• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Sistem Tanam Jajar Legowo Padi adalah pola bertanam

padi yang berselang-seling antara dua atau lebih (biasanya

dua atau empat) baris tanaman dan satu baris kosong.

Istilah legowo diambil dari bahasa jawa yaitu “lego” yang

berarti luas dan “dowo” yang berarti panjang. Legowo juga

diartikan sebagai cara tanam padi yang memiliki beberapa

barisan dan diselingi satu barisan kosong. Dalam hal ini

populasi rumpun padi pada baris yang kosong diletakkan/

disisipkan pada baris disebelahnya, sehingga cara Jajar

Legowo ini tidak mengurangi jumlah populasi tanaman,

namun cara tanam dengan menciptakan tanaman padi

berada pada “Barisan Tepi” dan mendapatkan “Efek

Pinggir” yang lebih menguntungkan untuk pertumbuhan

tanaman.

10

2. Peningkatan Produktivitas (Intensifikasi) adalah upaya

untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara

mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah tersedia

(existing). Dalam pelaksanaan intensifikasi pertanian akan

fokus pada upaya penanganan masalah terkait:

pengelolaan tanah, penggunaan benih bermutu,

penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan

penyakit, pemanenan dan kegiatan selama pascapanen

serta inovasi teknologi.

3. Penambahan Areal Tanam Baru (PATB) adalah

Pemanfaatan lahan ladang, lahan perkebunan Tanaman

Belum Menghasilkan / TBM (seperti: karet, kelapa sawit),

lahan di bawah tegakan tanaman tahunan (seperti: kayu

putih, mede), lahan perhutanan social, lahan

terlantar/belum diusahakan, lahan eks tambang, lahan

pekarangan, dan lahan sejenis lainnya.

4. Indeks Pertanaman (IP) adalah frekuensi penanaman padi

pada sebidang lahan pertanian untuk memproduksi bahan

pangan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun.

5. Tumpang Sari adalah penanaman pada waktu yang

bersamaan dua atau lebih jenis tanaman serealia dan

kacang-kacangan atau lebih secara selektif yang dapat

tumbuh dan berproduksi dengan baik.

6. Tumpang Gilir adalah penanaman dengan pengaturan

waktu tanam dan panen untuk dua atau lebih jenis tanaman

serealia dan kacang-kacangan secara selektif yang dapat

tumbuh dan berproduksi dengan baik.

7. Padi Inbrida adalah tanaman padi yang menyerbuk sendiri

(self-pollination) sehingga secara alami kondisinya adalah

homozigot-homogen dan cara perbanyakannya dengan

benih keturunan.

8. Padi Lahan Kering adalah padi yang diusahakan di lahan

kering di daerah yang bercurah hujan rendah atau pada

bagian teratas dari suatu daerah berlereng yang

tidak/kurang mampu menampung air relatif lama.

9. Penerapan Budidaya Padi Inbrida Lahan Sub Optimal

Spesifik Lokasi adalah cara bertanam padi dengan

menggunakan bibit tua (25 – 30 hari) setelah semai.

10. Desa Pertanian Organik Padi adalah desa yang di

dalamnya telah dikembangkan sehamparan lahan pertanian

organik padi atau lebih yang menerapkan sistem pertanian

organik sesuai Permentan No. 64 Tahun 2013 dan SNI

6729:2016.

11. Konversi (transisi) adalah proses perubahan suatu sistem

pertanian dari pertanian non organik menjadi pertanian

organik.

12

12. Pengembangan Budidaya Padi Khusus Lainnya adalah

upaya budidaya padi dengan memanfaatkan varietas

tertentu/khusus, antara lain padi/beras Japonica, Basmati,

Thai Hom Mali, Ketan Hitam, Beras Kukus, Taiken,

Tarabas, dan lain-lain yang setara dengan beras khusus

tersebut diatas guna memenuhi kebutuhan/segmen pasar

beras tertentu melalui produksi dalam negeri.

13. Budidaya Mina Padi adalah budidaya terpadu ikan dan

padi dalam satu hamparan sawah yang dapat

meningkatkan produktivitas lahan sawah, yaitu selain tidak

mengurangi hasil padi juga dapat menghasilkan ikan.

14. Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO)

adalah upaya memperbaiki kesuburan lahan untuk

meningkatkan produktivitas pertanian, melalui fasilitasi

pembangunan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) yang

dilengkapi dengan: rumah kompos, alat pengolah pupuk

organik, ternak, kandang komunal, bak fermentasi dan

kendaraan roda 3 dan atau disesuaikan dengan kebutuhan

di lapangan.

15. Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) adalah mesin/alat

pencacah pupuk organik yang berfungsi memotong,

menghancurkan, menghaluskan jerami, daun dan bahan

organik lain sebagai bahan pupuk.

16. Pestisida Organik adalah pestisida yang bahan utamanya

berasal dari makhluk hidup.

17. Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah cairan yang terbuat

dari bahan-bahan alami sebagai media hidup

berkembangnya mikro organisme yang berguna untuk

mempercepat penghancuran bahan organik (proses

dekomposisi menjadi kompos/pupuk organik). Di samping

itu juga dapat berfungsi sebagai nutrisi tambahan bagi

tanaman yang sengaja dikembangkan dari mikro organisme

yang berada di tempat tersebut.

18. Genetically Modified Organisms (GMO) adalah

organisme yang material genetikanya telah dimodifikasi

menggunakan metode rekayasa genetika.

