• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORETIS

F. Kualitas Produk

Hasil pengembangan produk perangkat pembelajaran dikatakan memiliki kualitas baik jika memenuhi tiga aspek yaitu validitas, kepraktisan dan efektivitas.

56Natalia Rosalina Rawa, Akbar Sutawidjaja dan Sudirman, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model Learning Cycle 7E pada Materi Trigonometri untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa”, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan, vol. 1 no. 6 (2016), h.1045. http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6368. (Diakses 05 Juni 2018)

57Natalia Rosalina Rawa, dkk., “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Model

Learning Cycle 7E pada Materi Trigonometri untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis

Siswa”, Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian dan Pengembangan, vol. 1 no. 6 (2016), h.1045. http://journal.um.ac.id/index.php/jptpp/article/view/6368. (Diakses 05 Juni 2018)

39

Penentuan kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan diperlukan tiga macam data yaitu validitas, kepraktisan dan efektivitas.58

1. Validitas

Hasil rancangan awal produk penelitian memegang peranan penting dalam pendidikan. Produk harus mempunyai kriteria yang baik untuk memenuhi fungsi tersebut. Hasil rancangan awal (prototype I) divalidasi oleh ahli. Hasil validasi ahli berupa koreksi, kritik dan saran yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran hasil revisi berdasarkan masukan dari para validator merupakan perangkat pembelajaran yang telah memenuhi kriteria valid disebut prototype II.59

Perangkat pembelajaran memiliki kriteria valid jika perangkat pembelajaran tersebut dapat mencerminkan kekonsistenan antar bagian-bagian perangkat pembelajaran yang disusun serta kesesuaian antara tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan penilaian yang akan diberikan. Kekonsistenan antar bagian-bagian perangkat pembelajaran yang telah disusun disebut sebagai validitas konstruk, sedangkan kesesuaian antara tujuan pembelajaran, materi pembelajaran dan penilaian yang akan diberikan disebut sebagai validitas isi. Perangkat pembelajaran dikatakan

58Mohammad Fatkhurrokhman, dkk., “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Teknik Digital Berbasis Project Based Learning di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro”, Jurnal Pendidikan Vokasi, vol. 7 no. 1 (Februari 2017), h.105. http://journal.uny.ac.id/index.php/jpv/article/view/12547. (Diakses 27 September 2019)

59Henra Saputra Tanjung dan Siti Aminah Nababan, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berorientasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Se-Kuala Nagan Raya Aceh”, Genta Mulia, vol. IX no. 2 (Juli 2018), h.65. http://ejournal.stkipbbm.ac.id/index.php/gm/article/view/168. (Diakses 27 September 2019)

40

valid jika hasil perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan memenuhi validitas konstruk dan validitas isi.60

Validator membaca dan melakukan penilaian terhadap perangkat pembelajaran pada lembar validasi. Hasil penelitian Made Juniantari bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkannya memenuhi kriteria sangat valid karena rata-rata skor validitas yang diperoleh berada pada interval (3,5 ≤ Sr ≤ 4,0).61

2. Kepraktisan

Perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika perangkat pembelajaran yang disusun mempertimbangkan kemudahan. Kemudahan dalam arti bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan mudah untuk dipahami dan juga mudah dilaksanakan atau digunakan.62 Baik mudah digunakan dan dapat diterapkan oleh pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Kepraktisan perangkat pembelajaran dapat diukur melalui lembar keterlaksanaan pembelajaran.63

60Muhammad Rajabi, Ekohariadi, I.G.P. Asto Buditjahjanto, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Instalasi Sistem Operasi dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek”, Jurnal

Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek, vol. 3 no. 1 (Februari 2015), h. 48-49.

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/pendidikan-vokasi-teori-dan-prak/article/view/13561. (Diakses 10 Februari 2019)

61Made Juniantari, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berorientasi Pendidikan Karakter dengan Model Treffinger Bagi Siswa SMA”, Journal of Education Technology, vol. 1 no. 2 (2017), h. 74. http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JET/article/view/11742. (Diakses 29 Agustus 2019)

62Muhammad Rajabi, Ekohariadi, I.G.P. Asto Buditjahjanto, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Instalasi Sistem Operasi dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek”, Jurnal

Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek, vol. 3 no. 1 (Februari 2015), h. 49. http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/pendidikan-vokasi-teori-dan-prak/article/view/13561. (Diakses 10 Februari 2019)

63Dian Panji Wicaksono, Tri Atmojo Kusmayadi dan Budi Usodo, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbahasa Inggris Berdasarkan Teori Kecerdasan Majemuk (Multiple

Intelligences) pada Materi Balok dan Kubus untuk Kelas VIII SMP”, Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, vol. 2 no. 5 (Juni 2014) http://fkip.uns.ac.id. (Diakses 30 Januari 2019)

41

Menurut Van Akker dalam Kartina Purnamasari dan Himmawati Puji Lestari bahwa perangkat pembelajaran dapat dikatakan praktis jika adanya nilai guna dan disukai dalam kondisi normal. Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan oleh Kartina Purnamasari dan Himmawati Puji Lestari memenuhi kriteria praktis dengan persentase 84,38% dan kriteria baik melalui hasil observasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran.64

3. Efektivitas

Perangkat pembelajaran yang efektif menunjukkan bahwa pembelajaran dapat digunakan dalam aktivitas belajar peserta didik, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan peserta didik yang dapat dibuktikan dengan hasil belajar yang memuaskan dengan tujuan pembelajaran yang tercapai. Keefektifan perangkat pembelajaran dapat dilihat melalui tes hasil belajar dan angket respon peserta didik.65

Menurut Nieveen dalam Muhammad Rajabi mendefinisikan keefektifan perangkat sebagai ketercapaian tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik dan pembelajaran tersebut memperoleh respon positif peserta didik. Menurut hasil penelitian Muhammad Rajabi bahwa respon peserta didik memberikan respon

64Kartina Purnamasari dan Himmawati Puji Lestari, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk SMP Kelas VII Materi Segitiga dan Segi Empat Melalui Pendekatan Kontekstual dan Model Pembelajaran Probing Prompting”, Jurnal Pendidikan Matematika, vol. 6 no. 1 (2017), h. 28-29. http://journal.student.uny.ac.id/ojs/ojs/index.php/pmath/article/download/5969/5704. (Diakses 10 Februari 2019)

65Muyati, Hobri, Nurhasanah, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengn Pendekatan Kooperatif Learning Together (LT) dan Berorientasi pada Pembentukan Karakter Siswa”,

Pancaran, vol. 4 no. 1 (Februari 2015), h. 239.

42

positif tehadap pelaksanaan pembelajaran instalasi sistem operasi dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan persentase 94%.66

Peserta didik dikatakan berhasil (tuntas) apabila memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan nilai KKM yakni 75 (tuntas jika nilai ≥ 75). Pembelajaran dikatakan berhasil secara klasikal jika minimal 80% peserta didik mencapai nilai tuntas.67 Menurut Sri Ulfa Insani dan Djamilah Bondan Widjajanti mengatakan hal serupa, bahwa perangkat pembelajran dikatakan efektif jika persentase peserta didik yang memenuhi ketuntasan secara klasikal tes kemampuan pemecahan masalah minimal 75% dan jika persentase hasil angket rasa ingin tahu peserta didik memenuhi kategori minimal 75%.68

Dokumen terkait