• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1. PENDAHULUAN

2.10.3 Kultur urin

Diagnosis ISK dibuat berdasarkan hasil kultur urin kuantitatif selain bukti piuria dan/atau bakteriuria. Kultur dilaporkan tidak ada pertumbuhan bakteri atau pertumbuhan bakteri tidak signifikan jika kurang dari 104 cfu/ml.

Pertumbuhan bakteri ditemukan pada 104 sampai 105 cfu/ml atau lebih besar dari 105 cfu/ml. Pertumbuhan bakteri tunggal dapat teridentifikasi jika dijumpai lebih besar sama dengan 104 cfu/ml.8,12,13 Spesimen urin harus diambil sesegera mungkin, jika tidak diproses segera maka harus didinginkan untuk mencegah pertumbuhan organisme pada suhu kamar, untuk spesimen yang membutuhkan transportasi harus diangkat di atas es.1Kultur urin menggunakan urin sebanyak 0.01 ml untuk ditanamkan pada agar darah dan agar eosine metilen blue m a iakan diink a i pada 35 C dan dibaca 24 dan 48 jam setelah identifikasi dan hitung koloni bakteri. Kultur urin dikatakan positif jika kultur menunjukkan jumlah koloni yang lebih banyak dari 10 000 pada satu kuman pathogen.18

Sensitifitas kultur darah pada pasien anak dengan ISK sebesar 87%, dan dilaporkan spesifisitas sebesar 92%. Dikarenakan sensitifitas yang tinggi maka jika hasil k l r l m ada maka m ngkin dip rl kan “ p ngo a an k l r” la 24 jam rapi 1

1. Cara pengambilan spesimen urin

Sampel urin pada anak yang tidak mendapat toillete training dikumpulkan dari kateterisasi uretra, aspirasi suprapubik, menggunakan kantong pengumpul urin atau pada anak yang tidak memakai popok di kumpulkan urin yang bersih ketika anak berkemih. Pengumpulan urin pada anak yang sudah mendapat toillete training secara porsi tengah.5

Pedoman Child Health Network (CHN) tahun 2002 hanya merekomendasikan tiga teknik pengambilan sampel urin, yaitu pancar tengah, kateterisasi urin, dan aspirasi suprapubik, sedangkan pengambilan dengan kantung pengumpul urintidak digunakan.48

2. Interpretasi biakan urin

Pengumpulan urin harus dilakukan sebelum memulai antibiotik karena dosis tunggal antibiotik efektif cepat mensterilkan urin. Hasil kultur negatif dari sampel urin yang diambil dari kantung pengumpul urin dapat menyingkirkan ISK namun jika hasilnya positif dianggap tidak berguna.5

Urin umumnya dibiakan dalam media agar darah dan media McConkey. Beberapa bakteri yang tidak lazim menyebabkan ISK, tidak dapat tumbuh pada media yang sering digunakan dan memerlukan media kultur khusus.Interpretasi hasil biakan urin bergantung pada teknik pengambilan sampel urin, waktu, dan kondisi klinis. Semua literatur sepakat pada pengambilan sampel urin dengan aspirasi supra pubik dinyatakan bermakna jika ditemukan kuman dengan jumlah berapa pun. Namun pada cara kateterisasi urin dan urin porsi tengah, terdapat kriteria yang berbeda-beda.

48-50

Menurut Garin dkk pengumpulan urin dengan kateter urin dinyatakan bermakna jika jumlah kuman lebih dari 105CFU/mL urin,47 dan pendapat lain

menyebutkan bermakna jika jumlah kuman lebih dari 50x103CFU/mL.49,51 Paschke dkkmenggunakan batasan ISK dengan jumlah kuman lebih dari 50x 103CFU/mL untuk teknik pengambilan urin dengan porsi tengah/clean catch.50Berdasarkan penelitian Robinson dkk nilai koloni minimum untuk mengidentifikasi ISK pada urin pancar tengah sebesar ≥ 105 CFU/mL, pada p im n ka r rin ar ≥ 5×104 CFU/mL.5

Sebagian besar ISK disebabkan oleh organisme tunggal, kehadiran dua atau lebih organisme biasanya menunjukkan adanya kontaminasi. Kultur urin tidak wajib pada perempuan remaja dengan episode pertama. Pada ISK berulang, gagal terapi, dan anak perempuan dengan pyuria tanpa bakteriuria, pemeriksaan kultur urin dianjurkan.51

2.11. Terapi

Pilihan antimikroba digunakan secara empirik untuk tatalaksana ISK anak.

