• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS

G. Kritik Terhadap Kitab Taisirul Kholaq Karya Hafidz Hasan

mengembangkan pemikiran yang diambil dari kitab Taisirul Kholaq, untuk

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya digunakan dalam tingkat pemula, dikarenakan dari segi

pembahasan yang belum rumit dan masih mudah untuk dimengerti oleh kalangan pemula atau tingkat dasar.

2. Dari segi kata dan kandungan maknanya bagus digunakan dalam tingkat

pemula, karena kata-kata yang umum dan tidak banyak bertele-tele dalam menjelaskan sesuatu.

3. Kurangnya mendialogkan esensi dari kitab tersebut, sehingga masih

banyak dari kalangan pendidik maupun peserta didik tidak mengetahui kitab tersebut.

4. Kurangnya penjelasan secara rinci tentang akhlaq atau perilaku yang harus

diterapkan ketika menghadapi zaman yang serba modern ini.

5. Kurangnya pemberian contoh atau kisah yang dapat membangkitkan

semangat bagi para pembaca untuk lebih mempelajari maksud dan tujuan dari isi kitab tersebut guna diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi di masa sekarang.

6. Hanya masih menjadi wacana dan belum terealisasikan secara menyeluruh

dikarenakan kurangnya pemahaman terhadap esensi kitan ini yang penulisannya memakai bahasa Arab, sehingga akan merasa kesulitan bagi orang pemula. Karena memang kitab ini dikonsumsi di kaum pesantren.

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan pengkajian yang telah penulis lakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Konsep Pendidikan Akhlaq dalam Kitab Taisirul Khalaq

a. Akhlaq kepada Allah

Berakhlaq kepada Allah bisa dilaksanakan dengan cara bertaqwa kepada Allah, dalam arti taqwa itu sendiri yaitu melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, baik dalam keadaan sepi atau ramai. Keberhasilan taqwa bisa dilaksanakan dengan menanamkan perkara yang bagus dan menghindari dari perkara yang buruk.

b. Adab guru dan murid

Guru adalah orang yang mempunyai kesempurnaan ilmu dan orang yang bisa mengerti akan keadaan murid. Sedangkan murid mempunyai kewajban untuk menghormati guru dan menghormati kepada sesama teman-temannya. Guru harus mempuyai sifat terpuji yang mana akan berpengaruh kepada murid serta murid harus taat pada guru. Keberhasilan dalam belajar mengajar terletak pada diri murid. Hal ini dikarenakan murid yang mengalami proses perubahan dan guru hanya sebagai teladan bagi murid.

83

c. Akhlaq kepada diri sendiri dan orang lain

Dalam kehidupan tidak ada orang yang tidak membutuhkan bantuan orang lain. Hubungan-hubungan yang perlu diperhatikan antara lain; hubungan anak dengan orang tua, hubungan saudara, hubungan tetangga, hubungan pergaulan, hubungan persaudaraan, ramah, dan kerukunan dalam kehidupan.

d. Adab sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal-hal yang seorang lakukan dan harus dengan cara yang baik untuk mendapatkan hal yang baik juga. Diantara adab-adab tersebut antara lain; adab di dalam majlis ilmu, adab makan, adab minum, adab di dalam masjid, dan adab tidur.

e. Akhlaq terpuji dan tercela

Akhlaq terpuji merupakan perbuatan dan perkataan terpuji yang mengalir tanpa merasa terpaksa yang keluar dari diri seseorang.

Akhlaq terpuji antara lain; jujur, amanah, rendah hati, dermawan,

adil, dan lain-lain. Sedangkan akhlaq tercela merupakan perbuatan dan perkataan tercela yang mengalir tanpa merasa terpaksa yang keluar dari diri seseorang disebut dengan akhlaq tercela. Akhlaq

tercela antara lain; dusta, dendam, hasud, menggunjing, adu domba,

84

2. Relevansi konsep pendidikan akhlaq dalam kitab Taisirul Khalaq dengan

konteks kekinian.

