Klausul ini berisikan kriteria dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengelola pendakian dalam mengelola jalur pendakian. Kriteria dan persyaratan ini disusun berdasarkan alur kegiatan pendakian.
3.1 Persiapan pendakian 3.1.1 Informasi pendakian
Pengelola jalur pendakian harus memberikan informasi mengenai jalur pendakian. Informasi yang diberikan minimal memuat tentang:
a. kondisi gunung (karakteristik, iklim, geologi dan geomorfologi);
b. flora dan fauna (dilindungi, endemik, dan sebagainya);
c. jalur pendakian;
d. objek dan daya tarik wisata;
e. metode/tahapan pendaftaran;
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019
3 dari 13 f. kuota pendakian;
g. jadwal pendakian (termasuk informasi penutupan jalur);
h. persyaratan pendakian.
Informasi tersebut tersedia dalam bentuk online dan offline dan dimutakhirkan.
3.1.2 Akses
Pengelola jalur pendakian menginformasikan jumlah dan denah pintu gerbang sebagai akses masuk dan keluar jalur pendakian. Informasi yang disampaikan ditempatkan pada setiap pintu gerbang dan jalur pendakian. Denah tersebut harus diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan mudah dipahami.
3.1.3 Kantor pengelola
Kantor pengelola jalur pendakian harus menyediakan informasi dan sarana yang dibutuhkan untuk kegiatan pendakian.
3.1.3.1 Informasi yang harus tersedia di kantor pengelola minimal berupa : a. struktur pengelola pendakian;
b. pendaftaran pendakian;
c. jadwal pendakian;
d. papan informasi;
e. papan informasi mitra kerjasama (jika ada);
f. peta pendakian minimal berisikan informasi :
‐ jalur evakuasi;
‐ lokasi dan jarak pos/shelter di sepanjang jalur pendakian;
‐ lokasi toilet;
‐ lokasi kemah (jika ada);
‐ nomor atau jalur komunikasi yang dapat digunakan pada keadaan darurat;
‐ arah dan koordinat;
‐ ketinggian.
3.1.3.2 Sarana yang harus disediakan oleh pengelola minimal berupa ruang:
a. serbaguna;
b. peribadatan;
c. pengamanan;
d. komando pengendalian (termasuk sistem komunikasi, dan SAR);
e. pemandu;
f. toilet;
g. warung perbekalan/penyewaan perlengkapan pendakian;
h. areal parkir;
i. kamera pemantau.
3.2 Pelaksanaan pendakian
Dalam pelaksanaan pendakian, pengelola jalur pendakian menyediakan sarana dan prasarana yang dapat membantu pelaksanaan pendakian yang berupa Standard Operational Procedure (SOP) dan pos pelayanan yang dapat memberikan pelayanan pada pendaki.
3.2.1 Penetapan SOP
Pengelolala jalur pendakian dalam mengelola jalur pendakian harus menyusun, menetapkan, memelihara dan melaksakan SOP. SOP tersebut minimal antara lain:
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019
4 dari 13 a. pendaftaran pendakian;
b. penetapan kuota dan jadwal pendakian;
c. perkemahan (jika ada);
d. pengelolaan dan pemeliharaan jalur pendakian;
e. pengelolaan sampah;
f. peningkatan kapasitas pengelola;
g. edukasi dan peran serta masyarakat;
h. pelatihan pendakian;
i. kesiapsiagaan dan SAR (Search and Rescue);
j. kesehatan, keamanan dan keselamatan pendakian.
SOP yang disusun dapat berdiri sendiri atau dipadukan dengan kegiatan lain.
3.2.2 Pos pelayanan
Pengelola jalur pendakian menyediakan pos pelayanan yang berfungsi memberikan layanan kepada pendaki selama pendakian. Selain memberikan pelayanan pos tersebut juga memiliki fungsi masing-masing, pos yang disediakan tersebut minimal diantaranya:
a. Pos pendaftaran dan pengambilan tiket yang berfungsi sebagai:
1. tempat pendaftaran dan pengambilan tiket masuk jalur pendakian.
