Biaya
Produksi
Tugas Resume Biaya Produksi Ekonomi
Mikro
Disusun oleh :
Nama : Eko
Wukagani
Zurdona Prastyo
NIM :
20140430111
Kelas : C
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Muhammadiyah
Yogyakarta
Kota Yogyakarta
Kata Pengantar
Saya sebagai penulis makalah ini mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas selesainya penulisan makalah biaya produksi, Tugas Resume Biaya Produksi Ekonomi Mikro. Makalah ini saya buat berdasarkan tiga buku referensi pertama buku Pengantar Ekonomi Mikro ditulis oleh N. Gregory Mankiw, Euston Quah dan Peter Wilson, buku kedua Pengantar Teori Ekonomi ditulis oleh Agus Tri Basuki dan Nano Prawoto dan buku ketiga Pengantar Teori Ekonomi Mikro ditulis oleh Sadono Sukirno,.
Biaya produksi sangat penting dalam kegiatan produksi karena dalam aplikasinya para produsen dapat mententukan berapa biaya yang diperlukan untuk memproduksi suatu barang dengan begitu si produsen dapat memperhitungkan berapa biay yang keluar dan berapa pendapatan yang dapat ia raih hasil dari kegiatan produksinya.
Makalah ini bertujuan memberikan pengenalan dasar tentang biaya produksi dimana disini akan dibahas apa itu pengertian biaya produksi, unsur-unsur biaya produksi, fungsi produksi, berbagai ukuran biaya, biaya jangka pendek dan jangka panjang, dan skala ekonomis dan skala disekonomis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ahmad Ma’ruf, yang bersedia membimbing dalam penulisan makalah biaya produksi ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan, jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini saya mohon maaf kepada para pembaca, mohon kritik dan saran yang dapat memotovasi kami dalam perbaikan makalah ini, sehingga kesalahan yang sama tidak terulang kembali
Daftar Isi
Kata Pengantar...1
Pendahuluan...III
Pembahasan...1
Penutupan...29
Daftar pustaka...30
A. Latar belakang
Dalam perkembangan kegiatan ekonomi sekarang semakin banyak usaha kecil dan menengah yang muncul, tidak lagi sebuah perusahaan besar yang memperkerjakan banyak karyawan dan menghasilkan pendapatan yang bermilyar-milyar dan area produksi yang berhektar-hektar. Sekarang banyak pengusaha baru yang berjuang menghasilkan produk berkualitas tetapi dengan skala produksi yang kecil, dan karyawan yang tidak terlalu banyak. Kebanyakan dari mereka belum mengetahui bagaimana cara berproduksi dan menghitung biaya yang diperlukan untuk berproduksi dan menghitung laba yang dapat kita raih. Sehingga kami menulis makalah ini untuk mempermudah para pengusaha baru untuk menentukan berapa biaya produksi yang mereka perlukan dan berapa laba yang dapat ia raih dalam melakukan produksi tersebut.
B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan berbagai macam biaya yang ada dan diperlukan dalam produksi
2. Menjelaskan apa yang dimaksud skala ekonomis dan skala disekonomis
C. Tujuan penulisan
1. Agar mengetahui biaya yang diperlukan dalam kegiatan produksi 2. Dan mengetahui apa itu skala ekonomis dan skala disekonomis
Apakah yang dimaksud biaya produksi
Pendahul
uan
III
Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Untuk menghasilkan barang atau jasa maka yang diperlukan faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha.
Semua faktor-faktor produksi yang dipakai merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang. Input yang digunakan untuk memproduksi output tersebut disebut biaya oportunis. Biaya oportunis adalah biaya suatu faktor produksi yang memiliki nilai maksimum yang menghasilkan output dalam suatu penggunaan alternatif.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut :
1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi 2. Bahan-bahan pembantu
3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur 4. Penyusutan peralatan produksi
5. Uang modal, sewa
6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan 8. pajak
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang tidak berubah dengan berubahnya produksi dan sering disebut juga biaya prasarana atau biaya yang tak terhindarkan seperti dalam usaha kopi maka yang diperlukan adalah mesin penghalus kopi. Biaya variabel (variable cost) adalah seluruh biaya yang berubah secara langsung mengikuti perubahan produk bila produk naik maka produk biaya variabel akan mengikutinya dan juga sebaliknya.
Kita mulai pembahasan di shofi nugget, pemilik thary k putry dan nanda erwand tersebut membeli daging ayam, tepung roti, penguat rasa dan bahan-bahan lain dan juga membeli peralatan seperti oven, kulkas, tempat penggorengan dan
lain-lain. Mereka juga memperkerjakan beberapa karyawan untuk membantu produksi nugget, sehingga dapat dijual kekonsumen dan menghasilkan laba. Dengan memeriksa permsalahan bisnis yang dijalankan oleh thary dan nanda kita dapat mempelajari beberapa hal mengenai biaya-biaya yang ada didalam perusahaan.
Pendapatan total, biaya total, dan keuntungan
Untuk mengeahui keputusan apa yang akan dibuat oleh perusahaan, kita harus mengetahui dulu atas dasar apa sipemilik mendirikan perusahaan tersebut. Kemungkinan thary dan nanda memang menyukai nugget sehingga mereka mendirikan perusahaan tersebut atau mungkin karena banyak orang yang menyukai nuuget, sehingga mereka melirik ini sebagai peluang usaha yang menguntungkan. Para ekonom biasanya berasumsi bahwa tujuan perusahaan adalh memaksimalkan keuntungan.
