• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURVA BIAYA RATA-RATA DAN MARGINAL

Dalam dokumen Resume Biaya Produksi Ekonomi Mikro (Halaman 23-33)

AFC AVC ATC MC

Hubungan antara biaya terkenal total dan biaya marginal ini memiliki akibat yang wajar terjadi : kurva biaya marginal biaya total rata-rata pada titik minimumnya. Untuk alasan yang sudah kita bahas, biaya total rata-rata harus mulai naik pada tingkat produksi ini. Oleh kareana itu, titik persilangan,poin biaya total rata-rata minimum ini memainkan peranan penting dalam analisis perusahaan yang kompetitif.

Kurva-kurva biaya yang umum

Dari contoh diatas bakso ikan tuna jovi, menunjukan penurunan produk marginal sehingga meningkatkan biaya marginal pada semua tingkat produksi. Dalam sebuah perusahaan atau usaha seperti contoh diatas penurunan produk marginal tidak terjadi secara tiba-tiba sampai pekerja pertama disewa. Bergantung pada produksi, pekerja kedua atau ketiga mungkin memiliki produk marginal yang lebih tinggi dibandingkan pekerja pertama karena kelompok pekerja dapat

AVC MC

ATC

AFC

membagi tugas dan bekerja lebih produktif dibandingkan satu pekerja. Sehingga jika ada usaha atau perusahaan semacam itu akan mengalami kenaikan produk marginal sementara. Sebelum terjadinya kehilangan produk marginal.

Pada gambar diatas dijelaskan jika menunjukan data biaya untuk usaha bakso ikan tuna jovi pada panel atau gambar pertama, biaya total (TC-Total cost) bergantung pada jumlah barang yang diproduksi sedangkan pada gambar kedua menunjukan biaya total rata-rata (ATC-average total cost), biaya tetap rata-rata (AFC-average fixed cost), biaya variabel rata-rata (AVC-average variabel cost) dan biaya marginal (marginal cost)

Walaupun ada perbedaan-perbedaan dari contoh sebelumnya, kurva yang bakso ikan jovi, membagia tiga properti yang paling penting untuk diingat sebagai berikut:

1. Biaya marginal biasanya naik seiring dengan jumlah hasil produksi 2. Kurva biaya total rata-rata berbentuk huruf U

3. Kurva biaya marginal bersilangan dengan kurva biaya total rata-rata pada titik biaya total rata-rata minimum

Biaya-biaya jangka pendek dan jangka panjang adalah diamana Biaya perusahaan mungkin bergantung pada rentang waktu pemeriksaanya

Hubungan antara biaya total rata-rata jangka pendek dan jangka panjang

Bagi banyak perusahaan, pembagian biaya-biaya toatal antara biaya tetap dan biaya variabel bergantung pada rentan waktu, contoh sebuah toko bakso ikan tuna jovi mendapatkan banyak permintaan sewaktu musim penghujan, karena bertambahnya porsi bakso ikan tuna yang harus diproduksi maka pemilik usaha haruslah menambah jumlah karyawan untuk memenuhi permintaan tersebut.

ATC jangka pendek

Skala ekonomis

Skala hasil tetap Skala disekonomis

ATC jangka pendek dengan Pabrik besar

ATC jangka pendek dengan Pabrik kecil

ATC jangka pendek dengan Pabrik medium

Biaya total rata-rata

Jumlah bakso perhari

Rp 300.000

Rp 200.000

180 120

Oleh karena itu, biaya pembuatan bakso ini adalah biaya tetap dengan jangka pendek. Sebaliknya, selama periode beberapa tahun pabrik sinar dunia dapat memperbesar ukuran pabriknya, membangun pabrik baru atau menutup pabrik lamanya. Oleh karena itu, biaya pabriknya adalah biaya variabel dalam jangka panjang.

Grafik diatas menunjukan bagaimana hubungan biaya-biaya jangka panjang dan dan jangka pendek kurva biaya total rata-rata jangka panjang berbentuk “U” yang lebih datar dibandingkan dengan kurva biaya total rata-rata jangka pendek. Lalu kenapa semua kurva jangka pendek berada diatas kurva jangka ? hal ini muncul karena fleksibelitas yang lebih besar pada rentang jangka panjang. Intinya dalam periode jangka panjang perusahaan harus memiliki jangka pendek mana yang akan digunakan. Namun dalam periode jangka pendek, perusahaan harus mengggunakan kurva jangka pendek manapun yang dipilihnya.

