• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

1. Kurikulum SD 2013

KBK dan KTSP yang dalam penyusunannya menggunakan pendekatan

tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter dan penilaian

otentik dalam meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.

2. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang difokuskan pada pembentukan

kepribadian agar mampu membedakan mana yang baik dan mana yang benar

agar sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila demi terciptanya generasi

penerus bangsa berakhlak mulia.

3. Pendekatan tematik integratif adalah pembelajaran menggunakan tema untuk

mengaitkan beberapa mata pelajaran dan juga berbagai aspek seperti kognitif,

afektif dan psikomotorik sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang

bermakna bagi siswa.

4. Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang melibatkan siswa

secara aktif dalam memahami dan mengenal berbagai materi melalui langkah

mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring juga

mengembangkan ketiga aspek yakni sikap, keterampilan dan pengetahuan.

5. Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui

diperleh dari keadaan peserta didik dan mencakup 3 aspek yakni sikap,

keterampilan dan pengetahuan.

6. Perangkat Pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian

(RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari LKS, media pembelajaran,

Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan

rubrik penilaian.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1. Komponen RPPTH yang disusun lengkap, yang terdiri dari:

a) Identitas RPPTH terdiri dari:

1) sekolah yaitu nama satuan pendidikan

2) identitas muatan pelajaran terkait

3) tema/subtema;

4) kelas/semester;

5) pembelajaran keberapa;

6) alokasi waktu;

b) Kompetensi Inti terdiri dari KI 1,2,3 dan 4

c) Kompetensi Dasar dan Indikator setiap Kompetensi Inti

d) Tujuan Pembelajaran mencakup semua ranah (pengetahuan,

keterampilan, sosial, spiritual)

e) Materi Pembelajaran mencakup materi pokok setiap muatan

f) Pendekatan dan Metode Pembelajaran

g) Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

h) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran yang terdiri dari kegiatan

i) Penilaian mencakup teknik penilaian, instrumen, dan pedoman

penskoran.

j) Lampiran- lampiran.

2. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi

siswa (intelektual, keterampilan, dan karakter). Hal tersebut dapat dilihat

pada perumusan indikator setiap pembelajaran yang mencakup aspek

intelektual, keterampilan, dan karakter. Pada aspek karakter terbagi menjadi

dua ranah yaitu sikap sosial dan spiritual.

3. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. Pendekatan tematik

integratif adalah pembelajaran tematik terpadu yang memadukan beberapa

mata pelajaran menggunakan tema sebagai pemersatu dengan

mengintegrasikan konteks hasil belajar, pengalaman belajar, dan konten

belajar, sehingga dapat memberikan pembelajaran bermakna kepada peserta

didik.

4. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan pendekatan

saintifik. Pendekatan saintifik dalam pembelajaran bertujuan untuk

mengembangkan dan mengasah dimensi keterampilan siswa dalam kegiatan

mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk

jejaring/mengkomunikasikan atau dapat menghubungkan keterkaitan pada

semua mata pelajaran.

5. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik

adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif mulai dari input,

proses, sampai output dari kegiatan pembelajaran yang bermakna secara

dan pengetahuan. Penilaian otentik ini menilai hasil belajar peserta didik

untuk ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dapat dinilai dengan

penilaian tes maupun non tes.

6. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD. Penyusunan perangkat

pembelajaran ini mengacu pada kaidah bahasa yang baik dan benar sesuai

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka

1. Kurikulum SD 2013

Kurikulum pada dasarnya berkembang sejalan dengan perkembangan yang

terjadi dalam dunia pendidikan. Pengembangan kurikulum ini juga dilakukan

untuk memperbaiki sistem pendidikan. Perbaikan kurikulum untuk

memperbaiki sistem pendidikan merupakan hal yang wajar, dikarenakan

perkembangan alam manusia terus berubah. Namun, dalam menentukan

sistem yang baru diharapkan para pembuat kebijakan jangan asal main rubah

saja melainkan harus menentukan terlebih dahulu kerangka, konsep dasar

maupun landasan filosofis yang mengaturnya, Kurniasih (2014:1).

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan terhadap kurikulum yang telah

dirintis tahun 2004 yaitu KBK lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 KTSP.