Antibiotik yang biasa digunakan seperti Penicillin (Ampicillin) yang dapat diberikan secara oral maupun intravena, Ampicillin bersifat bactericidal gram positif dan beberapa gram negatif termasuk E.coli, Proteus spp, dan staphylococcus tetapi tidak efektif untuk golongan Klebsiella. Co-amoxiclav merupakan kombinasi dari amoxicillin dan asam klavulanat, asam klavulanat sendiri tidak memiliki efek klinis sebagai antibakteria. Dosis pemberian co-amoxiclav yaitu 45-60 mg/kgbb/hari dari komponen Amoxicillin.

Cephalosporin merupakan spektrum luas dan antibiotik bakterisidal yang

dapat digunakan secara oral dan intravena. Fluoroquinolon (Ciprofloxacin) merupakan antibiotik spectrum luasterhadap gram positif dan gram negatif yang digunakan untuk ISK atas. Aminoglycoside (Gentamycin) merupakan antibiotik intravena yang efektif terhadap bakteri gram negatif termasuk Pseudomonas, Proteus, dan Staphylococcus. Dosis inisial dari Gentamicin adalah 5-7 mg/kgBB sekali sehari. Nitrofurantoin adalah antibiotik yang diberikan secara oral digunakan untuk ISK bawah, nitrofurantoin yang diberikan dengan konsentrasi rendah bersifat bakteriostatik dan jika diberikan dengan konsentrasi tinggi bersifat bakteriosidal. Nitrofurantoin dapat diberikan pada banyak organisme termasuk E.coli, Staphylococcus saprophyticus, Enterobacter, dan Klebsiella. Trimethoprim merupakan antibiotik bakteriostatik yang digunakan sebagai tatalaksana pilihan pertama dan profilaksis. E.coli, Proteus, Klebsiella, dan Enterobacter selalu menggunakan trimethoprim. Trimethropim dan sulfamethoxazole (co-trimoxazole) sering digunakan secara kombinasi karena memiliki efek yang sinergis, merupakan bakterisidal spektrum luas untuk bakteri aerob gram positif dan gram negatif dengan beberapa bakteri anaerob.52

2.12. Kerangka Konseptual

Gambar 4. Kerangka konseptual Keterangan: : yang diamati dalam penelitian

Sangkaan ISK Invasi

kuman

Gejala klinis Kultur urin

Uji Nitrit Urin

Pewarnaan gram Laboratorium

Negatif Positif

Gram negatif Gram

positif Dipstik urin Urinalisa

Faktor demografis

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan uji diagnostik dengan desain potong lintang untuk mengetahui nilai diagnostik dari uji nitrit urin dan pewarnaan gram terhadap ISK anak.

3.2. Tempat dan waktu penelitian

Tempat penelitian dilakukan di departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara – RSUP H Adam Malik Medan.

Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2017 sampai dengan Juli 2017.

3.3. Populasi dan sampel

Populasitarget pada penelitian adalah anak berusia3 sampai 18 tahun, populasi terjangkau pada penelitian ini adalah anak berusia 3 sampai 18 tahun yang di rawat jalan dan inap di RSUP H. Adam Malik Medan yang didiagnosis sementara dengan ISK. Sampel pada penelitian ini adalah bagian dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dipilih secara consecutive sampling.