Keuntungan perusahaan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dalam penjualan produksinya atau yang disebut pendapatan total (total revenue). Jumlah uang yang perusahaan harus keluarkan untuk membeli bahan-bahan nugget disebut biaya total (total cost). Thary dan nanda memperoleh pendapatan yang lebih besar dari ongkos produksi atau yang disebut keuntungan (profit) cara menghitung menghitung keuntungan yakni
Keuntungan = pendapatan total-biaya total
Tujuan thary dan nanda adalah untuk membuat keuntungan perusahaannya sebesar mungkin, untuk tahu bagaimana perusahaan memaksimalkan keuntungannya, kita harus sepenuhnya mempertimbangkan bagaimana mengukur pendapatan dan biaya totalnya.
Biaya sebagai biaya kesempatan
Ingatlah bahwa biaya kesempatan dari suatu barang mengacu pada seluruh hal yang harus diberikan untuk memperoleh sebuah benda, mereka memasukan seluruh biaya kesempatan untuk produksi barang dan jasa. Biaya kesempatan produksi kadang-kadang tidak terlalu jelas antara biaya eksplisit dan biaya implisit, biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan dan biaya bahan yang memerlukan pengeluaran uang dari perusahaan dan pembayaranya berupa uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan, seperti thary dan nanda mengeluarkan uang sebesar dalam sekali produksi Rp 300.000 untuk membeli daging ayam, tepung, penguat rasa, tepung roti dll sehingga uang tersebut tidak dapat ia gunakan untuk keperluan lainnya.
Sedangkan biaya implisit adalah biaya-biaya bahan yang tidak memerlukan pengeluaran uang perusahaan atau bisa juga dikatakan taksiran biaya atas faktor produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan dan ikut digunakan dalam proses produksi, seperti ketika thary bekerja sebagai broker dengan pendapatan sebesar Rp 500.000 per jam kerja sebagai broker, tetapi thary memilih tetap menjalankan usaha nuggetnya sehungga ia melepaskan pemasukan Rp 500.000 per jam kerja sebagai broker, dan pemasukan yang hilang ini juga merupakan bagian dari biayanya.
Perbedaan antara ekonom dan akuntan adalah dari cara mereka memandang kedua biaya ini, para ekonom tertarik mempelajari bagaimana suatu perusahaan mengambil keputusan atas dasar kedua biaya ini dan ekonom akan memasukannya ketika menghitung biaya-biaya perusahaan. Berbeda dengan akuntan mereka hanya mengukur biaya-biaya eksplisitnya saja, dan mengabaikan biaya implisitnya karena mereka hanya bertugas melacak arus keuangan yang masuk dan keluar dari perusahaan.
Biaya modal sebagai biaya kesempatan
Biaya implisit yang penting dalam setiap bisnis adalah biaya kesempatan dari modal finansial yang telah diinvestasikan ke dalam bisnis tersebut, bayangkan jika thary membeli sebuah mesin penggiling daging besar dengan harga Rp 3.000.000, tapi jika thary mendepositokan uang tersebut di bank dengan bunga 1 persen perbulan berarti thary akan mendapat uang sebesar Rp 360.000 pertahun. Oleh karena itu, untuk mendapatkan mesin penggiling tersebut, thary telah merelakan pendapatan bunga Rp 360.000 dan ini adalah termasuk biaya kesempatan implisit.
Keuntungan ekonomi versus keuntungan akuntansi
Karena ekonom dan akuntan mengukur biaya dengan cara berbeda,mereka juga mengukur keuntungan dengan cara yang berbeda pula. Seorang ekonom mengukur keuntungan ekonomis (economic profit) sebagai pendapatan total perusahaan dikurangi seluruh biaya kesempatan dalam memproduksi barang dan jasa yang dijual. Seorang mengukur keuntungan akuntansi (accounting profit) perusahaan sebagai pendapatan total hanya dikurangi dengan biaya eksplisit.
PRODUKSI DAN BIAYA
Perusahaan-perusahaan menentukan biaya-biaya ketika mereka membeli bahan untuk memproduksi barang dan jasa yang mereka membeli bahan untuk memproduksi barang dan jasa yang mereka rencanakan untuk dijual. Penggambaran keputusan-keptusan produksi yang thary dan nanda hadapi dalam jangka pendek. Kita akan memeriksa hubungan antara biaya dan rentang waktu yang lebih disini
Fungsi produksi
Dari gambar diatas dapat ditunjukan jumlah nugget yang diproduksi di pabrik thary dan nanda perjam tergantung dari jumlah pekerjanya, ketika ada satu pekerja nuggget yang yang dapat diproduksi sebesar 40 buah perjamnya, dan jika ada dua pekerja dapat memproduksi 70 buah nugget perjamnya dan seterusnya. Hubungan antara jumlah input (pekerja) dan jumlah output/hasil produksi nugget disebut faktor produksi (production function).
dari orang rasional berpikir dengan konsep marginal merupakan kunci daro pemahaman keputusan yang dibuat oleh perusahaan mengenai berapa banyak pekerja untuk dikontrak dan berapa banyak barang yang akan diproduksi, untuk menentukan langkag dikolom ketiga. Produk marginal (marginal product) dari setiap input dalam proses produksi adalah kenaikan dalam jumlah barang yang diproduksi dari satu tambahan unit input tersebut, ketika pekerja bertambah dari 1 menjadi 2 maka produksi nungget naik dari 40 ke 70 nugget
Sehingga produk marjinal pekerja kedua adalah 30 nugget. Dan begitu juga ketika jumlah pekerja ditmbah dari 3 ke 4 pekerja jumlah produksi nugget yng dihasilkan bertambah dari 90 ke 100 nugget berarti produk marginal pekerja ke empat adalah 10 nugget.