Zaman sudah semakin berkembang, berbagi macam tantangan zaman mesti

dijawab dan dicegah. Oleh karena itu, kurikulum diharapkan mampu

menjawab tantangan zaman yang terus berubah. Menurut Nuh (2014: 7)

melalui pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis

kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, dan

masyarakatnya memiliki nilai tambah ( added value) , dan nilai jual yang bisa

ditawarkan kepada orang lain dan bangsa lain di dunia, sehingga kita bisa

bersaing, bersanding, bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam

sikap dan kemampuan menghadapi perkembangan zaman dan tuntutan

teknologi.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan karakteristik sebagai berikut: a)

mengembangkan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas,

kerjasama dengan kemampuan pengetahuan dan keterampilan secara

seimbang. b) Memberikan pengalaman belajar ketika siswa menerapkan apa

yang telah dipelajari di sekolah kepada masyarakat dan memanfaatkan

masyarakat sebagai sumber belajar secara holistik. c) Mengembangakan

sikap, pengetahuan dan keterampilan serta menerapkan dalam

bermacam-macam situasi di sekolah ataupun masyarakat. d) Memberikan waktu yang

cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai aspek kognitif, psikomotor

dan sikap. e) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas

yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran. f)

Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian kompetensi dasar,

dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan

untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti. g)

Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif saling

memperkuat dan memperkaya antar muatan pelajaran dan jenjang pendidikan

(Permendikbud, 2013: 3).

a. Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Kurikulum memiliki pengertian dalam konteks pendidikan yaitu

alat dan bahan untuk belajar oleh siswa yang harus ditempuh oleh

siswa dari awal hingga akhir program pelajaran di sekolah. Menurut

disajikan oleh satu lembaga pendidikan tertentu. Kurikulum tentu

berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan dunia pendidikan.

Indonesia sudah mengalami perubahan kurikulum berkali-kali dan

yang baru saja kita kenal adalah Kurikulum 2013.

Pada dasarnya Kurikulum 2013 ini merupakan penyempurnaan

dari kurikulum KBK dan KTSP. Pengembangan kurikulum ini

dikuatkan dengan beberapa alasan yakni adanya tantangan-tantangan

yang mesti di hadapi baik itu secara internal maupun eksternal.

Tantangan internal yang harus di hadapi ialah tuntutan pendidikan

yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi

Standar Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana, Standar

Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses,

Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Kelulusan. Tantangan

yang pertama ini mendorong agar segera dilaksanakan berbagai

macam kegiatan yang dapat mendukung tercapainya ke delapan

standar tersebut.

Tantangan internal lainnya yakni terkait dengan faktor

perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk

usia produktif. Tantangan yang kedua berkaitan dengan perkembangan

penduduk. Perkembangan penduduk yang sedemikian pesatnya apabila

dibimbing dengan baik tentu akan tercipta begitu banyak sumber daya

manusia yang berkualitas dan dapat mendukung pembanguan di

bangsa kita . Akan tetapi apabila tidak diperhatikan tentu akan menjadi

dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia

usia produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi

sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan

melalui pendidikan agar tidak menjadi beban (Kemendikbud, 2013:

1-2).

Tantangan yang harus dihadapi adalah tantangan eksternal.

Tantangan eksternal antara lain tantangan menyangkuti masa depan

yakni arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah

lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan

industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat

internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat

dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri

dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade

Organization (WTO), Association of Southeast Asian Nations

(ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC),

dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait

dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas

teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.

Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in

International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga

menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak

menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan

yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum

Indonesia. Selain itu tantangan eksternal juga berkaitan dengan

kompetensi masa depan yakni kemampuan berkomunikasi,

kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan

segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara

yang bertanggungjawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan

toleran terhadap pandangan yang berbeda, kemampuan hidup dalam

masyarakat yang mengglobal, memiliki minat luas dalam kehidupan,

memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasaan sesuai dengan

bakat/ minatnya, memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.

Tantangan eksternal lain yang berkaitan dengan persepsi

masyarakat yakni terlalu menitik beratkan pada aspek kognitif, beban

siswa terlalu berat, kurang bermuatan karakter. Tantangan eksternal

berkaitan dengan Perkembangan Pengetahuan dan Pedagogi yakni

neurologi, psikologi, Observation based (discovery learning) dan

Collaborative Learning. Tantangan eksternal yang terakhir adalah

fenomena negatif yang mengemuka perkelahian pelajar, narkoba,

korupsi, plagiarisme, kecurangan dalam ujian, gejolak masyarakat.

