• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan pendakian gunung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengelolaan pendakian gunung"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan”

S

ICS 65.020.20

Badan Standardisasi Nasional

SNI 8748:2019

Standar Nasional Indonesia

Pengelolaan pendakian gunung

(2)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan”

© BSN 2019

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN

BSN

Email: [email protected] www.bsn.go.id

Diterbitkan di Jakarta

(3)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

i

Daftar isi

Daftar isi ... i

 

Prakata ... ii

 

Pendahuluan ... iii

 

1 Ruang lingkup ... 1

 

2 Istilah dan definisi ... 1

 

3 Kriteria dan persyaratan pengelolaan pendakian gunung ... 2

 

Lampiran A ... 7

 

Lampiran B ... 9

 

Lampiran C ... 10

 

Lampiran D ... 12

 

Bibliografi ... 13

 

(4)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

ii

Prakata

Standar Nasional Indonesia SNI 8748:2019 dengan judul Pengelolaan pendakian gunung merupakan standar baru.

Standar ini disusun oleh Komite Teknis 65-01 Pengelolaan Hutan yang telah dibahas dan disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 18 September 2018 di Bogor, yang dihadiri oleh wakil dari pemangku kepentingan (stakeholders) terkait, yaitu perwakilan dari pemerintah, pelaku usaha, konsumen dan pakar.

Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 17 Februari 2019 sampai dengan tanggal 16 April 2019 dengan hasil akhir menjadi RASNI.

Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen Standar ini dapat berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk pengindentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.

(5)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

iii

Pendahuluan

Standar ini disusun sebagai acuan para pihak dalam hal pengelolaan pendakian gunung dalam rangka mendukung pariwisata alam yang berkelanjutan.

(6)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

1 dari 13

Pengelolaan pendakian gunung

1 Ruang lingkup

Standar ini menetapkan kriteria dan persyaratan pengelolaan kegiatan pendakian gunung berkelanjutan dengan mengikuti kaedah pengelolaan jalur pendakian gunung yang mempertimbangkan kelestarian alam, keamanan, keselamatan, kenyamanan dan pelibatan masyarakat sekitar wilayah pendakian.

Standar ini diperuntukkan untuk kegiatan pendakian gunung dengan tujuan wisata alam dan wisata minat khusus.

Standar ini dimaksudkan sebagai panduan bagi pengelola pendakian gunung dalam melaksanakan pengelolaan jalur pendakian gunung dan acuan dalam melakukan penilaian kesesuaian dengan mengikuti ketentuan yang berlaku.

2 Istilah dan definisi

Untuk keperluan penggunaan Standar ini, berlaku istilah dan definisi berikut.

2.1

Pendakian gunung

perjalanan yang dilakukan seorang atau lebih di alam terbuka menuju tempat tinggi yang mempunyai karakteristik dan tujuan tertentu dan memerlukan persiapan khusus, perlengkapan dan perbekalan sesuai untuk bisa mencapai titik tertingginya

2.2

jalur pendakian

bagian jalan yang dipergunakan untuk aktivitas mendaki, biasanya ditandai dari bagian jalan yang dibersihkan dan diperkeras serta dipelihara

2.3

kantor pengelola

sarana yang berfungsi sebagai fasilitas kegiatan pengelola pendakian 2.4

kuota pendakian

batasan maksimum jumlah pendaki yang telah ditetapkan oleh pengelola kawasan berdasarkan daya dukung

2.5 pemandu

orang yang mempunyai kemampuan menjaga keselamatan, keamanan, kenyamanan dan mampu menjadi interpreter (2.6) yang kompeten

2.6

interpreter

orang yang menyampaikan informasi alam/lingkungan/hutan kepada pengunjung sehingga menjadi jembatan antara keduanya yang pada akhirnya akan menumbuhkan kepedulian, pemahaman dan penyadaran terhadap pentingnya alam/lingkungan/hutan tesebut

(7)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

2 dari 13 2.7

porter/pembawa barang

orang yang menyertai pendaki untuk membantu membawa kebutuhan perlengkapan dan perbekalan selama aktivitas pendakian atau sesuai kebutuhannya sampai kembali ke tempat semula.

