BAB II : ACUAN TEORITIK
E. Kriteria Analisis
Istilah “kriteria” dalam penilaian sering juga disebut sebagai “tolok ukur”
atau standar.77 Dengan adanya kriteria atau tolok ukur maka pekerjaan penelti menjadi lebih mudah karena adanya patokan penilaian yang diikuti. Kriteria atau tolok ukur ini digunakan untuk menakar kondisi objek yang dinilai.
Arikunto dan Jabar menyebutkan bahwa ada 7 sumber pengambilan kriteria evaluasi, antara lain:
1. Sumber Pertama
Apabila yang dievaluasi merupakan suatu implementasi kebijakan maka yang dijadikan sebagai kriteria atau tolak ukur adalah peraturan atau ketentuan yang sudah dikeluarkan berkenaan dengan kebijakan yang bersangkutan
2. Sumber Kedua
Kriteria atau tolak ukur yang tersusun diperoleh dari buku pedoman atau petunjuk pelaksanaan (juklak)
3. Sumber Ketiga
Apabila tidak ada ketentuan atau petunjuk pelaksanaan yang dapat digunakan oleh penyususn sebagai sumber kriteria maka menggunakan konsep atau teori-teori yang terdapat dalam buku-buku ilmiah.
4. Sumber Keempat
Jika tidak ada ketentuan, peraturan atau petunjuk pelaksanaan dan juga tidak ada teori yang diacu, penyusun disarankan untuk menggunakan hasil penelitian
5. Sumber Kelima
Apabila tidak menemukan acuan yang tertulis dan mantap. Dapat minta bantuan pertimbangan kepada orang yang dipandang mempunyai kelebihan dalam bidang yang sedang dievaluasi.
77 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, op.cit., h. 30.
6. Sumber Keenam
Kriteria atau tolak ukur yang tersusun merupakan hasil kesepakatan kelompok dengan kata lain dapat menentukan kriteria secara bersama dengan anggota tim atau beberapa orang yang mempunyai wawasan tentang program yang akan dievaluasi.
7. Sumber Ketujuh
Kriteria atau tolok ukur hanya mengandalkan akal atau nalar penyusun sendiri sebagai dasar untuk menyusun kriteria yang akan digunakan dalam mengevaluasi program.78
Adapun penentuan kriteria evaluasi yang sesuai pada penelitian ini berdasarkan pada sumber kelima. Hal ini dikarenakan sekolah tidak memiliki petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan program pengayaan serta tidak terdapatnya konsep atau teori yang mengatur pelaksanaan program pengayaan yang tertulis dalam buku-buku ilmiah.
Tabel 2.1
Kriteria Analisis Program Pengayaan di SMPN 3 Tangerang Selatan
Tahap Fokus Standar Objektif Indikator
Legalitas
1. Kejelasan perizinan penyelenggaraan program
2. Ketersediaan juklak dan juknis program 3. Ketersediaan proposal
program
78 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, op.cit., h. 33-34.
Peserta Didik
6. Lulus Placement Test 7. Kesesuaian
3. Media pembelajaran terdiri dari infokus, komputer,
laboratorium IPA dan bahasa
4. Kondisi sarana yang terawat
didik lebih dari Hasil UN Terdapat hasil UN
kelas pengayaan
Output
BAB III
METODOLOGI EVALUASI
A. Tempat dan Waktu Evaluasi
Evaluasi dilakukan di SMP Negeri 3 Tangerang Selatan yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 01, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Adapun penulisan penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan April 2019 sampai dengan Juni 2020 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1 Rencana Penelitian
No Kegiatan
Waktu
April Sep Feb Maret April Mei Juni
1 Observasi pendahuluan 2 Pengesahan
proposal
3 Perbaikan bab 1, 2 dan 3
4 Penyusunan instrumen analisis 5 Pengolahan data dan
analisis data
6 Penyusunan laporan hasil analisis
7 Sidang
B. Pendekatan, Metode dan Model Analisis
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dan pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sukmadinata mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individua
25
maupun kelompok.79 Pengumpulan data evaluasi kualitatif yang digunakan diantaranya pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen.80 Data kualitatif dalam penelitian evaluasi ini diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian, bahkan dapat berupa cerita pendek.81 Dalam penelitian kualitatif instrumennya merupakan orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Dengan demikian peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.