Melihat tantangan eksternal yang begitu banyak diharapkan kurikulum

yang baru tidak hanya menutut intelektual yang bagus akan tetapi

pembenahan sikap dan keterampilan sangatlah penting. Intelektual

yang bagus didukung dengan skill dan sikap yang baik sangat

mendukung perkembangan bangsa menghadapi dunia di masa

Perkembangan Kurikulum 2013 setidaknya dapat membantu

peserta didik menghadapi masa depan, mengatasi tantangan-tantangan

internal maupun eksternal. Terlihat pada tabel bahwa dengan

Kurikulum 2013 dilakukan 4 langkah untuk mengatasi tantangan

eksternal dan internal. Salah satunya adalah penyempurnaan pola pikir.

Pola pikir sangat berpengaruh terhadap apa yang akan terjadi pada

masa yang mendatang lebih khusus dalam dunia pendidikan. Oleh

karena itu, sangat diperlukan penyempurnaan pola pikir misalnya

menggunakan media lebih dari satu pada saat melaksanakan kegiatan

belajar mengajar. Penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum

dapat dilihat di Tabel 1. Iswindarti, (2014 : 31)

Tabel 1. Penyempurnaan Pola Pikir Kurikulum No. KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

1. Standar Kompetensi Lulusan

diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan

diturunkan dari kebutuhan

2. Standar Isi dirumuskan

berdasarkan Tujuan Mata

Pelajaran (Standar

Kompetensi Lulusan Mata

Pelajaran) yang dirinci

menjadi Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar Mata

Pelajaran

Standar Isi diturunkan dari

Standar Kompetensi Lulusan

melalui Kompetensi Inti yang

3. Pemisahan antara mata

pelajaran pembentukan sikap,

pembentukan keterampilan,

dan pembentukan

pengetahuan

Semua mata pelajaran harus

berkontribusi terhadap

pembentukan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan

4. Kompetensi diturunkan dari

mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari

kompetensi yang ingin dicapai

5. Mata pelajaran lepas satu

dengan yang lain, seperti

sekumpulan mata pelajaran

terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh

Kompetensi Inti (tiap kelas)

Pada Kurikulum 2013 terdapat 4 elemen perubahan yaitu SKL

(Standar Kompetensi Kelulusan), Standar Proses, Standar Isi dan Standar

Penilaian. Adapun elemen perubahan tersebut dapat dilihat pada table 3 .

(Iswindarti, 2014 : 31)

Tabel 2. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

ELEMEN

DESKRIPSI SD

Kompetensi

Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills

dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi

sikap, keterampilan, dan pengetahuan

Kedudukan mata

pelajaran (ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari

dikembangkan dari kompetensi.

Pendekatan (ISI)

Kompetensi dikembangkan melalui:

Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran

Struktur

Kurikulum (Mata

Pelajaran dan

alokasi waktu)

ISI

- Holistik dan integratif berfokus kepada alam,

sosial dan budaya

- Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan

sains

- Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6

- Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat

perubahan pendekatan pembelajaran

Proses

pembelajar-an

- Standar proses yang semula terfokus pada

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi

dengan mengamati, menanya, mengolah,

menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan

mencipta.

- Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi

juga di lingkungan sekolah dan masyarakat

- Guru bukan satu-satunya sumber belajar.

- Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi

melalui contoh dan teladan

Tematik dan terpadu

Penilaian

- Penilaian berbasis kompetensi

- Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur

menuju penilaian otentik (mengukur semua

kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)

- Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan)

yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada

posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal

(maksimal)

- Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga

pada kompetensi inti dan SKL

- Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat

siswa sebagai instrumen utama penilaian

Ekstrakurikuler

- Pramuka (wajib)

- UKS

- PMR

- Bahasa Inggris

Dilihat dari bagan elemen perubahan di atas dapat di tarik

kesimpulan bahwa Kurikulum 2013 mengatur ulang Standar Nasional

Pendidikan yang telah berlaku sehingga menjadi penyempurnaan bagi

pendidikan Nasional.

b. Penguatan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter merupakan bagian penting dan tidak dapat

dipisahkan dalam sistem pendidikan. Pendidikan karakter dapat

menempatkan diri sesuai dengan ajaran, aturan, nilai dan moral yang

berlaku dalam masyarakat. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional tahun 2003 Pasal 1 dinyatakan bahwa tujuan pendidikan

nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki

kecerdasaan, kepribadian, dan akhlak mulia. Berdasarkan pernyataan

di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan di Indonesia tidak hanya

fokus pada kemampuan intelektual akan tetapi juga pendidikan

Indonesia mampu melahirkan generasi yang mempunyai karakter dan

pribadi yang baik.

