• Tidak ada hasil yang ditemukan

Biaya Produksi dan BEP

N/A
N/A
Wily Andani

Academic year: 2025

Membagikan "Biaya Produksi dan BEP"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BIAYA PRODUKSI DAN TITIK IMPAS

Manajemen Produksi Semester IV

Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra 2025

(2)

BIAYA

Semua beban finansial yang harus ditanggung oleh produsen untuk menghasilkan barang dan jasa agar siap digunakan oleh konsumen.

Definisi Biaya

Beban finansial yang ditanggung produsen

Tujuan

Menghasilkan barang dan jasa

Hasil Akhir

Produk siap digunakan konsumen

(3)

JENIS BIAYA

Biaya Langsung dan Biaya Tidak

Langsung

Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit

Biaya Kesempatan dan Biaya Historis

Biaya Incremental / Relevan Biaya Variabel dan Biaya Tetap

(4)

Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung

Biaya Langsung

Biaya Langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk tiap unit output yang dihasilkan.

Contohnya : biaya untuk membeli bahan baku dan biaya tenaga kerja yang langsung menangani produksi.

Biaya Tidak Langsung

Biaya Tidak Langsung (overhead cost) adalah biaya yang

dikeluarkan tetapi tidak bisa dihitung untuk tiap unit produk yang dihasilkan karena adanya unsur-unsur biaya

penggunaan fasilitas bersama.

(5)

Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit

Biaya Eksplisit

Biaya Eksplisit dalah biaya yang harus dikeluarkan dalam satu proses produksi.

Contoh : biaya untuk membeli bahan baku untuk produksi

Biaya Implisit

Biaya Implisit adalah biaya yang tidak tampak, misal tenaga, waktu dan lain-lain yang seharusnya dapat digunakan pada proses produksi lain.

(6)

Biaya Kesempatan dan Biaya Historis

Biaya Kesempatan

Biaya Kesempatan atau biaya Ekonomi (Oportunities Cost) adalah biaya yang diperhitungkan ketika faktor produksi digunakan dalam proses produksi.

Akibat faktor produksi sudah digunakan untuk

menghasilkan suatu barang, maka ada kesempatan yang hilang untuk menghasilkan barang lain.

Biaya Historis

Biaya Historis adalah biaya yang dikeluarkan ketika input tersebut dibeli.

(7)

Biaya Variabel dan Biaya Tetap

Biaya Variabel

Biaya Variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang dihasilkan.

Misalnya biaya material untuk menghasilkan suatu produk.

Biaya Tetap

Biaya Tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk yang dihasilkan.

Misal biaya penyusutan mesin.

Biaya penyusutan ini tidak tergantung apakah mesin

digunakan pada kapasitas penuh, setengah kapasitas atau bahkan tidak digunakan, biaya tetap harus dikeluarkan sebesar penyusutan yang ditetapkan per tahunnya.

(8)

Biaya Incremental (Relevan)

Keputusan Bisnis

Tindakan yang diambil manajemen

Biaya Incremental

Biaya yang timbul akibat keputusan

Pengukuran

Diukur dengan perubahan biaya total

(9)

Analisis Biaya Produksi

Analisis Biaya Produksi Jangka Pendek

studi mengenai biaya yang dikeluarkan dalam jangka waktu di mana sebagian faktor produksi dianggap tetap, sementara faktor produksi lainnya dapat berubah.

Dalam jangka pendek, perusahaan tidak dapat mengubah semua faktor produksi, seperti kapasitas pabrik atau

mesin, namun dapat mengubah jumlah tenaga kerja,

bahan baku, dan sebagainya untuk menyesuaikan dengan perubahan produksi.

Analisis Biaya Produksi Jangka Panjang

Dalam analisis Jangka Panjang, semua biaya merupakan biaya variabel. Baik gedung maupun mesin, dapat

berubah jumlahnya sehingga biaya yang ditimbulkannya merupakan biaya variabel.

(10)

Konsep-konsep biaya Analisis Jangka Pendek

Biaya Tetap

Tidak tergantung jumlah produksi

Biaya Variabel

Berubah sesuai jumlah produksi

Biaya Total

Jumlah biaya tetap dan variabel

Biaya Marginal

Tambahan biaya per unit tambahan

(11)

Biaya Tetap (Fixed Cost)

Gedung

Biaya sewa atau

depresiasi gedung

Mesin

Biaya

penyusutan mesin

produksi

Gaji Tetap

Gaji karyawan tetap

perusahaan

Utilitas Dasar

Biaya listrik dan air

minimum

Biaya yang tidak tergantung terhadap banyak sedikitnya produk yang dihasilkan.

