• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kulcapi pada ansambel gendang kulcap

Contoh, untuk interval nada mayor dimana: do=C dapat ditulis sbb:

KULCAPI PADA MASYARAKAT KARO 4.1 Eksistensi Kulcapi pada Masyarakat Karo.

4.3. Kulcapi pada ansambel gendang kulcap

69

Secara harfiah Gendang kulcapi memiliki pengertian sebuah ansambel musik yang memainkan melodi utama adalah kulcapi atau biasa juga disebut sebagai gendang telu sendalanen Ansambel musik tersebut terdiri dari (1) Kulcapi/balobat, (2) keteng- keteng, dan (3) mangkok. Dalam ensambel ini ada dua istrumen yang bisa digunakan sebagai pembawa melodi yaitu Kulcapi atau balobat. Pemakaian Kulcapi atau balobat sebagai pembawa melodi dilakukan secara terpisah dalam upacara yang berbeda. Sedangkan Keteng-keteng dan mangkok merupakan alat musik pengiring yang menghasilkan pola-pola ritem yang bersifat konstan dan repetitif.

4.3.1.1 Kulcapi

Kulcapi adalah alat musik petik berbentuk lute yang terdiri dari dua buah senar (two-strenged fretted-necked lute). Dahulu kala senarnya terbuat dari akar pohon aren (enau) namun sekarang telah diganti senar metal. Langkup Kulcapi (bagian depan resonator Kulcapi) tidak terdapat lobang resonator, justru lobang resonator (disebut babah) terdapat pada bagian belakang Kulcapi. Dalam memainkan Kulcapi, lobang resonator (babah) tersebut juga berfungsi untuk mengubah warna bunyi (efek bunyi) dengan cara tonggum, yakni suatu teknik permainan Kulcapi dengan cara mendekapkan seluruh/sebagian babah Kulcapi ke badan pemain Kulcapi

secara berulang dalam waktu tertentu. Efek bunyi Kulcapi yang dihasilkan melalui

tehnik tonggum ini hampir menyerupai efek bunyi echo pada alat musik elektronik pada umumnya.

4.3.1.2 Balobat

Balobat merupakan alat musik tiup yang tebuat dari bambu (block flute). Instrumen ini mirip dengan alat musik recorder pada alat musik barat. Balobat memiliki enam buah lobang nada. Dilihat dari perannya dalam gendang telu sedalanen, balobat memiliki peran yang sedikit atau kurang berperan penting, karena pada sebagian besar

70

penampilan Gendang telu sendalanen biasanya menggunakan Kulcapi pembawa melodi.

4.3.1.3Keteng-keteng

Keteng-keteng merupakan alat musik yang terbuat dari bambu. Bunyi keteng- keteng dihasilkan dari dua buah “senar” yang diambil dari kulit bambu itu sendiri (bamboo idiochord). Pada ruas bambu tersebut dibuat satu lobang resonator dan tepat di atasnya ditempatkan sebilah potongan bambu dengan cara melekatkan bilahan itu ke salah satu senar keteng-keteng. Bilahan bambu itu disebut gung, karena peran musikal dan warna bunyinya menyerupai gung dalam Gendang sarune. Bunyi musik yang dihasilkan keteng-keteng merupakan gabungan dari alat-alat

musik pengiring Gendang sarune (kecuali sarune) karena pola permainan keteng- keteng menghasilkan bunyi pola ritem: gendang singanaki, gendang singindungi, penganak dan gung yang dimainkan oleh hanya seorang pemain keteng-keteng.

Menurut Sempa Sitepu (1982: 192) kemungkinan terciptanya alat musik ini (keteng-keteng) ialah untuk menanggulangi kesulitan memanggil gendang (Gendang Sarune ) dan untuk acara yang tidak begitu besar seperti ndilo tendi (memanggil roh) atau erpangir ku lau, alat tersebut dapat menggantikannya. Balobat digunakan sebagai pembawa melodi menggantikan sarune dalam Gendang sarune

4.3.1.4 Mangkok

Mangkok yang dimaksud dalam hal ini adalah semacam cawan (chinese glass- bowl) yang pada dasarnya bukan merupakan alat musik, namun dalam gendang telu

sedalanen, mangkok tersebut digunakan sebagai instrumen pembawa ritmis. Selain sebagai alat musik, mangkok juga merupakan perlengkapan penting dari guru sibaso (dukun) dalam sistem kepercayaan tradisional Karo. Mangkok tersebut digunakan sebagai tempat air suci atau air bunga atau juga beras dalam ritual tertentu. Ketika mangkok digunakan atau dipakai sebagai alat musik dalam Gendang telu sendalanen

71

biasanya diisi air putih biasa, tujuannya agar bunyi yang dihasilkan mangkok tersebut menjadi lebih nyaring.

