• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kuesioner Penelitian Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran (7P) Pada Restoran Bakmi Japos Bogor

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran (7P) Pada Restoran Bakmi Japos Bogor

2. Daftar Harga dan Gambar Menu Restoran Bakmi Japos Bogor …………

Halaman

76

84

Gaya hidup masyarakat Indonesia telah mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu hal yang dapat kita lihat adalah perubahan pola konsumsi masyarakat yang sejalan dengan peningkatan kebutuhan terhadap makanan yang berkualitas. Makanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang diperlukan untuk mempertahankan hidupnya.

Pertambahan jumlah penduduk mengakibatkan tingginya permintaan terhadap makanan. Kondisi ini tentu saja mendorong banyak produsen untuk membuka bisnis makanan, baik dalam bentuk mentah maupun makanan jadi dengan berbagai pilihan bagi konsumen. Namun demikian, konsumen sebagai pengguna produk tidak hanya menginginkan ketersediaan makanan dalam jumlah yang cukup dengan berbagai jenisnya di pasar, tetapi juga melakukan seleksi sesuai dengan kebutuhannya. Lebih dari itu, konsumen juga membutuhkan makanan yang berkualitas. Pada masa yang akan datang, perhatian konsumen terhadap berbagai pilihan makanan yang berkualitas akan semakin besar seiring dengan meningkatnya pengetahuan yang diikuti dengan perubahan selera dan gaya hidup yang direfleksikan pada gaya konsumsi.

Restoran merupakan salah satu industri jasa boga yang mengalami perkembangan cukup pesat di Kota Bogor. Tren peningkatan ini berujung pada tingkat persaingan bisnis restoran yang juga semakin tinggi. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan restoran di Kota Bogor yang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bogor, jumlah restoran di Kota Bogor cenderung mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2001*2005. Pada tahun 2001 sampai dengan 2002 persentase pertumbuhan jumlah restoran di Kota Bogor mencapai angka tertinggi sebesar 46,21 persen. Selanjutnya pada 3 tahun berikutnya mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu rata*rata 15,83 persen per tahun. Namun demikian, jumlah restoran semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2004 jumlah restoran di Kota Bogor ialah sebanyak 76 unit yang kemudian meningkat pada tahun 2005 dan 2006 masing*masing sebanyak 89 dan 101 unit. Atmodjo (1995) menyatakan bahwa usaha restoran semakin berkembang karena beberapa alasan yaitu:

1. Potensi pasar yang besar dan selalu bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

2. Alat*alat perhidangan makanan, sistem kontrol serta pertolongan fisik yang telah berkembang sehingga membuat bisnis restoran semakin mudah, lancar dan menguntungkan.

3. Meningkatnya tempat rekreasi yang mengakibatkan keadaan tertentu yang menambah alasan untuk makan di luar sehingga pasar pelayanan makanan akan semakin besar pula.

Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor membawa dampak positif khususnya dalam bidang perekonomian. Dengan semakin bertambahnya jumlah restoran, maka akan mampu memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah. Hal ini ditunjukkan oleh data kontribusi bisnis restoran terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor yang memperlihatkan peningkatan dari tahun ke tahun.

2 Restoran Bakmi Japos Bogor merupakan salah satu restoran modern yang menyediakan berbagai jenis menu khas Indonesia, khususnya mie ayam dan pangsit, yang berlokasi di Jl. Otto Iskandardinata No. 80, Bogor. Restoran ini memiliki visi untuk membangun diri menjadi restoran waralaba lokal terbaik dan mapan, unggul dan peka terhadap keinginan konsumen serta penciptaan lapangan pekerjaan khususnya di wilayah Bogor. Untuk mendukung visi tersebut, Bakmi Japos menyusun beberapa misi antara lain: meningkatkan mutu dan pelayanan, megoreksi diri dan mendengarkan keluhan pelanggan serta menciptakan iklim kerja yang profesional. Banyaknya usaha sejenis di sekitar lokasi restoran ini dapat menjadi pesaing untuk mencapai misi mereka.