(12)

Biaya Variabel (Variabel Cost)

Definisi

Biaya yang tergantung terhadap banyak sedikitnya produk yang dihasilkan.

Karakteristik

Semakin tinggi Q, semakin besar VC

Contoh

Bahan baku, upah pekerja produksi, energi untuk produksi

(13)

Biaya Total

TC

Biaya Total

Total seluruh biaya produksi

TFC

Total Fixed Cost

Jumlah seluruh biaya tetap

TVC

Total Variable Cost

Jumlah seluruh biaya variabel

Biaya Total adalah biaya tetap ditambah biaya variabel TC = TFC + TVC

(14)

Biaya Marginal (MC)

Definisi

Tambahan biaya yang harus ditanggung akibat menambah satu unit produksi.

Rumus

MC = ∆TC/∆Q atau MC = d(TC)/dQ

Karakteristik

Dalam jangka pendek, tidak termasuk dalam perhitungan marjin.

(15)

Penerimaan Marginal dan Laba Maksimum

Penerimaan Marginal (MR)

Penerimaan tambahan akibat menambah satu unit produksi. MR = dTR/dQ

Laba maksimum

Perusahaan memaksimalkan laba akan memproduksi output saat harga outputnya sama dengan biaya marjinal (P=MC), sehingga MR = MC

(16)

TR – TC = ∏

TR = Total Revenue = P Q TC = Total Cost ∏ = Profit

P = Harga Q = Jumlah output

Keuntungan/Profit

(17)

Skala Ekonomis dan Disekonomis

Economic of scale

Turunnya biaya rata-rata jangka panjang sebagai akibat diperluasnya skala produksi. Turunnya biaya ini mungkin disebabkan oleh pembagian kerja yang semakin baik, harga input lebih murah atau ongkos promosi.

Diseconomic of scale

Naiknya biaya rata-rata jangka panjang sebagai akibat diperluasnya skala produksi. Naiknya biaya ini mungkin disebabkan oleh keterbatasan manajerial pimpinan atau harga input naik.

(18)

Pengertian Analisis Titik Impas (Break Even Point / BEP)

Dalam rangka memproduksi atau menghasilkan suatu produk, baik brang maupun jasa, perusahaan terkadang perlu terlebih dulu merencanakan berapa besar laba yang ingin diperoleh.

Artinya dalam hal ini besar laba merupakan prioritas yang harus dicapai perusahaan, disamping hal-hal lainnya.

Agar perolehan labih mudah ditentukan, salah satu caranya adalah perusahaan harus mengetahui terlebih dulu berapa titik impasnya. Artinya perusahaan beroperaso pada jumlah produksi atau penjualan tertentu sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun keuntungan.

Analisis titik impas atau analisis pulang pokok atau dikenal dengan nama analisis Break Even Point (BEP) merupakan salah satu analisis keuangan yang sangat penting dalam perencanaan keuangan perusahaan.

Analisis titik impas sering disebut analisis perencanaan laba (profit planning). Analisis ini biasanya lebih sering

digunakan apabila perusahaan ingin mengeluarkan suatu produk baru. Artinya dalam memproduksi produk baru tentu berkaitan dengan maslah biaya yang harus dikeluarkan, kemudian penentuan harga jual serta jumlah

barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual kekonsumen.

(19)

Pengertian Analisis Titik Impas (Break Even Point / BEP)

Analisis BEP digunakan untuk mengetahui pada titik berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya. Atau

perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak laba dan tidak rugi, atau laba sama dengan nol. Melalui titik BEP, kita akan dapat mengetahui bagaimana hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume

kegiatan (penjualan atau produksi). Oleh karena itu, analisis ini juga sering disebut dengan nama cost profit volume analysis.