4.3.2 Peran Masing-asing Instrumen Gendang Kulcapi

Secara struktur musikal, Gendang kulcapi mengacu kepada struktur musikal Gendang sarune, dimana peran musikalnya dibagi dalam dua bagian penting, yakni satu alat musik sebagai pembawa melodi, yang lainnya sebagai istrumen musik pengiring. Dalam gendang kulcapi, Kulcapi /balobat berperan sebagai alat musik pembawa melodi. Keteng-keteng dan mangkok memiliki peranan sebagai musik pengiring. Namun keteng-keteng sebagai alat musik pengiring memiliki peran yang unik, yakni menghasilkan bunyi imitasi (tiruan) dari bunyi empat alat musik pengiring yang terdapat pada Gendang sarune. Dalam pola permainan alat musik keteng-keteng terdapat sora (“bunyi”) penganak, gung, cak-cak (pola ritem) singanaki dan singindungi. Pola pukulan mangkok merupakan pukulan konstan berulang-ulang mengikuti pola permainan penganak atau gung dalam Gendang sarune

4.3.3 Posisi pemain Gendang Kulcapi

Para pemain Gendang Kulcapi bermain musik dalam posisi duduk. Alat musik Kulcapi dimainkan dengan posisi tangan kanan memangku ujung alat musik sekaligus jari tangan kanan memegang kuis-kuis, yaitu alat petik yang terbuat dari kayu atau kadang-kadang dari tanduk binatang. Sementara tangan kiri memegang kerahong (neck) Kulcapi sekaligus jari-jari tangan kiri berperan menekan senar Kulcapi dalam memainkan melodi. Keteng-keteng dimainkan dengan meletakkan alat musik tersebut di lantai di depan pemain, mangkok juga ditempatkan dalam posisi serupa.

72 BAB V PENUTUP

Berdasarkan uraian-uraian yang elah penulis jelaskan pada bab-bab sebelumnya maka pada bab ini penulis akan mengambil beberapa kesimpulan dari hasil penelitian yang penulis lakukan dan sebagai langkah terakhir penulis akan mabuat saran sebagai penutup tulisan ini.

5.1 Kesimpulan

Awalnya kulcapi hanya dapat dimankan tunggal dan seiring dengan perkembangan perjalanan kulcapi maka kemudian dimainkan pada ansambel dan kemudian dikolaborasikan dengan alat musik keyboard. Sebelumnya kulcapi hanya dimainkan pada upacara ritual saja namun kemudian kulcapi dimainkan pada acara hiburan yakni gendang guro-guro aron yang dulunya diprakarsai oleh Alm. Djasa Tarigan

Alat musik kulcapi sudah sangat jarang ditemukan dilihat dari permintaan masyarakat Karo untuk mengiringi acara hiburan pada berbagai bentuk jenis acara hiburan sebgai contoh gendang guro-guro aron. Namun dalam pembuatannya, kulcapi sudah semakin marak hal ini terlihat dari semakin banyaknya pengrajin/pembuat alat musik tradisional Karo salah satunya kulcapi sebagai refrensi Bapak Pauji Ginting. Untuk itu perlu diadakan sebuah perhatian untuk pengembangan kulcapi lebih dalam lagi.

Dalam proses pembuatan kulcapi mulai dari bahan yang digunakan sampai

dengan peralatannya sangatlah sederhana atau dengan kata lain bisa dijangkau, bahan baku yang dibutuhkan adalah sebuah balok kayu utama biasanya dipakai kayu tualang bisa juga kayu nangka dan kayu tambahan sebagai tutup resonator. Namun perlu sebuah keahlian khusus dalam pembuatannya.

Dalam proses belajar, seorang peminat music kulcapi dapat bermain dengan memainkan teknik dasar kulcapi seperti yang dijelaskan sebelumnya, dan untuk

73

menghasilkan melodi lagu-lagu awal disarankan untuk memainkan lagu-odak-odak versi mayor dan untuk pemahiran melodi perlu keahlian dalam improvisasi agar melodi yang dihasilkan tidak membosankan.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan hanya tinggal beberapa pemain kulcapi yang terjun ke lapangan untuk mengiringi acara hiburan gendang-guro-guro aron yakni : Sorensen Tarigan, Pauji Ginting, Jhon Kadir, Jimmy Sebayang, Jhon Tarigan Baji Sembiring, Bangun Tarigan dan Samudra Ginting. Sedangkan untuk mengiringi upacara ritual erpangir kulau , penulis sendiri belum berani mengungkapkan orang yang tepat semenjak meninggalnya Djasa Tarigan.

5.2 Saran

Adapun saran yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut

1.

Perlu diadakannya sebuah pelatihan pembuatan kulcapi agar

Dokumen terkait