Gambar diatas menunjukan jika perubahan dalam produksi mengubah biaya-biaya pada rentang waktu yang berbeda. Ketika sinar dunia menigkatkan produksi dari 120 ke 180 bakso per hari, tidak ada pilihan jangka pendek selain menggunakan jasa lebih banyak dari pabrik berukuran mediumnya. Karena penurunan produk marginal, biaya total rata-rata naik dari Rp 200.000 ke Rp 300.000 per hari. Namun dalam jangka panjang bakso ikan tuna jovi dapat memperluas baik ukuran toko maupun memperbanyak pekerja dan biaya total rata-rata kembali sebesar Rp 200.000. Jadi berapa lama waktu yang diperlukan waktu yang diperlukan oleh pemilik usaha untuk mencapaitujuan jangka panjang ? itu tergantung dari seberapa besar produksi barang atau jasa dari perusahaan tersebut semakin besar permintaan konsumen maka semakin cepat pula perusahaan dapat membuat fasilitas baru untuk mempercepat proses produksi seperti perusahaan jepang membangun tempat perakitan di indonesia agar lebih cepat memenuhi permintaan konsumen di indonesia. Oleh karena itu,tidak ada jawaban tunggal mengenai berapa lama waktu yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyesuaikan fasilitas produknya.

Elastisitas biaya

Elastisitas biaya, εc mengukur persentase perubahan biaya total (TC) yang disebabkan oleh sutu persen perubahan output. Secara aljabar elastisitas biaya tersebut :

εc=persentase perubahan biayatotal(TC)

Persenatase perubahanoutput(Q)

Hubungan antara elastisitas biaya dengan returns to scale adalah sebagai berikut :

Jika Maka Returns to scale

Persentase ATC ¿ persentase Q

εc<1 Increasing

Persentase ATC ¿ persentase Q εc=1 Constant

Persentase ATC ¿ persentase Q εc>1 Decreasing

Pada elastisitas biaya lebih kecil satu ( εc<1 ), biaya akan meningkat lebih lambat daripada output. Jika harga-haraga input tidak berubah (konstan), maka εc<1 tersebut secara tidak langsung menunjukan rasio input dan output yang lebih tinggi dan keadaan increasing returns to scale εc=1 , maka proporsi kenaikan output dan biaya besarnya sama dan menunjukan constant return to scale. Jika εc>1 , maka kenaikan output akan menyebabkan kenaikan biaya lebih besar, ini menunjukan keadaan decreasing returns to scale. Pengetahuna tambahan mengenai skala produksi yang ekonomis dan hubungan antara biaya jangka panjang dan jangka pendek bisa diperoleh melalui penelahaan kurva biaya rata-rata jangka panjang atau long-run average cost (LRAC).

Ukuran perusahaan dan pabrik

Fungsi produksi dan biaya terdapat baik pada tingkat pabrik secara individual, perusahaan-perusahaan dengan pabrik (mulitplant firm), maupun pada tingkat perusahaan secara keseluruhan. Fungsi biaya sebuah perusahaan dengan beberapa pabrik merupakan penjumlahan fungsi biaya dari pabrik-pabrik secara indvidual.

Dalam kasus ini bagaimanakah bentuk kurva LRAC, adalah perusahaan menunjukan 3 kemungkinan.

a. Pertama, LRAC keadaan yang ekonomis dan disekonomis dalam pengkombinasian pabrik-pabrik yang ada.

b. Kedua, biaya mengalami penurunan pada semua kisaran output, jika perusahaan-perusahaan dengan beberapa pabrik (multiplant firm) lebih

B IA Y A O U T P U T L R A C (A ) b ia ya ko sta nt B IA Y A O U T PU T L R A C (B ) b ia ya m in im um B IA Y A O U T PU T L R A C (C ) k ur va be rb en tu k U Q 0 Q 0 Q 0

lebih efesien daripada perusahaan-perusahaan dengan satu pabrik. Kasus-kasus seperti terjadi disebabkan oleh ekonomisnya biaya pengoprasian berbagai pabrik.

c. Kemungkinan ketiga, adalah biaya mula-mula menurun dan kemudian menarik, disini mula-mula terjadi ecomics of scale, kemudian biaya koordinasi menjadi lebih besar daripada manfaat yang bisa diperoleh.