2. tempat penyerahan dan pemeriksaan persyaratan pendakian antara lain: biodata, surat kesehatan dan surat izin (organisasi, orang tua, atau riset dll) pendaki.
Petugas pos harus membuat laporan jumlah pengunjung dan rekaman biodata, surat kesehatan dan surat izin sesuai ketentuan pengelola jalur pendakian.
b. Pos pemeriksaan kesehatan yang berafiliasi dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat I setempat:
1. tempat pemeriksaan kesehatan pendaki yang dilakukan oleh tenaga medis untuk menentukan pendaki memenuhi syarat kesehatan untuk melakukan pendakian;
2. tempat pelayanan kesehatan untuk kondisi darurat medis.
c. Pos pemeriksaan perlengkapan dan perbekalan pendaki yang berfungsi sebagai:
1. tempat pemeriksaan barang dan perbekalan yang dibawa oleh pendaki pada waktu keberangkatan pendakian;
2. tempat penitipan barang yang tidak diperbolehkan dibawa selama pendakian:
3. tempat pemeriksaan barang bawaan dan sampah yang dibawa ketika pendaki turun.
d. Pos informasi (briefing/safety talk) yang berfungsi sebagai tempat untuk memberikan informasi/briefing terkait pendakian yang dapat secara manual (penjelasan langsung) dan/atau berupa audio visual. Informasi yang disampaikan minimal mengenai : persyaratan pendakian, tata tertib pendakian, larangan, cuaca, rute pendakian, pos peristirahatan, durasi pendakian dan kesiapsiagaan.
Pengelola jalur pendakian harus memiliki daftar personel yang dapat memberikan informasi di atas dan pelaksanaan pemberian informasi yang selalu dimutakhirkan.
3.2.3 Jalur pendakian
Terkait jalur pendakian, pengelola jalur pendakian harus:
a. menetapkan jalur pendakian yang disesuaikan dengan kondisi jalur pendakian;
b. menempatkan Peta Pendakian (3.1.3.1.f) di jalur pendakian yang disesuaikan dengan kondisi jalur pendakian;
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019
5 dari 13
c. menempatkan papan informasi, papan petunjuk di jalur pendakian yang disesuaikan dengan kondisi jalur pendakian;
d. menempatkan papan tanda bahaya dan larangan di jalur pendakian dan lokasi rawan bahaya yang disesuaikan dengan kondisi jalur pendakian;
e. menyediakan shelter/pos pada lokasi tertentu yang dilengkapi dengan :
alat pemadam kebakaran;
sarana komunikasi;
sarana administrasi/registrasi;
sarana ibadah;
sarana medis;
toilet;
penampungan air.
3.2.4 Kesiapsiagaan dan SAR (Search and Rescue)
Pengelola jalur pendakian harus menetapkan, melaksanakan/menerapkan serta memutakhirkan SOP kesiapsiagaan (mitigasi) dan operasional penyelamatan atau SAR dengan mempertimbangkan kondisi jalur pendakian diantaranya dengan:
a. menetapkan personil yang bertanggung jawab;
b. melakukan pelatihan SAR secara berkala;
c. melakukan simulasi SAR secara berkala;
d. menetapkan jalur dan sarana evakuasi.
Dalam hal kesiapsiagaan (mitigasi) dan operasional penyelamatan atau SAR, pengelola pendakian gunung harus melakukan pengorganisasian prosedur kesiapsiaagaan dan SAR tersebut dengan instansi/lembaga terkait.
3.3 Keberlanjutan jalur pendakian
3.3.1 Pengelolaan dan pemeliharaan jalur pendakian
Dalam penyusunan SOP terkait pengelolaan dan pemeliharaan jalur pendakian beberapa hal berikut harus diperhatikan:
a. kelestarian fungsi ekosistem dengan meminimalkan perubahan lahan untuk menghindari terjadinya kerusakan alam;
b. menetapkan jalur pendakian sehingga dapat menghindari terganggunya flora dan fauna yang ada dengan tidak menghilangkan daya tarik objek di jalur;
c. melakukan upaya lain yang dapat menghindari dampak negatif jalur pendakian terhadap lingkungan.
