• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Pelayanan

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 25-49)

B. Kinerja Organisasi Rumah Sakit UNS

2. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan berkaitan dengan kemampuan tenaga medis, paramedis, dan administrasi yaitu tentang kemampuan dalam memberikan pelayanan yang memuaskan dan terpercaya kepada pasien. Kualitas pelayanan pegawai akan membawa kepercayaan penerima layanan terhadap pelayanan berkaitan dalam menangani masalah secara cepat dan tepat kepada pasien. Untuk mengetahui kualitas pelayanan pegawai Rumah Sakit UNS dalam memberikan pelayanan kepada pasien dapat dilihat dari hasil penelitian dibawah ini yang meliputi:

a. Prosedur yang mudah dan sederhana

Bagi masyarakat pengguna jasa yang ingin memanfaatkan jasa suatu instansi publik dalam hal ini Rumah Sakit UNS, tahap awal yang perlu diperhatikan adalah memahami prosedur pelayanan yang ada.

Kualitas pelayanan yang diberikan oleh pegawai Rumah Sakit UNS salah satunya adalah kemudahan pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapannya.

Dengan adanya prosedur akan memudahkan pasien untuk memperoleh pelayanan, baik didalam mengakses ruang perawatan, obat-obatan ataupun pelayanan yang lain serta akan memperlancar proses kegiatan pelayanan. Prosedur dan alur pelayanan disosialisasikan secara jelas melalui tulisan-tulisan yang ditempel didinding-dinding dan tempat yang strategis di Rumah Sakit UNS yang bertujuan untuk setiap commit to user commit to user commit to user commit to user

masyarakat atau pasien yang berobat dapat membaca dengan jelas, bagaimana urutan yang harus ditempuh untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit UNS tersebut, sehingga dapat tercipta efisiensi kerja dan masyarakat yang akan berobat tidak banyak bertanya kepada pegawai. Pegawaipun tetap siap untuk melayani dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat atau pasien yang berobat di Rumah Sakit UNS.

Menurut pengamatan peneliti dan wawancara dengan pasien mengenai alur pelayanan pasien di Rumah Sakit UNS, bahwa pihak Rumah Sakit UNS mengutamakan pelayanan pasien dengan adil tanpa membeda-bedakan antara pasien PKMS dengan yang lainnya. Mulai dari pasien mendaftarkan diri sampai dengan memperoleh obat yang diperlukan maka pegawai Rumah Sakit UNS langsung membantu untuk memberikan pelayanan ataupun pertolongan kepada pasien yang intinya menciptakan kondisi yang kondusif (kesembuhan) bagi pasien. Pegawai Rumah Sakit UNS selalu siap dalam melayani pasien bila sewaktu-waktu dibutuhkan oleh masyarakat yang berobat/ pasien.

Mengenai prosedur dan syarat pelayanan pasien rawat jalan, diungkapkan oleh PRS 1 sebagai berikut:

“Pasien merupakan tujuan utama kami, maka kami berharap ada kemudahan bagi mereka dalam memperoleh pelayanan. Mengenai alur pendaftaran sudah ada petunjuk yang sudah ditempel di dinding-dinding“ (Wawancara, Desember 2018).

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh PRS 2 yaitu:

“Kami selalu mementingkan kepuasan pasien, salah satunya kemudahan bagi pasien yang berobat dan kami telah menyediakan alur pelayanan bagi pasien sehingga pasien dengan mudah membaca dan mengetahui prosedur atau alur pelayanan“

(Wawancara, Desember 2018).

Pernyataan yang diungkapkan oleh PS 3 tentang alur & prosedur pelayanan berikut ini :

“Setiap keluarga saya yang sakit selalu saya bawa berobat kesini, sekarang di Rumah Sakit UNS prosedurnya tidak berbelit-belit yaitu mudah dan cepat “ (Wawancara, 10 Desember 2018).

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh PS 1 berikut ini :

“Wonten mriki sakniki proseduripun sampun gampil lan mboten nyusahaken. Sahinggo kulo saged langsung nenggo mlebet kagem prikso“. (Disini Rumah Sakit UNS sekarang prosedurnya mudah dan tidak berbelit-belit. Sehingga saya dapat langsung menunggu panggilan masuk untuk diperiksa) (Wawancara, Desember 2018).

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh PS 4 yaitu:

“Proses pelayanan di rumah sakit ini sangat sederhana dan cepat, sehingga saya merasa senang dan puas atas pelayanan yang diberikan oleh pegawai“ (Wawancara, Desember 2018).

