• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kriteria Calon Lokasi (CL) Penerima Bantuan

Kriteria umum calon lokasi penerima bantuan pemerintah

kegiatan padi tahun 2018 sebagai berikut :

a. Khusus untuk kegiatan Budidaya Padi Lahan Kering

menggunakan areal baru (PATB).

b. Untuk kegiatan lainnya dapat juga menggunakan areal

persawahan irigasi, sawah tadah hujan, rawa pasang surut,

lebak dan lahan kering yang belum optimal.

c. Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit,

bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran dan sengketa.

d. Diusahakan berada dalam satu hamparan/kawasan yang

strategis dan mudah dijangkau petani atau disesuaikan

dengan kondisi di lapangan.

e. Penetapan lokasi hendaknya memperhatikan kontribusi

peningkatan (incremental) produksi yang akan dihasilkan.

32

Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi terhadap calon

lokasi, dengan cermat dan akurat.

Adapun kriteria spesifik dari masing-masing kegiatan padi

sebagai berikut :

1) Budidaya Padi Lahan Kering

a. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada areal baru (PATB).

Kriteria lahan yang dapat digunakan untuk Budidaya Padi

Lahan Kering meliputi :

Lahan ladang/huma, tegal/kebun, pekarangan, lahan

kehutanan (Perhutani, Inhutani, hutan tanaman industri,

Perhutanan Sosial), lahan perkebunan (swasta, BUMN,

Rakyat), tegalan, eks tambang, lahan yang sementara

tidak diusahakan, dan lain-lain.

Lahan perkebunan BUMN, swasta, dan perkebunan

rakyat difokuskan pada lahan peremajaan maupun pada

areal tanaman belum menghasilkan misalnya karet dan

sawit;

Lahan yang belum/tidak termanfaatkan baik milik

perorangan (misal pekarangan), milik swasta, milik

pemerintah maupun milik non pemerintah;

Lahan/Tanah milik lembaga pemerintah seperti tanah

milik TNI, POLRI, kementerian/lembaga, perguruan

tinggi, sekolah, pemerintah daerah yang belum/tidak

dimanfaatkan;

Lahan/Tanah milik lembaga non pemerintah seperti

tanah milik yayasan, pesantren, gereja, koperasi

berbadan hukum, lembaga masyarakat dan kelompok

masyarakat lainnya yang belum/tidak dimanfaatkan;

Lahan dibawah tegakan pohon (misalnya pohon kelapa,

kayu putih dan lain-lain);

Lahan bekas tambang yang sudah direklamasi misalnya

lahan bekas tambang batu bara.

Lahan tumpang sari. Pertanaman padi yang merupakan

Kegiatan Budidaya Padi Tahun 2018 dapat dilaksanakan

secara tumpang sari dengan tanaman jagung maupun

kedelai.

b. Pada lokasi kegiatan diharapkan menerapkan teknologi

tanam jajar legowo yang disesuaikan dengan lokasi

setempat.

2) Budidaya Pengembangan Desa Organik Padi

Beberapa urutan prioritas yang dapat dijadikan alternatif lokasi

kegiatan adalah:

a. Lahan yang memiliki status zero convertion seperti lahan

yang ditumbuhi tumbuhan liar (tidak dibudidayakan).

34

b. Lokasi pada lahan yang bebas dari cemaran kimia atau

rendah resiko kontaminasi kimia.

c. Lokasi pada lahan yang terbiasa tidak menggunakan input

agrokimia seperti pupuk kimia sintetis dan pestisida sintetis.

d. Lokasi pada daerah yang sumber pengairannya aman

(bebas) dari pencemaran lingkungan, misalnya lahan yang

mendapatkan pengairan dari sumber mata air langsung.

e. Lokasi pada daerah dimana pertanian organik padi sudah

berkembang dan/atau daerah baru.

f. Lokasi dapat berupa lahan yang pernah mengaplikasikan

kegiatan SL-PHT, SRI dan atau terdapat UPPO yang

dibiayai dari anggaran APBN, APBD Provinsi, APBD

kabupaten/kota maupun swadaya.

g. Lahan pertanian intensif yang dapat dikonversi atau telah

melalui masa konversi menjadi lahan pertanian organik.