Restoran Bakmi Japos Bogor mengalami masalah dalam beberapa bulan ini dengan menurunnya jumlah pengunjung. Besarnya pengunjung restoran dapat diindikasikan melalui jumlah struk nota pembelian yang diakumulasikan setiap bulannya pada kurun waktu 6 bulan terakhir yaitu antara bulan Mei 2008 hingga Oktober 2008. Penurunan jumlah pengunjung Bakmi Japos Bogor dapat dilihat pada Tabel 1. Hal ini tentunya berdampak besar terhadap jumlah pendapatan yang mengalami penurunan cukup signifikan. Oleh karena itu, perlu dibangun strategi pemasaran yang disesuaikan dengan situasi persaingan usaha yang terus berubah dalam rangka meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan.

! "# # # $ %%&' " %%( Mei 7855 Juni 7319 Juli 6193 Agustus 5947 September 5385 Oktober 5270 November 2303 2008 Desember 2545 Januari 2383 Februari 1844 Maret 1976 2009 April 1963

Sumber: Bakmi Japos Bogor, 2008

Persaingan yang semakin ketat dalam bisnis restoran menuntut pihak manajemen restoran untuk berorientasi pada kepentingan konsumen dengan berusaha memenuhi beragamnya kebutuhan masyarakat akan makanan berkualitas sehingga dapat merebut pangsa pasar. Untuk membangun ini maka dibutuhkan standarisasi yang mengarah pada pemenuhan selera atau kebutuhan konsumen secara khusus. Oleh karena itu, agar dapat memenangkan persaingan yang semakin kompetitif, maka pihak manajemen harus mampu membangun pengalaman emosi hingga menyentuh hati dan perasaan konsumen. Selain itu bentuk pelayanan yang memuaskan harus diwujudkan melalui kesesuaian antara harapan konsumen dengan kinerja dari pihak manajemen.

Lingkungan pemasaran yang cukup kompetitif dengan banyaknya pesaing antara lain restoran*restoran bernuansa etnik seperti Sunda maupun Bali, restoran* restoran cepat saji dan beragamnya karakteristik konsumen menjadi tantangan bagi pihak manajemen Restoran Bakmi Japos Bogor. Kotler (2003) mengatakan bahwa tiap*tiap perusahaan dan tawaran harus memperlihatkan gagasan besar

4 yang khas ke dalam pikiran pasar sasaran; dan tiap*tiap perusahaan harus memimpikan fitur baru, layanan dan jaminan baru, hadiah khusus untuk para pengguna yang setia, serta kenyamanan dan kenikmatan baru. Para pesaing lebih cepat daripada sebelumnya dalam meniru ide yang bagus; karena itu perusahaan senantiasa perlu memikirkan fitur dan manfaat baru yang mampu memberi nilai tambah dalam rangka mendapatkan perhatian dan minat para konsumen yang kaya pilihan dan peka terhadap harga.

Penelitian mengenai perilaku konsumen berguna bagi pihak manajemen dalam menentukan segmen pasar, menciptakan produk*produk baru yang sesuai dengan selera konsumen, serta mempertahankan bahkan meningkatkan pelayanan demi kepuasan konsumen. Pada akhirnya, konsumen tidak hanya puas namun menjadi setia untuk mengkonsumsi produknya dalam jangka panjang.

Restoran Bakmi Japos membutuhkan strategi persaingan yang disesuaikan dengan tujuan perusahaan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan pada restoran ini dalam rangka menghadapi persaingan pasar yang terus berubah agar dapat terus eksis dan bersaing dengan restoran lainnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang dapat diangkat pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran pada Restoran Bakmi Japos Bogor?

2. Bagaimana tingkat loyalitas konsumen terhadap Restoran Bakmi Japos Bogor?

)

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran pada Restoran Bakmi Japos Bogor.