Pernyataan senada juga diungkapkan oleh PS 4 yaitu:

“Alur pelayanan yang ada di Rumah Sakit UNS mudah dipamami, pegawai juga ramah dalam memberikan pelayanan dan menjelaskan kepada pasien ketika kebingingungan dalam memahami alur pelayanan“ (Wawancara, Desember 2018).

Dalam melaksanakan pelayanan publik kepada masyarakat Rumah Sakit UNS mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu meningkatkan kualitas dan kinerja Rumah Sakit UNS dalam penyelenggaraan pelayanan medis kepada masyarakat. Guna mencapai tujuan tersebut, ada juga sasaran-sasaran yang hendak dicapai, yaitu meningkatnya kepuasan masyarakat dalam pelayanan medis. Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran tersebut, maka Rumah Sakit UNS menyusun beberapa program kegiatan dalam meningkatkan kualitas pelayanan medis. Seperti pelaksanaan kebijakan penyederhanaan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, baik pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap yaitu dengan mempersingkat alur pelayanan, baik dari segi waktu, proses, persyaratan yang harus dilengkapi, dan juga meminimalisir biaya. Hal tersebut sudah tertuang di dalam Standart Operasional Prosedur (SOP) Rumah Sakit UNS. Selain itu ada juga program kegiatan yang berkaitan dengan upaya pengembangan kinerja pegawai, adapun program yang commit to user commit to user commit to user commit to user

telah dibuat seperti memberikan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai, meningkatkan sarana dan prasarana, melakukan pembinaan kedisiplinan pegawai, serta meningkatkan kompetensi pegawai.

b. Kecepatan waktu pelayanan

Waktu merupakan hal yang terpenting dalam memberikan pelayanan, semakin cepat pelayanan yang diberikan kepada pasien maka menunjukkan pelayanan yang berkualitas. Jadwal berhubungan dengan standar waktu yang dipakai dalam pelayanan di Rumah Sakit UNS.

Pelayanan pada loket pendaftaran di instalasi rawat jalan dibuka pada hari Senin-Kamis: pukul 08.00-11.00 WIB dan pada sore hari dibuka pada pukul 14.00-16.00 WIB; dan hari Jum’at - Sabtu: pukul 08.00- 10.00 dan pada sore hari dibuka pada pukul 14.00-16.00 WIB; serta untuk pelayanan yang dilakukan di instalasi rawat inap dan gawat darurat siap 24 jam. Semua kegiatan dimulai pada pukul 07.00 WIB, petugas kebersihan mulai bekerja membersihkan ruang perawatan, kamar mandi/toilet serta ruangan lainnya. Sebagaimana pernyataan oleh PRS1 berikut ini:

“Biasanya kalau pagi sekitar jam 08.00- 09.00 mengalami antrian yang banyak sehingga untuk proses pendaftaran sampai pemeriksaan memerlukan waktu sekitar satu jam. Tetapi setelah itu keadaan kembali normal dalam arti tidak mengalami antrian yang banyak“ (Wawancara, Desember 2018).

Hal senada juga diungkapkan oleh PRS2 yang lain berikut ini:

“Petugas kebersihan sebelum jam 08.00 sudah membersihkan semua ruangan perawatan, lantai serta kamar mandi/toilet sekitar 30 menit (Wawancara, Desember 2018).

Untuk pelayanan pendaftaran dan pemeriksaan, pasien rawat jalan yang ditemui peneliti dilokasi menyatakan kadang-kadang mengeluh yang disebabkan banyaknya pasien yang antri mendaftar sehingga memerlukan waktu agak lama dan berdampak pada pemeriksaan juga menjadi lama (menunggu panggilan). Biasanya antrian pasien yang banyak terjadi pada

hari Senin dan pada awal bulan. Sebagaimana pernyataan PS1 dari berikut ini :

“Pada waktu saya mendaftar kebetulan tidak antri banyak sehingga setelah mengambil nomor urut antri terus dipanggil petugas pendaftaran, kemudian mendapatkan kartu berobat dan menyerahkan ke poliklinik umum untuk mendapatkan pemeriksaan/pengobatan dari dokter. Proses tadi memerlukan waktu sekitar 15-20 menit” (Wawancara, Desember 2018).