Landasan teori dimanfaatkan sebagai acuan bagi evaluator agar fokus penelitian sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
Penelitian kualitatif ini digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam dan mengandung makna.82 Dalam hal ini, makna yang dimaksud adalah data yang sebenarnya terjadi di lapangan yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak.
C. Sumber Data/Informasi
Sumber data adalah segala sesuatu yang menunjuk pada asal data diperoleh.
Sumber data dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dapat berupa person, paper dan place.83
1. Person, yaitu sumber data yang diperoleh melalui wawancara berupa jawaban lisan. Adapun sumber data person dalam penelitian ini terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana,
79 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 60.
80 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h.
9.
81 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 103.
82 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekata Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 15.
83 Suharsimi Arikunto dan Cepi Syafruddin Abdul Jabar, op.cit., h. 88.
kordinator program pengayaan, guru bahasa Inggris, IPA dan matematika, bendahara program pengayaan, kepala Tata Usaha (TU) serta peserta didik program pengayaan.
2. Paper, sumber data yang diperoleh dari dokumen yakni meliputi surat izin penyelenggaraan program, proposal penyelenggaraan enrichment program, Dokumen I Kurikulum Sekolah, hasil Ujian Nasional (UN), data siswa program pengayaan, daftar calon peserta didik pengayaan dan hasil penerimaan siswa baru 3 tahun terakhir, Daftar Urut Kepangkatan (DUK) guru PNS/honorer SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2019/2020.
3. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan tempat kegiatan keterampilan berlangsung. Adapun sumber data place pada penelitian ini adalah SMPN 3 Kota Tangerang Selatan.
Adapun jenis data dalam evaluasi ini yaitu:
1. Sumber data primer, merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.84 Adapun sumber data primer dalam penelitian ini yaitu person dan place dengan prosedur dan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi.
2. Data sekunder, merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.85 Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu paper melalui kegiatan studi dokumen.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diperlukan adalah cara yang paling tepat dalam mengumpulkan data, sehingga data yang diperoleh merupakan data yang benar-benar valid dan reliabel.86 Untuk mendapatkan data yang lengkap, valid dan reliabel, maka peneliti menggunakan triangulasi data. Dalam teknik
84 Sugiyono. op.cit., h. 308.
85 Ibid., h. 309.
86 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2013) h. 69.
pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran akan tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.87 Triangulasi data dalam penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari berbagai sumber yaitu hasil wawancara, observasi dan studi dokumen yang diperoleh selama malakukan penelitian.
1. Wawancara
Wawancara merupakan bentuk komunikasi yang terjadi antara dua orang, dalam hal ini melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan yang berlandaskan atas tujuan tertentu.88 Teknik wawancara ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang bertujuan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya secara lebih mendalam. Peneliti melakukan wawancara langsung dengan kepala sekolah terkait penyelenggaraan program pengayaan, wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan sarana prasarana terkait proses pembelajaran, guru yang mengajar di kelas pengayaan terkait kemampuan bahasa Inggris peserta didik dan kemampuan menerima pelajaran yang disampaikan dengan dua bahasa, koordinator program pengayaan terkait optimalisasi program pengayaan terutama program jangka pendek, TU (tata usaha) terkait data-data yang berhubungan dengan guru maupun peserta didik, bendahara program pengayaan terkait pengelolaan anggaran program dan peserta didik program pengayaan untuk mengetahui program pengayaan telah memberikan pengaruh dalam meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya serta kendala yang terjadi selama program berlangsung. Sebelum melakukan wawancara, peneliti menyiapkan instrumen wawancara yang
87 Sugiyono, op.,cit., h. 330.
88 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013) h. 180.
disebut dengan pedoman wawancara yang berisi sejumlah pertanyaan yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh responden.89 Peneliti menggunakan wawancara terstruktur yang pertanyaannya sudah ditetapkan sebelumnya.
2. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.90 Melalui kegiatan observasi, peneliti dapat menemukan kesenjangan dalam suatu program yang tidak diamati orang lain, khususnya orang yang berada di lingkungan tersebut karena telah dianggap biasa dan hal-hal seperti itu tidak terungkap dalam wawancara karena bersifat sensitif atau sengaja ditutupi untuk menjaga nama baik lembaga yang bersangkutan. Dengan demikian, melalui kegiatan observasi peneliti dapat memperoleh informasi yang lebih komprehensif. Dalam hal ini, fokus observasi ditujukan pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), kemampuan berbicara bahasa Inggris peserta didik, keadaan sarana dan prasarana serta program jangka pendek yang meliputi matrikulasi dan native speaker. Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi.
3. Studi Dokumen/Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Studi dokumen ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.91 Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter.92 Melalui kegiatan studi dokumentasi ini maka data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi menjadi relevan. Metode ini merupakan kegiatan pengumpulan data oleh peneliti. Dalam penelitian ini, studi dokumen diperlukan untuk
89 Nana Syaodih Sukmadinata, op.cit., h. 216.
90 Riduwan, op.cit., h. 76
91 Sugiyono, op.cit., h. 329.
92 Riduwan, op.cit., h. 77.
mendapatkan beberapa dokumen penting terkait profil sekolah, visi dan misi sekolah serta tujuan diselenggarakannya program pengayaan, surat izin operasional penyelenggaraan program, data peserta didik, data guru, rincian sumber dan dan alokasinya, RPP yang digunakan guru dalam KBM, rekam jejak alumni program pengayaan, hasil UN peserta didik program pengayaan serta kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah. Studi dokumen dilakukan guna diperoleh data yang akurat yang dibutuhkan selama proses penelitian berlangsung.
Tabel 3.2
Teknik Pengumpulan Data
Tahap Fokus Analisis Teknik Pengumpulan Data
Wawancara Studi Dokumen Observasi
Input
didik kelas pengayaan
E. Instrumen Analisis
Adapun pedoman instrumen evaluasi yang akan digunakan berdasarkan definisi konseptual dan operasioal yang dikembangkan menjadi kisi-kisi seperti pedoman wawancara, pedoman observasi dan analisis dokumen.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Wawancara Kepala Sekolah
Tahapan Indikator No. butir Jumlah
Input
Kebijakan kepala sekolah mengadopsi atau modifikasi panduan program pengayaan
Kebijakan pembiayaan program pengayaan 10, 11, 12,
13 4
Pemanfaatan anggaran yang tersedia 14 1 Jumlah siswa yang diterima tiap tahun pada
program pengayaan (program pengayaan) 15 1 Jumlah rombongan belajar dan siswa
program pengayaan (program pengayaan) tiap kelas
16, 17 2
Proses
Pandangan kepala sekolah terhadap
efektifitas KBM program pengayaan 18, 19, 20 3 Pemanfaatan sarana dan prasarana pada
program pengayaan 21, 22 2
Evaluasi yang dilakukan oleh pihak internal sekolah terhadap program pengayaan
23, 24, 25 3
Hambatan yang dihadapi program
pengayaan beserta solusi 26, 27 2
Output Harapan setelah siswa lulus 28 1
Total 28
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Wawancara Guru Kelas
Tahapan Indikator No. Butir Jumlah
Input Latar belakang pendidikan guru yang
mengajar di kelas program pengayaan 1, 2, 3 3
Proses
Metode dan strategi pembelajaran program
pengayaan di dalam kelas. 5, 6, 7, 8 4 Kurikulum dan buku panduan yang
digunakan? 9, 10, 11, 3
Jumlah jam belajar tiap pelajaran 12, 13 2 Penguasaan materi yang disampaikan
dalam bahasa Inggris 14 1
Cara interaksi guru dengan peserta didik 15 1 Hambatan, tantangan dan solusi dalam
melaksanakan KBM
16, 17, 18,
19 4