2. Menganalisis tingkat loyalitas konsumen terhadap Restoran Bakmi Japos Bogor.

* +

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Restoran Bakmi Japos Bogor sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen sehingga dapat disusun suatu strategi pemasaran yang tepat dan dapat memenuhi keinginan konsumen. Selain itu sebagai sarana melatih diri bagi penulis dalam memahami konsep perilaku konsumen di lapangan setelah mempelajari teorinya di perkuliahan serta rekan*rekan mahasiswa lainnya sebagai bahan literatur dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

6

! ,

-+ . ! / #

Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian serta penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 2006)

Restoran memiliki beberapa jenis atau bentuk. Menurut Torsina (2000), ada sepuluh jenis restoran orisinil yang ada di luar hotel, yaitu:

1.

Restoran tradisi untuk keluarga. Mengutamakan masakan enak, suasana, dan harga bersahabat. Biasanya pelayanan dan dekorasinya biasa*biasa saja. 2.

(makan di restoran) dan (dibungkus untuk dibawa pulang). Menu siap/segera tersedia, agak terbatas dalam jenis, mahal, mengutamakan banyak langganan. Jenis restoran inilah yang makin menjamur dewasa ini. 3.

Biasanya di dalam gedung*gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan, sekolah atau pabrik*pabrik. Swalayan dengan menu agak terbatas seperti yang sering disajikan di rumah, menu bisa berganti*ganti menurut hari, bahannya ekonomis.

4.

Ini adalah restoran yang berkelas. Memerlukan suasana yang sangat nyaman dengan dekor yang artistik. Ditujukan bagi mereka yang menuntut standar penyajian yang tinggi dan bergengsi. Disamping makanan juga disajikan dan

5.

Menyajikan masakan dari daerah (suku atau negara) yang spesifik misalnya: Jawa Timur, Manado, India dan Cina. Dekorasi tentu disesuaikan dengan etnik yang bersangkutan, bahkan pakaian seragam dari para pekerjanya juga bernuansa etnik. Ada juga yang masuk dalam tipe yang menyajikan menu yang murah, terbatas pada sajian*sajian umum yang dikenal.

6.

Biasanya swalayan, tetapi untuk atau bir bisa dilayani khusus. Ciri utama adalah berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya apa yang disajikan pada . Peragaan dan makanan sangat penting disini karena akan menarik perhatian pengunjung.

7. !

! ditandai dengan cepatnya pelayanan makanan dan pergantian

tempat duduk. Banyak " menempati untuk menekankan

suasana informal. Lokasi utamanya di gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan dengan yang tinggi demi menangkap pengunjung* pengunjung untuk makan siang dan (walau pelayanan untuk sarapan pagi juga bisa dilakukan).

8 8.

Ruangan biasanya lebih kecil dan cukup untuk melayani orang*orang yang ingin makanan kecil/jajan, tetapi bisa memperoleh volume penjualan yang lumayan karena waktu makan ditambah dengan pesanan .

9. # $ %! & "

Para pembeli yang memakai mobil tidak perlu turun dari mobilnya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk “ “ (sementara parkir) atau “ ”. Jenis makanan harus bisa dikemas secara praktis. Lokasi tentu harus sesuai untuk parkir mobil / motor.

10. '

Merupakan jenis restoran yang terletak jauh dari keramaian, tetapi menyajikan masakan khas menarik dan berkualitas serta ditujukan kepada turis atau orang* orang yang ingin mentraktir teman atau keluarganya dalam suasana yang lain dari pada yang lain. Di sini terdapat keuntungan ekstra bahwa pemilik restoran tidak perlu melakukan investasi berlebih untuk ruang sewa/tempat di lokasi* lokasi komersial.

Restoran Bakmi Japos Bogor merupakan jenis restoran

yang sesuai untuk konsumen keluarga dengan menyediakan menu bervariasi serta harga yang relatif terjangkau.

.

Suhesti (2004) melakukan penelitian mengenai Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran (7P) Oleh Pedagang Di Pasar Bunga Rawa Belong, Jakarta Barat dengan tujuan untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran, mengidentifikasi indikator*indikator bauran pemasaran yang mempengaruhi konsumen untuk loyal, menganalisis tingkat loyalitas konsumen dan menyusun strategi bauran pemasaran yang dapat diterapkan para penjual bunga untuk meningkatkan kepuasan konsumen dan membangun loyalitas konsumen. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah ( "

". Metode analisis data dengan menggunakan analisis tingkat kepentingan dan kinerja serta analisis tabulasi frekuensi sederhana.