Hubungan akhlaq dengan pendidikan sangat erat yaitu dilihat dari tujuan pendidikan yang mempunyai tujuan untuk membentuk perilaku lahir dan batin manusia menuju arah tertentu yang dikehendaki. Dengan akhlaq yang baik, maka seseorang akan menjadi lebih bertaqwa kepada Allah SWT, dan kebaikannya akan terlihat dalam setiap tindakannya. Oleh

sebab itu, kitab Taisirul Kholaq sangat relevan untuk dijadikan pedoman

dalam berakhlaq yang baik untuk menghadapi tantangan zaman. Dalam kitab ini, dijelaskan bagaimana cara berakhlaq terhadap Allah dan Rasul- Nya, berakhlaq terhadap diri sendiri dan orang lain, berakhlaq kepada orang tua, barakhlaq dalam kehidupan sehari-hari, mengetahui akhlaq yang baik dan buruk, serta berakhlaq kepada masyarakat dalam menghadapi zaman kekiniaan.

Relevansi kitab Taisirul Kholak dalam menghadapi zaman kekinian

adalah dapat menjadi solusi dalam memperbaiki akhlaq di berbagai bidang, khususnya dalam menghadapi karakteristik zaman sekarang atau kekiniaan. Dan sebaiknya akhlaq ditanamkan dari masa dini agar kelak di masa dewasanya bisa dijadikan panutan terhadap generasi-generasi

selanjutnya. Adapun kritik penulis terhadap kitab Taisirul Kholaq sebagai

berikut; Dalam ajaran-ajaran kitab Taisirul Kholaq ini sangat bagus untuk

digunakan bagi pemula. Hal ini dikarenakan di dalam kitab Taisirul

85

kata yang digunakan oleh pengarang juga mudah dipahami dan

menggunakan kata-kata yang umum. Adapun kekurangan kitab Taisirul

Kholaq di sini yaitu kurangnya pembahasan secara rinci dan tidak adanya contoh-contoh atau kisah-kisah yang menggambarkan tentang akhlaq.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah penulis uraikan di atas, maka untuk menindak lanjuti dapat penulis kemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Proses pendidikan akhlaq merupakan satuan pokok yang terintegrasi

antara semua komponen pendukung keberhasilan tujuan, baik dari guru, orang tua, maupun lingkungan di mana anak tinggal. Karenanya, semuanya harus dalam suasana yang kondusif dan memiliki visi dan misi serta komitmen yang sama dalam mewujudkan anak didik yang berakhlaq baik.

2. Orang tua sebagai penanggung jawab utama sekaligus yang diberikan

amanah oleh Allah, hendaknya meningkatkan kesadaran akan peranan dan posisinya yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan proses pendidikan yang sedang berjalan.

3. Pendidikan akhlaq hendaknya diberikan sejak dini, agar tumbuh menjadi

generasi yang baik dan mulia.

4. Guru dan pemangku kebijakan sekolah merupakan faktor sentral yang

menjadi penentu terlaksananya proses pendidikan akhlaq di sekolah dan menjadi sumber teladan utama siswa di lingkungan sekolah. Pergaulan

86

5. antar sesama merupakan faktor yang bisa mempengaruhi terhadap akhlaq,

maka dari itu pilihlah pergaulan yang sebaik-baiknya agar menjadi baik pula.

6. Kajian mengenai pendidikan akhlaq sangatlah luas dan kompleks, bagi

peneliti selanjutnya hendaknya mengkaji lebih dalam sehingga ditemukan formula yang ampuh dan sesuai dengan kondisi dan dinamika problematika sosial yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Afriantoni. 2007. Prinsip-prinsip Pendidikan Akhlak Generasi Muda menurut

Budiuzman Said Nursi, tesis, S2 program pascasarjana IAIN Raden Fatah Palembang Jurusan Ilmu Pendidikan Islam Konsentrasi pemikiran Pendidikan Islam.