2.8 shelter

tempat perlindungan/naungan untuk istirahat sementara pendaki ditempatkan di sepanjang jalur pendakian atau tempat yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.

2.9

warung perbekalan/penyewaan perlengkapan pendakian.

tempat menyediakan kebutuhan perbekalan makanan dan penyewaan peralatan untuk menunjang pendakian

2.10

Unit Komando Pengendali/SAR (tim Ranger)

penjaga hutan/anggota keamanan dan pengawasan jalur pendakian juga sebagai tim rescue beranggotakan tetap atau sukarela yang kompeten

2.11

perlengkapan

peralatan untuk pendakian perorangan dan kelompok yang diperlukan untuk keamanan dan keselamatan serta menunjang aktivitas pendakian.

2.12

perbekalan

bahan untuk olahan makanan atau makanan jadi yang berkabohidrat dan berprotein serta higienis untuk menunjang selama aktivitas pendakian

2.13

pengelolaan sampah

upaya yang dilaksanakan oleh pengelola pendakian terkait kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, daur ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah

3 Kriteria dan persyaratan pengelolaan pendakian gunung

Klausul ini berisikan kriteria dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pengelola pendakian dalam mengelola jalur pendakian. Kriteria dan persyaratan ini disusun berdasarkan alur kegiatan pendakian.

3.1 Persiapan pendakian 3.1.1 Informasi pendakian

Pengelola jalur pendakian harus memberikan informasi mengenai jalur pendakian. Informasi yang diberikan minimal memuat tentang:

a. kondisi gunung (karakteristik, iklim, geologi dan geomorfologi);

b. flora dan fauna (dilindungi, endemik, dan sebagainya);

c. jalur pendakian;

d. objek dan daya tarik wisata;

e. metode/tahapan pendaftaran;

(8)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

3 dari 13 f. kuota pendakian;

g. jadwal pendakian (termasuk informasi penutupan jalur);

h. persyaratan pendakian.

Informasi tersebut tersedia dalam bentuk online dan offline dan dimutakhirkan.

3.1.2 Akses

Pengelola jalur pendakian menginformasikan jumlah dan denah pintu gerbang sebagai akses masuk dan keluar jalur pendakian. Informasi yang disampaikan ditempatkan pada setiap pintu gerbang dan jalur pendakian. Denah tersebut harus diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan mudah dipahami.

3.1.3 Kantor pengelola

Kantor pengelola jalur pendakian harus menyediakan informasi dan sarana yang dibutuhkan untuk kegiatan pendakian.

3.1.3.1 Informasi yang harus tersedia di kantor pengelola minimal berupa : a. struktur pengelola pendakian;

b. pendaftaran pendakian;

c. jadwal pendakian;

d. papan informasi;

e. papan informasi mitra kerjasama (jika ada);

f. peta pendakian minimal berisikan informasi :

‐ jalur evakuasi;

‐ lokasi dan jarak pos/shelter di sepanjang jalur pendakian;

‐ lokasi toilet;

‐ lokasi kemah (jika ada);

‐ nomor atau jalur komunikasi yang dapat digunakan pada keadaan darurat;

‐ arah dan koordinat;

‐ ketinggian.

3.1.3.2 Sarana yang harus disediakan oleh pengelola minimal berupa ruang:

a. serbaguna;

b. peribadatan;

c. pengamanan;

d. komando pengendalian (termasuk sistem komunikasi, dan SAR);

e. pemandu;

f. toilet;

g. warung perbekalan/penyewaan perlengkapan pendakian;

h. areal parkir;

i. kamera pemantau.

3.2 Pelaksanaan pendakian

Dalam pelaksanaan pendakian, pengelola jalur pendakian menyediakan sarana dan prasarana yang dapat membantu pelaksanaan pendakian yang berupa Standard Operational Procedure (SOP) dan pos pelayanan yang dapat memberikan pelayanan pada pendaki.

