BAB II LANDASAN TEORI
2.1.1 Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang akan diterapkan di Indonesia. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dikembangkan untuk meningkatkan soft skill dan hard skill yang berupa sikap, ketrampilan, dan pengetahuan (Fadillah, 2014:16). Pendapat lain mengatakan bahwa Kurikulum 2013 menekankan pada perkembangan peserta didik pada aspek kemampuan untuk melakukan tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga nanti hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik itu sendiri (Mulyasa, 2013:68). Hidayat (2013) mengemukakan bahwa Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas komprehensif, yaitu bukan hanya cerdas secara intelektual saja melainkan juga mampu mengolah kecerdasan dalam emosi dan spiritual. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang ditujukan untuk meningkatkan sikap, pengetahuan dan pengetahuannya untuk mengolah keserdasan emosi dan spiritualnya.
Kurikulum 2013 memiliki kekhasan berkaitan dengan pendidikan karakter, tematik integratif, serta menggunakan pendekatan saintifik. Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
2.1.1.1 Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut (Zubaedi, 2012:191). Kompomen yang dimaksud adalah isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan kegiatan, pemberdayaan sarana dan prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga sekolah. Wibowo (2013) menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan sikap luhur kepada peserta didik, sehingga kedepannya, peserta didik dapat memiliki karakter yang luhur dan menerapkannya serta dapat mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari. berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan proses pembelajaran untuk membentuk keperibadian peserta didik secara bertahap agar peserta didik dapat mengamalkan sikap-sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar dapat mengambil keputusan baik atau buruk sehingga pada
akhirnya mereka dapat memelihara apa yang baik dan dapat merealisasikan kebaikan dalam tindakan sehari-hari yang nyata (Samani & Hariyanto, 2013:45). Agar memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan pendidikan maka Kemendiknas (2014) telah merumuskan 25 nilai yang bersumber dari agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional yaitu, 1) kereligiusan, 2) kejujuran, 3) kecerdasan, 4) tanggung jawab, 5) kebersihan dan kesehatan, 6) kedisplinan, 7) tolong-menolong, 8) berpikir logis, kritis, dan kreatif, 9) kesantunan, 10) ketangguhan, 11) kedemokratisan, 12) kemandirian, 13) keberanian mengambil resiko, 14) berorientasi pada tindakan, 15) berjiwa kepemimpinan, 16) kerja keras, 17) percaya diri, 18) keingintahuan, 19) cinta ilmu, 20) kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, 21) kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, 22) menghargai karya dan prestasi orang lain, 23) kepedulian terhadap lingkungan, 24) nasionalisme, dan 25) menghargai keberagaman. Dalam penelitian ini, nilai pendidikan yang dapat diterapkan adalah kejujuran, berpikir logis, kritis dan kreatif, percaya diri dan menghargai keberagaman.
2.1.1.2 PendekatanTematik Integratif
Pendekatan tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pembelajaran kedalam berbagai tema (Majid, 2014:122). Penggunaan tema dimaksudkan agar peserta didik mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pembelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik.
Pembelajaran tematik integratif memiliki karakteristik sebagai berikut (Majid, 2014:126):
1. Berpusat Pada Peserta Didik
Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik, hal ini disesuaikan dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. guru berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. Dengan pengalaman langsung ini peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang nyata sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik, pemisahan antar mata pembelajaran tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan peserta didik.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pembelajran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu `proses pembelajaran. dengan demikian, peserta didik mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat Fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat fleksibel dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari suatu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya. Selain itu, guru dapat mengaitkan satu mata pembelajaran dengan kehidupan peserta didik dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan peserta didik berada. 6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
2.1.1.3 Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik merupakan ciri khas dari kurikulum 2013, karena inti kegiatan pembelajaran bertumpu pada proses 5M yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomuikasikan. Yani (2013:125) mengungkapkan bahwa ada beberapa langkah yang menjadi ciri khas pendekatan saintifik meliputi:
1. Mengamati
Merupakan kegiatan yang dilakukan melalui kegiatan observasi lingkungan, menonton video, mengamati gambar, membaca tabel/ grafik data, membaca teks bacaan, dan menyimak cerita
2. Menanya
Merupakan kegiatan peserta didik untuk menyatakan secara eksplisit dan rasional apa yang ingin diketahuinya. Kegiatan yang dilakukan peserta didik yaitu bertanya kepada guru, narasumber, dan kepada peserta didik lainnya. 3. Menalar
Merupakan kegiatan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiakan beragam peristiwa untuk kemudian memasukkannya menjadi penggalan memori yang dimiliki peserta didik.
4. Mencoba
Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan.
5. Mengkomunikasikan
Merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik setelah menapatkan hasil pekerjaan yang dibuat secara pribadi maupun kelompok.
Berdasarkan kelima langkah tersebut diharapkan peserta didik mampu aktif bertanya dan menyelesaikan masalah melalui kegiatan pembelajaran yang mereka dapatkan. Kekhasan pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 salah satunya yaitu pendekatan tematik integratif yaitu adanya pengintegrasian mata pembelajaran kedalam berbagai tema. Pembelajaran dengan menggunakan tema akan membantu peserta didik dalam mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.