Pendidikan karakter yang dicanangkan pemerintah setidaknya

dapat membantu membawa perubahan bagi karakter anak bangsa yang

akhir-akhir ini coreng-moreng dengan berbagai macam peristiwa,

seperti penggunaan NAPZA, hubungan seksual pranikah, aborsi,

perkelahian, tawuran, kekerasaan, kriminalitas remaja, radikalisme,

korupsi dan sebagainya. Begitulah kenyataan yang terjadi pada bangsa

kita akhir-akhir ini, tentu hal ini sungguh di sayangkan. Fakta yang

terjadi semakin menggambarkan kekaburan visi dan kelemahanan

karakter bangsa. Akibat ini beban nasional semakin bertambah,

persoalan internal pada bangsa kita ini seperti kemiskinan,

pengangguran, kebodohan, korupsi, kerusakan lingkungan hidup

semakin berat bebannya di tambah lagi dengan persoalan eksternal

seperti intervensi kepentingan asing dan dampak krisis global yang

Melihat kenyataan yang semakin merusak karakter bangsa

cerminan bagi kita bahwa harus ada penyelesaian dari semua ini. Hal

ini jika dibiarkan tentu sangat merugikan bangsa kita. Rendahnya

karakter bangsa ini, menunjukan betapa pentingnya pendidikan

karakter itu ditanamkan sejak dini. Kita harus bersama-sama berusaha

dan membentuk karakter melalui pendidikan karakter. Pendidikan

karakter yang dimaksudkan adalah pendidikan bagi kaum pelajar,

mahasiswa, dan masyarakat umum (Salahudin, 2013: 31).

Pendidikan karakter ini ditekankan pada pelajar karena mereka

adalah generasi penerus bangsa. Mereka merupakan aset masa depan

bangsa kita. Mereka harus disiapkan secara matang baik intelektual,

sikap maupun skillnya. Mereka harus ditempa sebagai persiapan

pemimpin di masa yang akan datang, yang tentunya berkarakter kuat

dan mampu memberi teladan bagi rakyatnya. Bila karakter mereka

diabaikan, kegagalan akan semakin lama dialami bangsa kita, karena

bangsa tidak akan ada apa-apanya bila dipimpin oleh mereka manusia

berkarakter buruk dan korup.

Melalui pendidikan dapat membantu peserta didik berkarakter.

Menurut Salahudin (2013: 45) pendidikan karakter merupakan usaha

sekolah yang dilakukan bersama oleh semua warga sekolah melalui

semua kegiatan sekolah untuk membentuk akhlak, watak atau

kepribadian peserta didik melalui berbagai kebaikan (virtues) yang

terdapat dalam ajaran agama. Jadi berbagai macam usaha yang

karakter anak bangsa yang baik. Jadi pendidikan karakter adalah

pendidikan yang difokuskan pada pembentukan kepribadian agar

mampu membedakan mana yang baik dan mana yang benar agar

sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila demi terciptanya generasi

penerus bangsa berakhlak mulia.

Pendidikan karatkter harus kuat karena sesungguhnya jika

dikaitkan dengan falsafah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

mengembangkan karakter peserta didik agar mampu memwujudkan

nilai luhur Pancasila. Adapun fungsi pendidikan karakter menurut

(Salahudin, 2013: 43 ) adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan potensi dasar, agar berhati baik, berpikiran

baik, dan berperilaku baik.

2. Perbaikan perilaku yang kurang baik dan penguatan perilaku

yang sudah baik.

3. Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur

Pancasila.

Berdasarkan fungsi di atas dapat disimpulkan betapa

pentingnya penguatan pendidikan karakter. Pendidikan karakter ini

sangat berpengaruh besar pada pembentukan generasi penerus

berakhlak mulia. Generasi yang tidak hanya kuat secara intelektual

tetapi bagus pada sikap dan keterampilannya.