3.2.1 Penetapan SOP

Pengelolala jalur pendakian dalam mengelola jalur pendakian harus menyusun, menetapkan, memelihara dan melaksakan SOP. SOP tersebut minimal antara lain:

(9)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

4 dari 13 a. pendaftaran pendakian;

b. penetapan kuota dan jadwal pendakian;

c. perkemahan (jika ada);

d. pengelolaan dan pemeliharaan jalur pendakian;

e. pengelolaan sampah;

f. peningkatan kapasitas pengelola;

g. edukasi dan peran serta masyarakat;

h. pelatihan pendakian;

i. kesiapsiagaan dan SAR (Search and Rescue);

j. kesehatan, keamanan dan keselamatan pendakian.

SOP yang disusun dapat berdiri sendiri atau dipadukan dengan kegiatan lain.

3.2.2 Pos pelayanan

Pengelola jalur pendakian menyediakan pos pelayanan yang berfungsi memberikan layanan kepada pendaki selama pendakian. Selain memberikan pelayanan pos tersebut juga memiliki fungsi masing-masing, pos yang disediakan tersebut minimal diantaranya:

a. Pos pendaftaran dan pengambilan tiket yang berfungsi sebagai:

1. tempat pendaftaran dan pengambilan tiket masuk jalur pendakian.

2. tempat penyerahan dan pemeriksaan persyaratan pendakian antara lain: biodata, surat kesehatan dan surat izin (organisasi, orang tua, atau riset dll) pendaki.

Petugas pos harus membuat laporan jumlah pengunjung dan rekaman biodata, surat kesehatan dan surat izin sesuai ketentuan pengelola jalur pendakian.

b. Pos pemeriksaan kesehatan yang berafiliasi dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat I setempat:

1. tempat pemeriksaan kesehatan pendaki yang dilakukan oleh tenaga medis untuk menentukan pendaki memenuhi syarat kesehatan untuk melakukan pendakian;

2. tempat pelayanan kesehatan untuk kondisi darurat medis.

c. Pos pemeriksaan perlengkapan dan perbekalan pendaki yang berfungsi sebagai:

1. tempat pemeriksaan barang dan perbekalan yang dibawa oleh pendaki pada waktu keberangkatan pendakian;

2. tempat penitipan barang yang tidak diperbolehkan dibawa selama pendakian:

3. tempat pemeriksaan barang bawaan dan sampah yang dibawa ketika pendaki turun.

d. Pos informasi (briefing/safety talk) yang berfungsi sebagai tempat untuk memberikan informasi/briefing terkait pendakian yang dapat secara manual (penjelasan langsung) dan/atau berupa audio visual. Informasi yang disampaikan minimal mengenai : persyaratan pendakian, tata tertib pendakian, larangan, cuaca, rute pendakian, pos peristirahatan, durasi pendakian dan kesiapsiagaan.

Pengelola jalur pendakian harus memiliki daftar personel yang dapat memberikan informasi di atas dan pelaksanaan pemberian informasi yang selalu dimutakhirkan.

3.2.3 Jalur pendakian

Terkait jalur pendakian, pengelola jalur pendakian harus:

a. menetapkan jalur pendakian yang disesuaikan dengan kondisi jalur pendakian;

b. menempatkan Peta Pendakian (3.1.3.1.f) di jalur pendakian yang disesuaikan dengan kondisi jalur pendakian;

(10)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

5 dari 13

c. menempatkan papan informasi, papan petunjuk di jalur pendakian yang disesuaikan dengan kondisi jalur pendakian;

d. menempatkan papan tanda bahaya dan larangan di jalur pendakian dan lokasi rawan bahaya yang disesuaikan dengan kondisi jalur pendakian;

e. menyediakan shelter/pos pada lokasi tertentu yang dilengkapi dengan :

 alat pemadam kebakaran;

 sarana komunikasi;

 sarana administrasi/registrasi;

 sarana ibadah;

 sarana medis;

 toilet;

 penampungan air.