Skala ekonomis dan skala disekonomis

Ketika biaya total rata-rata jangka panjang menurun ketika hasil produksi naik dapat dikatakan sebagai skala ekonomi (economies of scale) adalah ciri-ciri dimana biaya total jangka panjang menurun seiring meningktanya jumlah output. Ketika biaya total rata-rata jangka panjang naik ketika hasil produksi juga naik hal ini dapat dikatakan skala diekonomis (dieconomies of scale) adalah ciri-ciri di mana biaya total rata-rata jangka panjang meningkat seiring meningkatnya jumlah output. Dan ketika biaya total rata-rata jangka panjang tidak berbeda dengan level produksi hal ini disebut sebagai skala hasil tetap (constant returns to scale) adalah ciri-ciri dimana biaya total rata-rata jangka panjang tetap meskipun jumlah output berubah

Apa penyebab munculnya skala ekonomis dan skala disekonomis ? skala ekonomis sering naik karena tingkat produksi yang lebih tinggi memungkinkan spesialisasi diantara para pekerja, yang membuat masing-masing pekerja menjadi lebih baik pad tugas yang diberikan. Seperti perusahaan Navatani persada yang memproduksi kayu lapis di kalimantan, memerlukan jumlah tenaga kerja yang besar, tapi jika memproduksi jumlah kayu lapis yag rendah , navatani tidak akan menggunakan pendekatan keuntungan ini dan akan memiliki biaya total rata-rata yang lebih tinggi. Skala disekonomis dapat naik karena maslah koordinasi yang ada dalam setiap organisasi besar, semakin banyak jumlah kayu lapis yang dihasilkan navatani, semakin besar rentang tim manajemen, dan semakin tidak efektif manajer menjaga biaya pada posisi rendah.

Analisis ini menunjukan mengapa kurva biaya total rata-rata jangka panjang sering berbentuk huruf “U”. Pada tingkat produksi rendah, perusahaan memperoleh keuntungan dari ukuran yang meningkat karena

perusahaan dapat mengambil keuntungan dari spesialisasi yang lebih besar lagi. Sementara itu, masalah kordinasi belum muncul. Sebaliknya, pada tingkat produksi tinggi, keuntungan spesialisasi baru saja terealisasi, dan masalah koordinasi menjadi lebih parah pada perusaahan yang tumbuh menjadi lebih besar. Oleh karena itu biaya total rata-rata turun pada tingkat produksi yang rendah karena kenaikan spesialisasi dan naik pada tingkat produksi tinggi karena meningkatnya masalah koordinasi.

Skala ekonomi

Skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai skala ekonomi (economies of scale) apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah. Produksi yang semakin tinggi menyebabkan perusahaanmenambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan memproduksi bertambah efesien.dibawah ini diuraikan beberapa faktor yang menimbulakan skala ekonomi: a. Spesialisasi faktor-faktor produksi dalam perusahaan yang kecil ukurannya para pekerja harus menjalankan beberapa tugas. Oleh sebab itu mereka tidak dapat mencapai keterampilan yang tinggi didalam mengerjakan pekerjaan tertentu. Setiap pekerja diharuskan diharuskan melakukan suatu pekerjaan tertentu saja, dan ini menambah keterampilan mereka. Produktivitas mereka bertambah tinggi dan akan menurunkan biaya per unit.

b. Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lain, setiap perusahaan membeli bahan mentah, mesin-mesin, dan berbagai jenis peralatan untuk melakukan kegiatan memproduksi. Harga bahan-bahan tersebut akan menjadi bertambah murah apabila pembelian bertambah banyak. Makin tinggi produksi, makin banyak bahan-bahan mentah dan peralatan produksi yang digunakan. Keadaan ini menyebabkan biaya perunit akan menjadi semakin rendah

c. Memungkinkan produk sampingan (by products) diproduksi, didalam perusahaan ada kalanya terdapat bahan-bahan yang terbuang, yaitu barang-barang yang tidak terpakai yang merupakan residu yang diciptakan oleh

proses produksi. Kegiatan yang baru ini akan menurunkan biaya perunit dari keseluruhan operasi perusahaan

d. Mendorong perkembangan usaha lain, jika suatu perusahaan telah menjadi sangat besar, timbul permintaan yang cukup ekonomis untuk mengembangakan kegiatan di bidang usaha lain yang menghasilkan barang atau fasilitas yang dibutuhkan perusahaan yang besar tersebut, disampaing perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa kepada perusahaan yang besar tersebut akan berkembang. Berbagai perkembangan ini akan mengurang biaya perunit