Manfaat adanya program pengayaan terhadap peserta didik dalam penguasaan materi dan kemampuan berbahasa Inggris
20, 21, 22 3
Output
Hasil belajar yang dicapai setelah dilakukannya KBM
23, 24, 25,
26, 27 5
Peran sekolah dalam meningkatkan
kemampuan bahasa Inggris guru 28 1
Harapan untuk peserta didik dan program
pengayaan 29, 30 2
Total 30
Tabel 3.5
Kisi-kisi Wawancara Koordinator Program pengayaan
Tahapan Indikator No. Butir Jumlah
Proses Kemampuan peserta didik berbicara
menggunakan bahasa Inggris 1, 2 2
Input
Upaya yang dilakukan pihak sekolah dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris peserta didik dalam bentuk lisan maupun tulisan
3, 4, 5, 3
Hambatan, tantangan dan solusi yang ditemukan selama program pengayaan berlangsung
6, 7 2
Output
Hasil UN mata pelajaran matematika, IPA dan bahasa Inggris yang diperoleh peserta didik program pengayaan
8, 9 2
Rekam jejak alumni program pengayaan 10, 11 2 Harapan bagi peserta didik dan program
pengayaan yang sedang berjalan saat ini 12, 13 2
Total 20
Tabel 3.6
Kisi-kisi Wawancara Tata Usaha (TU)
Tahapan Indikator No. Butir Jumlah
Input
Sumber sarana yang dimiliki kelas
pengayaan 1, 2 2
Media pembelajaran yang dibutuhkan
kelas pengayaan 3, 4 2
Proses Proses perawatan sarana 5 1
Output Kendala yang dialami dan solusi 6 1
Harapan bagi program pengayaan 7, 8 2
Total 8
Tabel 3.7
Kisi-kisi Wawancara Wakil Kepala Sekolah Bid. Sarana Prasarana
Tabel 3.8
Kisi-kisi Wawancara Bendahara Program Pengayaan
Tahapan Indikator No. Butir Jumlah
Input Sumber dana program pengayaan 1, 2 2
Proses
Biaya lain-lain 4 1
Keringanan bagi peserta didik kurang
mampu 5 1
Output Alokasi dana program pengayaan 3 1
Total 5
Tabel 3.9
Kisi-kisi Wawancara Peserta Didik
Tahapan Indikator No. Butir Jumlah
Input
Alasan peserta didik memilih program
pengayaan di SMPN 3 Tangerang Selatan? 1, 2, 3 3 Kesan peserta didik terhadap KBM yang
berlangsung 4 1
Hambatan yang dialami peserta didik
selama KBM 5, 6 2
Tahapan Indikator No. Butir Jumlah
Input
Sumber sarana yang dimiliki kelas pengayaan
1, 2 2
Media pembelajaran yang dibutuhkan
kelas pengayaan 3, 4 2
Proses Proses perawatan sarana 5 1
Output Kendala yang dialami dan solusi 6 1
Harapan bagi program pengayaan 7, 8 2
Total 8
Proses Upaya sekolah dalam meningkatkan kemampuan bahasa Inggris peserta didik secara lisan dan tulisan
7, 8, 9 3
Kesan peserta didik terhadap sarana yang
tersedia untuk program pengayaan 10, 11, 12 3
Output
Manfaat yang dirasakan peserta didik
selama mengikuti program pengayaan 13, 14 1 Harapan peserta didik untuk program
pengayaan 15 1
Total 14
Tabel 3.10
Lembar Instrumen Observasi
Tahap Fokus Indikator
Input Sarana dan Prasarana Kelas Pengayaan
1. Sarana dan prasarana yang mendukung KBM 2. Kondisi sarana di kelas
pengayaan
3. Pemanfaatan sarana di kelas pengayaan
Output Kemampuan peserta didik berbicara bahasa Inggris
1. Komunikasi peserta didik di lingkungan sekolah 2. Komunikasi peserta didik
dengan guru dan teman 3. Komunikasi peserta didik
dengan native speaker
Tabel 3.11
Kisi-Kisi Studi Dokumen
No. Dokumen Teknik Pengumpulan Data
Wawancara Studi
2. Surat izin operasional penyelenggaraan program peserta didik program pengayaan
3 Data sarana dan prasarana 1. Ruang belajar
2. Alat dan bahan pembelajaran
3. Media pembelajaran
4 Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
1. Kurikulum 2. Silabus 3. RPP
4. Jadwal mata pelajaran
5 Nilai Ujian Nasional (UN) 1. Tahun 2017/2018
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data dilakukan selama proses dilapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Aktivitas yang dilakukan selama proses tersebut adalah: data reduction, data display dan verification.