Hal ini dibenarkan oleh PS2 pendaftaran Rumah Sakit UNS berikut ini:

“Kulo prikso wonten mriki ndilalah antrinipun kathah sanget sahinggo soko mendhet kartu antri dumugi diprikso dokter antawis langkung setunggal jam“ (Saya berobat disini kebetulan harus antri yang banyak sehingga dari mengambil kartu antri sampai di ruang pemeriksaan dokter sekitar satu jam) (Wawancara, Desember 2018).

Hal ini dibenarkan oleh PRS3 pendaftaran Rumah Sakit UNS berikut ini:

“Masyarakat yang berobat disini, kalau tidak mengalami antrian yang banyak biasanya proses pendaftaran sampai pemeriksaan memerlukan waktu sekitar 15-20 menit” (Wawancara, 11 Desember 2018).

Hasil wawancara dengan oleh PS4 menyatakan sebagai berikut:

”Proses pelayanan yang diberikan oleh perawat maupun dokter sangat cepat, peralatan yang digunakan juga lengkap, sehingga saya merasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh pegawai”

(Wawancara, Desember 2018)

Hal sama disampaikan oleh PS 5 yang menyatakan bahwa:

”Waktu pelayanan dari proses pendaftaran sampai pengambilan obat kurang lebih 30 menit kalau tidak antri, namun jika antrian banyak, bisa mencapai 1 jam lebih” (Wawancara, Desember 2018).

Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan, bahwa pada umumnya untuk proses pendaftaran sampai dengan pemeriksaan memerlukan waktu sekitar 20-45 menit, tetapi jika ramai bisa mencapai commit to user commit to user commit to user commit to user

60 menit. Mengenai lama dan tidaknya proses pelayanan tersebut tergantung dari banyak atau tidaknya kunjungan masyarakat/ pasien yang sedang berobat di Rumah Sakit UNS, sebab jumlah masyarakat yang berobat dalam satu hari sekitar 70-100 orang dengan kriteria berbeda-beda (pasien BPJS dan pasien non-BJS). Seharusnya untuk mengantisipasi antrian pasien, perlu adanya penambahan petugas di loket pendaftaran (minimal 3 orang tetapi yang terjadi sekarang hanya 1 orang petugas).

Hal ini didukung oleh hasil observasi yang penulis lakukan, dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana baik di bagian front office maupun back office sudah sangat lengkap, kondisinya pun masih dalam keadaan bagus. Berdasarkan hasil wawancara, hasil observasi maupun data yang penulis peroleh dalam penelitian ini seperti pada tabel 4.1 diatas, dapat dikatakan bahwa Rumah Sakit UNS dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan sudah melengkapi berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan selama proses pelayanan berlangsung.

Dimana apabila fasilitas-fasilitas yang menyangkut peralatan dan perlengkapan sudah tersedia secara lengkap, maka hal ini akan mempermudah kerja dari para pegawai Rumah Sakit UNS untuk melaksanakan tugas pelayanannya kepada masyarakat yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pelayanan yang lebih produktif.

3. Responsivitas

Responsivitas meliputi sikap tanggap dari pegawai untuk membantu pasien yang mengalami kesulitan serta kesiapan dari petugas untuk memberikan pelayanan dengan segera kepada pasien. Petugas harus siap dalam membantu pasien yang mengalami kesulitan, memberikan respons dan perhatian terhadap keluhan yang disampaikan oleh pasien serta memberikan informasi yang jelas mengenai suatu pelayanan di Rumah Sakit UNS. Daya tanggap petugas terhadap pasien memberi gambaran kualitas pelayanan yang diberikan, seberapa jauh respons yang diberikan oleh petugas dalam memberi bantuan kepada pasien dalam mendapatkan pelayanan. Sebagaimana commit to user commit to user commit to user commit to user

“Jika ada keluhan dari pasien, semuanya kami tanggapi, namun demikian tidak semuanya pasien dapat tertangani, hal tersebut dikarenakan banyaknya pasien yang harus kami tangani“

(Wawancara, Desember 2018).

Hal senada juga diungkapkan PRS2 lainnya berikut ini:

“Keluhan dari pasien selalu kami tanggapi dengan serius, namun karena terbatasnya jumlah pegawai yang harus menangani keluhan pasien, maka tidak semuanya dapat ditangani dengan segara. Namun apabila tidak antri dan jumlah pasien sedikit kami juga berusaha menanggapi keluhan yang disampaikan oleh pasien. Khususnya untuk petugas pendaftaran tidak dapat menangani keluhan pasien semuanya”

(Wawancara, Desember 2018).

