• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Landasan Teoritik

1. Kurikulum

a. Pengertian Kurikulum

Dalam pendidikan, agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan diadakannya proses pendidikan maka penting untuk disusun suatu standar kurikulum yang harus dilaksanakan serta ditaati oleh setiap unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan proses pendidikan.

Istilah kurikulum secara etimologi berasal dari bahasa yunani yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Dalam bahasa Prancis istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run).12 Dalam bahasa latin kata kurikulum berasal dari kata curere yang artinya berlari, menjelajah, merambat, berkeliling, dan sejenisnya di area perlombaan.13 Kata kurikulum kemudian berkembang di bidang pendidikan. Dalam pengertian kurikulum, kata kurikulum diartikan secara sempit maupun secara luas.

Secara sempit pengertian kurikulum diartikan sebagai kumpulan pelajaran. Secara spesifik kurikulum tidak lebih dari

12Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), 2

13Anselmus JE Toenlion, Pengembangan Kurikulum (Teori, Catatan Kritis dan Panduan) (Bandung: PT Refika Aditama, 2017), 1

tujuan, isi, metode, media, strategi, dan evaluasi pembelajaran di sekolah.14 Pengertian kurikulum secara luas dapat diartikan sebagai semua pengalaman belajar siswa dibawah naungan tanggung jawab sekolah, baik tanggung jawab langsung maupun tidak langsung, baik tertulis maupun tidak tertulis, baik terlihat maupun tidak terlihat.15 pengalaman belajar disini juga mencangkup pengertian secara luas, yakni baik pengalaman belajar di kelas, di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.

Secara terminologis istilah kurikulum dalam pendidikan adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan peserta didik disekolah untuk memperoleh ijazah.

pengertian kurikulum ini tergolong kedalam pengertian tradisional.16

Pengertian kurikulum secara modern adalah semua kegiatan dan pengalaman potensial (isi/materi) yang telah di susun secara ilmiah, baik yang terjadi didalam kelas, dihalaman sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.17

Memandang dari pengertian-pengertian kurikulum diatas maka dapat di pahami bahwa kurikulum merupakan satu perangkat kegiatan pendidikan yang mencangkup beberapa aspek serta

14Toenlion, Pengembangan Kurikulum, 2

15 Toenlion, Pengembangan Kurikulum,3

16 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017), hlm 3

17 Arifin, Konsep, 4

memberikan pengalaman bagi peserta didik, baik kegiatannya dilaksanakan di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.

b. Prinsip Pengembangan Kurikulum

Nana Syaodih membagi dua prinsip pengembangan kurikulum, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.18 Prinsip umum mencakup:

1) Prinsip relevansi. Ada dua macam prinsip relevansi yang harus dimiliki oleh kurikulum, yaitu relevansi Internal an relevansi eksternal.

Relevansi Internal yang dimaksudkan yakni adanya kesesuaian atau konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian.

Sedangkan yang dimaksud dengan relevansi eksternal adalah tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan masyarakat.

2) Prinsip fleksibilitas. Dalam kurikulum hendaknya memiliki sifat yang fleksibel atau lentur. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya memungkingkan terjadinya

18 Nana Syaodih S. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, 150-151

penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun kemmapuan dan latar belakang anak.

3) Prinsip kontiunitas, yaitu keseimbangan. Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secaraberkesinambungan, tidak terputus-putus atau berhenti-henti. Pengembangan kurikulum perlu dilakukan serempak bersama-sama, perlu selalu ada komunikasi dan kerja sama antara para pengembang kurikulum pada setiap tingkatan pendidikan.

4) Prinsip Praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biaya yang juga murah. Prinsip ini juga biasa disebut dengan prinsip efisiensi

5) Prinsip efektifitas. Meskipun pada prisipnya kurikulum harus murah, serta sederhana, namun keberhasilan pelaksanaannya haruslah tetap di perhatikan serta di prioritaskan.

Prinsip khusus dalam penyusunan kurikulum meliputi:

1) Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, tujuan pendidikan mencakup tujuan bersifat umum atau berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus).

2) Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan.

3) prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar (PBM). Pemilihan PBM hendaknya memperhatikan beberapa hal

4) Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran.

5) prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian c. Komponen-komponen Kurikulum

1) Komponen Tujuan/Kompetensi Kurikulum

Tujuan sebagai sebuah komponen kurikulum adalah hal yang paling penting dalam proses pendidikan. Komponen tujuan atau kompetensi pada kurikulum adalah komponen yang berisi perihal pernyataan tentang target yang akan dicapai atau kemampuan yang akan dikembangkan dalam diri siswa sebagai hasil dari proses pendidikan.19 Tujuan yang ingin dicapai secara keseluruhan dalam proses pendidikan meliputi tiga domain, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.20

2) Isi/Materi/Program Kurikulum

Komponen isi kurikulum adalah komponen yang memuat pesan yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk membentuk kompetensi pada diri siswa.21

Isi atau materi kurikulum pada hakikatnya ialah semua kegiatan dan pengalaman yang dikembangkan dan di susun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.22