Penurunan produk marginal dimana properti dimana produk marginal input mnurun ditandai dengan jumlah input meningkat, seperti pekerja kedua memiliki produk marginal 30 nugget dan pekerja ketiga memiliki produk marginal 20 nugget ini disebabkan jika pekerja semakin bertambah mereka harus berbagi peralatan dan pekerja dalam kondisi yang padat sehingga mengurangi efisiensi dalam bekerja. Kesimpulannya dalam setiap pekerja tambahan berkontribusi lebih sedikit pada produksi kue.
1 40 40 Rp 300.000 Rp 15.000 Rp 315.000
2 70 30 Rp 300.000 Rp 30.000 Rp 330.000
3 90 20 Rp 300.000 RP 45.000 Rp 345.000
4 100 10 Rp 300.000 RP 60.000 Rp 360.000
5 105 5 Rp 300.000 Rp 75.000 Rp 375.000
Penurunan produk marginal yang telihat dari grafik, kurva fungsi produksi, menyatakan perubahan dalam produksi nuggget shofi untuk setiap pekerja tambahan. Yakni, kemiringan fungsi produksi mengukur produk marginal pekerja ketika jumlah pekerja naik, produk marginal turun dan fungsi menjadi datar
Object 3
Dari fungsi produksi ke kurva biaya total
Dalam contoh ini, biaya pabrik thary dan nanda adalah Rp 300.000 per produksi, dan biaya pekerja Rp 15.000 per harinya. Jika dia memperkerjakan 1 orang maka biaya totalnya Rp 315.000 dan jika dia memperkerjakan 2 orang maka biaya totalnya sebesar Rp 330.000. Dengan informasi diatas, tabel sekarang menunjukan bagaimana jumlah pekeja yang thary dan nanda pekerjakan dengan jumlah nugget yang dihasilkan. Kurva biaya total adalh kurva yang menggambarkan jumlah barang yang diproduksi pada sumbu horizontal dan biaya total pada sumbu vertikal. Kurva biaya total akan semakin tajam ketika jumlah barang yang diproduksi naik. Perubahan-perubahan ini muncul dengan alasanyang sama, ketika dapur penuh oleh para pekerja, produksi nugget tambahan memerlukan banyak tambahan pekerja yang menyebabkan biaya yang sangat besar. Dengan demikian, ketik jumlah yang diproduksi besar maka kurva biaya total cukup tajam.
Jumlah pekerja
Object 5
Biaya produksi tetap dan biaya produksi variabel dalam jangka pendek
Biaya produksi jangka pendek yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Dalam hubungannya dengan tujuan biaya :
a. Biaya langsung (direct cost) merupakan biaya-biaya yang dapat diindentifikasikan secara langsung pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu, seperti biaya keprluan bahan bakar mesin diesel dan biaya listrik untuk pengoprasian mesin
b. Biaya tidak langsung (indirect cost) merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diindentifikasikan secara langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu seperti biaya fasilitas yang memperlancar proses produksi diperusahaan seperti pendingin diruangan produksi agar karyawan tidak kepanasan saat bekerja.
Dalam hubungannya dengan perubahan volume Biaya total
a. Biaya tetap total (total fixed cost) adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak berproduksi, seperti gaji karyawan, pembelian mesin-mesin, sewa gedung dan lain-lain
FC=TC-VC TC= biaya total FC= biaya tetap VC= biaya variabel
b. Biaya variabel total (total variabel cost) adalah biaya yang dikelurakan apabila berproduksi dan besarnya dikeluarkan apabila berproduksi dan besar kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Semakin banyak barang yang tergantung pada banyak sedikitnya barang yang diproduksi. Semakin banyak barang yang diproduksi biaya variabel semakin besar juga
VC=TC-FC
c. Biaya total (total cost) merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikelurakan perusahaan yang tediri dari biaya tetap dan biaya variabel.biaya total adalah jumalh dari biaya tetap dan biaya variabel TC=FC+VC
d. Biaya tetap rata-rata (average fixed cost) adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah barang yang dihasilkan. AFC=FC/Q
e. Biaya variabel rata-rata (average variabel cost) adalah biaya variabel satuan unit produksi AVC=VC/Q
Biaya rata-rata (average cost) adalah biaya keseluruhan untuk menghasilkan suatu output tertentu dibagi dengan jumlah unit produk yang dihasilkan atau merupakan biaya per unit produksi. Biaya rata dapat dibedakan atas biaya total rata (ATC), biaya tetap rata-rata (AFC) dan biaya variabel rata-rata-rata-rata (AVC).
ATC= TC
f. Biaya marginal (marginal cost) adalah kenaikan biaya produksi yang dikelurakan untuk menambah produksi satu unit, rumus yang digunakan untuk menghitung biaya marginal :
MCn= ∆ TC
∆ Q
Biaya produksi jangka panjang
Ketika perusahaan produksi nugget thary dan nanda semakin menguntungkan, mereka berdua berencana untuk membuat schedule dalam produksi nugget mereka dimasa yang akan datang, sehingga mereka berdua dapat memperhitungkan biaya produksi dan pendapatan yang mereka berdua dapat raih dimasa yang akan datang,
Mereka menggambarakan schedule biaya produksi dalam jangka pajang (BPJP) seperti berikut.
