• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kronologi turunnya Ayat-Ayat Al Qur‟an yang Mengisahkan

BAB II KISAH NABI YUSUF DALAM AL QUR‟AN

C. Kronologi turunnya Ayat-Ayat Al Qur‟an yang Mengisahkan

Surat Yūsuf adalah surat ke 12 dalam urutan mushaf, yaitu terletak

sesudah surat Hūd dan surat al-Hijr.36 Sedangkan dalam urutan turunnya

wahyu, surat Yūsuf adalah surat ke 53 yaitu turun sesudah surat Hūd dan surat al-Hijr.37 Penempatan Surat Yūsuf sesudah surat Hūd sejalan dengan masa turunnya yaitu sesudah kedua surat tersebut.

Surat Yūsuf terdiri dari 111 ayat dan hanya memiliki satu nama. Penamaan Surat Yūsuf sejalan juga dengan kandungannya yang menguraikan

kisah Nabi Yūsuf As.38 Keseluruhan ayat dalam Surat Yūsuf turun sebelum

beliau hijrah, sehingga digolongkan sebagai surah Makkiyah.39

Situasi masyarakat Makkah pada saat Surat Yūsuf turun banyak yang

meragukan pengalaman isrā‟ dan mi‟rāj Nabi Muhammad saw sehingga sebagian umat Islam yang lemah imannya menjadi murtad.40 Di sisi lain, jiwa Nabi Muhammad saw sedang diliputi oleh kesedihan, karena saat itu merupakan masa-masa sulit pada kehidupan Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya. Peristiwa tersebut sering disebut dengan „Amul ḥuzni dan terjadi pada tahun ke-10 kenabian atau tiga tahun sebelum hijrah ke Madinah atau 619 M.41

36

Ali Audah, Konkordasi Qur‟an Panduan Kata dalam Mencari Ayat Al-Qur‟an, 1998, 346 37

Badarudin Muhammad bin Abdillah bin Bahadir Az-Zarkasi, Burhān fî „Ulūmil Qur‟ān,Libanon: Dar Ma‟rifat Beirut,Tth, 193

38

M. Quraish Syihab, Tafsir al-Mishbāh, Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur‟an, 2001,

376 39

Abi Hasan Ali bin Ahmad al Wakhidi, Asbābun Nuzul, Libanon: Beirut, 1991, 155 40

Abi Hasan Ali bin Ahmad al Wakhidi, Asbābun Nuzul, 1991, hlm. 156 41

Ada hubungan antara „Amul ḥuzni dengan Surat Yūsuf. Pada saat-saat tersebut, Nabi Muhammad saw tengah kehilangan dua orang yang dicintainya yang keduanya selalu menguatkan semangatnya dalam mengemban tugas dakwah yang mulia tersebut. Khadijah, istri yang setia dan yang pertama menyatakan keimanannya kepada risalah yang dibawanya. Berturut-turut pada tahun yang sama, paman yang mengasuh sejak kecil dan menyayangi dengan sepenuh hati, Abu Thalib meninggal dunia dalam keadaan tidak mau memeluk Islam.42 Hal ini sesuai dengan firman Allah sebagaimana yang telah tercantum dalam QS. Al-Qaas ayat 56 berikut:



























Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau

menerima petunjuk.43

Abu Thalib adalah keturunan Bani Hasyim yang mempunyai kedudukan dan martabat yang tinggi dalam pandangan masyarakat Quraisy sehingga ia disegani. Hal ini menyebabkan kaum Quraisy tidak berani mengganggu Nabi Muhammad saw ketika dia masih hidup.44 Setelah Abu Thalib wafat, orang- orang Quraisy semakin leluasa menantang, menghina, dan melampiaskan rasa benci kepada Nabi Muhammad saw. Bahkan, ada diantara pemuda Quraisy

42

Hamid al-Husaini, Riwayat kehidupan Nabi Besar Muhammad, Jakarta: Yayasan al- Hamidi, 1992, 400.