Sedangkan penilaian pasien terhadap ketanggapan petugas untuk membantu kesulitan atau keluhan mereka, dapat dilihat dari hasil wawancara dengan PS1 sebagai berikut:

“Waktu kami melakukan keluhan kepada petugas terkait dengan persyaratan pendaftaran pasien, saya kurang ditanggapi dengan serius, karena pada waktu itu antrian cukup banyak dan petugas bagian pendaftaran hanya satu orang saja” (Wawancara, Desember 2018).

Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh PS2 lainnya berikut ini:

“Pada waktu antri mengambil obat, pelayanan yang diberikan petugas sangat ramah dalam menjelaskan aturan minum obat kepada pasien, petugas tidak terburu-buru dalam menjelaskan kepada pasien, walaupun antrian pasien yang banyak (Wawancara, Desember 2018).

Pendapat yang sama juga disampaikan oleh PS3 sebagai berikut :

“Pada waktu saya berobat dengan kartu BPJS ada syarat yang kurang tapi saya lupa syarat tersebut kemudian saya minta penjelasan petugas, respon petugas sangat memuaskan, petugas menjelaskan dengan seksama mengenai persyaratan apa yang harus dipenuhi leh pasien” (Wawancara, Desember 2018).

Dari beberapa pernyataan pasien diatas, bahwa petugas Rumah Sakit UNS memiliki daya tanggap sesuai harapan dari pasien yaitu setiap ada pasien yang memerlukan bantuan/ informasi ataupun keluhan, petugas Rumah Sakit UNS selali menanggapinya dengan baik.

commit to user commit to user commit to user commit to user

Berdasarkan uraian dan hasil wawancara dapat disimpulkan rata-rata pasien merasa mendapat pelayanan yang semestinya dan sesuai dengan indikator/ standar pelayanan. Hal ini dirasakan pasien dari cara petugas memperlakukan pasien dengan sabar setiap ada kesulitan dan keluhan.

Keadaan ini menunjukkan kesiapan dari petugas dalam memberikan informasi yang diperlukan pasien dengan jelas, berarti petugas mampu memberikan pelayanan yang cukup memuaskan pasien.

Berdasarkan hasil wawancara, hasil observasi maupun data yang penulis peroleh dalam penelitian ini, dapat dikatakan bahwa sejauh ini respon Rumah Sakit UNS terhadap kebutuhan dan keluhan masyarakat yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan sudah baik. Sudah ada kesesuaian antara tanggapan yang diberikan pegawai Rumah Sakit UNS dalam memenuhi kebutuhan maupun keluhan masyarakat, khususnya dalam pelayanan kesehatan. Hal ini didukung oleh komentar-komentar positif dari masyarakat yang merasakan langsung pelayanan dari Rumah Sakit UNS.

Dengan adanya responsivitas yang tinggi dalam suatu organisasi dapat mewujudkan kinerja yang baik. Responsivitas yang tinggi dalam organisasi juga dapat membuat organisasi bisa lebih mengerti akan kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang tinggi juga akan memberikan dampak yang positif yaitu komunikasi organisasi dengan masyarakat bisa terjalin dengan baik. Dengan adanya komunikasi yang interaktif, maka pelayanan yang didapatkan akan semakin nyaman dan bisa lebih optimal.

4. Responsibilitas

Responsibilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar proses penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan norma-norma yang berkembang di masyarakat. Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatanorganisasi publik itu dilakukan sesuai dengan asas-asas pelayanan publik yang benar atau sesuai dengan standar pelayanan kebijakan organisasi.

Responsibilitas adalah pelaksanaan kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar dan kebijakan birokrasi

commit to user commit to user commit to user commit to user

bekerja dengan disiplin waktu, sopan serta santun dalam melayani masyarakat dan berinterkasi dengan masyarakat dengan tutur kata yang baik serta dapat memberikan kenyamanan pada masyarakat serta menerapkan prinsip pelayanan lainnya.