3.2.4 Kesiapsiagaan dan SAR (Search and Rescue)

Pengelola jalur pendakian harus menetapkan, melaksanakan/menerapkan serta memutakhirkan SOP kesiapsiagaan (mitigasi) dan operasional penyelamatan atau SAR dengan mempertimbangkan kondisi jalur pendakian diantaranya dengan:

a. menetapkan personil yang bertanggung jawab;

b. melakukan pelatihan SAR secara berkala;

c. melakukan simulasi SAR secara berkala;

d. menetapkan jalur dan sarana evakuasi.

Dalam hal kesiapsiagaan (mitigasi) dan operasional penyelamatan atau SAR, pengelola pendakian gunung harus melakukan pengorganisasian prosedur kesiapsiaagaan dan SAR tersebut dengan instansi/lembaga terkait.

3.3 Keberlanjutan jalur pendakian

3.3.1 Pengelolaan dan pemeliharaan jalur pendakian

Dalam penyusunan SOP terkait pengelolaan dan pemeliharaan jalur pendakian beberapa hal berikut harus diperhatikan:

a. kelestarian fungsi ekosistem dengan meminimalkan perubahan lahan untuk menghindari terjadinya kerusakan alam;

b. menetapkan jalur pendakian sehingga dapat menghindari terganggunya flora dan fauna yang ada dengan tidak menghilangkan daya tarik objek di jalur;

c. melakukan upaya lain yang dapat menghindari dampak negatif jalur pendakian terhadap lingkungan.

3.3.2 Penetapan kuota dan jadwal pendakian

Beberapa hal berikut harus dipertimbangkan dalam penetapan kuota dan jadwal pendakian : a. daya dukung jalur pendakian untuk menghindari kerusakan ekosistem;

b. penyebaran pendaki untuk menghindari konsentrasi pendaki yang dapat mengganggu keberadaan flora dan fauna yang ada.

3.3.3 Peran serta masyarakat

Peran serta masyarakat yang berada di sekitar wilayah pendakian gunung berperan penting dan menjaga keberlanjutan fungsi jalur pendakian. Peran serta masyarakat dapat dilakukan antara lain sebagai pemandu, porter, atau pelayanan jasa lainnya. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam peningkatan peran serta masyrakat:

(11)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

6 dari 13

a. program edukasi masyarakat tentang ekosistem wilayah pendakian;

b. aspek sosial dari keberadaan jalur pendakian terhadap masyarakat sekitar dengan menghindari aspek negatif kegiatan pendakian;

c. aspek ekonomi jalur pendakian terhadap peningkatan perekonomian masyarakat sekitar;

d. pelibatan masyarakat sekitar dalam menjaga keberadaan jalur pendakian.

(12)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

7 dari 13

Lampiran A (informatif)

Contoh formulir biodata pendaki

Data pribadi

Nama lengkap :

Nama panggilan :

Tempat tanggal lahir :

Alamat sesuai KTP/tanda pengenal lainnya :

Nomor telpon/HP :

Pekerjaan :

Golongan darah :

Berat badan :

Tinggi badan :

Tanda kelainan fisik :

Data orang tua

Nama Bapak :

Tempat tanggal lahir :

Alamat

Pekerjaan :

Nama Ibu :

Tempat tanggal lahir :

Alamat :

Pekerjaan :

Yang bisa dihubungi apabila ada yang perlu diberitahukan

Nama :

Alamat :

No kontak :

Hubungan keluarga :

Pengalaman Organisasi

Organisasi yang masih aktif diikuti

1. th

2. th

3. th

Kursus yang pernah diikuti (berkaitan dengan kegiatan alam bebas)

1. th.

2. th.

3. th.

(13)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

8 dari 13

Pengalaman pendakian

1. th.

2. th.

3. th.