43

Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, 1994, 619 44

yang menyiramkan tanah ke atas kepala Nabi Muhammad saw sambil menghina dan menuduh pemecah belah persatuan kaum.45

Dalam masa-masa sedih tersebut, gangguan dari orang-orang musyrik Makkah semakin bertambah, sehingga hal itu menambah kesedihan Nabi Muhammad saw. Beliau melihat sendiri bagaimana para sahabatnya disiksa dengan berbagai model siksaan namun ia tidak dapat menolongnya, misalnya kejadian yang menimpa keluarga Yasir. Mereka disiksa dengan siksaan yang memilukan hati, namun tidak ada yang bisa beliau perbuat kecuali hanya berpesan, “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya janji untuk

kalian adalah surga.”46

Demikian pula siksaan yang diterima oleh sahabat-sahabat yang lain, sehingga datanglah Khabbab bin al-Arat. Ketika itu Nabi Muhammad saw sedang bersandar dengan burdahnya di sisi ka‟bah. Khabbab menuturkan, “Tidakkah engkau memintakan pertolongan untuk kami, tidakkah

engkau berdoa untuk kami wahai Rasulullah?” Rasulullah hanya mengatakan,

“Sungguh orang-orang sebelum kalian diringkus oleh seseorang lalu dibuatkan galian di tanah, lalu ditanam di galian tersebut, kemudian didatangkan gergaji dan diletakkan di atas kepalanya lalu dibelah menjadi dua bagian. Dan ada yang disisir dengan sisir besi hingga terkelupas kulit dan tampak daging-dagingnya, namun tidaklah hal itu melunturkannya dari agamanya. Demi Allah, akan sempurna perkara ini hingga seseorang berjalan

dari ṣan‟a ke Hadramaut tidak ada yang ia takuti kecuali Allah, tidak pula

45

Hamid al-Husaini, Riwayat kehidupan Nabi Besar Muhammad, 1992, 406 46

Muhammad Said Ramadhan al-Buti, Fiqhus Sirah jilid 1, terj. Muhammad Darus Sanawi, Jakarta: Dewan Pustaka Pelajar, 1983, 103

serigala kepada kambingnya, akan tetap sungguh kalian terburu-buru.”47 Dalam keadaan sulit seperti itu, Allah menurunkan kepada Nabi Muhammad saw, ayat yang mengisahkan tentang suka duka Nabi Yūsuf bin

Ya‟qub bin Ishaq bin „ibrāh im As.48 Ada yang mirip antara ujian Nabi

Muhammad saw dan Nabi Yūsuf As misalnya di antara cobaan Nabi Yūsuf As antara lain makar saudara-saudaranya, ujian diceburkan ke dalam sumur dan dirundung ketakutan, ujian dipisah dari keluarga dan negerinya, ujian perbudakan, ujian makar dari istri al-„Aziz dan para wanita kota, yang sebelumnya adalah ujian syahwat dan fitnah yang disusul dengan ujian dijebloskan ke penjara. Setelah itu ia masih diuji dengan ujian kekuasaan dan urusan penyediaan bahan makanan di masa paceklik. Lalu ia diuji dengan kemasyhuran hingga dapat bertemu kembali dengan saudara-saudaranya yang

telah membuangnya ke dalam sumur. Namun demikian Nabi Yūsuf As tetap

bersabar menjalani segala ujian tersebut dan tak henti-hentinya mendakwahkan tauhid hingga Allah swt memberinya kemenangan dan kedudukan.

Karena surat Yūsuf tersebut turun kepada Nabi Muhammad saw pada

masa sulit, maka ayat-ayat ini menjadi taṣliyah (pelipur lara), penenang dan penguat keteguhan hati Nabi Muhammad saw dan para sahabat. Hal itu juga sebagai pertanda bahwa Nabi Muhammad saw kelak akan keluar dari negerinya seperti dikeluarkannya Nabi Yūsuf As dari negerinya. Beliau akan

47

Abu Abdillah Bukhori, Shāhih Bukhāri, Beirut: Dār al Fikr, 1981, 269 48

Ahmad Showî al Maliki, Khāsyiyah ṣowî „Ala Tafsîr Jalālain, Semarang: Toha Putera, Tth, 233

hijrah menuju negeri yang akan memberinya kemenangan dan kedudukan.49 Sekalipun Nabi Muhammad saw keluar dari Makkah dalam keadaan terusir

sebagaimana Nabi Yūsuf As dibuang oleh saudara-saudaranya untuk

menghadapi berbagai ujian, namun hal itu berakhir dengan kemenangan dan kebahagiaan.50 Adapun persamaan ujian Rasulullah dan Nabi Yūsuf terangkum dalam tabel berikut:

Tabel 2.2

Persamaan Ujian Nabi Muhammad sawdan Nabi YūsufAs Persamaan

Ujian Nabi Muhammad saw Ujian Nabi Yūsuf As

1. Makar dari kerabatnya dan orang- orang Quraisy

2. Hinaan dan siksaan fisik serta dirundung ketakutan

3. Pisah dari keluarga dan negerinya 4. syahwat dan fitnah

5. kekuasaan dan urusan penyediaan bahan makanan.