Berikut ini adalah aktivitas yang dilakukan selama proses analisis data:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, kegiatan reduksi data ini akan mempermudah peneliti untuk memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya. Adapun kegiatan mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai.
2. Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dalam penyajian data kualitatif yang paling sering digunakan adalah penyajian data berupa teks yang bersifat narasi.
3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah temuan baru yang sebelumnya tidak pernah ada. Adapun temuan baru ini dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap dan setelah diteliti menjadi jelas. Dalam hal ini penarikan kesimpulan dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
SMPN 3 Tangerang Selatan berdiri sejak tahun 1977 dengan nama Kelas Jauh SMPN 2 Tangerang di atas lahan seluas 4.811 m2. Sejak didirikannya sekolah ini telah beberapa kali mengalami pergantian nama. Pada tahun 1979 dikukuhkan menjadi SMPN 2 Filial. Pada bulan Februari 1983 sekolah ini berubah menjadi sekolah mandiri dengan nama SMP Negeri 1 Ciputat.
Perubahan nomenklatur pada tahun 1999 untuk kecamatan Ciputat menjadikan SMPN 1 Ciputat berubah nama menjadi SMP Negeri 2 Ciputat hingga SMPN 3 Tangerang Selatan saat ini.93 Sekolah yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda kecamatan Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan, memiliki nilai akreditasi sekolah yaitu 97,05 dengan tipe sekolah A.
SMPN 3 Kota Tangerang Selatan berusaha melayani masyarakat dengan membuka layanan:
1. Program kelas reguler: kelas umum yang dapat diikuti oleh siswa yang telah lulus seleksi untuk menjadi siswa SMPN 3 Kota Tangerang Selatan.
2. Program kelas cerdas istimewa percepatan (kelas ini semula kelas akselerasi/percepatan) merupakan kelas khusus dengan program pembelajaran Sistem Kredit Semester (SKS), dengan harapan siswa bisa menempuh waktu belajar yang lebih cepat, yakni 2 tahun dengan pemadatan materi pembelajaran. Program kelas akselerasi telah dibuka sejak tahun pembelajaran 2004/2005. Dan mulai tahun pelajaran 2015/2016 program ini berganti nama menjadi Kelas Cerdas Istimewa dengan menerapkan sistem kredit semester.
93Sejarah SMP Negeri 3 Kota Tangerang Selatan diakses dari www.smpn3tangsel.sch.id/read/9/sejarah pada 03 Juni 2020.
37
3. Program kelas bilingual: program kelas dua bahasa, kelas dengan program pembelajaran yang menerapkan dua bahasa, Indonesia dan Inggris dalam beberapa pelajaran, terutama pelajaran matematika, biologi dan fisika.94 Untuk saat ini, program bilingual telah berganti nama menjadi program pengayaan bahasa Inggris.
Program pengayaan di SMPN 3 Tangerang Selatan dibuka 7 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun ajaran 2013/2014. Program ini terselenggara selama masa kepemimpinan kepala sekolah H. Maryono, S.E., M.Pd.
Alasan dibukanya program ini untuk memberikan layanan kepada masyarakat yang menginginkan putra putrinya mampu menguasai bahasa Inggris dengan baik, baik melalui tulisan maupun lisan. Untuk menjawab tantangan tersebut dan mempersiapkan generasi muda yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik, maka SMPN 3 Tangerang Selatan membuka program kelas bilingual dengan Program Pengayaan Bahasa Inggris. Program pengayaan di SMPN 3 Tangerang Selatan ditempuh oleh peserta didik selama 3 tahun dengan memiliki ciri khas yaitu bahasa dan bahasa yang dipilih adalah bahasa Inggris.95
Setiap tahun peminat kelas program pengayaan bahasa Inggris di SMPN 3 Tangerang Selatan mengalami peningkatan, karena di kawasan Ciputat dan sekitarnya masih jarang SMP Negeri yang membuka kelas pengayaan bahasa Inggris. Selain itu, lokasi yang strategis dan mudah dijangkau dengan ojek online atau kendaraan umum lainnya juga dekat dengan jalan raya utama. Sekolah ini tidak bersebelahan langsung dengan jalan raya sehingga pada saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berlangsung tidak terganggu oleh bising kendaraan jalan raya. Sejak tahun pertama sampai sekarang dari banyaknya pendaftar hanya 35 peserta didik