3.4. Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel untuk uji diagnostik terhadap satu populasi, yaitu:

√ √

dimana:

n : besar sampel minimal

Po : sensitivitas pewarnaan gram terhadap kultur urin dari literatur diperoleh nilai 0.8817

Pa-Po : clinical judgement, ditetapkan 0,15

Zα : tingkat kepercayaan yang dikehendaki, ditetapkan 95% dengan nilai dalam rumus 1,96

Zβ : kekuatan penelitianditetapkan 85% dengan nilai dalam rumus 1.036 Berdasarkan rumus tersebut, dijumpai besar sampel minimal 53 orang.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 3.5.1. Kriteria inklusi :

1. Usia 3 tahun sampai dengan 18 tahun

2. Pasien dengan rawat jalan dan inap yang diduga ISK.

3. Anak yang kooperatif untuk dilakukan pengambilan urin porsi tengah.

4. Menyetujui informed consent yang diberikan atau bersedia untuk dijadikan sampel penelitian.

3.5.2. Kriteria eksklusi :

1. Dalam pengobatan antibiotik satu minggu terakhir.

2.Dalam pengobatan kortikosteroid.

3. Pasien yang menggunakan kateter urin

3.6. Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) / Informed consent

Semua sampel penelitian akan diminta persetujuan dari orang tua setelah dilakukan penjelasan terlebih dahulu untuk pemeriksaan urin pasien yang diduga ISK. Formulir persetujuan terlampir.

3.7. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah disetujui oleh Komisi Etika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara setelah mendapatkan ethical clearance.

3.8. Cara Kerja

1. Setelah mendapat persetujuan dari komite etika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara untuk melakukan penelitian, penelitian dimulai.

2. Sampel penelitian dipilih secara consecutive sampling sampai jumlah sampel terpenuhi. Pasien dengan indikasi rawat jalan dan inap yang dilakukan pemeriksaan dan penanganan ISK pada anak.

3. Menjelaskan kepada pasien dan atau orang tua tentang prosedur tindakan, tujuan, risiko, dan komplikasi yang mungkin terjadi.

4. Melakukan pengambilan sampel dengan menilai kriteria inklusi dan eksklusi berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik.

5. Masing-masing sampel penelitian ditampung urinnya pada urin porsi tengahdan ditampung dalam dua wadah steril, yaitu satu untuk pemeriksaan nitrit dan wadah steril lainnya untuk kultur urin dan pewarnaan gram. Diperlukan 10 ml urin untuk masing-masing sampel pemeriksaan.

6. Waktu pengambilan sampel urin untuk pemeriksaan rutin yang terbaik adalah pagi hari sesudah bangun tidur, untuk kultur urin bisa diambil sewaktu asalkan sudah lebih dari 4 jam urin terkumpul di kandung kemih.

7. Pengambilan urin dengan cara :

 Pengambilan urin dilakukan oleh pasien atau orang tua setelah

dilakukan edukasi cara pengambilan sampel, sebelum pengambilan sampel cuci tangan dengan bersih.

 Pada anak perempuan : orifisium uretra eksterna dan sekitarnya

dicuci dan dibersihkan dari arah depan ke belakang terlebih dahulu sebanyak 3 atau 4 kali dengan kapas yang dibasahi antiseptik, lalu disiram, dan dikeringkan dengan kasa steril arah depan ke belakang, kemudian bersihkan juga bagian tengah labia ke belakang hingga daerah perinuem, setelah itu keringkan dengan kassa steril.

 Pada anak laki-laki yang belum sunat : tarik preputium dengan satu

tangan kemudian tangan yang lain membersihkan gland penis dengan air, lakukan sebanyak 2 kali, kemudian keringkan dengan kassa steril.

 Pada anak laki-laki yang sudah sunat : bersihkan gland penis dengan air, lakukan 2 kali, kemudian keringkan dengan kassa steril.

 Pegang kedua wadah steril tersebut.

 Biarkan pasien berkemih sedikit diawal, dan jangan ditampung untuk membersihkan uretra dari kontaminasi.

 Setelah urin awal dikeluarkan, ambil sampel urin ditengah-tengah

berkemih (urin porsi tengah) masukan ke dalam wadah tersebut, lebih kurang masing-masing wadah sebanyak 20 ml.

 Setelah mencukupi, urin dibagi kedalam dua wadah, segera tutup kedua wadah tersebut dengan rapat.

