• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.6. Kriteria Pemilihan Bahan Ajar

Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media (Arsyad, 2011:75-76): 1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan

instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif, dan psikomotor;

2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Agar dapat membantu proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan tugas pembelajaran dan kemampuan mental siswa;

3. Praktis, luwes, dan bertahan;

4. Guru terampil dalam menggunakannya. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya;

5. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan;

6. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis tertentu.

2.7. Bahan Ajar

Bahan ajar (instructional materials) yang secara garis besar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan, maka bahan ajar mengandung isi yang substansinya meliputi tiga macam, yaitu pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, dan prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai (Prastowo, 2011:43). Bahan ajar tidaklah sama dengan sumber belajar. Sebab, bahan ajar memiliki berbagai jenis dan bentuk.

Namun, para ahli telah membuat beberapa kategori untuk macam-macam bahan ajar. Kriteria yang menjadi acuan dalam membuat klasifikasinya adalah berdasarkan bentuk, cara kerja dan sifatnya.

1. Bahan Ajar Menurut Bentuknya

Menurut bentuknya, bahan ajar dibedakan menjadi empat macam, yaitu bahan cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar, dan bahan ajar interaktif (Prastowo, 2011:40).

a. Bahan cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Contohnya, handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar, dan model atau maket.

b. Bahan ajar dengar atau program audio, yakni semua sistem yang menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya, kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.

c. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yakni segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contohnya, video compact disk dan film.

d. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yakni kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunaannya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan/ atau perilaku alami dari suatu presentasi. Contohnya, compact disk interactive.

2. Bahan Ajar Menurut Cara Kerjanya

Menurut cara kerjanya, bahan ajar dibedakan menjadi lima macam, yaitu bahan ajar yang tidak diproyeksikan, bahan ajar yang diproyeksikan, bahan ajar audio, bahan ajar video, dan bahan ajar komputer (Prastowo, 2011:41).

a. Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang tidak memerlukan perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi di dalamnya, sehingga peserta didik bisa langsung mempergunakan (membaca, melihat, dan mengamati) bahan ajar tersebut. Contohnya, foto, diagram, display, dan model.

b. Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang memerlukan proyektor agar bisa dimanfaatkan dan atau dipelajari peserta didik. Contohnya, slide, filmstrip, overhead transparancies, dan proyeksi komputer.

c. Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkam dalam suatu media rekam. Untuk mempergunakannya, mesti memerlukan alat

pemain (player) media rekam tersebut, seperti tape compo, CD Player, VCD Player, atau multimedia player. Contohnya, kaset, CD, dan flash disk.

d. Bahan ajar video, yakni bahan ajar yang memerlukan alat pemutar yang biasa berbentuk video tape player, VCD Player dan DVD Player. Karena bahan ajar ini hampir mirip dengan bahan ajar audio, maka bahan ajar ini juga memerlukan media rekam. Hanya saja bahan ajar ini dilengkapi dengan gambar. Jadi dalam tampilan, dapat diperoleh sebuah sajian gambar dan suara secara bersamaan. Contohnya, video, dan film.

e. Bahan ajar (media) komputer, yakni berbagai bahan ajar noncetak yang membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar. Contohnya, computer mediated instruction dan computer based multimedia atau hypermedia.

3. Bahan Ajar Menurut Sifatnya

Rowntree (Prastowo, 2011:42) mengatakan bahwa berdasarkan sifatnya, bahan ajar dibagi menjadi empat macam.

a. Bahan ajar yang berbasiskan cetak, seperti buku, handout, pamflet, panduan belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, dan foto bahan dari majalah serta koran.

b. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, seperti audio cassette, siaran radio, slide, filmstrips, film, video cassette, siaran televisi, video interaktif, computer based tutorial, dan multimedia.

c. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, seperti kit sains, lembar observasi, dan lembar wawancara.

d. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (terutama untuk keperluan pendidikan jarak jauh), seperti telephone, handphone, dan video conferencing.

2.8. Handout

Echols dan shadily (Prastowo, 2011:78) mengartikan bahwa hand-out adalah sesuatu yang diberikan secara gratis. Sementara itu, Mohammad (Prastowo, 2011:78) memaknai handout sebagai selembar (atau beberapa lembar) kertas yang berisi tugas atau tes yang diberikan pendidik kepada peserta didik.