Lama masa konversi untuk tanaman semusim adalah 2

tahun sebelum tebar benih, namun bisa dipercepat minimal

12 bulan untuk tanaman semusim. Lama masa konversi

tergantung sejarah penggunaan lahan, penggunaan input

agrokimia dan jenis tanaman.

3) Budidaya Padi Pada Lahan Sub Optimal Spesifik Lokasi

a. Lokasi kegiatan di lahan sawah yang sebelumnya sudah

b. Lokasi kegiatan tidak berada pada daerah rawan hama dan

penyakit tumbuhan.

4) Budidaya Mina Padi

a. Lokasi kegiatan pada daerah irigasi teknis yang bisa diatur

pengairannya dan menyediakan air kapan saja.

b. Lokasi kegiatan harus memiliki kualitas air yang baik untuk

pemeliharaan ikan.

c. Lokasi kegiatan diharapkan menggunakan varietas unggul

yang tahan genangan dan menggunakan bibit ikan yang

sehat.

5) Budidaya Padi Khusus Lainnya

a. Lokasi diharapkan memiliki potensi untuk pertumbuhan dan

perkembangan padi varietas khusus (Basmati, Japonica,

Thai Hom Mali, Kwao Dwak Mali, Ketan Hitam, Kukus,

Taiken, Tarabas dan varietas lainnya yang setara dengan

beras-beras khusus) secara optimal.

b. Lokasi dekat dengan konsumen/pasar yang membutuhkan

beras varietas khusus.

6) Budidaya Padi Inbrida Eks Cetak Sawah

a. Lokasi merupakan lahan eks cetak sawah.

b. Lokasi kegiatan memiliki saluran irigasi yang masih

berfungsi dengan baik

36

7) Peningkatan Produksi Padi Berbasis Korporasi

a. Lokasi kegiatan memiliki potensi sumber air untuk

memenuhi kebutuhan air selama pertanaman padi.

b. Lokasi kegiatan diharapkan menerapkan teknologi tanam

jajar legowo.

8) Budidaya Padi Inbrida Sawah/Tadah Hujan

a. Lokasi kegiatan memiliki potensi sumber air untuk

memenuhi kebutuhan air selama pertanaman padi.

b. Lokasi kegiatan diharapkan menerapkan teknologi tanam

jajar legowo.

9) Peningkatan Produksi melalui Varietas Unggul Baru

a. Lokasi kegiatan pada lahan sawah yang akan

mengembangkan varietas unggul baru.

b. Lokasi kegiatan dekat dengan sumber benih varietas unggul

baru.

10) Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)

a. Pengembangan UPPO diutamakan pada lokasi/desa yang

mendapatkan bantuan desa pertanian organik melalui

APBN tahun 2016 dan 2017 serta lokasi/desa organik yang

difasilitasi melalui APBD/swadaya, daerah perbatasan yang

berpotensi mengembangkan desa organik padi, lokasi

peningkatan produksi padi, dan atau lokasi lainnya yang

direkomendasikan oleh SKPD Kabupaten/ Kota/ Provinsi

yang membidangi tanaman pangan.

b. Lokasi diarahkan pada daerah yang memiliki potensi

sumber bahan baku pembuatan kompos, terutama produk

samping tanaman organik, kotoran hewan/ternak dan

sampah organik rumah tangga pada sub sektor tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan rakyat dan peternakan.

c. Lokasi diarahkan ke daerah yang akan diproyeksikan

sebagai lokasi pengembangan padi organik atau lokasi

yang masyarakatnya melakukan budidaya padi organik.

Contoh blanko CP/CL, Surat Keputusan PPK tentang Penetapan

CPCL, Surat Pernyataan Tanggung Jawab (SPTJ), RUK, Surat

Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak dan Surat Pernyataan

Tanggung Jawab Belanja oleh Penerima Bantuan Tahun 2018,

seperti pada Lampiran 11, 12, 13, 14, 15, 17 dan 18. Khusus

untuk blanko RUK penerima bantuan Pengembangan Unit

Pengolah Pupuk Organik (UPPO) seperti pada Lampiran 16.

C. Bantuan/Fasilitasi Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Padi

Dokumen terkait