 Cuci tangan dan keringkan tangan dan wadah tersebut, kemudian

kedua wadah urin di beri label identitas yang berisi nama, usia, jenis kelamin, tanggal dan jam pengambilan.

 Sampel urin segera dikirimkan ke laboratorium untuk dilakukan

pemeriksaan.

8. Prosedur pemeriksaan uji nitrit urin (dipstik urin)

 Pita dipstikurin dicelupkan sepenuhnya ke dalam botol spesimen selama dua detik.

 Pita dipstik urin diangkat dan kelebihan urin yang menempel di

badan pita dihilangkan dengan cara pita diposisikan horizontal diatas tissue/ kertas.

 Perubahan warna diamati lalu diinterprestasikan sesuai dengan kontrol untuk nitrit yang terdapat pada wadah dipstik urin.

 Pemeriksaan dilakukan dalam 1 jam setelah sampel urin ditampung.

9. Prosedur pewarnaan gram53

 Diambil sedikit urin dengan pipet tetes kemudian teteskan 1 tetes urin diatas objek glass.

 Buat fiksasi preparat dengan cara sampel dioles pada permukaan

object glass, keringkan pada suhu kamar dan panaskan di atas nyala api 3-4 kali dan didinginkan.

 Letakkan sediaan diatas rak pewarnaan.

 Tuang larutan gentian violet diatas sediaan, diamkan selama 5 menit.

 Bilas dengan air mengalir, tuangi dengan larutan lugol, diamkan selama 1 menit.

 Selanjutnya tuangi aseton alkohol hingga warna violet menghilang (±20-45 detik).

 Segera bilas dengan air mengalir, kemudian dituangi dengan larutan cat fuchsin air selama 1 menit.

 Bilas kembali dengan air mengalir, kemudian dikeringkan di udara.

 Lihat di bawah mikroskop pembesaran 100x dengan menggunakan

minyak emersi.

10. Prosedur pemeriksaan kultur urin54

 Lakukan homogenisasi urin dengan cara mengocok urin perlahan secara merata.

 Am il rin anyak 10μl m ngg nakan loop kalibrasi sekali pakai

D po i 10 μl rin k agar Mac-Conkey dan agar dara n k ak ri dan a aro d n k jam r ara m ra a pada k adran I II dan III Ink a i pada 35 C lama 1 -24 jam.

 Lakukan pemeriksaan pertumbuhan, bila sampai 24 jam tidak ada

pertumbuhan, ditunggu sampai 48 jam. Jika tetap tidak ada pertumbuhan, pemeriksaan dinyatakan negatif.Bila tampak pertumbuhan catat jumlah ragam dan jenis koloni, jumlah koloni:

o Pertumbuhan pada kuadran I: 1000 CFU/ml.

o Pertumbuhan pada kuadran II: 10.000 CFU/ml.

o Pertumbuhan pada kuadran III: 100.000 CFU/ml.

11. Data yang terkumpul kemudian dilakukan tabulasi dengan program komputer, disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, analisis data dilakukan untuk menilai besarnysa sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif, nilai duga negatif, akurasi, rasio kemungkinan positif dan rasio kemungkinan negatif.

3.9. Alur Kerja Penelitian

Gambar 5. Alur kerja penelitian

3.10. Identifikasi variabel

Variabel Bebas Skala

 Uji nitrit urin nominal

 Pewarnaan gram nominal

Variabel Terikat Skala

 Infeksi Saluran kemih nominal

Kultur urin

Pengumpulan dan pengolahan data

Pasien rawat jalan dan inapdi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, RSUP H. Adam Malik, Medan

Pasien yang memenuhi kriteria inklusi

Pengambilan sampel urin

Pewarnaan gram Uji nitrit urin

Analisa data

Pengumpulan data, pemeriksaan fisik

3.11. Defenisi Operasional

a. Infeksi Saluran Kemih (ISK): adanya pertumbuhan dan perkembangan bakteri dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna.