6. Kemasyhuran

7. Rasa kemanusiaan menghadapi orang yang memusuhinya

1. Makar dari saudara-saudaranya 2. Hinaan dan siksaan fisik serta

dirundung ketakutan

3. Pisah dari keluarga dan negerinya 4. Syahwat dan fitnah

5. Kekuasaan dan urusan penyediaan bahan makanan.

6. Kemasyhuran

7. Rasa kemanusiaan menghadapi saudara-saudaranya

49

Muhammad Ali, History of The Prophets (As Narated in The Holy Qur‟an, Compared with

the Bible), Terj. Bambang Dharma Putera, Jakarta: Darul Kutubil Islamiah, 2007, 65-66 50

Sebagaimana firman Allah swt, “Dan demikian pulalah kami memberikan kedudukan yang

baik kepada Yūsuf di muka bumi (Mesir), dan agar kami ajarkan kepadanya ta‟bir mimpi. Dan

Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.” (QS.

Kisah Nabi Yūsuf As berkaitan dengan prediksi yang ditujukan kepada musuh-musuh Nabi Muhammad saw.51 Bahkan rencana saudara Nabi Yūsuf As yang mangajaknya dan bermurah hati berisi prediksi yang berkaitan dengan rencana pembunuhan Nabi Muhammad saw, sehingga beliaupun hijrah ke Madinah dan akhirnya mencapai kemenangan di atas mereka. Pada waktu itu Nabi Muhammad saw memegang kedua sisi pintu Ka‟bah saat penaklukkan Makkah dan berkata kepada kaum Quraisy: “Bagaimana seharusnya aku memperlakukan kalian?” Kaum Quraisy berkata: “Kami hanya mengharap kebaikan darimu, wahai saudaraku yang baik dan berasal dari keturunan saudaraku yang baik.” Kemudian beliau berkata: “Saya katakan sebagaimana

Yūsuf berkata pada saudara-saudaranya, pada hari ini tidak ada celaan terhadap

kamu.”52 Rencana musuh-musuh Nabi Muhammad saw yang menginginkan akhir hidup beliau akan gagal, dan akhirnya mereka akan datang kepada beliau sebagaimana saudara-saudara Yūsuf yang datang kepada Yūsuf, meminta maaf atas semua kesalahan mereka dan mereka akan memperoleh keluhuran budi Nabi Muhammad saw melalui kisah Nabi Yūsuf As.53

51

Muhammad Ali, History of The Prophets (As Narated in The Holy Qur‟an, Compared

with the Bible), 2007, 76 52

92. Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara Para Penyayang". (QS.

Yūsuf : 92) Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, 1994, 363

53

Muhammad Ali, History of The Prophets (As Narated in The Holy Qur‟an, Compared with the Bible), 2007, hlm 78, 92. Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara Para Penyayang" (QS.Yūsuf: 92) Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, 1994, 363

Disebutkan bahwa sebab turunnya surah Yūsuf adalah karena orang-orang Yahudi meminta kepada Nabi Muhammad saw untuk menceritakan kepada

mereka kisah Nabi Yūsuf.54

Menurut riwayat al-Baihaqi sebagaimana dikutip oleh tim Departemen Agama dari kitab ad-Dalail, ada segolongan orang yahudi

masuk Islam sesudah mereka mendengar cerita Nabi Yūsuf As dalam al-

Qur‟an,55

karena sesuai dengan cerita yang mereka ketahui dari kitab Taurat.56

Dari kisah Nabi Yūsuf As, Nabi Muhammad saw mendapat pelajaran melalui

kisah nabi-nabi yang lain.57 Selain itu, kisah Nabi Yūsuf As juga menjadi penguat dan penghibur beliau dalam menjalankan tugasnya yang berat.58

Dokumen terkait