara berkala meninjau kinerja nasabah berdasarkan laporan kegiatan usaha yang wajib diserahkan nasabah secara rutin. Hanya apabila pihak bank mulai meragukan kinerja nasabah, maka bank dapat saja meninjau kembali pemberian fasilitas KMK-Revolving kepada nasabah.

Apabila volume kegiatan usaha debitor sangat berfluktuasi dari waktu ke waktu dan atau pihak bank kurang mempercayai kemampuan dan kemauan nasabah, maka pihak bank merasa lebih aman kalau memberikan KMK-Einmaleg. Fasilitas ini hanya diberikan sebatas satu kali perputaran usaha nasabah, dan apabila pada periode selanjutnya nasabah menghendaki KMK lagi maka nasabah harus mengajukan permohonan kredit baru.

2. Kredit Investasi

Kredit investasi adalah kredit yang digunakan untuk pengadaan barang modal jangka panjang untuk kegiatan usaha nasabah. Apabila nasabah bergerak dalam bidang perdagangan sembako, kredit investasi dapat digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan untuk kantor, computer untuk kantor, truk pengangkut sembako, dan lain-lain. Kredit Investasi biasanya berjangka menengah atau panjang, karena nilainya yang relatif besar dan cara pelunasan oleh nasabah melalui angsuran.

3. Kredit Konsumsi

Kredit konsumsi adalah kredit yang digunakan dalam rangka pengadaan barang atau jasa untuk tujuan konsumsi, dan bukan sebagai barang modal dalam kegiatan usaha nasabah. Penggunaan kredit ini misalnya untuk pembelian mobil, rumah, dan barang-barang konsumsi yang lain. Kredit jenis ini sering kali juga diberi nama kredit multiguna, yang berarti bisa digunakan untuk berbagai tujuan oleh nasabah.

2.3.5 Jenis Kredit Atas Dasar Cara Penarikan Dana

Atas dasar cara penarikan dana yang akan diberikan oleh bank, kredit dapat dibedakan menjadi:

Cash-loan adalah kredit yang memungkinkan nasabah menarik dana tunai secara langsung tanpa adanya persyaratan khusus tertentu. Yang termasuk dalam kredit jenis ini adalah kredit investasi dan kredit modal kerja.

2. Non-Cash-Loan

Non-Cash-Loan adalah kredit yang tidak memungkinkan nasabah menarik dana tunai secara langsung tanpa adanya persyaratan khusus tertentu. Yang termasuk dalam kredit jenis ini antara lain adalah bank garansi dan letter of credit. Letter of credit memberikan fasilitas penundaan pembayaran bagi nasabah, dan penarikan dana secara tunai justru hanya dapat ditarik oleh rekan usahanya sebagai penjual barang yang dibeli oleh nasabah. Fasilitas bank garansi hanya memungkinkan penarikan tunai oleh rekan usaha nasabah atau pihak yang menerima jaminan, apabila nasabah melakukan cidera janji.

2.3.6 Kolektibilitas Kredit

Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki bank dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya, sehingga kredit merupakan salah satu bentuk dari aktiva produktif.

Kualitas aktiva produktif bank dinilai berdasarkan kolektibilitasnya, yang pada prinsipnya didasarkan pada kontinuitas pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan peminjam yang ditinjau dari keadaan usaha yang bersangkutan.

Berdasarkan pertimbangan kuantitatif dan judgement di atas serta sesuai surat keputusan direksi bank Indonesia No.31/147/KEP/DIR tanggal 12 novembar 1999 tentang kualitas aktiva produktif, maka kualitas kredit digolongkan menjadi lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet menurut kriteria:

a. Prospek usaha

b. Kondisi keuangan dengan penekanan pada arus kas debitur c. Kemampuan membayar.

Dokumen terkait