94 Dokumen I Kurikulum SMPN 3 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2019-2020
95 Wawancara dengan Maryono, Kepala SMPN 3 Tangsel, pada tanggal 7 Juni 2020.
yang diterima untuk 1 rombongan belajar. Namun, pada tahun pelajaran 2017/2018 SMPN 3 Tangerang Selatan, karena tingginya minat pendaftar dan permintaan orang tua untuk membuka kelas program pengayaan yang lebih dari tahun sebelumnya, maka sekolah menerima sebanyak 72 siswa yang terbagi menjadi 2 rombongan belajar.96
Ditinjau dari segi fasilitas yang tersedia di kelas pengayaan dapat dikatakan sudah baik dan memadai untuk mendukung terlaksananya KBM yang efektif. Jika dibandingkan dengan kelas reguler yang ada di SMPN 3 Tangerang Selatan, fasilitas yang ada di kelas pengayaan jauh lebih baik dan belum tentu dimiliki oleh kelas reguler. Disetiap kelas pengayaan terdapat fasilitas AC (tidak ada di kelas reguler), kipas angin, ruang kedap suara, monitor, infocus (tidak ada di kelas reguler, untuk kelas reguler infocus tidak menetap disatu kelas), komputer, printer, CCTV, pengeras suara, papan tulis kaca dan locker untuk masing-masing siswa. Fasilitas yang berbeda ini dikarenakan iuran bulanan yang dibayarkan oleh peserta didik kelas pengayaan sebesar Rp500.000. Peserta didik kelas pengayaan juga memiliki kesadaran akan menjaga kebersihan ruangannya. Hal ini terbukti dengan jarang ditemukannya sampah yang berserakan di dalam kelas.
Selanjutnya ditinjau dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dalam melaksanakan KBM. Pada tahun pelajaran 2019/2020 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan memiliki tenaga pendidik sebanyak 53 pendidik yang terdiri dari pendidik yang memiliki kualifikasi akademik S2 sebanyak 13 orang, S1 sebanyak 38 orang dan yang masih memiliki kualifikasi akademik D3 hanya 2 orang. Dari 53 orang tenaga pendidik yang ada di SMPN 3 Kota Tangerang Selatan, 47 guru merupakan Guru Tetap (PNS), sedangkan sisanya 6 orang merupakan guru honorer murni/GTT/Guru Sukarelawan.97
96 Wawancara dengan Indah, Koordinator program pengayaan, pada tanggal 14 Juni 2020.
97 Dokumen I Kurikulum, op.cit.
Tidak semua guru yang ada di SMPN 3 Tangerang Selatan dapat mengajar di kelas pengayaan. Ada beberapa kriteria calon pengajar kelas pengayaan diantaranya: pendidikan minimal berkualifikasi sarjana (S1) yang relevan, mempunyai pengalaman mengajar 5 tahun dalam bidangnya dan mampu berbahasa Inggris dengan baik.98 Hal ini bertujuan untuk mendukung terselenggaranya KBM yang efektif terutama di kelas pengayaan supaya dapat meningkatan penguasaan bahasa Inggris siswa baik
Tidak semua guru yang ada di SMPN 3 Tangerang Selatan dapat mengajar di kelas pengayaan. Ada beberapa kriteria calon pengajar kelas pengayaan diantaranya: pendidikan minimal berkualifikasi sarjana (S1) yang relevan, mempunyai pengalaman mengajar 5 tahun dalam bidangnya dan mampu berbahasa Inggris dengan baik.98 Hal ini bertujuan untuk mendukung terselenggaranya KBM yang efektif terutama di kelas pengayaan supaya dapat meningkatan penguasaan bahasa Inggris siswa baik