19. Internal Control System (ICS) atau Sistem Kendali

Internal (SKI) adalah sistem penjaminan mutu yang

terdokumentasi, yang memperkenankan lembaga sertifikasi

mendelegasikan inspeksi tahunan semua anggota

kelompok secara individual kepada lembaga/unit dari

operator yang akan atau telah disertifikasi

20. Pupuk Organik/Kompos adalah pupuk yang sebagian

besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang

berasal dari bagian tanaman dan atau hewan yang telah

melalui proses dekomposisi, dapat berbentuk padat atau

cair yang dapat berfungsi sebagai pupuk dan dapat

14

digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan

biologi tanah pertanian.

21. Benih Bina adalah benih dari varietas unggul tanaman

pangan yang telah dilepas, yang produksi dan

peredarannya diawasi.

22. Benih Varietas Unggul Bersertifikat adalah benih bina

yang telah disertifikasi.

23. Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari

Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang dilaksanakan

oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah yang mencakup

semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka

pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang

dialokasikan untuk instansi vertikal Pusat di daerah.

24. Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang

dilaksanakan oleh daerah yang mencakup semua

penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan

tugas pembantuan.

25. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak

memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh

Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat

atau lembaga pemerintah/nonpemerintah. Bentuk Bantuan

Pemerintah meliputi: Pemberian penghargaan; Beasiswa;

Tunjangan Profesi Guru dan Tunjangan Lainnya; Bantuan

Operasional; Bantuan Sarana Prasarana; Bantuan

Rehabilitasi/Pembangunan Gedung/Bangunan; dan

Bantuan lainnya yang memiliki Karakteristik Bantuan

Pemerintah yang ditetapkan oleh Pengguna Anggaran

(PA).

26. Seleksi adalah pemilihan calon petani calon lokasi

penerima bantuan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan

dalam petunjuk teknis ini.

27. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta

keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di

bidang pertanian, wanatani, minatani, agropasture,

penangkaran satwa dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar

hutan, yang meliputi usaha hulu, usaha tani, agroindustri,

pemasaran, dan jasa penunjang.

28. Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/

pekebun/pembudidaya yang dibentuk atas dasar kesamaan

kepentingan; kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi,

sumber daya; kesamaan komoditas; dan keakraban untuk

meningkatkan serta mengembangkan usaha anggota.

29. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah kumpulan

beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama

untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.

30. Rencana Usahatani Kelompok (RUK) adalah rencana

16

musim tanam yang disusun melalui musyawarah dan

kesepakatan bersama dalam pengelolaan usahatani yang

memuat uraian kebutuhan saprodi yang meliputi: jenis,

volume, harga satuan dan jumlah uang yang diajukan untuk

pembelian saprodi sesuai kebutuhan di lapangan (spesifik

lokasi), pengeluaran lainnya, dan lain sebagainya.

31. Pemandu Lapangan (PL) adalah Penyuluh Pertanian,

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT),

Pengawas Benih Tanaman (PBT), Tenaga Harian Lepas

Tenaga bantu Penyuluh Pertanian (THLTBPP) yang

berperan sebagai pendamping dan pengawal pelaksanaan

kegiatan.

32. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut

SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang

melakukan urusan pemerintahan di bidang tanaman

pangan dan / atau perkebunan.

33. Pengawalan dan Pendampingan oleh Petugas SKPD

adalah kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh, POPT,

PBT, Mantri Tani dan atau petugas lainnya dari SKPD

Kabupaten/Kota dan Provinsi.

34. Pengawalan dan Pendampingan oleh Aparat adalah

kegiatan yang dilakukan oleh TNI, POLRI beserta

jajarannya (Babinsa), Camat, Kades dan atau petugas

lainnya sesuai dengan kebutuhan di lapangan dalam

melakukan pengawalan, pendampingan dan membantu

pelaksanaan kegiatan.

35. Pengawalan dan Pendampingan oleh Peneliti adalah

kegiatan yang dilakukan oleh peneliti Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) didukung oleh peneliti UK/UPT

Lingkup Badan Litbang Pertanian guna meningkatkan

pemahaman dan akselerasi adopsi teknologi.

36. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah

kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan

penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi

BPTP.

37. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali

Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan

pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka

pengendalian hama terpadu (PHT).

38. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas

Benih Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh

Pengawas Benih dalam rangka pengawasan mutu benih.

39. Swadaya adalah semua upaya yang dilakukan petani

dengan sumber pembiayaan yang berasal dari modal

petani sendiri.

40. Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten/Kota adalah

18

tugas dan fungsi sebagai pembina dan pelaksana program

pembangunan sektor pertanian di tingkat

provinsi/kabupaten/kota.

41. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi/Kabupaten/

Kota adalah Dinas yang membidangi perikanan dan

kelautan yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai

pembina dan pelaksana program pembangunan sektor

perikanan dan kelautan di tingkat provinsi/kabupaten/kota.

42. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA

adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung

jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian

Negara/Lembaga yang bersangkutan.

43. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut

KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk

melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab

penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga

yang bersangkutan.

44. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut

PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh

PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau

tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas

beban APBN.

45. Korporasi adalah BUMN/BUMD/swasta yang bergerak di

bidang perbenihan.

II. KERAGAAN, TANTANGAN DAN PELUANG

PENINGKATAN PRODUKSI PADI TAHUN 2018

Dokumen terkait