Responsibilitas berkaitan dengan pemberian pelayanan sesuai dengan standar operasional pelayanan yang ditetapkan. Standar operasional tersebut mengatur mengenai waktu pelayanan, biaya pelayanan, dan alur pelayanan beserta lama waktu pelayanan. Setiap jenis pelayanan baik pada rawat inap dan rawat jalan memiliki ketentuan sendiri dalam pemberian pelayanan baik waktu, biaya, dan prosedur pelayanan. Setiap petugas Rumah Sakit UNS wajib melaksanakan tugas dan memberikan pelayanan kepada pasien berdasarkan SOP yang berlaku. Walaupun terdapat perbedaan SOP pelayanan pada setiap bagian pelayanan medik tetapi ketentuan ini menjadi kewajiban bagi petugas pada masing- masing bagian di dalam melayani. Dalam wawancara yang dilakukan menyebutkan bahwa terdapat SOP yang berbeda untuk pelayanan yang berbeda, berikut kutipan wawancara yang dilakukan kepada PRS1 sebagai berikut:

“Ya, ada SOP pelayanan di setiap bagian tapi untuk pelayanan umum itu sama kecuali bagian tertentu, tentunya berbeda antara rawat inap dan rawat jalan, beda cara pelayanannya antara yang menginap sama yang pasien cuma datang untuk periksa.” (hasil wawancara Desember 2018).

Hal ini juga sama dengan yang diungkapkan oleh PRS2:

“Ada SOP, seperti ruang perawatan internal itu SOP hampir semua sama untuk setiap tindakan, paling yang membedakan itu kelas perawatan anak. Ada SOP untuk semua ruangan, kalau yang umum itu sama semua tapi beda untuk ruang rawat inap sendiri” (hasil wawancara Bulan Desember 2018).

SOP atau standar operasional prosedur ini dijalankan di dalam melaksanakan tugas dan memberikan pelayanan kepada pasien. Setiap perawat dan pegawai melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan berdasarkan SOP yang berlaku tersebut. Berikut kutipan wawancara dengan PRS3 sebagai berikut: commit to user commit to user commit to user commit to user

“Setiap petugas atau perawat sudah melakukan tugasnya sesuai porsinya masing-masing terus ada SOP sebagai standar dalam meberikan pelayanan dan sudah menjadi kewajiban sehingga kami itu harus menjalankan itu” (hasil wawancara Bulan Desember 2018).

Untuk melihat pelaksanaan pelayanan sudah berjalan berdasarkan SOP maka penulis melakukan wawancara kepada pasien yang mendapatkan pelayanan di bagian rawat jalan dan rawat inap. Berikut kutipan wawancara dengan PS1 :

“ Ya, sudah cukup mudah karena kita diberitahu alurnya dan diarahkan, kalau biasa bertanya langsung dikasi informasi, tapi kalau menunggu giliran yang lumayan lama” (hasil wawancara Bulan Desember 2018).

Hal lain juga diungkapkan oleh PS2 bahwa:

“Alhamdulillah, gampang, dari depan itu kita diarahkan dan cepat dilayani, proses administrasinya juga lumayan gampang tidak berbelit-belit karena dikasi infonya” (hasil wawancara Bulan Desember 2018).

Selain itu untuk menilai pelaksanaan pelayanan yang diberikan oleh dokter atau tenaga medis maka dalam wawancara dengan pasien rawat jalan diungkapkan bahwa pasien mendapatkan pelayanan dengan baik. Seperti dalam wawancara dengan PS3 : “iya ada terus, kami biasanya diperiksa keseluruhan terus dikasi resep” (hasil wawancara Bulan Desember 2018).

Hasil wawancara dengan PS 4 menyatakan bahwa:

“Saya melihat pegawai Rumah Sakit sudah menjalankan tugasnya dalam memberikan pelayanan selama ini sudah sesuai dengan aturan yang berlaku, adapun masyarakat yang mendapat perlakuan kurang memuaskan dari pegawai itu sudah menjadi konsekuensi apabila persyaratan masih kurang sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh Rumah Sakit” (hasil wawancara Bulan Desember 2018).

Selama ini pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku, namun adanya pengurusan dokumen yang membutuhkan waktu lama disebabkan karena adanya syarat-syarat yang dibutuhkan masih kurang lengkap. Hal tersebut mendapatkan respon dari PS 5 yaitu:

“Pegawai dalam memberikan sudah baik, petugas dalam memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Petugas dengan senang hati menjelaskan prosedur pelayanan yang ada di Rumah Sakit UNS dengan sabar” (hasil wawancara Bulan Desember 2018).