Analisis BEP juga memberikan pedoman tentang berapa jumlah produk minimal, yang harus diproduksi atau dijual. Tujuannya adalah agar perusahaan mampu memperoleh keuntungan yang maksimal. Artinya dengan memproduksi sejumlah barang dengan kapasitas produksi yang dimilikinya, perusahaan akan tahu batas minimal yang harus dijual dan keuntungan maksimal yang diperoleh apabila diproduksi secara penuh.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa arti analisis BEP adalah suatu keadaan di mana perusahaan

beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula menderita kerugian. Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Lebih lanjut harus

dijual agar kita memperoleh keuntungan, baik dalam volume penjualan dalam unit maupun rupiah.

(20)

Tujuan Analisis Titik Impas / BEP

1 Mendesain

spesifikasi produk

Menentukan harga jual persatuan

Menentukan jumlah produksi atau

penjualan minimal agar tidak

mengalami kerugian Memaksimalkan jumlah produksi Merencanakan laba yang diinginkan

Penggunaan analisis BEP memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :

(21)

Kelemahan Analisis BEP

1 Perlu asumsi

Terutama mengenai hubungan antara biaya dengan

pendapatan

2 Bersifat statis

Artinya analisis ini hanya

digunakan pada titik tertentu, bukan pada suatu periode tertentu.

3 Tidak untuk

keputusan akhir

Analisis BEP hanya baik

digunakan jika ada penentuan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan.

4 Tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik

Artinya jika aliran kas telah ditentukan melebihi aliran kas yang harus dikeluarkan, proyek dapat diterima dan hal-hal lainnya dianggap sama.

5 Kurang memperhatikan resiko

Misalnya kenaikan harga bahan baku selama masa penjualan.

(22)

Asumsi Analisis BEP

Biaya

Dalam analisis BEP, hanya digunakan dua macam biaya, yaitu fixed cost dan variable cost. Oleh karena itu, kita harus

memisahkan dulu komponen antara biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap merupakan biaya yang secara total tidak mengalami perubahan, walaupun ada perubahan volume produksi atau penjualan (dalam batas tertentu).

Biaya variabel (Variable Cost)

Biaya variable merupakan biaya yang secara total berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi atau penjualan.

Harga Jual

Harga jual maksudnya dalam analisis ini hanya digunakan untuk satu macam harga jual atau harga barang yang dijual atau

diproduksi.

(23)

Rumus yang Digunakan

Berikut beberapa model rumus yang dapat digunakan dalam analisis BEP :

1. Dengan rumus Matematik a. analisis titik BEP dalam unit

BEP = FC/(P · VC)

keterangan :

BEP = Break Even Point

• FC = Fixed Cost

• VC = Variabel Cost

• P = Price per unit S = sales volume

b. analisis titik BEP dalam rupiah

BEP = FC/(1 - VC/S)

(24)

Contoh Kasus BEP

Diketahui :

PT. Sungailiat memiliki usaha di bidang alat sprayer manual dengan data sebagai berikut :

Data Perusahaan

1. Kapasitas produksi yang mampu dipakai adalah 100.000 unit.

2. Harga jual persatuan diperkirakan Rp. 5000,- unit 3. Total biaya tetap sebesar Rp. 150.000.000,- dan total

biaya variabel sebesar Rp.250.000.000,-

Perincian Biaya Fixed Cost

• Overhead Pabrik: Rp. 60.000.000,-

• Biaya disribusi: Rp. 65.000.000,-

• Biaya administrasi dan umum: Rp. 25.000.000,-

• Total biaya tetap: Rp.150.000.000,- Variable Cost

• Biaya bahan langsung: Rp. 70.000.000,-

• Biaya tenaga kerja langsung: Rp. 85.000.000,-

• Overhead pabrik: Rp. 20.000.000,-

• Biaya distribusi: Rp. 45.000.000,-

• Biaya administrasi dan umum: Rp. 30.000.000,-

• Total biaya variabel: Rp.250.000.000,-

(25)

Perhitungan BEP

Untuk mencari BEP dalam unit adalah sebagai berikut :

BEP unit = Rp.150.000.000,/(Rp.5000,00 - Rp.2500,-) = 60.000 unit kemudian, mencari BEP dalam rupiah adalah sebagai berikut :

BEP rapid = Rp. 150.000.000,/(1 - Rp. 250.000.000,/Rp. 500.000.000,) = Rp. 300.000.000, -1

Cara lain dapat dilakukan untuk membuktikan kedua hasil tersebut dengan : BEP = Unit BEP x harga jual unit BEP = 60.000 unit x Rp.5000 = Rp.300.000.000,-