3.3.2 Penetapan kuota dan jadwal pendakian
Beberapa hal berikut harus dipertimbangkan dalam penetapan kuota dan jadwal pendakian : a. daya dukung jalur pendakian untuk menghindari kerusakan ekosistem;
b. penyebaran pendaki untuk menghindari konsentrasi pendaki yang dapat mengganggu keberadaan flora dan fauna yang ada.
3.3.3 Peran serta masyarakat
Peran serta masyarakat yang berada di sekitar wilayah pendakian gunung berperan penting dan menjaga keberlanjutan fungsi jalur pendakian. Peran serta masyarakat dapat dilakukan antara lain sebagai pemandu, porter, atau pelayanan jasa lainnya. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam peningkatan peran serta masyrakat:
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019
6 dari 13
a. program edukasi masyarakat tentang ekosistem wilayah pendakian;
b. aspek sosial dari keberadaan jalur pendakian terhadap masyarakat sekitar dengan menghindari aspek negatif kegiatan pendakian;
c. aspek ekonomi jalur pendakian terhadap peningkatan perekonomian masyarakat sekitar;
d. pelibatan masyarakat sekitar dalam menjaga keberadaan jalur pendakian.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019
7 dari 13
Lampiran A (informatif)
Contoh formulir biodata pendaki
Data pribadi
Nama lengkap :
Nama panggilan :
Tempat tanggal lahir :
Alamat sesuai KTP/tanda pengenal lainnya :
Nomor telpon/HP :
Yang bisa dihubungi apabila ada yang perlu diberitahukan
Nama :
Alamat :
No kontak :
Hubungan keluarga :
Pengalaman Organisasi
Organisasi yang masih aktif diikuti
1. th
2. th
3. th
Kursus yang pernah diikuti (berkaitan dengan kegiatan alam bebas)
1. th.
2. th.
3. th.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Pengalaman perjalanan lainnya (yang berkaitan dengan kegiatan alam bebas)
1. th.
2. th.
3. th.
Riwayat kesehatan
1. Penyakit bawaan :
2. Penyakit yang diderita :
3. Pernah tindakan operasi :
Data pendakian
Tujuan pendakian :
Jumlah personil :
Siap menerima sanksi perorangan/organisasi apabila melanggar ketentuan dan persyaratan yang sudah ditentukan.
………, 20……….
Pemohon/Pendaki
………..
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019
9 dari 13
Lampiran B (informatif)
Contoh daftar barang bawaan pendaki yang menghasilkan sampah
Nama :
No. registrasi/simaksi :
Alamat :
Telepon/HP : Pintu masuk/Tanggal : Pintu keluar/Tanggal :
No Nama Barang Satuan Jumlah Keterangan
CATATAN :
1. Form ini diisi dan diperbanyak (rangkap dua) oleh setiap pendaki yang kemudian diperiksa oleh petugas dan ditandatangi oleh petugas dan pendaki. Satu rangkap ditinggal di pintu masuk dan satu rangkap lainnya sebagai bahan bantu pemeriksaan petugas di pintu keluar,
2. Jika sampah bawaan tidak dibawa kembali, yang bersangkutan dan atau organisasi ybs akan di black-list dan tidak boleh melakukan pendakian lagi,
3. Pendaki diwajibkan membawa trash bag/kantong sampah masing-masing,
4. Yang bersangkutan menandatangani lembar ini sebagai pernyataan kesanggupan terhadap kesepakatan yang dibuat.
Saya siap membawa sampah ke luar kawasan pendakian
Petugas pintu masuk Petugas pintu keluar Pendaki
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Contoh daftar perlengkapan pendaki
1. Perlengkapan perorangan
Pakaian lapangan
- topi lapangan/topi rimba;
- pakaian ganti;
- pakaian lapangan;
- ikat pinggang lapangan;
- kaus kaki;
- sepatu gunung (sesuai medan dan aktivitas);
- jaket/pakaian hangat/sejenisnya;
- sarung tangan.