Pengertian jumlah bermakna tergantung pada cara pengambilan sampel urin. Bila urin diambil dengan cara porsi tengah, kateterisasi urin, dan urine collector, maka disebut bermakna bila ditemukan k man ≥105 cfu/mL.19,21

b. Sangkaan ISK adalah dijumpainya gejala klinis seperti tidak dapat menahan untuk berkemih (urgensi), disuria (nyeri berkemih), sering berkemih (frekuensi), sulit berkemih, muntah, nyeri perut atau pinggang, nafsu makan menurun, Costovertebral angle tenderness(nyeri ketok sudut kostovertebra).Pada anak kecil demam yang tidak dapat dijelaskan, pada semua rentang usia adanya demam dan anomali kongenital pada saluran kemih.19,21

c. Uji nitrit urin: pemeriksaan untuk mendeteksi adanya bakteri dalam urin (bakteri mengubah nitrat menjadi nitrit, sehingga dalam keadaan normal nitrit tidak terdapat dalam urin, dan uji positif bila terdapat lebih dari 105 mikroorganisme per ml urin). Uji nitrit positif jika dijumpai perubahan warna menjadi merah muda pada dipstik urin dikarenakan nitrit pada suasana asam bereaksi dengan amin aromatik (asam

para-arsanillik atau sulfanilamid) sehingga menimbulkan senyawa diazonium yang kemudian akan bereaksi dengan tetrahidrobenzoquinolin, uji nitrit negatif jika tidak ditemukan perubahan warna pada dipstik urin.40,41

d. Pewarnaan gram: salah satu teknik pewarnaan yang cepat dan digunakan untuk mengidentifikasi adanya bakteri pada sampel dan untuk menggolongkan bakteri tersebut sebagai gram positif atau gram negatif, berdasarkan sifat-sifat kimiawi dan fisik dinding sel-nya.Bakteri gram positif mempertahankan zat pewarna kristal violet sehingga tampak berwarna ungu tua. Bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna kristal violet setelah dicuci dengan alkohol, dan sewaktu diberi zat pewarna tandingannya yaitu dengan zat pewarna air fuchsin atau safranin sehingga tampak berwarna merah.45

e. Kultur Urin: pemeriksaan urin dengan menggunakan urin porsi tengah untuk melihat ada atau tidaknya suatu bakteri di dalam urin dengan cara melihat pertumbuhan dan perkembangan bakteri di media biakan urin, dan ini merupakan baku emas dalam menegakkan diagnosis ISK.

3.12. Rencana Pengolahan dan Analisis Data

Data hasil penelitian ini ditabulasi dan disajikan kedalam tabel distribusi frekuensi. Untuk mengetahui nilai diagnostik uji nitrit urin dan pewarnaan

gram dalam diagnosis infeksi saluran kemih melalui tabel 2x2 dengan menghitung nilai sensitivitas dan spesifisitas, nilai duga positif, nilai duga negatif, akurasi, rasio kemungkinan positif, dan rasio kemungkinan negatif.

Hubungan antara uji nitrit dengan organisme hasil kultur urin dianalisis dengan uji Chi square dengan alternatif uji Fisher’s exact.Analisis dilakukan dengan perangkat lunak statistical package for social science (SPSS) versi 15.0.

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan di RSUP H ADAM MALIK Medan, pada bulan Februari sampai Juli 2017.Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan 60 orang anak diduga ISK, dilakukan pemeriksaan penunjang seperti dipstik urin, pewarnaan gram, dan kultur urin sebagai baku emas penegakkan ISK.

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik sampel

Karakteristik Frekuensi (n = 60)

Jenis kelamin, n (%) Laki-laki

Perempuan

30(50) 30(50) Median usia, tahun (minimum-maksimum) 10 (3-18) Hasil pewarnaan gram, n (%)

Dari tabel 4.1 sampel penelitian memiliki medianusia10 tahun, berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov dijumpai nilai p<0.05, menandakan data tidak terdistribusi normal, dengan proporsi laki-laki dan perempuan seimbang,

terbukti ISK sebesar 37 sampel, proporsi perempuan 21 (56.8%). Dari 60 sampel penelitian didapatkan 37 (61.7%) sampel terbukti ISK. Hasil pewarnaan gram positif 6(10%) dan gram negatif 29(48.3%). Hasil uji nitrit positif 27 (45%) dan uji nitrit negatif 33(55%).

