• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

B. Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin “curir” yang artinya pelari, dan “curere” yang artinya “tempat berlari”.

3

Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Jogjakarta: BPFE, 1988), h. 50

4

Pengertian awal kurikulum adalah suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish. Istilah kurikulum pada awalnya berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi kuno di Yunani, dan kemudian diadopsi ke dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.5

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kurikulum yaitu perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan; perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus.6

Menurut Kamus Webster, Curriculum is a specific course of study or, collectively, all the course of study in a university, college or school.7 (Kurikulum yaitu program studi tertentu atau, secara kolektif, semua program studi di universitas, akademi atau sekolah).

Berdasarkan beberapa pengertian kurikulum diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah sejumlah perangkat mata pelajaran atau mata kuliah yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di suatu lembaga pendidikan seperti sekolah, akademi maupun universitas.

5

Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) h. 34

6

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 617

7 Webster’s New Twentieth Century Dictionary, second Edition, (United States of America: William Collins Publisher, 1979) h. 447

2. Kurikulum Pendidikan Tinggi

Menurut Pasal 35 ayat 1 UU RI No.12 tahun 2012 tentang Undang-Undang Pendidikan Tinggi menyebutkan bahwa kurikulum pendidikan tinggi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi.8

3. Komponen

Kurikulum adalah suatu sistem. Menurut Winarno S. yang dikutip Slameto, kurikulum sebagai sistem mempunyai komponen-komponen pokok tujuan, isi, organisasi dan strategi.

a. Tujuan

Kurikulum adalah suatu program yang dimaksudkan untuk mencapai sejumlah pendidikan. Tujuan itulah yang dijadikan arah atau acuan segala kegiatan pendidikan yang dijalankan. Dalam setiap kurikulum lembaga pendidikan, pasti dicantumkan tujuan-tujuan pendidikan yang akan atau harus dicapai oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.

8

Undang-Undang Republik Indonesia No. 12 Pasal 35 ayat 1 Tahun 2012 tentang

Pendidikan Tinggi diakses pada 8 Desember 2013 dari

b. Isi

Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang studi tersebut. Jenis-jenis bidang studi ditentukan atas dasar tujuan institusional lembaga pendidikan yang bersangkutan.

c. Organisasi

Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.

d. Strategi

Dengan komponen strategi dimaksudkan strategi pelaksanaan kurikulum di lembaga pendidikan. Masalah strategi pelaksanaan itu dapat dilihat dalam cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran, penilaian, bimbingan dan konseling, pengaturan kegiatan secara keseluruhan, pemilihan metode pengajaran, alat atau media pengajaran.9

9

Slameto, Proses Belajar Mengajar dalam Sistem Kredit Semester SKS, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 7-10

4. Prinsip-prinsip

Pengembangan kurikulum berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Prinsip Berorientasi pada Tujuan

Pengembangan kurikulum diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu, yang bertitik tolak dari tujuan pendidikan nasional. Tujuan kurikulum merupakan penjabaran dan upaya untuk mencapai tujuan satuan dan jenjang pendidikan tertentu. Tujuan kurikulum mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai; yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang mencakup ketiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional.

b. Prinsip Relevansi

Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan sistem penyampaiannya harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Prinsip Efisiensi dan Efektivitas

Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal.

d. Prinsip Fleksibilitas (keluwesan)

Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku.

e. Prinsip Berkesinambungan (kontinuitas)

Kurikulum disusun secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa.

f. Prinsip Keseimbangan

Penyusunan kurikulum supaya memperhatikan keseimbangan secara proporsional dan fungsional antara berbagai program dan sub-program, antara semua mata ajaran, dan antara aspek-aspek perilaku yang ingin dikembangkan.

Keseimbangan juga perlu diadakan antara teori dan praktik, antara unsur-unsur keilmuan sains, sosial, humaniora, dan keilmuan perilaku. Dengan keseimbangan tersebut diharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangannya terhadap pengembangan pribadi.

g. Prinsip Keterpaduan

Kurikulum dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keterpaduan. Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan konsistensi antara unsur-unsurnya. Pelaksanaan terpadu dengan melibatkan semua pihak, baik dilingkungan sekolah maupun pada tingkat intersektoral. Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuknya pribadi yang bulat dan utuh.

h. Prinsip Mutu

Pengembangan kurikulum berorientasi pada pendidikan mutu dan mutu pendidikan. Pendidikan mutu berarti pelaksanaan pembelajaran yang bermutu, sedang mutu pendidikan berorientasi pada hasil pendidikan yang berkualitas. Hasil pendidikan yang bermutu diukur berdasarkan kriteria tujuan pendidikan nasional, yang diharapkan.10

5. Fungsi Kurikulum

Dalam proses belajar jelas kedudukan kurikulum sangat penting, karena dengan kurikulum maka mahasiswa sebagai individu yang berkembang akan mendapatkan manfaat. Namun di samping bagi mahasiswa maka kurikulum juga berfungsi bagi kepentingan-kepentingan yang lain. Diantaranya yaitu:

10

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), h. 24-29

a. Fungsi Kurikulum bagi Mahasiswa

Kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun, adalah disiapkan untuk mahasiswa sebagai salah satu konsumsi pendidikan mereka. Dengan ini maka diharapkan mereka akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang kelak kemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan perkembangannya, guna melengkapi bekal hidupnya.

b. Fungsi Kurikulum bagi Dosen

Bagi dosen kurikulum berfungsi sebagai:

1)Pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar para mahasiswa dan

2)Pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan mahasiswa dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.

c. Fungsi Kurikulum bagi Rektor dan Pembantu Rektor I atau Dekan dan Pd I

1)Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi yaitu memperbaiki situasi belajar.

2)Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar mahasiswa ke arah yang lebih baik.

3)Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan kepada dosen untuk memperbaiki situasi mengajar.

4)Sebagai pedoman untuk memperkembangkan kurikulum lebih lanjut.

5)Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar mengajar.

d. Fungsi Kurikulum bagi Orang Tua Mahasiswa

Bagi orang tua kurikulum juga mempunyai fungsi, yaitu agar orang tua dapat turut serta membantu usaha perguruan tinggi dalam memajukan putra/putrinya. Bantuan orang tua dalam memajukan pendidikan ini dapat melalui konsultasi langsung tentang masalah-masalah yang menyangkut anak-anaknya. Di samping itu bantuan orang tua ini juga dapat melalui lembaga.11

C. Kurikulum Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta

Dokumen terkait