Pengalaman perjalanan lainnya (yang berkaitan dengan kegiatan alam bebas)

1. th.

2. th.

3. th.

Riwayat kesehatan

1. Penyakit bawaan :

2. Penyakit yang diderita :

3. Pernah tindakan operasi :

Data pendakian

Tujuan pendakian :

Jumlah personil :

Ketua tim/leader :

Lama pendakian :

Naik dari :

Turun ke

Asal organisasi

1. Nama organisasi :

2. Alamat :

3. No kontak :

Siap menerima sanksi perorangan/organisasi apabila melanggar ketentuan dan persyaratan yang sudah ditentukan.

………, 20……….

Pemohon/Pendaki

………..

(14)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

9 dari 13

Lampiran B (informatif)

Contoh daftar barang bawaan pendaki yang menghasilkan sampah

Nama :

No. registrasi/simaksi :

Alamat :

Telepon/HP : Pintu masuk/Tanggal : Pintu keluar/Tanggal :

No Nama Barang Satuan Jumlah Keterangan

CATATAN :

1. Form ini diisi dan diperbanyak (rangkap dua) oleh setiap pendaki yang kemudian diperiksa oleh petugas dan ditandatangi oleh petugas dan pendaki. Satu rangkap ditinggal di pintu masuk dan satu rangkap lainnya sebagai bahan bantu pemeriksaan petugas di pintu keluar,

2. Jika sampah bawaan tidak dibawa kembali, yang bersangkutan dan atau organisasi ybs akan di black-list dan tidak boleh melakukan pendakian lagi,

3. Pendaki diwajibkan membawa trash bag/kantong sampah masing-masing,

4. Yang bersangkutan menandatangani lembar ini sebagai pernyataan kesanggupan terhadap kesepakatan yang dibuat.

Saya siap membawa sampah ke luar kawasan pendakian

Petugas pintu masuk Petugas pintu keluar Pendaki

(15)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

10 dari 13

Lampiran C (informatif)

Contoh daftar perlengkapan pendaki

1. Perlengkapan perorangan

Pakaian lapangan

- topi lapangan/topi rimba;

- pakaian ganti;

- pakaian lapangan;

- ikat pinggang lapangan;

- kaus kaki;

- sepatu gunung (sesuai medan dan aktivitas);

- jaket/pakaian hangat/sejenisnya;

- sarung tangan.

Perlengkapan jalan - ransel/carrier + cover;

- plastik paking untuk pakaian/barang barang lainnya;

- pisau lipat;

- tumbler ;

- tempat air bersih (bahan bukan yang sekali buang);

- senter/head lamp (batu batere);

- raincoat/ sejenisnya.

Perlengkapan tidur - kantong tidur;

- pakaian tidur;

- kupluk/balaclava;

- matras.

Perlengkapan makan - sendok, cangkir, piring.

Perlengkapan pribadi - perlengkapan ibadah;

- obat-obatan sesuai kebutuhan pribadi;

- perangkat dokumentasi pribadi;

- pematik api (gas/korek api biasa);

(16)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

11 dari 13 2. Perlengkapan tim

Navigasi - GPS/kompas;

- peta topografi lokasi;

- alat penunjang lainnya.

Komunikasi

- handy talky (dengan batu batere/sesuai waktu kebutuhan);

- phone satelit (sesuaikan dengan kebutuhan).

Perlindungan/berkemah - tenda (sesuai kebutuhan);

- tali temali (tali kur/webbing/sejenisnya).

Memasak

- alat masak lapangan;

- kompor lapangan (gas/spiritus/parafin/sejenisnya);

- pisau untuk memotong serbaguna (pisau lipat/sejenisnya).

Kebersihan - plastik sampah;

- skop kecil.

Perlengkapan khusus - riset ;

- Peralatan keselamatan khusus :

 medical box;

 tali karnmantel;

 carabiner (cincin kait);

 webbing;

 prusik;

 ascender;

 descender;

 pulley;

 golok tebas, pisau pinggang;

 survival box.