Tabel 4.2 Distribusi organisme penyebab infeksi saluran kemih

Organisme Frekuensi, n (%)

Hasil pemeriksaan kultur urin memperlihatkan bahwa bakteri penyebab ISK yang terbanyak adalah Escherichia coli sebesar 8 sampel, kemudian diikuti Klebsiella pneumoniaesebesar 5 sampel (tabel 4.2)

Tabel 4.3 Distribusi manifestasi klinisinfeksi saluran kemih pada anak

Manifestasi klinis Frekuensi, n (%)

Demam

Manifestasi klinis terlihat pada tabel 4.3, dimana manifestasi klinis yang paling banyak dijumpai pada ISK anak adalah gejala demam sebesar 56.8% Tanda klinis lainnya yang sering dijumpai yaitu disuria dan nyeri perut dengan masing-masing sebesar 24.3%.

Tabel 4.4 Perbandingan hasil uji nitrit dengan hasil kultur urin Uji RKN: rasio kemungkinan negatif, A: akurasi

Dari tabel 4.4 didapatkan sensitivitas uji nitrit sebesar 64.8%, spesifisitas 86.9%, dengan nilai akurasi sebesar 73.3% terhadap kultur urin.

Tabel 4.5 Perbandingan hasil pewarnaan gram dengan hasil kultur urin RKN: rasio kemungkinan negatif, A: akurasi

Pada tabel 4.5 didapatkan sensitivitas pewarnaan gram sebesar 94.5%, spesifisitas 100%, dengan nilai akurasi sebesar 96.6% terhadap kultur urin.

Tabel 4.6 Hubungan uji nitrit terhadap organisme hasil kultur urin

Nitrit organisme hasil kultur dengan menggunakan uji Fisher’s exact. Dijumpai nilai p = 0.014 yang menandakan adanya hubungan yang signifikan secara statistik dengan nilai PR 14.375 (95% CI (1.452-142.351).

BAB 5 PEMBAHASAN

Infeksi saluran kemih umumnya sering terjadi pada anak-anak.Tanda dan gejala yang dijumpai pada anak yang lebih kecil meliputi demam, urin berbau busuk, hematuria, nyeri perut atau pinggang, dan tidak bisa menahan berkemih. Pada usia sekolah, gejala mirip dengan dewasa, meliputi disuria, frekuensi, atau urgensi. Pada pemeriksaan fisik dapat dijumpai tanda yang tidak spesifik seperti adanya nyeri ketok kostovertebral atau nyeri suprapubik.3Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan urin terhadap anak yang memiliki gejala ISK. Demam merupakan manifestasi klinis yang banyak di jumpai pada penelitian ini, diikuti tanda klinis berupa disuria dan nyeri perut.

Etiologi ISK anak tersering adalah bakteri gram negatif. Organisme terbanyak yang diisolasi adalah E.Colisebesar 85%.Organismelainnya sepertiKlebsiella, Proteus, Enterobacter, Citrobacter, dan Pseudomonas serta bakteri gram positif jarang dijumpai. Bakteri gram positif yang dapat menyebabkan ISK adalah Enterococcus Sp dan Staphylococcus sp.3,55 Pada penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya dimana dijumpai organisme penyebab ISK terbanyak adalahE.coli diikuti Klebsiella pneumonie dan Enterococcus faecalis.

Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung pada usia, ras, dan jenis kelamin, dimana pada anak perempuan lebih sering terjadi dibanding anak laki-laki. Menurut AAP tahun 2011, kejadian ISK pada anak perempuan sebesar 8% dan anak laki-laki 2%.Angka kejadianISKsebagian besar tidak berubah mulai dariusia6 sampai 16tahun, dengan angka kejadian tahunan0.7% sampai 2.3%untuk anak perempuan dan0.04% sampai 0.2%

untukanak laki-laki.25,29 Di Indonesia, risiko ISK pada anak sebelum pubertas sebesar 3% sampai 5% pada perempuan dan 1% sampai 2% pada anak laki-laki.21 Prevalensi ISK pada anak berkisar 3% sampai 73%, namun beberapa penelitian mengambil nilai 20%.11Anak perempuan lebih sering terdiagnosis ISKdibandingkan anak laki-laki pada usia di atas 2 tahun. Pada penelitian ini didapatkan jumlah anak perempuan yang menderita ISK lebih banyak yaitu sebesar 56.8% dari keseluruhan sampel yang terbukti ISK.