Q (unit) TR FC VC TC Laba/Rugi

10.000 50.000.000 150.000.000 25.000.000 175.000.000 (125.000.000)

20.000 100.000.000 150.000.000 50.000.000 200.000.000 (100.000.000)

30.000 150.000.000 150.000.000 75.000.000 225.000.000 ( 75.000.000)

40.000 200.000.000 150.000.000 100.000.000 250.000.000 ( 50.000.000)

50.000 250.000.000 150.000.000 125.000.000 275.000.000 ( 25.000.000)

60.000 300.000.000 150.000.000 150.000.000 300.000.000 0

70.000 350.000.000 150.000.000 175.000.000 325.000.000 25.000.000

80.000 400.000.000 150.000.000 200.000.000 350.000.000 50.000.000

90.000 450.000.000 150.000.000 225.000.000 375.000.000 75.000.000

100.000 500.000.000 150.000.000 250.000.000 400.000.000 100.000.000

(26)
(27)

Penentuan Harga Jual Minimal

Suatu perusahaan pasti selalu menetapkan keuntungan yang diinginkan atau profit margin lebih dulu sebelum kegiatan dijalankan. Oleh karena itu, sebelumnya perlu ditetapkan penjualan minimal yang harus dicapai sehingga keuntungan yang telah ditargetkan dapat dicapai sehingga. Bila tidak, kita sulit untuk melihat berapa penjualan yang dicapai.

Contoh :

Kegiatan PT Yumiko pada tahun 2007 mengalami titik impas pada penjualan (S) sebesar Rp.300.000.000,- biaya teteap (FC) yang dikeluarkan Rp.120.000.000 diperkirakan penjualan harus ditetapkan untuk memperoleh keuntungan per tahun. Untuk tahun 2008 perusahaan menetapkan keuntungan sebesar Rp.50.000.000,-

Pertanyaan :

Berapa penjualan minimal yang harus ditetapkan ? Jawab :

Seperti diketahui bahwa dalam keadaan BEP, besarnya biaya total sama dengan penjualan atau : Sales = VC + FC

VC = Sales · F C Jadi dari soal di atas :

VC = 300.000.000 – 120.000.000 = 180.000.000

Selanjutnya, terlebih dulu cari Rasio Variabel Cost (RVC) :

RVC = (Rp · 180.000 ,0000, -)/(p · · γoo , αoo ,α αoo) ≥ 100 = 60 ,%, Rp.300.000.000,-

Sales minimal adalah sebagai berikut :

Sales Minimum = (FC + Keuntungan)/(1 - VC/S)

Sales Minimum = (Rp.120.000 .000 + Rp.50.000._000)/(1 - 180.000.00 \ 0/300.000.00 \ 0)

Sales Minimum = (Rp. 120.000 · 000 + Rp. 50.000. ; 000)/(1 - 6/10) = Rp. ; 425.000. 00 ; 000 = Rs. ; °C. ; °C.

jadi untuk memperoleh keuntungan sebesar Rp. 50.000.000,- diperlukan penjualan Rp. 425.000.0000,-.

Referensi

Dokumen terkait

akan berubah sesuai dengan proporsi perubahan aktivitas. Total biaya variabel akan bertambah apabila volume produksi bertambah; 2) Biaya tetap (fixed cost) ,

aktivitas); (2) biaya tetap (=biaya yang bersifat konstan dalam jangka pendek meskipun volume aktivitas berubah); (3) biaya campuran (=satu biaya yang terdiri dari biaya tetap dan

berubah walaupun jumlah produksi mengalami perubahan (naik atau turun). Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari banyak sedikitnya output

- Biaya berubah total (Total Variabel Cost/TVC) yaitu keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam faktor produksi dan bersifat Variabel atau dapat berubah – ubah

Teori Produksi jangka pendek/ satu faktor berubah adalah teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat produksi suatu barang dengan

FC = biaya tetap, yaitu merupakan biaya produksi yang jumlahnya tetap dan tidak terpengaruh dengan jumlah produk yang diproduksi oleh perusahaan. VC = biaya variabel,

Jumlah total biaya variabel berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan (relevant range). Biaya tetap bersifat konstan secara total dalam

BIAYA VARIABEL Biaya variabel adalah biaya yang bila dikaitkan dengan volume secara per unit akan selalu tetap meskipun volume produksi berubah-ubah,akan tetapi secara total biaya