Menurut Hilda Taba kriteria dalam memilih isi/materi kurikulum diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Materi harus shahih dan signifikan

19Toenlion, Pengembangan,8

20 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), 12

21 Toenlion, Pengembangan Kurikulum, 9

22 Arifin, Konsep, 4

b) Materi harus relevan dengan kenyatan sosial dan kultural, agar peserta didik lebih mampu memahami fenomena dunia, termasuk juga perubahan-perubahan yang terjadi

c) Materi harus seimbang antara keluasan dan kedalaman.

d) materi harus mencangkup berbagai ragam tujuan

e) Materi harus sesuai dengan kemampuan dan pengalaman peserta didik

f) materi harus sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik.

3) Komponen Media atau Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana atau media merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam menerapkan materi atau muatan kurikulum, sehingga muatan kurikulum mudah difahami serta di mengerti oleh peserta didik.

Menurut Subandiyah ketepatan dalam menentuan media pembelajaran merupakan satu tuntutan bagi seorang pendidik agar proses belajar mengajar bisa berjalan sebagaimana mestinya, serta tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.23

23 Subandiyah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: Raja Drafindu Persada, 1993), 5.

4) Komponen Strategi

Komponen strategi kurikulum adalah komponen yang berisi pernyataan tentang penataan dan pemanfaatan berbagai hal untuk pencapaian tujuan pembelajaran24

5) Komponen Evaluasi

Yakni mengukur dan menilai program pendidikan.

dengan kata lain bahwa evaluasi kurikulum dilakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan mengenai efisiensi, efektifitas, dan relevansi serta produktivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan.

d. Macam-macam Kurikulum 1) Intrakuriluler/kurikuler

Kurikuler atau disebut juga dengan Intrakurikuler adalah kegiatan yang bersangkutan dengan kurikulum inti atau yang berupa suatu mata pelajaran yang diajarkan dalam suatu lembaga pendidikan, tujuan kurikuler secara umum dirumuskan dalam bentuk tujuan-tujuan kompetensi yang umumnya meliputi tiga hal penting, yaitu pengetahuan, sikap dan nilai serta ketrampilan.25

24Toenlion, Pengembangan Kurikulum, 9

25Rahmat Raharjo Syatibi, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum (Yogyakarta:

Azzagrafika, 2013), 174

2) Kokurikuler (co-curricular Activities)

Haidar Putra menuliskan bahwa kokurikuler merupakan upaya atau program kegiatan yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan guna melengkapi serta menyempurnakan kekurangan pada intrakurikuler.26 yang mana hal ini dapat menambah pengetahuan siswa yang berkaitan dengan intrakurikuler yang dilakukan di luar jam pelajaran baik di sekolah maupun pada lembaga pendidikan lainnya.

Dengan ini maka dipahami bahwasanya kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan yang memiliki hubungan sangat erat serta memiliki fungsi dalam menunjang serta membantu kegiatan intrakurikuler yang pada umumnya di laksanakan di luar jadwal kegiatan intraurikuler dengan tujuan agar siswa lebih mendalami dalam memahami serta menghayati materi yang telah dipelajari dalam program intrakurkuler atau kurikuler.

3) Ekstrakurikuler

Menurut Muhaimin kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar jam mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik yang sesuai kebutuhan, potensi, bakat serta minat mereka melalui kegiatan yang secara

26Haidar Putra Daulay, Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), 105

khusus di selenggarakan oleh tenaga kependidikan yang berkemauan dan berkewenangan di suatu lembaga pendidikan.27 Memandang pengertian tersebut dapat difahami bahwa ekstrakurikuler merupakan jenis kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran (diluar kegiatan intrakurikuler) dengan tujuan untuk menyalurkan serta mengembangkan kemampuan siswa sesuai dengan minat dan bakatnya.

4) Kurikulum Tersembunyi (Hidden Curriculum)

Menurut Nana Sudjana, kurikulum tersembunyi merupakan kegiatan yang terjadi di suatu lembga pendidikan dan turut serta dalam mempengaruhi perkembangan peserta didik, namun hal ini tidak turut dalam program kurikulum potensial atau kurikulum ideal (dokumen).28 Sedangkan menurut Abdullah Idi kurikum tersembunyi menempati posisi sebagai kurikulum yang tidak direncanakan oleh guru atau pihak sekolah yang lain, namun juga memberikan kontribusi terhadap perkembangan peserta didik.29

Dengan demikian dapat diketahui bahwasanya kurikulum tersembunyi merupakan kurikulum yang tersirat yang tidak pula dirumuskan secara gamblang oleh suatu lembaga pendidikan, namun dia juga memiliki nilai-nilai utama yang ditanamkan pada

27 Syatibi, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, 167

28Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: SInar Baru, 1989) hlm 7

29Idi, Pengembangan Kurikulum, 35

peserta didik yag secara tidak langsung juga mampu mebantu untuk mencapai tujuan pendidikan yang dikehendaki.