Kamus Oxford (http://oxforddictionaries.com/definition/english/ handout?q=handout, diunduh pada 24/04/2013 pukul 10:32), handout dimaknai sebagai a piece of printed information provided free of charge, especially to accompany a lecture or advertise something atau bagian bahan cetak yang menyediakan informasi gratis, khususnya untuk menyertai pembelajaran atau mempromosikan sesuatu. Bahan ajar ini bersumber dari literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan materi pokok yang diajarkan kepada peserta didik.

Bahan ajar ini diberikan kepada peserta didik guna memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran, dengan demikian bahan ajar ini bukanlah suatu bahan ajar yang mahal, melainkan ekonomis dan praktis. Berdasarkan pandangan yang telah dikemukakan, dapat dipahami bahwa ringkasan suatu topik,

makalah suatu topik, lembar kerja siswa siswa, petunjuk praktikum, tugas, atau tes, dan diberikan kepada peserta didik secara terpisah (tidak menjadi suatu kumpulan lembar kerja siswa), maka pengemasan materi pembelajaran tersebut termasuk dalam kategori handout.

Menurut Nurmaningsih (Ristyastini, 2012) handout adalah selebaran tertulis tentang materi pelajaran yang diedarkan kepada siswa secara cuma-cuma sebagai bahan penjelasan yang dapat berupa skema, diagram, rangkuman terbatas, maupun contoh-contoh perhitungan yang dapat memudahkan pemahaman siswa tentang konsep yang diberikan sehingga siswa dapat belajar lebih efisien. Menurut Chai–Chairi (Ristyastini, 2012) handout termasuk media cetak yang meliputi bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi belajar, biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan atau kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.

Katrin (1996:170, dalam Ristyastini, 2012) handout adalah catatan yang dibuat oleh guru yang digandakan dan dibagikan kepada siswa yang melingkupi pokok-pokok penting pelajaran, jadwal pelajaran, tujuan pelajaran, tugas atau pekerjaan rumah dan sumber referensi.

Karakteristik yang harus dimiliki oleh handout adalah padat informasi dan dapat memberikan kerangka pemikiran yang lebih utuh. Sebagai media pengajaran penjelasan yang lebih rinci tentang isi handout masih harus diberikan oleh guru yang mengadakan pembelajaran. Handout diberikan pada awal atau sebelum pelajaran dimulai dan merupakan catatan tambahan bagi siswa.

2.9. Peran Handout

Peran handout bagi kegiatan pembelajaran dipaparkan dalam fungsi, tujuan serta kegunaan handout.

1. Fungsi Handout

Menurut Steffen dan Peter Ballstaedt (Prastowo, 2011:80), fungsi handout adalah: a. Membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat,

b. Sebagai pendamping penjelasan pendidik,

c. Sebagai bahan rujukan peserta didik,

d. Memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar,

e. Pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan,

f. Memberi umpan balik, dan

g. Menilai hasil belajar.

2. Tujuan Pembuatan Handout

Pembuatan handout dalam fungsi pembelajaran memiliki tiga tujuan, yaitu untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi peserta didik, memperkaya pengetahuan peserta didik serta untuk mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari pendidik.

3. Kegunaan Handout

Penyusunan handout dalam kegiatan pembelajaran memiliki beberapa manfaat, di antaranya memudahkan peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran, serta melengkapi kekurangan materi, baik materi yang diberikan dalam buku teks maupun materi yang diberikan secara lisan oleh pendidik. Menurut Davies (Ristyastini, 2012) ada enam kegunaan handout yaitu:

1. Dapat membantu siswa untuk memperoleh informasi tambahan yang belum tentu mudah diperoleh secara cepat dari tempat lain;

2. Memberikan rincian prosedur atau teknik pelaksanaan yang terlalu kompleks bila menggunakan media audiovisual;

3. Materi yang terlalu panjang atau kompleks yang telah diringkas dalam bentuk catatan yang mudah dipahami;

4. Dapat menghemat waktu, menggantikan catatan siswa dan memelihara kekonsistenan penyampaian materi di kelas oleh guru;

5. Siswa dapat mengikuti struktur pelajaran dengan baik;

6. Siswa akan mengetahui pokok yang diberikan oleh guru.

Dokumen terkait