Dengan biaya total pertama sebesar Rp 500.000 mereka merencanakan dapat menghasilkan nugget sebanyak 350 nugget, dan dengan biaya total kedua sebesar 750.000 mereka merencanakan dapat membuat 600 nugget dan dengan biaya total ketiga sebesar 1000.000 mereka berencana menghasilkan 850 nugget. Dengan mempertemukan pasanagan biaya total dan output yang direncanakan maka kita dapat gambarkan garis OABC, garis inilah yang disebut schedule biaya produksi dalam jangka panjang . jadi shedule biaya produksi dan output yang dapat dihasilkan sepanjang garis perluasan produksi.
350 600 850 0
200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000
BPJP SHOFI NUGGET
Column2
Berbagai ukuran biaya
Dari data biaya total perusahaan-perusahaan, kita dapat memperoleh beberapa ukuran biaya yang akan berhubungan ketika kita menganalisis keputusan produksi dan penetapan harga.
Tabel ini akan menyajikan data-data dari biaya total dari kopi arabika mandailingnatal, yang dimiliki alex aditya parapat kopi yang dapat disajikan dalam satu jam berkisar antara 0 sampai 10 bungkus perjamnya dengan berat 1 bungkus sekitar 1 kilogram kolom kedua mnunjukan biaya total produksi kopi arabika mandailingnatal.
Jumlah produksi bungkus (per jam)
Biaya total Biaya tetap Biaya variabel
TC=FC+VC FC VC AFC=FC/Q AVC=
VC/Q
ATC= TC/Q
MC=
∆ TC/∆ Q
0 Rp 200.000 Rp 200.000
1 Rp 300.000 Rp 200.000 Rp 100.000 Rp 200.000 Rp 100.000 Rp 300.000 Rp 100.000
2 Rp 370.000 Rp 200.000 Rp 170.000 Rp 100.000 Rp 85.000 Rp 185.000 Rp 70.000
3 Rp 410.000 Rp 200.000 Rp 210.000 Rp 66.666,67 Rp 70.000 Rp 136.666,6 Rp 40.000
4 Rp 430.000 Rp 200.000 Rp 230.000 Rp 50.000 Rp 57.500 Rp 107.500 Rp 20.000
5 Rp 480.000 Rp 200.000 Rp 280.000 Rp 40.000 Rp 56.000 Rp 96.000 Rp 50.000
6 Rp 620.000 Rp 200.000 Rp 420.000 Rp 33.333,34 Rp 70.000 Rp 103.333,3 Rp 140.000
Biaya tetap dan biaya variabel
Biaya total alex dapat dibagi menjadi dua tipe biaya. Beberapa biaya dinamakan dengan biaya tetap (fixed cost), tidak berubah, berapa jumlah baranga yang diproduksi tapi tidak akan akurat jika perusahaan tidak memproduksi apa-apa, seperti membayar solar untuk mesin penghalus kopi menjadi bubuk, bagaimana pun juga biaya ini sama saja dengan memproduksi kopi alex. Beberapa biaya perusahaan dinamakan dengan biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang berubah jika terjadi perubahan terjadi perubahan jumlah produksi, seperti semakin banyak alex membuat kopi maka semakin banyak pula plastik pembungkus yang diperlukan untuk membungkus kopi. Kesimpulannya jika alex memperkerjakan banyak pekerja untuk membuat banyak kopi upah dari pekerja adalah biaya variabel. Kolom keempat menunjukan biaya variabel alex. Biaya variabel adalah 0 jika ia tidak memproduksi, Rp 100.000 jika ia memproduksi 1 bungkus kopi, Rp 170.000 jika ia memproduksi 2 bungkus kopi dan seterusnya.
0 1 2 3 4 5 6 Rp0
Rp100,000 Rp200,000 Rp300,000 Rp400,000 Rp500,000 Rp600,000 Rp700,000
kurva biaya total kopi arabika mandailingnatal
Column2
Biaya rata-rata dan biaya marginal
Untuk menemukan biaya unit barang yang diproduksi, kita akan membagi biaya-biaya perusahaan dengan jumlah barang yang diproduksi. Biaya total dibagi jumlah output, karena biaya total hanya merupakan jumlah biaya tetap dan variabel, biaya total rata dapat didefinisikan sebagai jumlah biaya tetap rata-rata dan biaya variabel rata-rata-rata-rata. Biaya tetap rata-rata-rata-rata. Biaya tetap rata-rata-rata-rata (average fixed cost) adalah biaya tetap dibagi jumlah output dan biaya variabel rata-rata (average variable cost) adalah biaya variabel dibagi jumlah output.
Walaupun biaya total rata-rata menunjukan pada kita biaya pembuatan barang, hal itu tidak dapat menunjukan kepada kita berapa banyak biaya total akan berubah ketika perusahaan mengubah tingkat produksinya dikolom terakhir ada biaya marginal (margainal cost) adalah kenaikan biaya total yang muncul dari unit produksi tambahan. Contoh jika alex menaikan produksi dari 2 ke 3 bungkus kopi, biaya total naik dari Rp 370.000 ke Rp 410.000 sehingga biaya marginal kopi ketiga adalah Rp 40.000
Biaya total rata-rata=biaya total/jumlah
dan
biaya marginal=perubahan biaya total/perubahan jumlah
Biaya total rata-rata menunjukan kepada kita biaya pembuatan satu unit barang jika biaya totalnya dibagi sama rata dengan seluruh unit yang diproduksi. Biaya marginal menunjukan kepada kita kenaikan biaya total yang naik dari produksi barang tambahan.