Berdasarkan hasil analisis IPA, atribut*atribut yang dilaksanakan termasuk ke dalam Kuadran I yaitu harga yang ditawarkan, kebersihan dan tata letak pengaturan produk. Atribut yang masuk dalam Kuadran II yaitu kesegaran bunga, kecerahan warna, kondisi bunga, keamanan, ", keramahan dan kesopanan penjual, pengetahuan penjual tentang bunga, perhatian penjual dalam membantu konsumen, kecepatan transaksi dan tanggapan penjual atas keluhan konsumen. Pada Kuadran III atribut yang termasuk ke dalamnya yaitu potongan harga, pengelompokan los, media iklan yang digunakan, obral, hadiah dari penjual bunga, penampilan penjual, sistem pembayaran, dan warna ruangan. Pada Kuadran IV atribut yang termasuk ke dalamnya yaitu mekar/tidaknya bunga, kemasan bunga, kemudahan dalam menjangkau lokasi pasar, kelengkapan sarana dan prasarana, layanan antar dan penerangan.

10 Tingkat kepuasan konsumen menunjukkan hampir mendekati sesuai. Dari semua segmen terlihat persamaan untuk berlangganan terletak pada faktor kualitas bunga dan keramahan serta pelayanan penjual yang ditunjukkan dengan atribut kualitas bunga yaitu kesegaran bunga, kecerahan warna, kondisi bunga, keramahan dan kesopanan penjual, perhatian dalam membantu konsumen, tanggapan atas keluhan dan ". Kebanyakan konsumen tidak berlangganan di satu penjual bunga saja. Walaupun demikian, secara keseluruhan konsumennya adalah . Strategi bauran pemasaran yang dapat dilakukan untuk membangun dan mempertahankan loyalitas konsumen yaitu dengan menjaga kualitas bunga yang dijualnya, memberikan pelayanan yang baik yang terdiri dari keramahan, membantu konsumen, dan memberikan tanggapan atas keluhan serta dengan meningkatkan " yang menjaga kepercayaan konsumen.

Lingga (2008) meneliti tentang Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Pelaksanaan Bauran Pemasaran (7P) pada Toserba X Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pelanggan, tingkat kepentingan atribut*atribut bauran pemasaran, menganalisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelaksanaan bauran pemasaran (7P) serta menyusun strategi*strategi pemasaran sebagai upaya pembaharuan berdasarkan hasil analisis tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelaksanaan bauran pemasaran 7P sehingga diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya dalam memberikan kepuasan pelanggan di masa yang akan datang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode " Penelitian ini menggunakan alat analisis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen toserba ini didominasi oleh perempuan yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tingkat pendidikan terakhir ialah SMU, sebagian besar responden berpenghasilan antara Rp. 500.001* 1.000.000 per bulan. Jumlah kunjungan yang paling sering adalah satu kali per bulan. Hasil analisis IPA menunjukkan bahwa untuk Kuadran I atribut yang menjadi prioritas utama adalah kualitas barang agribisnis, pengetahuan pramuniaga atas barang yang dijual, perhatian pramuniaga dalam membantu pelanggan, kecepatan transaksi, tanggapan terhadap keluhan, desain dan toko, kenyamanan toko, kebersihan toko dan barang. Atribut*atribut pada Kuadran II yang harus dipertahankan adalah keragaman barang, harga yang ditawarkan, potongan harga, lokasi yang strategis, obral khusus, keramahan dan kesopanan pramuniaga, seragam pramuniaga dan kemudahan pembayaran. Pada Kuadran III yang merupakan prioritas rendah adalah sarana parkir, iklan yang menarik dan aroma ruangan. Pada Kuadran IV yang dinilai berlebihan adalah kualitas barang non agribisnis, merek barang, iklan yang dapat dipercaya, suara ruangan, penerangan toko dam warna ruangan. Berdasarkan hasil analisis CSI diperoleh nilai indeks kepuasan pelanggan yang menunjukkan bahwa pelanggan puas terhadap pelaksanaan bauran pemasaran (7P) di toserba tersebut.