c. Pendekatan Tematik Integratif

Kurikulum baru yang mulai diterapkan atau biasa kita sebut

integratif. Pada pembelajaran tematik integratif ini, siswa tidak lagi

belajar menurut bidang studi seperti Ilmu Pengetahuan Alam dan

Sosial, Matematika, Bahasa Indonesia dan sebagainya. Akan tetapi,

pada pembelajaran ini siswa belajar menurut tema yang sudah

ditentukan. Tema yang sudah ditentukan itu sudah mencakup mata

pelajaran-mata pelajaran di sekolah. Belajar menggunakan tema

mengharapkan anak mampu lebih baik melakukan observasi, bertanya,

bernalar, dan mengkomunikasikan materi apa yang sudah mereka

belajar. Selain itu, pada pembelajaran tematik integratif ini juga

mampu meningkatkan pengetahuan pada siswa mengenai keterkaitan

setiap pelajaran. Jadi, dalam hal ini siswa dapat mengaitkan beberapa

mata pelajaran, misalnya bahasa Indonesia dengan IPA atau pun

sebagainya. Pembelajaran tematik integratif ini menggunakan prinsip

pembelajaran terpadu pada pelaksanaanya. Pembelajaran terpadu ini

merupakan salah satu model pembelajaran yang menggabungkan

beberapa pokok bahasaan. Pembelajaran terpadu pada hakekatnya

adalah sebuah sistem yang mengaktifkan siswa dalam menemukan

sendiri konsep dari materi yang mereka pelajari dan membuat

pelajaran semakin bermakna.

Salah satu jenis pembelajaran terpadu yaitu model webbed atau

model pembelajaran terpadu model tematik. Model ini menggunakan

tema sebagai pengait beberapa mata pelajaraan sehingga membuat

pembelajaran semakin bermakna. Model ini sama halnya dengan

2013, metode tematik integratif ini menyampaikan materi ajar dalam

bentuk tema yang sudah mengintegrasikan seluruh mata pelajaran.

Menurut Ahmadi (2014: 77) melalui pendekatan tematik integratif ini

diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan

pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan

lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam

menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki

masa depan yang lebih baik. Pada dasarnya pembelajaran

menggunakan pendekatan tematik integratif ini sangat baik karena

siswa tidak hanya memahami satu bidang studi saja akan tetapi,

dengan menggunakan tema mereka dapat memahami konsep dan dapat

memahami keterkaitan antar bidang studi.

Menurut Ahmadi (2014: 84) Pendekatan Integratif yang

dicanangkan tidak jauh dari pembelajaran yang berpusat pada peserta

didik (student centered) yaitu peserta didik lebih banyak

mengembangkan keterampilan, memproses pemerolehan, mengamati/

mengobservasi, membuat hipotesis,merencanakan penelitian,

mengendalikan variabel, menafsirkan data, menyusun kesimpulan,

membuat prediksi, menerapkan, mengkomunikasikan/

mempresentasikan. Pendekatan yang berpusat pada siswa tentunya

sangat membawa dampak positif bagi pemahaman siswa. Pendekatan

seperti ini akan mengaktifkan siswa, sehingga siswa sendiri yang

menemukan konsep dari materi yang dipelajarinya. Peran guru di sini

memberi umpan balik. Situasi seperti ini dapat mendukung terciptanya

manusia Indonesia yang mandiri, karena tidak terjadi lagi model

tradisional seperti dulu. Model tradisional yang hanya mengaktifkan

guru dan mempasifkan siswa.

Pembelajaran tematik integratif menjembatani siswa untuk secara

mandiri mencari tahu apa yang menjadi pertanyaannya dan apa yang

ingin dibuktikannya. Ahmad (2014: 91) memaparkan beberapa hal

yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran tematik integratif,

yaitu (1) pembelajaran tematik integratif dimaksudkan agar

pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan utuh, (2)

dalam pelaksanaan pembelajaran tematik integratif perlu

mempertimbangkan alokasi waktu untuk setiap topik, banyak

sedikitnya bahan yang tersedia di lingkungan, (3) pilihlah tema yang

terdekat dengan siswa, (4) lebih mengutamakan kompetensi dasar yang

akan dicapai dari tema tersebut. Oleh karena itu, pendekatan tematik

integratif ini tidak hanya berpusat pada siswa namun, dalam pemilihan

tema juga dibutuhkan kerja sama antara guru dan siswa. Guru dan

siswa bersama-sama memilih tema. Tema yang dipilih tentunya harus

dekat dengan lingkungan siswa. Tema yang dipilih juga memberikan

keuntungan yakni siswa belajar dengan memusatkan perhatiannya pada

tema tertentu, siswa mempelajari berbagai pengetahuan dan

mengembangkan kompetensi dasar antara mata pelajaran dalam satu

Berdasarkan pembahasaan di atas para ahli mendefenisikan

pendekatan tematik integratif ini. Menurut Daryanto (2014: 3)

pembelajaran tematik diartikan sebagai pembelajaran yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran

sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Hal

yang sama juga di paparkan Ahmadi ( 2014: 83) yakni metode tematik

integratif adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam

mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan

pengalaman bermakna pada peserta didik. Pengertian pendekatan

tematik integratif ini juga dikemukakan oleh Sutirjo dan Sri Istuti

Dokumen terkait