Kurva biaya dan bentuk-bentuknya
Kita menemukan grafik permintaan dan penawaran yang berguna menganalisis pasar perilaku pasar kita akan menemukan grafik biaya rata-rata dan marginal yang berguna ketikamenganalisis perilaku-perilaku perusahaan. Grafik tersebut menunjukan empat kurva, antara lain biaya total rata-rata (average total cost ATC), biaya tetap rata-rata (average fixed cost AFC), biaya variabel rata-rata (AVC average variable cost), dan biaya marginal (marginal cost MC).
bekerja penuh sesak dan peralatan yang digunakan terbatas. Oleh karena itu ketika kopi yang diproduksi mencapai titik tertinggi, produk marginal pekerja tambahan rendah, sedangkan biaya marginal kopi tambah besar.
Kurva biaya total rata-rata berbentuk U, kurva biaya total rata-rata kopi arabika mandailing natal berbentuk huruf U. Biaya total rata-rata adalah jumlah biaya tetap rata-rata dan biaya variabel rata-rata. Biaya tetap rata-rata selalu ketika produksi naik karena biaya tetap semakin tersebar ke banyak unit. Biaya variabel rata ketika produksi naik karena penurunan produk marginal. Biaya total rata-rata menggambarkan, baik bentuk-bentuk biaya tetap rata-rata-rata-rata maupun biaya variabel rata-rata. Seperti gamabar yang ditunjukan grafik, pada level produksi yang sangat rendah seperti 1 dan 2 bungkus per jam, biaya total rata-rata tinggi karena biaya total tersebar hanya pada beberapa barang produksi. Biaya total rata-rata dan turun ketika barang produksi naik hingga mencapai 6 bungkus kopi per
AFC AVC
MC
ATC
jam, biaya total rata-rata mulai naik kembali karena biaya variabel rata-rata naik.
0 1 2 3 4 5 6 0
50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000
KURVA BIAYA RATA-RTA DAN KURVA BIAYA MARGINAL KOPI ARABIKA MANDAILINGNATAL
AFC AVC ATC MC
HUBUNGAN BIAYA ANTARA BIAYA MARGINAL dan BIAYA TOTAL RATA-RATA
rat-rat, biaya total rata-rata naik. Biaya total rata-rata seperti halnya indeks prestasi kumulatif. Biaya marginal seperti mata kuliah yang akan diambil selanjutnya yang anda akan ambil jika indeks prestasi kumulatif anda kurang dari indeks prestasi kumulatif anda maka indeks prestasi kumulatif anda akan turun. Jika indeks prestasi kumulatif anda maka indeks prestasi kumulatif anda akan naik. Perhitungan biaya rata dan biaya mrginal sama dengan perhitungan nilai rata-rata dan nilai marginal. Hubungan antara biay total rata-rata-rata-rata dan biaya marginal ini memiliki akibat yang wajar terjadi, kurva biaya marginal bersilang dengan kurva biaya total rata-rata pada titk minimumnya. Titik persilangan ini adalah titik minimum biaya total rata-rata.
Kurva biaya bakso ikan tuna jovi, mengalami kenaikan produk marginal sebelum khilangan produk marginal sehingga memiliki kurva biaya dengan bentuk yang ada didalam tabel, grafik A menunjukan bagaimana biaya total (TC) bergantung pada jumlah barang yang diproduksi (output). Dan grafik B menunjukan bagaimana biaya total rata-rata (ATC), biaya tetap rata-rata (AFC), biaya variabel rata-rata (AVC),dan biaya marginal(MC) bergantung pada jumlah barang yang diproduksi. Kurva-kurva ini diperoleh dari pembuatan grafik dengan data dari tabel. Perhatikan bahwa biaya marginal dan biaya variabel rata-rata turun sebelum mulai naik.
Jumlah produksi
bakso (per jam)
Biaya total Biaya tetap Biaya variabel
Q TC=FC+VC FC VC AFC=FC/Q AVC=
VC/Q
ATC= TC/Q
MC=
∆ TC/∆ Q
1 Rp 350.000 Rp 200.000 Rp 150.000 Rp 200.000 Rp 150.000 Rp 350.000 Rp 150.000
2 Rp 420.000 Rp 200.000 Rp 220.000 Rp 100.000 Rp 110.000 Rp 210.000 Rp 70.000
3 Rp 450.000 Rp 200.000 Rp 250.000 Rp 66.666,67 Rp 22.222,2 Rp 150.000 Rp 30.000
4 Rp 480.000 Rp 200.000 Rp 280.000 Rp 50.000 Rp 70.000 Rp 120.000 Rp 30.000
5 Rp 520.000 Rp 200.000 Rp 320.000 Rp 40.000 Rp 64.000 Rp 104.000 Rp 40.000
0 1 2 3 4 5
0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000
kurva biaya total
Column2
16
17
0 1 2 3 4 5
KURVA BIAYA RATA-RATA DAN MARGINAL
AFC AVC ATC MC
Hubungan antara biaya terkenal total dan biaya marginal ini memiliki akibat yang wajar terjadi : kurva biaya marginal biaya total rata-rata pada titik minimumnya. Untuk alasan yang sudah kita bahas, biaya total rata-rata harus mulai naik pada tingkat produksi ini. Oleh kareana itu, titik persilangan,poin biaya total rata-rata minimum ini memainkan peranan penting dalam analisis perusahaan yang kompetitif.