Disekonomi perluasan skala produksi

Dalam suatu kegiatan proses produksi, dimana kekuatan ekonomisasi perluasan skala produksi tidak begitu besar maka ada kecendrungan terjadi disekonomisasi perluasan skala produksi yang lebih cepat.

O ng ko s pr od uk isi Ju m la h O utp ut L R A C B O ng ko s pr od uk s iii O ng ko s pr od uk isi L R A C Ju m la h O utp ut A L R A C C Ju m la h O utp ut 26

Gambar A menggambarkan kurva LRAC untuk suatu perusahaan dimana terjadi disekonomisasii perluasan skala produksi yang relatif cepat kurva LRAC mulai menaik pada produksi yang terlalu cepat. Gambar B merupakan kasus sebaliknya dari kasus A dimana kekuatan ekonomisasi perluasan skala produksi cukup besar, kurva LRAC baru mulai menaik pada tingkat hasil produksi yang lebih besar, naiknya ongkos produksi rata-rata perunit baru mulai terjadi pada tingkat produksi ynag lebih besar. Pada gamabar C disekonomisasi baru terjadi apabila produsen memproduksi barang dalam jumlah besar

Dalam kenyataanya keuntungan maksimum hanya dapat kita raih dengan biaya pengorbanan yang besar pula, artrinya semakin banyak kita mengorbankan uang untuk membeli bahan baku atau membayar pekerja unutk meningkatkan produksi kita maka semakin banyak keuntungan yang kita raih. Karena untuk memenuhi besarnya permintaan dari masyarakat perusahaan harus meningkatkan produksi agar permintaan tersebut dapat terpenuhi, sehingga perusahaan tak segan untuk membeli bahan baku lebih banyak dan memperkerjakan lebih banyak pekerja untuk memenuhi tuntunan para konsumen. Seperti perusahaan Toyota dari Jepang membangun perusahaan perakitan baru di Indonesia untuk mobil inova, padahal membangun pabrik baru jauh lebih mahal dan dana yang dikeluarkan tidak sedikit, tapi untuk memenuhi permintaan konsumen dan memikirkan efesiensi biaya dalam dalam produksi dan distribusi hasil produksi maka Toyota tak segan membangunperusahaan baru. Contoh :

Prasetya eka nugraha, adalah pemilik rumah makan khas Banjar yang ada di Jogja dengan nama rumah makan kedai Banjar nugraha, usaha ini dia rintis karena melihat banyak mahasiswa kalsel yang sulit mendapatkan makanan khas Banjar, sehingga dia berinisiatif untuk memenuhi permintaan dari mahasisiwa kalsel tersebut, sekarang usahanya telah berjalan sekitar dua tahun, harga satu porsi soto Banjar adalah Rp 11.000 dan biaya produksi satu porsi soto Banjar adalah Rp 6.500 untuk membuktikan jika keuntungan maksimum terjadi pada jarak pendaptan total (total return) dan biaya total (total cost) terbesar.

Q TR TC π 8 Rp 88.000 Rp 52.000 Rp 36.000 9 Rp 99.000 Rp 58.500 Rp 40.500 10 Rp 110.000 Rp 65.000 Rp 45.000 11 Rp 121.000 Rp 71.500 Rp 49.500 12 Rp 132.000 Rp 78.000 Rp 54.000 13 Rp 143.000 Rp 84.500 Rp 58.500 14 Rp 154.000 Rp 91.000 Rp 63.000 15 Rp 147.000 Rp 120.000 Rp 67.500 8 9 10 11 12 13 14 15 Rp0 Rp20,000 Rp40,000 Rp60,000 Rp80,000 Rp100,000 Rp120,000 Rp140,000 Rp160,000 Rp180,000

Dalam dokumen Resume Biaya Produksi Ekonomi Mikro (Halaman 23-33)

Dokumen terkait