Berdasarkan survei kepuasan pelanggan, maka rekomendasi alternatif strategi bauran pemasaran yang diajukan bagi manajemen toserba antara lain meningkatkan kinerja + , meningkatkan peranan petugas parkir, menyebarluaskan iklan ke tempat*tempat pemukiman masyarakat, memberikan pendidikan setiap satu bulan sekali bagi pramuniaga tentang produk*produk yang dijual, memberikan pembinaan kepada pramuniaga mengenai komunikasi dan

12 hubungan pramuniaga dengan pelanggan, misalnya dengan program ”senyum”, menyediakan kotak saran, serta memperhatikan keadaan bukti fisik sebuah tempat sebelum dijadikan toko.

Siska (2004) melakukan penelitian mengenai Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Terhadap Restoran Padang (Kasus: Restoran Trio Permai Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen, mengkaji proses keputusan konsumen dalam mengkonsumsi hidangan restoran Padang, menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut produk dan layanan, mengkaji loyalitas konsumen dan menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen dengan loyalitas serta hubungan antara kepuasan dan loyalitas. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode ( " ". Penelitian ini menggunakan alat analisis deskriptif,

& ) (IPA) dan Uji Chi*Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga atribut restoran yang harus diprioritaskan antara lain kesejukan ruangan, kenyamanan dan aroma ruang makan. Atribut*atribut yang kepuasan konsumen terhadap kinerja restoran ini ialah kecepatan pelayanan menu, masakan yang siap disajikan, citarasa makanan yang enak, kebersihan masakan dan perlengkapan makan, aroma masakan yang menggugah selera, kemudahan memperoleh restoran, masakan, variasi masakan, pencahayaan ruangan, kebersihan ruang makan, kandungan gizi pada masakan dan kemudahan parkir. Kuadran ketiga (prioritas rendah) berisikan atribut*atribut yang dianggap tidak terlalu penting oleh responden dan pada kenyataannya kinerja restoran juga tidak terlalu baik. Atribut tersebut meliputi pemutaran musik tradisional, pemakaian atribut etnis Minang oleh pramusaji,

dekorasi ruangan yang bernuansa etnis Minang, dekorasi ruangan yang menarik, variasi minuman, variasi sayuran dan kebijakan menetapkan harga murah pada menu. Atribut*atribut yang mempunyai tingkat kepentingan yang rendah tetapi kinerja restoran berada pada tingkat yang tinggi termasuk ke dalam kuadran keempat (berlebihan). Atribut tersebut meliputi kecepatan transaksi pembayaran, layanan restoran selama 24 jam, penampilan pramusaji, keramahan/kesopanan pramusaji serta ketersediaan wastafel, toilet dan mushalla.

Frekuensi terbesar responden makan di restoran Trio Permai adalah satu kali sebulan, yaitu sebanyak 35 persen. Data tersebut menunjukkan bahwa responden telah melakukan pembelian ulang secara rutin terhadap hidangan restoran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa konsumen cukup loyal terhadap restoran ini. Pengurangan frekuensi makan di restoran tersebut merupakan respon konsumen yang rasional terhadap kenaikan harga menu, walaupun demikian dapat dikatakan bahwa konsumen cukup loyal terhadap restoran ini. Hal ini terlihat dari besarnya persentase responden yang mengatakan tetap makan di restoran tersebut (57%). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa konsumen cukup loyal terhadap restoran ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya responden yang termasuk kriteria (76 persen), yaitu responden yang secara teratur makan di restoran tersebut.

Sembiring (2006), meneliti tentang Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses Keputusan Pembelian Makanan di Restoran Bakmi Japos Bogor. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen, menganalisis proses keputusan pembelian konsumen, mengidentifikasi atribut*atribut yang mempengaruhi pembelian di Restoran Bakmi Japos Bogor. Dalam penelitian ini

14

pemilihan sampel menggunakan metode " (sampel tidak

diacak) dengan ". Data yang diperoleh diolah dengan bantuan program komputer , Excel dan SPSS. Alat analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis karakteristik konsumen, tahapan dalam proses keputusan pembelian dan atribut*atribut yang paling ideal menurut konsumen, dengan model analisis sikap multiatribut*fishbein.