Ahmad Amin, Husayn. 2003. Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Ahmad, Jamil. 1994. Seratus Muslim Terkemuka. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Arifin. 1995a. Kapita Selekta Pendidikan (islam dan umum).Jakarta: Bumi

Aksara.

_____. 1997b. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan

Sekolah dan Keluarga (sebagai pola pengembangan metodologi). Jakarta: Bulan Bintang.

Azra, azumardi. 2000. Pendidikan Islam (teradisi dan modernisasi menuju

milenium baru). Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.

Darmanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Daulay, Haidar Putra, Nurgaya Pasa. 2012. Pendidikan Islam dalam

Mencerdaskan Bangsa. Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Agama Republik Indonesia. 2004. Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta:

cv. Karya Insan Indonesia (karindo).

Dinarni, Dian. 2013. Studi Komparasi Kitab Taisir al-Khallaq Karya Hafidz

Hasan al-Mas’udi dan Wasaya al-Aba’li al-Abna’ Karya Muhammad Syakir al-Iskandar(Studi Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak). Skripsi Thesis. Yogjakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Ensiklopedi Nasional Indonesia. 1990. Jakarta: Cipta Adi Pustaka.

Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoretis dan Pemikiran Tokoh.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Hafidz, Kastolani. 2009. Pendidikan Islam antara Tradisi dan Modernitas.

STAIN Salatiga Press.

Halim, Abdul , M.Nipan. 2000. Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji.

IAIN, Walisongo. 2004. Metodologi Pengajaran Agama. Semarang: Pustaka Pelajar Offset.

Indris, Zahra dan lisma. 2004. Pengantar pendidikan. Jakarta: Gasindo.

Jumali, surtikanti, taurat Aly, & sundar. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta:

Muhammadiyah University press.

Mahfud, Choirul. 2006. Pendidikan Multikultural. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta: Gema Insani Press.

Muhadjir, Noeng. 1993. Ilmu pendidikan dan perubahan sosial (suatu teori

pendidikan). Yogjakarta: Rake Sarakin.

Mujiono, Imam. 2002. Ibadah dan Akhlak dalam Islam. Yogjakarta: UII Press Indonesia.

Murtiningsih, Wahyu. 2008. Biografi Para Imuwan Muslim. Yogyakarta: Insan

Madani.

Nazir, Moh. 1988. Metode penelitian. Jakarta:Ghalia Indonesia.

Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta:

Gema Media.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Siroj, Zaenuri dan A. Adib Al Arif. 2009. Hebatnya Akhlak di Atas Ilmu dan

Tahta.Surabaya: Bintang Books.

Susilo, Muhammad Joko. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Tafsir, Ahmad. 1990. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers.

Woodhouse, Mark. 2000. Berfilsafat Sebuah Langkah Awal. Yogyakarta:

Kanisius.

Ya’qub, Hamzah.1991. Etika Islam. Bandung: CV Diponegoro.

Yamin, Martinis. 2008. Paradigma pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung

Persada Press (GP Press).

Yasin, Fatah. 2008. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Yogjakarta: UIN-Malang

Press.

Yunus, Mahmud. 1978. Pokok-pokok Pendidikan dan pengajaran. Jakarta: Hindakarya Agung.

Zainuddin dkk. 1991. Seluk-Beluk Pendidikan Al-Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara.

Zuhairini dkk. 1983. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usana Offset

Printing.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

1. Nama : Muhammad Taslim

2. Tempat/tanggal lahir : Boyolali, 10 Desember 1993

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jl. Baitul Muttaqin Desa Bandung

Kec.Wonosegoro Kab Boyolali

A. Pendidikan

1. RA Miftahul Ulum lulus tahun 1999

2. MI Miftahul Ulum lulus tahun 2005

3. MTs N Wonosegoro lulus tahun 2008

4. SMK IT Amtsilati Jepara lulus tahun 2011

5. SI IAIN Salatiga sampai sekarang

Salatiga,12 Februaari 2016 Penulis,

Dokumen terkait