• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian

2. Uji Kualitas Data a. Uji Reliabilitas

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai

Cronbach’s Alpha diata 0,6 (Imam Ghozali, 2005: 41-42). Pengujian

dilakukan dengan per variabel menggunakan pernyataan yang terdapat didalam kuesioner. Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.5-1 Uji Reliabilitas Audit Operasional Reliability Statistics Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.875 .894 10

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel audit operasional diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,875. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 (0,875 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel audit operasional dikatakan reliabel.

Tabel 4.5-2 Uji Reliabilitas Audit atas Persediaan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.909 .909 10

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel audit atas persediaan diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,909. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 (0,909 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel audit atas persediaan dikatakan reliabel.

Tabel 4.5-3 Uji Reliabilitas

Kinerja Non Keuangan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items N of Items

.864 .868 15

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel kinerja non keuangan diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,864. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 (0,864 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel kinerja non keuangan dikatakan reliabel.

b. Uji Validitas

Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation. Suatu pertanyaan dikatakan valid jika tingkat signifikansinya berada di bawah 0,05. Hasil uji validitas untuk variabel audit operasional dapat dilihat pada Tabel 4.6-1 dan hasil uji validitas untuk variabel audit atas persediaan dapat dilihat pada Tabel 4.6-2 serta Tabel 4.6-3 untuk hasil uji validitas variabel kinerja non keuangan.

Uji Validitas Audit Operasional

Pertanyaan Sig. Pearson Correlation Keterangan Audit Op 1 0.000 0.473 Valid Audit Op 2 0.000 0.606 Valid Audit Op 3 0.000 0.750 Valid Audit Op 4 0.000 0.744 Valid Audit Op 5 0.000 0.719 Valid Audit Op 6 0.000 0.808 Valid Audit Op 7 0.000 0.752 Valid Audit Op 8 0.000 0.731 Valid Audit Op 9 0.000 0.740 Valid Audit Op 10 0.000 0.802 Valid

Sumber: Data Primer Diolah

Tabel 4.6-2 Uji Validitas Audit atas persediaan

Pertanyaan Sig. Pearson Correlation

Keterangan

Peng. Persediaan 1 0.000 0.720 Valid

Peng. Persediaan 2 0.000 0.716 Valid

Peng. Persediaan 3 0.000 0.795 Valid

Peng. Persediaan 4 0.000 0.775 Valid

Peng. Persediaan 5 0.000 0.859 Valid

Peng. Persediaan 6 0.000 0.862 Valid

Peng. Persediaan 7 0.000 0.460 Valid

Peng. Persediaan 8 0.000 0.668 Valid

Peng. Persediaan 9 0.000 0.727 Valid

Peng. Persediaan 10 0.000 0.830 Valid

Tabel 4.6-3 Uji Validitas Kinerja Non Keuangan

Pertanyaan Sig. Pearson

Correlation

Keterangan

Kinerja Non Keu. 1 0.000 0.428 Valid

Kinerja Non Keu. 2 0.000 0.537 Valid

Kinerja Non Keu. 3 0.000 0.566 Valid

Kinerja Non Keu. 4 0.000 0.463 Valid

Kinerja Non Keu. 5 0.001 0.383 Valid

Kinerja Non Keu. 6 0.000 0.516 Valid

Kinerja Non Keu. 7 0.000 0.715 Valid

Kinerja Non Keu. 8 0.000 0.668 Valid

Kinerja Non Keu. 9 0.000 0.694 Valid

Kinerja Non Keu. 10 0.000 0.723 Valid

Kinerja Non Keu. 11 0.000 0.734 Valid

Kinerja Non Keu. 12 0.001 0.393 Valid

Kinerja Non Keu. 13 0.000 0.524 Valid

Kinerja Non Keu. 14 0.000 0.787 Valid

Kinerja Non Keu. 15 0.000 0.759 Valid

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan ketiga tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh pertanyaan dan pernyataan pada variabel audit operasional, audit atas

persediaan dan kinerja non keuangan berada pada tingkat signifikansi dibawah 0,05, maka dapat dinyatakan bahwa seluruh butir pertanyaan tersebut adalah valid dan layak digunakan dalam penelitian.

3. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas

Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka dapat didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7 Uji Multikolineritas Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model Std.

B Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 25.079 5.512 4.550 .000

Audit .234 .164 .196 1.425 .159 .564 1.772

persediaan .465 .166 .384 2.794 .007 .564 1.772

a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 4.7, hasil perhitungan nilai tolerance

tolerance kurang dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas dan dapat digunakan dalam penelitian.

b. Uji Heterokedastisitas

Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 4.5 Scatterplot

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan gambar scatterplot pada gambar 4.5 diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak namun tidak tersebar secara baik, karena titik-titik tersebut lebih banyak mengumpul dibawah titik nol pada sumbu Y. Tetapi titik-titik tersebut juga ada yang menyebar diatas angka nol. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskesdastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.

c. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 4.6 Normal Plot

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan gambar 4.6 dapat dilihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi secara normal, maka model regresi layak digunakan.

Sedangkan pada grafik histogram (gambar 4.7) terlihat bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Dapat disimpulkan grafik normal plot dan grafik histogram menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi normalitas.

Gambar 4.7 Grafik Histogram

Sumber: Data Primer Diolah

4. Uji Hipotesis

a. Uji Koefisien Determinasi

Dari pengujian yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.8

H

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the

Model R R Square Square Estimate

1 .534a .285 .264 6.52295

a.Predictors: (Constant), persediaan, audit

Sumber: Data Primer Diolah

Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi (R), koefisien determinasi (R Square), koefisien determinasi yang disesuaikan

(Adjusted R Square). Dan Standar Error (SE). Pada tabel diatas terlihat

bahwa koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square)

sebesar 0.264 memberi pengertian bahwa variasi yang terjadi pada variabel Y (kinerja non keuangan) adalah 26.4% ditentukan oleh variabel audit operasional dan audit atas persediaan, dan selebihnya sebesar 73.6% (100% - 26,4%) ditentukan oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisa regresi ini.

Variabel-variabel lain yang mempengaruhi variabel kinerja non keuangan menurut Kaplan, Norton (2000) adalah variabel pengendalian intern perusahaan, tujuan dan kebijakan suatu organisasi yang bersangkutan. Selain itu dalam penelitian Pratolo (2007) juga mengungkapkan variabel lain yang mampu menjelaskan pengaruh terhadap kinerja non keuangan adalah pengendalian intern,yang meliputi aspek lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian,

informasi dan komunikasi, dan pemantauan, selain itu variabel penerapan prinsip-prinsip good corporate governance, yang meliputi pertanggungjawaban, akuntabilitas, kewajaran, transparansi, dan kemandirian, tersebut mempunyai korelasi yang signifikan terhadap kinerja perusahaan yang mencakup kinerja kuangan dan kinerja non keuangan.

b. Uji Statistik F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel audit operasional dan audit atas persediaan secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja non keuangan.

Tabel 4.9 Uji Statistik F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1137.572 2 568.786 13.368 .000a

Residual 2850.771 67 42.549

a. Predictors: (Constant), persediaan, audit b.Dependent Variable: kinerja

Sumber: Data Primer Diolah

Ta

Tabel 4.9 dalam model ANOVA dapat diperoleh F hitung sebesar 13.368 dengan tingkat signifikansi 0.000. Oleh karena tingkat signifikansi tersebut lebih kecil daripada 0.05, maka variabel audit operasional dan audit atas persediaan secara simultan atau secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja non keuangan.

Hal ini sejalan dengan penelitian Pratolo (2007) bahwa variabel audit manajemen, pengendalian intern, dan penerapan prinsip-prinsip good

corporate governance secara simultan mempunyai pengaruh signifikan

terhadap kinerja perusahaan. Begitu pula dalam teori Arens, Elder, Beasley (2006) yang menyatakan bahwa tujuan utama dari audit operasional adalah membantu manajemen dari organisasi yang diaudit untuk memperbaiki effectiveness, efficiency, dan economy dari suatu operasi. Apabila operasional perusahaan sudah dapat dikatakan efektif, efesien, dan ekonomis, maka dapat dikatakan kinerja perusahaan sudah berjalan dengan baik dan semestinya sesuai dengan tujuan organisasi atau perusahaan.

Tabel 4.10 menyajikan hasil uji t dalam penelitian ini: Tabel 4.10 Uji Statistik t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 25.079 5.512 4.550 .000

Audit operasional .234 .164 .196 1.425 .159

Audit atas persediaan .465 .166 .384 2.794 .007

a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Data Primer Diolah

Gambar 4.8

Hubungan Struktural X1, X2, dan Y

0.534 Audit atas Persediaan 0.384

Audit Operasional

0.196

Kinerja Non Keuangan

1) Pengaruh audit operasional terhadap kinerja non keuangan.

Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.10 diatas, uji statistik t variabel independen audit operasional, memperlihatkan bahwa

variabel audit operasional memiliki nilai signifikansi sebesar 0.159 lebih besar dari nilai alpha 0.05 (0.159 > 0.05). Untuk itu dapat dikatakan bahwa Ha1 ditolak dan Ho1 diterima. Untuk dapat disimpulkan bahwa variabel audit operasional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja non keuangan, dengan besar pengaruh p1 sebesar 0.196.

Menurut penelitian Pratolo (2007) yang berjudul Good Corporate

Governance dan kinerja BUMN di Indonesia: Aspek Audit

Manajemen dan Pengendalian Intern sebagai Variabel Eksogen serta Tinjauannya pada Jenis Perusahaan. Menyatakan bahwa audit manajemen berpengaruh secara parsial terhadap kinerja perusahaan. Dan teori dalam buku Arens, Elder, Beasley (2006) tujuan utama dari audit operasional adalah membantu manajemen dari organisasi yang diaudit untuk memperbaiki effectiveness, efficiency, dan economy dari suatu operasi. apabila telah dilakukan audit operasional maka kinerja persuahaan dapat berjalan lebih baik untuk masa mendatang. Begitu pula menurut logika teori penulis, bahwa audit operasional seharusnya berpengaruh terhadap kinerja non keuangan. Karena audit operasional itu sendiri dilakukan untuk mengaudit suatu kinerja yakni mengenai efektifitas, efisiensi dan keekonomisan suatu kinerja atau operasional suatu perusahaan.

Tetapi dalam penelitian ini audit operasional tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja non keuangan. Pertama, dikarenakan cakupan audit operasional itu sendiri masih terlalu luas. Kedua, hal ini disebabkan kurang luasnya cakupan penelitian yakni responden, responden dalam penelitian ini hanya meliputi staf akuntansi dan manager terkait pada perusahaan manufaktur, seharusnya responden juga mencakup pelaku audit operasional itu sendiri yakni auditor internal perusahaan ataupun auditor eksternal. Ketiga, kinerja non keuangan dalam penelitian ini menggunakan perspektif pengukuran kinerja balance scorecard yakni persepektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, sedangkan dalam penelitian ini hanya menggunakan dua perspektif, yakni perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

2) Pengaruh audit operasional terhadap kinerja non keuangan melalui audit atas persediaan.

Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.10 diatas, uji statistik t variabel intervening audit atas persediaan, memperlihatkan bahwa variabel audit atas persediaan memiliki nilai signifikasi sebesar 0.007 lebih kecil dari nilai alpha 0.05 (0.007 < 0.05). Untuk itu dapat dikatakan bahwa Ha1 diterima dan Ho1 ditolak. Untuk dapat disimpulkan bahwa variabel audit operasional memiliki pengaruh

signifikan terhadap kinerja non keuangan melalui audit atas persediaan, dengan besar pengaruh secara tidak langsung (p2 x p3 = 0.534 x 0.384) sebesar 0.205.

Menurut teori dalam Arens, Elder, Beasley (2006), Persediaan merupakan suatu unsur umum yang memegang peranan penting dalam operasi perusahaan yang secara kontinyu diperoleh atau diproduksi dan dijual. Kinerja perusahaan dapat dikatakan baik apabila telah melalui prosedur-prosedur yang ditentukan, termasuk dalam hal ini prosedur audit atas persediaan, prosedur dalam audit atas persediaan meliputi: prosedur inisial, prosedur analitis, detil transaksi, perhitungan fisik, dan keakuratan persediaan. Menurut logika teori penulis bahwa audit operasional melalui audit atas persediaan berpengaruh terhadap kinerja non keuangan. Ini berarti dalam audit atas persediaan memainkan peranan penting dalam kinerja non keuangan.

Dalam hal ini penulis belum menemukan penelitian terdahulu mengenai pengaruh audit operasional terhadap kinerja non keuangan melalui audit atas persediaan, tetapi hal ini sejalan dengan penelitian serupa yakni oleh Agus Setiyawan (2007) dengan judul “ Pengaruh Sistem Pengendalian Intern, pengelolaan persediaan tehadap Audit Operasional”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal tidak berpengaruh signifikan terhadap audit

operasional, sedangkan pengelolaan persediaan berpengaruh signifikan terhadap audit operasional, dan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sistem pengendalian intern dan audit atas persediaan mampu menjelaskan atau mempengaruhi audit operasional sebesar 65%, sedangkan sisanya dijelaskan variabel lainnya.

BAB V

Dokumen terkait