Perlengkapan jalan - ransel/carrier + cover;
- plastik paking untuk pakaian/barang barang lainnya;
- pisau lipat;
- tumbler ;
- tempat air bersih (bahan bukan yang sekali buang);
- senter/head lamp (batu batere);
- raincoat/ sejenisnya. - sendok, cangkir, piring.
Perlengkapan pribadi - perlengkapan ibadah;
- obat-obatan sesuai kebutuhan pribadi;
- perangkat dokumentasi pribadi;
- pematik api (gas/korek api biasa);
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019
11 dari 13 2. Perlengkapan tim
Navigasi - GPS/kompas;
- peta topografi lokasi;
- alat penunjang lainnya.
Komunikasi
- handy talky (dengan batu batere/sesuai waktu kebutuhan);
- phone satelit (sesuaikan dengan kebutuhan).
Perlindungan/berkemah - tenda (sesuai kebutuhan);
- tali temali (tali kur/webbing/sejenisnya).
Memasak
- alat masak lapangan;
- kompor lapangan (gas/spiritus/parafin/sejenisnya);
- pisau untuk memotong serbaguna (pisau lipat/sejenisnya).
Kebersihan - plastik sampah;
- skop kecil.
Perlengkapan khusus - riset ;
- Peralatan keselamatan khusus :
medical box;
tali karnmantel;
carabiner (cincin kait);
webbing;
prusik;
ascender;
descender;
pulley;
golok tebas, pisau pinggang;
survival box.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019
12 dari 13
Lampiran D (informatif)
Contoh daftar perbekalan pendaki
Makanan pokok :
- beras/beras instan/sejenisnya;
- lauk pauk (kemasan praktis, mudah, dimasak higienis);
- bumbu bumbu.
Makanan tambahan : - makanan ringan;
- pelengkap minum;
- makanan cadangan (jika perjalanan pendakian panjang).
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019
13 dari 13
Bibliografi
[1] Allen and Unwin. 1992. The Mountaineerrs – The Freedom of The Hills. The Mountaineerrs. Washington, USA.
[2] Kode Etik Pencinta Alam Indonesia.
[3] Kode Etik Pemandu Wisata Gunung Indonesia.
[4] Kode Perilaku Pemandu Wisata Gunung Indonesia.
[5] Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan Wisata Pengenalan.
[6] Petunjuk Teknis Pendakian Gunung di Taman Nasional Indonesia.
[7] Unsworth. 1977. Encyclopedia of Mountaineering. Penguin Books Ltd. England.
[8] Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019
Informasi pendukung terkait perumus standar
[1] Komite Teknis Perumusan SNI
Komite Teknis 65-01 Pengelolaan Hutan
[2] Susunan keanggotaan Komite Teknis Perumusan SNI Ketua : Ir. Noer Adi Wardojo M.Sc.
Wakil Ketua : Yeri Permata Sari, S.Hut., M.T, M.Sc.
Sekretaris : Dra. Nadjmatun Baroroh, M.Hum Anggota : 1. Suci Respati, S.Hut., M.Si;
10. Novia Widyaningtyas, S.Hut, M.Sc;
11. Dr. Alan Purbawiyatna;
12. Ir. Akhmad [3] Konseptor Rancangan SNI
1. Yeri Permata Sari, S.Hut, MT, M.Sc.
2. Ir. Asep Sugiharta, M.Sc.
3. Candra Putra, SP.
4. Johanes Wiharisno, S.Hut, MP.
5. Ir. Ade Priatna, B.Sc., MM. 15. Harley B. Sastha 16. Fahmi
17. Amin Alhasani 18. Budi Satya
19. Dra Nadjmatun Baroroh, M.Hum.
20. Tri Hendro A. Utomo, ST,M.Sc.
21. Shelly Novi HP, S.Sos., M.Si.