• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kurikulum SD 2013

2.1.1.1Rasional dan Elemen Perubahan Kurikulum SD 2013

Hidayat (2013: 2) menyatakan bahwa kurikulum merupakan salah satu instrumental input dalam mencapai tujuan pendidikan nasional yang dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Semua kurikulum nasional yang dikembangkan harus mengacu pada landasan yuridis Pancasila dan UUD 45. Kurikulum yang bersifat dinamis tidak serta merta asal berubah. Perubahan dan pengembangannya harus dilakukan secara sistematis, memiliki visi dan arah yang jelas (Mulyasa, 2013: 59).

Perubahan kurikulum yang sedang dilaksanakan di Indonesia saat ini adalah perubahan kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013. Mulyasa (2013: 60) menyatakan bahwa perlunya perubahan kurikulum karena berdasarkan beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia dalam

kancah internasional. Menurut hasil survey oleh Global Institute, peserta didik di Indonesia sebanyak 78 persen hanya mampu mengerjakan soal hapalan tingkat rendah. Sedangkan berdasarkan data Programme for International Student Assesment, peserta didik Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level tiga saja, sementara banyak peserta didik negara lain mampu menguasai sampai level empat, lima, bahkan level enam. Dari hasil kedua survey tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan terbelakang. Perlunya perubahan kurikulum juga karena adanya kelemahan kurikulum KTSP. Adapun kelemahan kurikulum sebelumnya, antara lain:

1) Isi dan pesan-pesan kurikulum masih terlalu padat

2) Kurikulum belum mengembangkan kompetensi secara utuh sesuai dengan visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional

3) Kompetensi yang dikembangkan didominasi oleh aspek pengetahuan.

4) Kompetensi yang sesuai dengan perkembangan masyarakat seperti karakter, kesadaran lingkungan, pendekatan dan metode pembelajaran konstruktivistik, keseimbangan antara soft dan hard skill jiwa wirausaha belum terakomodasi. 5) Kurikulum belum peka terhadap berbagai perubahan sosial

6) Proses pendidikan belum menggambarkan urutan pembelajaran yang terperinci

7) Penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi.

Selain kelemahan yang dikemukakan, perubahan dan pengembangan kurikulum diperlukan karena adanya kesenjangan kurikulum yang berlaku sekarang yaitu kurikulum KTSP. Beberapa kesenjangan kurikulum yang telah

diidentifikasi menurut modul pelatihan implementasi kurikulum 2013 sebagai berikut.

Tabel 2.1 Kesenjangan kurikulum

No Kondisi saat ini Konsep ideal

A. Kompetensi Lulusan 1 Belum sepenuhnya nenekankan pendidikan karakter Berkarakter mulia 2 Belum menghasilkan keterampilan sesuai kebutuhan Keterampilan yang relevan 3 Pengetahuan-pengetahuan lepas Pengetahuan-pengetahuan terkait B. Materi Pembelajaran

1 Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan

Relevan dengan materi yang dibutuhkan

2 Beban belajar terlalu berat

Materi esensial 3 Terlalu luas, kurang

mendalam

Sesuai dengan tingkat perkembangan anak C. Proses Pembelajaran

1 Berpusat pada guru Berpusat pada peserta didik

2 Berorientasi pada buku teks

Bersifat konstektual 3 Buku hanya memuat

materi bahasan

Buku memuat materi, proses pembelajaran dan penilaian D. Penilaian 1 Menekankan aspek kognitif Menekankan aspek kognitif, keterampilan, dan afektif

2 Tes menjadi penilaian yang dominan

Penilaian tes

dilengkapai dengan portofolio

E. Pendidik dan tenaga kependidikan 1 Memenuhi kompetensi

profesi saja

Memenuhi kompetensi profesi, pendagogi, sosial dan personal 2 Focus pada ukuran

kinerja PTK

Motivasi mengajar F. Pengelolaan kurikulum

No Kondisi saat ini Konsep ideal

mempunyai kebebasan dalam pengelolaan kurikulum

daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan 2 Penyusunan kurikulum kurang mempertimbangkan kondisi, kebutuhan peserta didik dan potensi daerah

Mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi, kebutuhan peserta didik dan potensi daerah

3 Pemerintah hanya menyiapkan standar isi mata pelajaran

Pemerintah

menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman

Sumber: materi uji publik kurikulum 2013

Berdasarkan kesenjangan-kesenjangan dalam tabel di atas, maka dilakukan beberapa penyempurnaan pola pikir. Menurut Mulyasa (2013: 63) yang diadaptasi dari materi uji publik kurikulum 2013 dijabarkan beberapa penyempurnaan pola pikir. Penyempurnaan beberapa pola pikir tersebut dijelaskan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.2 Penyempurnaan Pola Pikir Perumusan Kurikulum

No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

1 Standar kompetensi lulusan diturunkan dari standar isi

Standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan Standar isi dirumuskan

berdasarkan tujuan mata pelajaran (standar kompetensi lulusan mata pelajaran) yang dirinci menjadi standar kompetensi dan

kompetensi dasar mata pelajaran

Standar isi diturunkan dari standar

kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran

Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, keterampilan, dan

Semua mata pelajajaran harus berkontribusi terhadap

No KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

keterampilan dan pengetahuan Kompetensi diturunkan

dari mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari

kompetensi yang ingin dicapai

Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain

Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti

Berdasarkan penyempurnaan pola pikir maka elemen-elemen perubahan kurikulum perlu penataan terhadap Standar Nasional Pendidikan dalam pengembangan kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Penataan tersebut terutama dilakukan pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian. Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013. Elemen perubahan tersebut adalah sebagai berikut: 1) kompetensi lulusan, adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan, 2) kedudukan mata pelajaran (isi), kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi, 3) pendekatan (isi), kompetensi dikembangkan melalui tematik integratif dalam semua mata pelajaran, 4) struktur kurikulum (mata pelajaran dan alokasi waktu) isi, holistik dan integratif berfokus pada alam, sosial dan budaya; pembelajaran dilakukan dengan pendekatan sains; jumlah mata pelajaran 6 dari semula 10 mata pelajaran; jumlah jam pelajaran bertambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran, 5) proses pembelajaran, standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, meyimpulkan, dan mencipta; belajar

terjadi di lingkungan sekolah dan masyarakat, tidak hanya di dalam kelas; guru bukan satu-satunya sumber belajar; sikap diajarkan melalui sikap dan teladan, tidak hanya secara verbal; proses pembelajaran berlangsung secara tematik dan terpadu, 6) penilaian, penilaian berbasis kompetensi; pergeseran dari penilaian melalui tes mengukur kompetensi pengetahuan berdasar hasil saja) menuju penilaian otentik( mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil); memperkuat Penilaian Acuan Patokan, yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal); penilaian tidak hanya pada leve KD, namun juga pada Kompetensi Inti dan SKL; mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.

Dokumen terkait