(17)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

12 dari 13

Lampiran D (informatif)

Contoh daftar perbekalan pendaki

Makanan pokok :

- beras/beras instan/sejenisnya;

- lauk pauk (kemasan praktis, mudah, dimasak higienis);

- bumbu bumbu.

Makanan tambahan : - makanan ringan;

- pelengkap minum;

- makanan cadangan (jika perjalanan pendakian panjang).

(18)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

13 dari 13

Bibliografi

[1] Allen and Unwin. 1992. The Mountaineerrs – The Freedom of The Hills. The Mountaineerrs. Washington, USA.

[2] Kode Etik Pencinta Alam Indonesia.

[3] Kode Etik Pemandu Wisata Gunung Indonesia.

[4] Kode Perilaku Pemandu Wisata Gunung Indonesia.

[5] Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Perjalanan Wisata Pengenalan.

[6] Petunjuk Teknis Pendakian Gunung di Taman Nasional Indonesia.

[7] Unsworth. 1977. Encyclopedia of Mountaineering. Penguin Books Ltd. England.

[8] Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

(19)

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 8748:2019

Informasi pendukung terkait perumus standar

[1] Komite Teknis Perumusan SNI

Komite Teknis 65-01 Pengelolaan Hutan

[2] Susunan keanggotaan Komite Teknis Perumusan SNI Ketua : Ir. Noer Adi Wardojo M.Sc.

Wakil Ketua : Yeri Permata Sari, S.Hut., M.T, M.Sc.

Sekretaris : Dra. Nadjmatun Baroroh, M.Hum Anggota : 1. Suci Respati, S.Hut., M.Si;

2. Shelly Novi Handarini Pratamaningtyas, S.Sos. M.Si;

3. Ir. Wesman Endom, M.Sc;

4. Dr. Yayuk Siswiyanti, M.Si;

5. Dr. Dede J. Sudrajat, MT;

6. Dr. Ir. Teddy Rusolono, MS;

7. Ir. Fatrah Dikusumah;

8. Ir. Muhammad Ikhsan, M.Si;

9. Herta Pari;

10. Novia Widyaningtyas, S.Hut, M.Sc;

11. Dr. Alan Purbawiyatna;

12. Ir. Akhmad [3] Konseptor Rancangan SNI

1. Yeri Permata Sari, S.Hut, MT, M.Sc.

2. Ir. Asep Sugiharta, M.Sc.

3. Candra Putra, SP.

4. Johanes Wiharisno, S.Hut, MP.

5. Ir. Ade Priatna, B.Sc., MM.

6. Tjiong Giok Pin 7. Mamay Salim 8. Djukardi Adriana 9. Galih Donikara 10. Rafiq Potohh 11. Ade Wahyudi 12. Iip Taryana 13. Fandi Ahmad 14. Wisnu Wiryawan 15. Harley B. Sastha 16. Fahmi

17. Amin Alhasani 18. Budi Satya

19. Dra Nadjmatun Baroroh, M.Hum.

20. Tri Hendro A. Utomo, ST,M.Sc.

21. Shelly Novi HP, S.Sos., M.Si.

[4] Sekretariat pengelola Komite Teknis Perumusan SNI Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan

Sekretariat Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Referensi

Dokumen terkait

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”.. Standar

"Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk kegiatan Diseminasi Penerapan Standar, tidak untuk dikomersialkan" Penanggung jawab

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 67-03-S1: Bibit ternak, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 7352-2:2018 © BSN 2018 5 dari 7

Standar Nasional Indonesia Briket arang kayu ICS 75.160.10 Badan Standardisasi Nasional SNI 01-6235-2000 “Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 7571:2010 2 dari 5 3.9 jumlah vektor

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub Komite Teknis 91-01-S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 1973:2016 © BSN

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 6502.4:2010 3 dari 32 2.16 relief

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis11-16 Kesehatan hewan, dan tidak untuk dikomersialkan” SNI 9184:2023 © BSN 2023 2 dari 18 2.7