Pelayanan kesehatan Rumah Sakit UNS tidak hanya melengkapi sumberdaya medis maupun nonmedis dan prasarana penunjang tapi juga melengkapi proses pelayanan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Keperawatan. SOP tersebut, terdiri atas 5 SOP pokok, yaitu:

1) SOP tindakan keperawatan/kebidanan, meliputi 119 SOP bidang kegiatan, yaitu memotong kuku, mencuci rambut, menolong pasien BAB dan BAK, menyisir rambut, vulva hygiene, memberikan latihan pasif, tirah baring, mengganti alas tidur pasien, oral hygiene, penggunaan urinal, penggunaan pispot, memandikan, mengukur tekanan darah, mengukur suhu badan, menghitung nadi, menghitung pernafasan, memberi makan pasien, melayani nutrisi dan obat pasien melalui NGT, teknik melakukan nafas dalam, kateterisasi urin, pemasangan kateter pria, pemasangan kateter wanita, pemasangan transfuse darah, pemasangan infuse, pemasangan NGT (nasogatric tube), pemasangan kondom kateter, kompres dingin, kompres, huknah rendah/tinggi, perawatan CVP, merawat luka, perawatan luka nekrotik, perwatan luka post amputasi, perawatan luka DM, merawat luka yang sudah dijahit, perawatan kolostomi, mengangkat jahitan luka, terapi oksigen, pengisapan lender (suction), fisioterapi dada, reumple leed test, irigasi lambung, irigasi telinga, prinsip pemberian obat, skin test, matoux test, memberikan obat secara intravena, memberikan obat pada mata, memberikan obat topical, memberikan obat per rectal, memberikan obat melalui vagina, memberikan obat subkutan, memberikan obat intramuscular, perawatan kateter wanita, pencegahan dekubitus, menggunakan sarung tangan steril, memakai sarung tangan, melepaskan down catheter, menggunakan masker, mencuci tangan, imunisasi hepatitis B, test alergi obat-obatan, test alergi makanan, ECCE, mencukur atau menggunting bulu mata, khalasion, pemeriksaan tekanan bola mata, persiapan meja operasi, perawat sirkulasi, perawat asisten commit to user commit to user commit to user commit to user

operasi, persiapan operasi mata, ekstraksi polip, reposisi fraktur nasal, penambalan gigi, pembersihan karang gigi, dental photo, penumpatan gigi sulung goyang derajat 2 atau lebih, penumpatan gigi 1-2 bidang dengan bahan sewarna gigi, penumpatan gigi 1-2 bidang dengan bahan amalgam, atraumatik restorative treatment (ART), pencabutan gigi permanen akar tunggal, pelayanan kebutuhan darah, inhalasi, pemasangan neck collar, memasang bidai, pemberian identitas pada bayi baru lahir, vaginal toilet, penatalaksanaan pasien hamil dengan gawat janin, pasien dengan solusio plasenta, persiapan persalinan vakum, perdarahan dalam kehamilan, persalinan macet, perdarahan dalam kehamilan, retensio plasenta, persiapan persalinan forceps, kehamilan dengan preeklampsi ringan, pasien invertio uteri, pelayanan post natal, pelayanan antenatal, penanganan bayi baru lahir sehat, asuhan persalinan normal, resusitasi bayi baru lahir, pemasangan NGT pada bayi, penanganan bayi baru lahir sehat dengan IMD, 58 langkah APN, pemeriksaan kehamilan (ANC), pemeriksaan dalam vagina, managemen asuhan kehamilan, pemeriksaan Leopold, konseling ibu hamil, pemberian imunisasi, pemeriksaan leopold manuver, pengukuran CVP, cara memakai dan melepas APD, mengganti balutan, tindakan WSD, melepas infus, cuci tangan dengan handrub, melaporkan keadaan pasien dan menerima instruksi dokter secara lisan/lewat telepon, komunikasi teraupetik, pengiriman jenazah keinstalasi pemulasaraan.

2) SOP kegawat daruratan, meliputi 13 bidang SOP, yaitu: penanganan syok anaflaksis, penanggulangan bencana di luar rumah sakit, menghentikan perdarahan, menyiapkan pasien dan alat untuk tindakan intubasi, resusitasi cairan, menyiapkan pasien dan alat untuk pemasangan CVP, BHD, resusitasi jantung paru, ekstubasi, pemasangan pipa orofaring, sindrom syok dengue, syok, kebakaran.

3) SOP flu burung, meliputi 11 SOP, yaitu alur pasien flu burung,

3) SOP flu burung, meliputi 11 SOP, yaitu alur pasien flu burung,

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 25-49)

Dokumen terkait