Alasan/ motivasi terbesar konsumen berkunjung ke restoran karena sedang lapar dengan tujuan menghilangkan rasa lapar. Mengetahui restoran dari papan nama restoran dengan fokus perhatian terbesar keragaman makanan. Konsumen berkunjung ke restoran karena keragaman makanan/minuman dan tetap membeli makanan sejenis di tempat lain jika restoran tutup. Cara konsumen berkunjung ke restoran tergantung situasi, hari libur dan pada siang hari. Konsumen merasa puas setelah berkunjung dan akan tetap membeli walaupun harga produk naik dan akan melakukan pembelian ulang walaupun harga produk naik.

Dari analisis sikap multiatribut*Fishbein diperoleh atribut yang dianggap paling penting, yaitu atribut kebersihan peralatan makanan serta atribut rasa produk. Sedangkan atribut yang memiliki tingkat kepuasan paling tinggi adalah atribut keramahan pelayanan dan atribut kebersihan peralatan makan.

Nugraha (2004) menganalisis Strategi Pemasaran Pada Restoran Waralaba (Kasus di Bakmi Japos Cabang Bogor). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bauran pemasaran sebagai suatu strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dan penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran, mengidentifikasi faktor eksternal dan internal yang menjadi kekuatan, kelemahan,

peluang serta ancaman dan memberikan alternatif strategi pemasaran bagi Bakmi Japos Cabang Bogor.

Dalam penelitian ini digunakan data sekunder serta data primer untuk mengetahui strategi pemasaran perusahaan saat ini dan penilaian dari konsumen. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bauran pemasaran ( " *), analisis lingkungan internal dan eksternal melalui matriks IFE, EFE, dan IE serta analisis " !

-. %! untuk memberikan alternatif strategi berdasarkan

perpaduan faktor*faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, didapat skor sebesar 3,252 dan matriks EFE mendapat skor sebesar 2,950. pada matriks IE, Bakmi Japos Cabang Bogor saat ini berada pada kuadran IV yang disebut posisi " atau tumbuh dan bina. Alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah strategi intensif dan integratif. Berdasarkan hasil analisis SWOT, perusahaan sebaiknya mencoba melaksanakan alternatif strategi tersebut, khususnya memprioritaskan arah strategi pemasarannya pada bidan kegiatan promosi, yaitu dengan membuat iklan mini pada surat kabar lokal dan membuat spot iklan pendek pada radio lokal serta memberikan informasi pada . Selain itu Bakmi Japos Pusat sebaiknya meninjau kembali peraturan yang dibuat agar lebih fleksibel dalam pelaksanaannya di setiap cabang sehingga strategi yang dijalankan lebih bervariasi mengikuti kondisi lingkungan tempat usahanya.

16

) . . .

Beberapa penelitian dengan berbagai topik telah banyak dilakukan di Restoran Bakmi Japos Bogor. Penelitian terdahulu di lokasi yang sama, lebih banyak meneliti mengenai hubungan faktor*faktor motivasi dengan kepuasan kerja atau efektivitas kerja karyawan. Selain itu juga banyak meneliti mengenai proses keputusan pembelian konsumen, kepuasan pelanggan terhadap

, serta analisis strategi pemasaran.

Pada penelitian ini, topik baru yang akan diangkat adalah mengenai tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap pelaksanaan bauran pemasaran (7P) yang memang belum pernah digali sama sekali di Restoran Bakmi Japos Bogor. Melalui penelitian ini dapat diketahui tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen terhadap variabel*variabel yang merupakan indikator bauran pemasaran (7P) serta hasil akhir berupa rekomendasi strategi bauran pemasaran (7P). Tingkat loyalitas konsumen diukur dengan beberapa pertanyaan yang menunjukkan reaksi konsumen terkait perubahan kebijakan manajemen restoran. Kepuasan konsumen dapat dilihat melalui analisis tingkat kepentingan dan kinerja

Dokumen terkait