Kurva-kurva biaya yang umum
membagi tugas dan bekerja lebih produktif dibandingkan satu pekerja. Sehingga jika ada usaha atau perusahaan semacam itu akan mengalami kenaikan produk marginal sementara. Sebelum terjadinya kehilangan produk marginal.
Pada gambar diatas dijelaskan jika menunjukan data biaya untuk usaha bakso ikan tuna jovi pada panel atau gambar pertama, biaya total (TC-Total cost) bergantung pada jumlah barang yang diproduksi sedangkan pada gambar kedua menunjukan biaya total rata-rata (ATC-average total cost), biaya tetap rata-rata (AFC-average fixed cost), biaya variabel rata-rata (AVC-average variabel cost) dan biaya marginal (marginal cost)
Walaupun ada perbedaan-perbedaan dari contoh sebelumnya, kurva yang bakso ikan jovi, membagia tiga properti yang paling penting untuk diingat sebagai berikut:
1. Biaya marginal biasanya naik seiring dengan jumlah hasil produksi 2. Kurva biaya total rata-rata berbentuk huruf U
3. Kurva biaya marginal bersilangan dengan kurva biaya total rata-rata pada titik biaya total rata-rata minimum
Biaya-biaya jangka pendek dan jangka panjang adalah diamana Biaya perusahaan mungkin bergantung pada rentang waktu pemeriksaanya
Hubungan antara biaya total rata-rata jangka pendek dan jangka panjang
Bagi banyak perusahaan, pembagian biaya-biaya toatal antara biaya tetap dan biaya variabel bergantung pada rentan waktu, contoh sebuah toko bakso ikan tuna jovi mendapatkan banyak permintaan sewaktu musim penghujan, karena bertambahnya porsi bakso ikan tuna yang harus diproduksi maka pemilik usaha haruslah menambah jumlah karyawan untuk memenuhi permintaan tersebut.
ATC jangka pendek
Skala ekonomis
Skala hasil tetap
Skala disekonomis
ATC jangka pendek dengan Pabrik besar
ATC jangka pendek dengan Pabrik kecil
ATC jangka pendek dengan Pabrik medium
Biaya total rata-rata
Jumlah bakso perhari
Rp 300.000
Rp 200.000
180 120
Oleh karena itu, biaya pembuatan bakso ini adalah biaya tetap dengan jangka pendek. Sebaliknya, selama periode beberapa tahun pabrik sinar dunia dapat memperbesar ukuran pabriknya, membangun pabrik baru atau menutup pabrik lamanya. Oleh karena itu, biaya pabriknya adalah biaya variabel dalam jangka panjang.
Grafik diatas menunjukan bagaimana hubungan biaya-biaya jangka panjang dan dan jangka pendek kurva biaya total rata-rata jangka panjang berbentuk “U” yang lebih datar dibandingkan dengan kurva biaya total rata-rata jangka pendek. Lalu kenapa semua kurva jangka pendek berada diatas kurva jangka ? hal ini muncul karena fleksibelitas yang lebih besar pada rentang jangka panjang. Intinya dalam periode jangka panjang perusahaan harus memiliki jangka pendek mana yang akan digunakan. Namun dalam periode jangka pendek, perusahaan harus mengggunakan kurva jangka pendek manapun yang dipilihnya.
Gambar diatas menunjukan jika perubahan dalam produksi mengubah biaya-biaya pada rentang waktu yang berbeda. Ketika sinar dunia menigkatkan produksi dari 120 ke 180 bakso per hari, tidak ada pilihan jangka pendek selain menggunakan jasa lebih banyak dari pabrik berukuran mediumnya. Karena penurunan produk marginal, biaya total rata-rata naik dari Rp 200.000 ke Rp 300.000 per hari. Namun dalam jangka panjang bakso ikan tuna jovi dapat memperluas baik ukuran toko maupun memperbanyak pekerja dan biaya total rata-rata kembali sebesar Rp 200.000. Jadi berapa lama waktu yang diperlukan waktu yang diperlukan oleh pemilik usaha untuk mencapaitujuan jangka panjang ? itu tergantung dari seberapa besar produksi barang atau jasa dari perusahaan tersebut semakin besar permintaan konsumen maka semakin cepat pula perusahaan dapat membuat fasilitas baru untuk mempercepat proses produksi seperti perusahaan jepang membangun tempat perakitan di indonesia agar lebih cepat memenuhi permintaan konsumen di indonesia. Oleh karena itu,tidak ada jawaban tunggal mengenai berapa lama waktu yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyesuaikan fasilitas produknya.