Perhatian utama dari pengambilan sampel urin adalah penanganan yang tidak tepat, dapat meningkatkan risiko kontaminasi sehingga menyebabkan diagnosis dan terapi yang berlebihan dari ISK.Pengambilan urin dengan kateter urin sering menyebabkan hasil positif palsu dikarenakan adanya kontaminasi bakteri sehingga hasilnya harus dikonfirmasi dengan hasil pengambilan urin secara suprapubik atau kateter lepas. Pada anak diatas 2 tahun biasanya sudah bisa diambil urin porsi tengah.55 Penelitiandi Perancis menyimpulkan bahwa pengambilan sampel urin secara langsung,

lebih baik dibandingkan kateter urin.6Penelitian di New York juga menyimpulkan bahwa sampel urin porsi tengah lebih sedikit berpotensi terkontaminasi bakteri dan disarankan untuk membuangsejumlah urin saat awal pengambilan sampel.56Penelitian di Spanyol pada tahun 2012 memperkenalkan konsep pengumpulan urin dengan metode urine porsi tengah.55Referensi standar diagnosis ISKjika dijumpai organisme pada hasil kultur dari spesimen aspirasi suprapubik lebih dari 103 cfu/ml, pada kateter urin dijumpai lebih dari 104 cfu/ml, atau jika dijumpai organisme pada urin porsi tengah lebih dari 105 cfu/ml.3 Beberapa penelitian sebelumnya menyimpulkan sensitivitas dari cara pengambilan sampel urin porsi tengah dengan dilakukannyapembersihan terlebih dahulu pada daerah genital, didapatkan hasil sebesar 98% sampai 100%, sedangkan untuk spesifisitasnya memiliki nilai 71% sampai 97%.57 Mengingat sensitivitas dan spesifisitas urin porsi tengah yang cukup baik, disamping juga dengan mempertimbangkan kenyamanan penderita, mengurangi trauma, dan kemudahan pada pengambilan sampel,maka pengumpulan urin pada penelitian ini dilakukan dengan cara pengambilan urin porsi tengah dengan pembersihan daerah genital terlebih dahulu.

Pemeriksaan dipstik urin dan urinalisis tidak dapat menggantikan kultur urin sebagai baku emas dalam menegakkan ISK. Untuk mengetahui adanya nitrit pada urin, setidaknya urin harus ditahan pada kandung kemih selama

minimal 4 jam. Pada uji nitrit negatif belum tentu menyingkirkan diagnosis ISK, namun jika hasil uji nitrit positif maka ini sangat membantu menegakkan diagnosis ISK.Penapisan lain untuk mendeteksi adanya bakteriuria dengan pemeriksaan pewarnaan gram dari spesimen urin, dimana pewarnaan gram tidak signifikan mengubah spesifisitas ISK.3

Penelitian di Indonesia tahun 2013 menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas pewarnaan gram sebesar 88% dan 100%.17 Sensitivitas uji nitrit menurut AAP tahun 2011 sebesar 15% sampai 82%, sedangkan spesifisitas sebesar 90% sampai 100%, untuk nilai sensitivitas dan spesifisitas pewarnaan gram sebesar 81% dan 83%.1 Penelitian di Dallas tahun 2011

Penelitian di Indonesia tahun 2013 menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas pewarnaan gram sebesar 88% dan 100%.17 Sensitivitas uji nitrit menurut AAP tahun 2011 sebesar 15% sampai 82%, sedangkan spesifisitas sebesar 90% sampai 100%, untuk nilai sensitivitas dan spesifisitas pewarnaan gram sebesar 81% dan 83%.1 Penelitian di Dallas tahun 2011

Dokumen terkait