Elastisitas biaya
Elastisitas biaya, εc mengukur persentase perubahan biaya total (TC) yang disebabkan oleh sutu persen perubahan output. Secara aljabar elastisitas biaya tersebut :
εc=persentase perubahan biayatotal(TC)
Persenatase perubahanoutput(Q)
Hubungan antara elastisitas biaya dengan returns to scale adalah sebagai berikut :
Jika Maka Returns to scale
Persentase ATC ¿ persentase Q
εc<1 Increasing
Persentase ATC ¿ persentase Q εc=1 Constant
Persentase ATC ¿ persentase Q εc>1 Decreasing
Pada elastisitas biaya lebih kecil satu ( εc<1 ), biaya akan meningkat lebih lambat daripada output. Jika harga-haraga input tidak berubah (konstan), maka εc<1 tersebut secara tidak langsung menunjukan rasio input dan output yang lebih tinggi dan keadaan increasing returns to scale εc=1 , maka proporsi kenaikan output dan biaya besarnya sama dan menunjukan constant return to scale. Jika εc>1 , maka kenaikan output akan menyebabkan kenaikan biaya lebih besar, ini menunjukan keadaan decreasing returns to scale. Pengetahuna tambahan mengenai skala produksi yang ekonomis dan hubungan antara biaya jangka panjang dan jangka pendek bisa diperoleh melalui penelahaan kurva biaya rata-rata jangka panjang atau long-run average cost (LRAC).
Ukuran perusahaan dan pabrik
Fungsi produksi dan biaya terdapat baik pada tingkat pabrik secara individual, perusahaan-perusahaan dengan pabrik (mulitplant firm), maupun pada tingkat perusahaan secara keseluruhan. Fungsi biaya sebuah perusahaan dengan beberapa pabrik merupakan penjumlahan fungsi biaya dari pabrik-pabrik secara indvidual. perusahaan-perusahaan dengan beberapa pabrik (multiplant firm) lebih
lebih efesien daripada perusahaan-perusahaan dengan satu pabrik. Kasus-kasus seperti terjadi disebabkan oleh ekonomisnya biaya pengoprasian berbagai pabrik.
c. Kemungkinan ketiga, adalah biaya mula-mula menurun dan kemudian menarik, disini mula-mula terjadi ecomics of scale, kemudian biaya koordinasi menjadi lebih besar daripada manfaat yang bisa diperoleh.
Skala ekonomis dan skala disekonomis
Ketika biaya total rata-rata jangka panjang menurun ketika hasil produksi naik dapat dikatakan sebagai skala ekonomi (economies of scale) adalah ciri-ciri dimana biaya total jangka panjang menurun seiring meningktanya jumlah output. Ketika biaya total rata-rata jangka panjang naik ketika hasil produksi juga naik hal ini dapat dikatakan skala diekonomis (dieconomies of scale) adalah ciri-ciri di mana biaya total rata-rata jangka panjang meningkat seiring meningkatnya jumlah output. Dan ketika biaya total rata-rata jangka panjang tidak berbeda dengan level produksi hal ini disebut sebagai skala hasil tetap (constant returns to scale) adalah ciri-ciri dimana biaya total rata-rata jangka panjang tetap meskipun jumlah output berubah
Apa penyebab munculnya skala ekonomis dan skala disekonomis ? skala ekonomis sering naik karena tingkat produksi yang lebih tinggi memungkinkan spesialisasi diantara para pekerja, yang membuat masing-masing pekerja menjadi lebih baik pad tugas yang diberikan. Seperti perusahaan Navatani persada yang memproduksi kayu lapis di kalimantan, memerlukan jumlah tenaga kerja yang besar, tapi jika memproduksi jumlah kayu lapis yag rendah , navatani tidak akan menggunakan pendekatan keuntungan ini dan akan memiliki biaya total rata-rata yang lebih tinggi. Skala disekonomis dapat naik karena maslah koordinasi yang ada dalam setiap organisasi besar, semakin banyak jumlah kayu lapis yang dihasilkan navatani, semakin besar rentang tim manajemen, dan semakin tidak efektif manajer menjaga biaya pada posisi rendah.
Analisis ini menunjukan mengapa kurva biaya total rata-rata jangka panjang sering berbentuk huruf “U”. Pada tingkat produksi rendah, perusahaan memperoleh keuntungan dari ukuran yang meningkat karena
perusahaan dapat mengambil keuntungan dari spesialisasi yang lebih besar lagi. Sementara itu, masalah kordinasi belum muncul. Sebaliknya, pada tingkat produksi tinggi, keuntungan spesialisasi baru saja terealisasi, dan masalah koordinasi menjadi lebih parah pada perusaahan yang tumbuh menjadi lebih besar. Oleh karena itu biaya total rata-rata turun pada tingkat produksi yang rendah menyebabkan biaya produksi rata-rata menjadi semakin rendah. Produksi yang semakin tinggi menyebabkan perusahaanmenambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan memproduksi bertambah efesien.dibawah ini diuraikan beberapa faktor yang menimbulakan skala ekonomi:
a. Spesialisasi faktor-faktor produksi dalam perusahaan yang kecil ukurannya para pekerja harus menjalankan beberapa tugas. Oleh sebab itu mereka tidak dapat mencapai keterampilan yang tinggi didalam mengerjakan pekerjaan tertentu. Setiap pekerja diharuskan diharuskan melakukan suatu pekerjaan tertentu saja, dan ini menambah keterampilan mereka. Produktivitas mereka bertambah tinggi dan akan menurunkan biaya per unit.
b. Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lain, setiap perusahaan membeli bahan mentah, mesin-mesin, dan berbagai jenis peralatan untuk melakukan kegiatan memproduksi. Harga bahan-bahan tersebut akan menjadi bertambah murah apabila pembelian bertambah banyak. Makin tinggi produksi, makin banyak bahan-bahan mentah dan peralatan produksi yang digunakan. Keadaan ini menyebabkan biaya perunit akan menjadi semakin rendah
proses produksi. Kegiatan yang baru ini akan menurunkan biaya perunit dari keseluruhan operasi perusahaan
d. Mendorong perkembangan usaha lain, jika suatu perusahaan telah menjadi sangat besar, timbul permintaan yang cukup ekonomis untuk mengembangakan kegiatan di bidang usaha lain yang menghasilkan barang atau fasilitas yang dibutuhkan perusahaan yang besar tersebut, disampaing perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa kepada perusahaan yang besar tersebut akan berkembang. Berbagai perkembangan ini akan mengurang biaya perunit
Disekonomi perluasan skala produksi
Dalam suatu kegiatan proses produksi, dimana kekuatan ekonomisasi perluasan skala produksi tidak begitu besar maka ada kecendrungan terjadi disekonomisasi perluasan skala produksi yang lebih cepat.
Gambar A menggambarkan kurva LRAC untuk suatu perusahaan dimana terjadi disekonomisasii perluasan skala produksi yang relatif cepat kurva LRAC mulai menaik pada produksi yang terlalu cepat. Gambar B merupakan kasus sebaliknya dari kasus A dimana kekuatan ekonomisasi perluasan skala produksi cukup besar, kurva LRAC baru mulai menaik pada tingkat hasil produksi yang lebih besar, naiknya ongkos produksi rata-rata perunit baru mulai terjadi pada tingkat produksi ynag lebih besar. Pada gamabar C disekonomisasi baru terjadi apabila produsen memproduksi barang dalam jumlah besar
Dalam kenyataanya keuntungan maksimum hanya dapat kita raih dengan biaya pengorbanan yang besar pula, artrinya semakin banyak kita mengorbankan uang untuk membeli bahan baku atau membayar pekerja unutk meningkatkan produksi kita maka semakin banyak keuntungan yang kita raih. Karena untuk memenuhi besarnya permintaan dari masyarakat perusahaan harus meningkatkan produksi agar permintaan tersebut dapat terpenuhi, sehingga perusahaan tak segan untuk membeli bahan baku lebih banyak dan memperkerjakan lebih banyak pekerja untuk memenuhi tuntunan para konsumen. Seperti perusahaan Toyota dari Jepang membangun perusahaan perakitan baru di Indonesia untuk mobil inova, padahal membangun pabrik baru jauh lebih mahal dan dana yang dikeluarkan tidak sedikit, tapi untuk memenuhi permintaan konsumen dan memikirkan efesiensi biaya dalam dalam produksi dan distribusi hasil produksi maka Toyota tak segan membangunperusahaan baru. Contoh :
Prasetya eka nugraha, adalah pemilik rumah makan khas Banjar yang ada di Jogja dengan nama rumah makan kedai Banjar nugraha, usaha ini dia rintis karena melihat banyak mahasiswa kalsel yang sulit mendapatkan makanan khas Banjar, sehingga dia berinisiatif untuk memenuhi permintaan dari mahasisiwa kalsel tersebut, sekarang usahanya telah berjalan sekitar dua tahun, harga satu porsi soto Banjar adalah Rp 11.000 dan biaya produksi satu porsi soto Banjar adalah Rp 6.500 untuk membuktikan jika keuntungan maksimum terjadi pada jarak pendaptan total (total return) dan biaya total (total cost) terbesar.
Q TR TC π
8 Rp 88.000 Rp 52.000 Rp 36.000
9 Rp 99.000 Rp 58.500 Rp 40.500
10 Rp 110.000 Rp 65.000 Rp 45.000
11 Rp 121.000 Rp 71.500 Rp 49.500
12 Rp 132.000 Rp 78.000 Rp 54.000
13 Rp 143.000 Rp 84.500 Rp 58.500
14 Rp 154.000 Rp 91.000 Rp 63.000
15 Rp 147.000 Rp 120.000 Rp 67.500
KEUNTUNGAN MAKSIMUM KEDAI BANJAR NUGRAHA
Dalam perjalanan seorang wirausaha selalu terlibat dengan proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa, didalamnya selalu ada biaya yang harus dikorbankan untuk memproduksi barang dan jasa tersebut. Dengan pengorbanan yang dilakukan oleh wirausaha tersebut mereka berasumsi akan mendapatkan uang yang lebih banyak dari biaya produksi sehingga mereka akan mendapatkan laba, untuk itulah kenapa biaya produksi merupakan unsur penting dalam proses produksi karena didalamnya kita dapat menghitung-hitung berapa biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa tersebut dan berapa laba ynag dapat kita raih dari produksi barang tersebut.
Saran
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah kita dapat dengan mudah memahami biaya produksidan dilengkapi dengan contoh-contoh yang mudah dipahami. untuk masyarakat karena, seperti yang sudah saya sampaikan biaya produksi merupakan unsur penting dalam produksi sehingga penguasaan terhadap materi tersebut haruslah mendalam bagi seorang wirausaha. Jika para wirausaha tidak menguasai materi ini maka akan sangat sulit dalam menjalankan proses produksinya nanti.
Daftar Pustaka
Sukirno, Sadono, 2003, Pengantar Teori Mikronomi. Jakarta: Raja Grafindo
Basuki, tri agus dan Nano, Prawoto, Pengantar Teori Ekonomi. Yogyakarta: Mitra Pustaka Nuranai